OLEH:
GUNTUR FEBRIANTO
170102050294
BANJARMASIN
2020 M/ 1441 H
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Fokus Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 8
D. Signifikasi Teoritis ............................................................ 8
E. Definisi Operasional .......................................................... 10
F. Penelitian Terdahulu .......................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
instansi dapat dilihat dari sasaran penyaluran zakat. Seperti firman Allah SWT...
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. at-
bahwa yang dimaksud jalan Allah ialah kemaslahatan umum kaum Muslim yang
dikemukakan Michael Stanton adalah salah satu rukun Islam, yakni zakat, yang
jelas termasuk pada kategori kedua. Mereka yang membantu pendidikan secara
Para ulama fikih mengatakan, bahwa istilah sedekah searti dengan zakat.
yang sangat luas, mencakup sedekah wajib dan sedekah sunah. Sedekah wajib
adalah infak dan zakat." Ini berarti sedekah juga diberikan kepada ashnaf yang
3
Dalam kaitan ini apabila dilihat dari kegunaan sedekah, maka sedekah dapat
sebagai media untuk orang lain mengetahui sesuatu yang baru tidak terkecuali di
dalam dunia pendidikan informasi dan komunikasi yang baik sangat di perlukan
kemana biaya pendidikan itu, yaitu melalui penyaluran informasi dan komunikasi
yang baik ke seluruh elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan tersebut, maka
disini di perlukan pengelolaan informasi dan komunikasi dengan baik dan benar
pendidikan di sekolah itu menjadi hal penting karena tidak dapat dupungkiri
masyrakat atau orang tua peserta didik adalah elemen atau bagian yang mendapat
1
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016) h. 284-286
4
apalagi dalam pembiayaan pendidikan masyarakat atau orang tua peserta didik
juga ikut andil atau ada pembiayaan pendidikan yang juga bersal dari masyarakat
atau orang tua peserta didik oleh karena itu sebaiknya segala sesuatu dan juga
digunakan untuk apa lalu diinformasikan dan dikomunikasikan kepada orang tua
berbagai prasangka tidak baik ke pihak sekolah dan dapat menimbulkan protes
berlebihan dari masyarakat atau orang tua peseta didik. Karena jika semua dapat
diinformasikan dan dikomunikasikan kepada orang tua peserta didik dengan baik
dan mereka mengerti dan dapat memahaminya apa maksud dari sekolah
mengadakan pungutan tentu tidak akan tejadi kesalahpahaman antara orang tua
siswa dan pihak sekolah dalam garis besarnya pungutan tersebut memang
Informasi adalah data yang sudah diolah ke dalam bentuk tertentu sesu"
manajemen.2
2
Zulkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama 2005) h. 300
5
dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting
komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat,
proses (process), hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak
disebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi 3 hal yakni biaya satuan pendidikan,
dari setiap turunan biaya pendidikan tersebut. Meski demikian, setiap turunan
bersumber dari masyarakat. Hal ini memungkinkaan peluang adanya tarikan atau
3
Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi,
Penerjamah: Maria Natalia Damayanti Maer, (Jakarta: Salemba Humanika 2008)
h. 6
4
M. Hasbullah, Kebijakan Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada
2014) h. 31
6
pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai
pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya, bantuan dari pihak asing
pembiayaan pendidikan dapat bersumber dari pemerintah dan juga dari orang tua
peserta didik atau masyarakat artinya sekolah berhak melakukan pungutan dari
dikomunikasikan kepada orang tua peserta didik atau masyarakat untuk apa
5
Sujari Rahmanto, Manajemen Pembiayaan Sekolah, (Lampung: Gree
Publishing 2019) h. 5
7
Muhtadin diareal Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin oleh Pemda Kalsel,
telah disediakan sebidang tanah yang terletak diareal Masjid Raya Sabilal
Muhtadin seperti terlihat jelas dalam maket Masjid Raya Sabilal Muhtadin
semua, didirikan pertama kali TK Islam tahun 1987 kemudian SD Islam tahun
1988 disusul SMP Islam tahun 1992 dan SMA Islam Sabilal Muhtadin tahun
1999.
Banjarmasin yang saya ketahui yaitu, biaya pendaftaran Rp 250 ribu, infak
gedung Rp 8 juta, biaya bulanan Rp 600 ribu dan pada waktu jam makan siang
peserta didik tidak pulang untuk makan dirumah, tetapi meraka memakan
makanan yang disediakan oleh kantin sekolah. Biaya sekolah yang dibayar tiap
bulannya sudah ditambah dengan biaya uang makan untuk satu bulan.
B. Fokus Masalah
Muhtadin Banjarmasin?
masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Muhtadin Banjarmasin.
atau masyarakat.
D. Signifikansi Teoritis
2. Bagi pembaca atau peneliti lain, sebegai penambah wawasan dan ilmu
dapat digunakan sebagaimana mestinya dan dapat dijadikan sebagai salah satu
pembiayaan pendidikan.
10
E. Definisi Operasional
1. Manajemen
penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
2. Informasi
merupakan sumber daya sehingga perlu dikelola dan proses ini disebut
manajemen data. Manajemen data adalah bagian dari manajemen sumber daya
informasi yang mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa sumber daya
data organisasi akurat, mutakhir, aman dari gangguan dan tersedia bagi pemakai.
3. Komunikasi
instansi).
11
4. Pembiayaan Pendidikan
pungutan dari peserta dididk atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuia
pendididkan di luar peserta didik atau orang tua/walinya, bantuan dari pihak
F. Penelitian Terdahulu
Batang”.
penulis buat memang sedikit berbeda tetapi masih mempunyai hubungan yang
BAB II
LANDASAN TEORI
terdiri dari komponen yang berkaitan. Dan mempunyai bidang bersifat Mikro
yaitu dalam Satuan pendidikan sampai pada bidang Makro yaitu Nasional, terdiri
dari berbagai sumber pendidikan, struktur alokasi dan prosedur alokasi. Selain itu
6
Sujari Rahmanto, Manajemen Pembiayaan Sekolah, (Yogyakarta: CV.
Gree Publishing 2019) h. 5
14
pendidikan. Oleh karena itu, perspektif dalam ilmu manajemen juga berpengaruh
suatu kepastian bahwa pendanaan pendidikan yang memadahi akan berhasil pula
Maka sangat perlu untuk mengerti berbagai permasalahan yang ada dan
solusinya.8
Pasal 54 ayat 1 dan 2: Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran
7
Ibid, h. 6
8
Ibid, h. 4
15
dari sponsor dan perusahaan serta biaya pendidikan yang bersumber dari lembaga
maka tidak dapat dihindari adanya tata kelola pembiayaan yang baik dalam
sederhana adalah sejumlah nilai uang yang dibelanjakan atau jasa pelayanan yang
diserahkan siswa.10
9
Sonedi, Zulfa Jamalie dan Majeri, Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Bersumber dari Masyarakat, Vol. 9 No. 1 2017 h.26-27
10
Masditou, Manajemen Pembiayaan Pembiayaan Pendidikan Menuju
Pendidikan yang Bermutu, Jurnal ANSIRU PAI Vol. 1 No. 2. Juli-Des 2017 h.
124
16
sekolah.
daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan
sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
pemerintah, (b) penerimaan pemerintah khusus pendidikan, (c) iuran sekolah, dan
11
Ibid, h. 127-128
12
Ibid, h. 130
17
tersebut.
masalah biaya (transaksi, dokumen, buku, daftar serta laporan), antara lain untuk
sekolah karena bagaimanapun sekolah adalah bagian dari masyarakat secara luas.
13
Nasir Usman dan Murniati, Pengantar Manajemen Pendidikan, (Banten,
An1mage, 2019) h. 58-61
14
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2002) h.
132
18
2. Manajemen pembiayaan
ekonomi pendidikan. hal ini sejalan dengan pendapat Elchanan Cohn yang
tingkat perencanaan sampai pada pengukuran biaya yang efisien dalam proses
pembiayaan dalam arti luas yaitu suatu kebijakan dalam pengadaan keuangan
maupun lembaga.
19
sumber-sumber pendanaan.15
menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan.
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk mengetahui apa saja yang
sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
15
Eca Gesang Mentari, dkk, Manajemen Pengembangan Pendidkikan
Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri, 2020) h. 148
20
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20%
dari Anggaran Pendapatan Dan belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan
dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD). (2)
Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ( (APBN). (3) Dana pendidikan dari pemerintah
dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang brlaku. (4) Dana pendidikan
dari pemerintah kepada pemerintah daerah diberikan dalam bnetuk hibah sesuai
pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. (UU
Sisdiknas : 2003 ).
optimal. 16
pada saat tersebut dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi. Keputusan dapat
dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan
jika hal ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga tahap tersebut, begitu
seterusnya.17
16
Barna Subarna, Pendidikan Gratis Sekolah Menengah Pertama,
(Yogyakarta : Deepublish 2014) h. 149-153
17
Marimin, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk, (Jakarta: Grasindo) h. 15
22
mereka yang memerlukannya. Manajer adalah penyebar informasi dan juru bicara
dalam organisasinya.
bertikai.18
atau data dianalisis dalam kaitannya dengan masalah dengan sistem analisis yang
alternatif. Dinilai apa keuntungan dan kerugian setiap alternatif, melahirkan satu
keputusan.19
kualitas pengambilan keputusan itulah, data atau informasi yang baik harus bisa
diperoleh. Data yang baik akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
18
Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen,
Penerjamah: Chriswan Sungkono, Machmudin Eka P, Jakarta: Salemba Empat
2008) h. 153
19
Syafaruddin Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan,
(Jakarta: Grasindo) h. 70
23
keberadaan faktor yang lainnya seperti dinamika sosial politik, cara memprediksi,
atau iktikad baik untuk berusaha mengungkapkan apa yang senyatanya ada.20
Arsip dibutuhkan oleh setiap pegawai dan tidak terkecuali oleh pimpinan.
beberapa informasi kegiatan dan hasil kerja pada masa lampau. Hal ini untuk
sasaran, target ataupun wilayah sasaran tertentu yang lebih tepat dan optimal.
memberikan kontribusi yang besar bagi efektivitas dan efisiensi kerja pimpinan
organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan organisasi,
20
Purbayu Budi Santosa, Muliawan Hamdani, Statistika Deskriptif dalam
Bidang Ekonomi dan Niaga, (Semarang: Erlangga 2007) h. 192
21
Rumsari Hadi Sumarto, Lukas Dwiantara, Sekretaris Profesional,
(Yogyakarta: Kanisius 2000) h. 68
22
Suparjati, dkk, Tata Usaha dan Kearsipan, (Yogyakarta: Kanisius 2000)
h. 10
24
lembaga jadi informasi menjadi alternatif yang sangat memegang peranan penting
tersebut.
manajemen bisnis. Dalam kegiatan bisnis kita selalu dihadapkan pada berbagai
persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam setiap bisnis,
pula dalam dunia pendidikan. Agar seorang manajer atau kepala sekolah mampu
satu media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat
informasi. Dalam proses pengambilan keputusan yang baik peranan model dan
akurat informasinya mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia
bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan dan
25
handler), (c) pembagi sumber daya (resource allocator), dan (d) perunding
(negotiator).24
komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap
tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi
23
Maria Widyatuti, Analisa Kritis Laporan Keuangan, (Surabaya: CV.
Jakad Media Nusantara Surabaya 2017) h. 13
24
Muliana dkk, Pengantar Manajemen, (Medan: Yayasan Kita Menulis
2020) h. 11
26
2) RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
sekolah.
4) Memprioritaskan kebutuhan.
pengelola, dan skill para pejabat pengelola. Proses pengelola keuangan di sekolah
meliputi:
a. Perencanaan Anggaran.
e. Pertanggungjawaban.
Menurut Lipham (1985), ada empat fase penyusunan anggaran antara lain:
a. Merencanakan anggaran.
b. Mempersiapkan anggaran.
25
Saihudin, Manajemen Institusi Pendidikan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia 2018) h. 7-8
28
pemeliharaan buku, meja dan kursi penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan
guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada
setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa
lain:
b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang
sekolah.
4) Memprioritaskan kebutuhan.
dsb).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal yang
1) penerimaan;
2) penggunaan; dan
3) pertanggungjawaban.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran,
26
Cucun Sunaengsih, Buku Ajar Pengelola Pendidikan, (Sumedang: UPI
Sumedang Press 2017) h. 152-153
30
para kepala sekolah bersama semua pemegang peran di sekolah pada umumnya
1. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang
yang bersangkutan.
RAPBS yang telah disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
sejumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya dana yang diperlukan oleh sekolah
agar tujuan itu dapat dicapai telah dihitung secara cermat oleh setiap sekolah
melalui penyusunan RAPBS. Apabila jumlah dana yang diperlukan pada satu
tahun pelajaran dibagi dengan jumlah semua siswa kelas I, II, dan III di sekolah
itu, maka akan ditemukan Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah dana yang
diperlukan oleh setiap sekolah sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap sekolah
pun berbeda-beda. Oleh karena itu, SHPS pada masing-masing sekolah dengan
sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian, sebenarnya harus ada suatu
32
patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat dicapai secara
nasional.
sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyu- sunan RAPBS tersebut harus
melibatkan kepala sekolah, guru, komite se- kolah, staf TU dan komunitas
sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di
sekolah.
4. Memprioritaskan kebutuhan.
pengembangan sekolah.
dilakukan setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan
orang tua siswa, maka dana tersebut akan diper- tanggungjawabkan oleh kepala
sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari
27
Kompri, Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori
untuk Praktik Profesional, (Jakarta: Kencana 2017) h. 160-162
34
menentukan arah akan kemana ilmu komunikasi di Indonesia yang tengah subur
dibinanya akan kehilangan arah, baik dari segi konteks, subtansi, maupun filosofi
bahan renungan untuk kita semua yang bekerja di bidang pendidikan dalam
semua orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut mengetahui untuk apa saja
28
Farid Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan
Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Kencana 2011) h. 38
35
dengan para guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal,
fungsional, dan diagonal. Koordinasi dapat juga dilakukan secara internal dan
29
Sri Marmoah, Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan
Praktek, (Yogyakarta: CV Budi Utama 2018) h. 82-83
36
masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan
sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja
depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu
dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa
jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa
saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa
terhadap sekolah.
pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat
dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan
dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.
Sekolah sebagai penerima uang yang lengkap mencatat berbagai sumber dana
beserta jumlahnya, dan distribusi penggunaannya secara rinci. Kalau ada beban
pajak yang harus dikeluarkan juga harus disetor sesuai aturan yang berlaku.30
30
Budi Budaya, Manajemen Pembiayaan Pendididkan Pada Sekolah
Dasar yang Efektif, Jurnal Ilmiah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.
18, No. 1, h. 55-56
37
sampai sejauh mana orang-orang akan diukur dan diberi suatu kesempatan untuk
kemajuan organisasi.31
1. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
31
Inten Nurmalasari, Zamzam Lukmanul Jamil dan Ara Hidayat,
Pengelolaan Pembiayaan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Bandung,
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juni 2019, h. 9
38
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya
segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling
7. Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk
berbagai bentuk:
1. Partisipasi finansial
2. Partisipasi material
kegiatan belajar agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
3. Partisipasi evaluatif
umpan balik dan penilaian terhadap kinerja lembaga pendidikan. Selain itu,
dalam penyusunan kurikulum bagi sekolah. Agar kurikulum itu sesuai dengan
kebutuhan siswa.32
32
Normina, Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan, Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan, Vol. 14, No. 26, Oktober 2016, h. 73-74
40
BAB III
METODE PENELITIAN
data yang ditemukan. Oleh karena berkaitan dengan masalah yang sedang
berlangsung, maka semua jenis penelitian itu pada dasarnya bersifat deskriptif,
(historical research). Kedua jenis penelitian ini memiliki kekhasan tersendiri baik
Penelitian kualitatif ini adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah
33
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur,
(Jakarta: Kencana 2013) h. 66
41
kualitatif dan disajikan secara naratif. Data kualitatif ini mencakup antara lain:
Oleh karena itu, untuk dapat mengumpulkan data kualitatif dengan baik,
peneliti harus tahu apa yang dicari, asal mulanya, dan hubungannya dengan
yang lain, yang tidak terlepas dari konteksnya. Justru karena itu, peneliti
kualitatif hendaklah:
34
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Jawa Barat: CV Jejak 2018) h. 8
42
simultan.
Semua itu harus dijangkau secara tuntas dan tepat, walaupun akan
B. Objek Penelitian
Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan
menyusun objek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu
berkaitan dengan apa itu objek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja
objek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan kriteria apa saja yang layak
dijadikan objek penelitian kita.36 Adapun objek penelitian dalam penelitian ini
pendidikan kepada masyarakat atau orang tua peserta didik di SD Islam Sabilal
Muhtadin Banjarmasin.
35
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan (Jakarta: Kencana 2014) h. 331
36
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas dan Studi Kasus, (Jawa Barat: CV Jejak 2017) h. 156
43
C. Lokasi Penelitian
kepada masyarakat atau orang tua peserta didik di SD Islam Sabilal Muhtadin
Banjarmasin yang beralamat di Komplek Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Jl. Jend.
Februari 1981 oleh Bapak Presiden Soeharto, tercetus keinginan atau gagasan
di areal Masjid Raya Sabilal Muhtadin, keinginan ini disampaikan dalam seminar
Pusat Pengembangan Pendidikan Islam yang diketuai oleh Prof. Dr. H.M. Bajuri
Ali, MA. Keinginan tersebut, kemudian ditindak lanjuti oleh Ketua Badan
Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, ketika itu dijabat oleh Ir.
H.M. Said yang kemudian kita ketahui beliau menjabat Gubernur Kalsel selama 2
Kegiatan Islam yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pusat Kegiatan
Islam Sabilal Muhtadin dibangun atas prakarsa para ulama, umara dan zuama
Kalimantan Selatan dan oleh karena itu sumber dana pembangunan berasal dari
Sabilal Muhtadin diareal Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin oleh Pemda
Kalsel, telah disediakan sebidang tanah yang terletak diareal Masjid Raya Sabilal
Muhtadin seperti terlihat jelas dalam maket Masjid Raya Sabilal Muhtadin
semua, didirikan pertama kali TK Islam tahun 1987 kemudian SD Islam tahun
1988 disusul SMP Islam tahun 1992 dan SMA Islam Sabilal Muhtadin tahun
1999.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tuturan dari kepala
pegawai di bagian administrasi keuangan yang kemudian direkam dan dicatat dari
hasil observasi dan juga data tertulis berupa dokumen atau arsip yang berada di
E. Informan Penelitian
45
2013:57).
sendiri.
narasumber.38
1. Kepala Sekolah
karena kepala sekolah adalah pemimpin tentunya peneliti ingin tahu bagaimana
37
Nur Sayidah, Metodologi Penelitian Disertai Dengan Contoh
Penerapannya Dalam Penelitian, (Sidoarjo: Zifatama Jawara 2018) h.143
38
Eko Sugiarto, Menyususn Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan
Tesis, (Yogyayakarta: Suaka Media 2015) h. 88-89
46
masyarakat atau orang tua peserta didik dan peneliti ingin mengetahui
a. Wawancara
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
47
wawancara.39
Pilih beberapa narasumber yang sesuai dengan topik yang kamu tentukan. Pilih
bervariasi dan seimbang. (3) Hubungi orang atau tokoh tersebut sebelum
melakukan wawancara serta gunakan bahasa yang santun. (4) Siapkan alat
bantu wawancara, seperti tape dan kaset untuk merekam. Siapkan pula buku
catatan dan pena meski kamu menggunakan alat perekam. (5) Susun daftar
yang kamu susun terkait dengan topik yang akan ditanyakan. Gunakan
pedoman pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. (6)
Berpakaianlah yang rapi dan sopan. (7) Bersikaplah sopan dan gunakan bahasa
yang santun. (8) Jangan menyela pembicaraan. Jika ingin meminta tambahan
kasih saat kamu mengakhiri wawancara. Sebagai contoh, Terima kasih banyak
atas informasi dan waktu yang Bapak/Ibu sediakan. Saya mohon pamit,
39
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana 2013) h. 18
40
Agus Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Esis, 2007) h. 21-22
48
sebagai penunjang agar informasi lebih akurat serta tidak kehilangan informasi
Muhtadin Banjamasin.
b. Observasi
untuk mendapatkan data yang akurat. Observasi adalah suatu cara untuk
41
Fahmi Gunawan, dkk, Senarai Penelitian Pendidikan, Hukum dan
Ekonomi di Sulawesi Tenggara, (Yogyakarta: CV Budi Utama 2018) h. 89-90
49
persis gambaran kambing yang hendak dibeli, jangan sampai terjadi ingin
yang pasti ada atau menjadi bagian penting dari binatang yang namanya
"kambing"; (misalnya kepala, badan, kaki, ekor, dan lain sebagainya). Jika
benda yang hendak diobservasi itu adalah "baju", maka variabel yang perlu
d. Gali pula subvariabel; terkadang suatu objek bukan hanya terdiri dari
satu variabel saja, tetapi ia terdiri dari sub-subvariabel; ibarat salah satu
kepala kambing itu pun ada mata, telinga, hidung, tanduk, dan bulu. Oleh
sebab itu, seorang observer yang baik tentu tidak cukup bila hanya
teristik yang ada pada variabel atau subvariabel. Dengan indikator yang
baik.42
c. Dokumentasi
sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Menurut Bugin (2008: 122) bahan
42
Susilo Rahardjo dan Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Nontes,
(Jakarta: Kencana 2013) h. 50-51
51
tape, mikrofilm, disc, compact disk, data di serverl flashdisk, data, yang
dipersiapkan yaitu: (a) Alat rekam pelaksanaan magang misalnya tape record,
lainnya.
proses dokumentasi maka yang harus dipersiapkan diantaranya alat tulis, buku
dipersiapkan yaitu: (a) Dokumen harian berisi aktivitas sehari hari terstruktur
akuntansi. (b) Surat pribadi berisi materi atau pernyataan analisis dengan syarat
mendapatkan ijin dari orang atau organisasi yang bersangkutan berupa surat
perikatan dengan klien (misalnya surat izin dari kampus untuk melakukan
43
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Jawa Barat: CV Jejak 2018) h. 153
52
keterlibatan resmi, yang biasanya berupa peraturan atau sistem akuntansi yang
(pendidikan) yang nantinya peneliti akan meminta izin untuk difotokopi atau
data triangulasi. Triangulasi data adalah pengecekan data dengan cara pengecekan
atau pemeriksaan ulang. Dalam istilah sehari-hari, triangulasi ini sama dengan cek
dan ricek. Teknik triangulasinya adalah pemeriksaan kembali data dengan dua
cara sesuai dengan yang akan dilakukan peneliti, yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi metode.
mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.
melakukan cek dan ricek. Jika pada awalnya peneliti menggunakan metode
44
Rosa Nikmatul Fajri, Perencanan, Pelaksanaan, Penulisan Laporan
Pemagangan, (Yogyakarta: Deepublish 2018) h. 6
53
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member
check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data. Sejalan dengan apa yang dikatakan
Sugiyono (2007: 276) tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.46
H. Analisis Data
Analisis Data Kualitatif. Data kualitatif adalah data lunak yang diperoleh
keberadaan data mentah yang dihasilkan pada waktu mengumpulkan data. Data
kejadian penting dari lapangan, anotasi atau catatan yang berisikan istilah-istilah
45
Helaluddin dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah
Tinjauan Teori dan Praktek, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffray 2019) h. 22
46
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Jawa Barat: CV Jejak 2018) h.228
54
di lapangan yang tidak dikenal oleh pembaca, memo dan refleksi penelitian, serta
dikumpulkan tidak sesuai dengan kerangka kerja. Karena itu, data dianalisis
Wardi Bachtiar, langkah- langkah reduksi data adalah inventarisasi data yang
reduksi ini terus dilakukan terhadap data berikutnya yang telah dihimpun
Tahap ini terus dilakukan mulai selesai penelitian lapangan sampai laporan
berakhir.
2. Display atau sajian data, yaitu cara merangkai data ke dalam suatu organisasi
diusulkan.
makna data. Masih menurut Wardi Bachtiar, langkah menarik kesimpulan dan
55
I. Langkah-langkah Penelitian
dilaksanakan, yakni:
1. Tahap Perencanaan
skripsi.
2. Tahap Persiapan
penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan
47
Nani Widiawati, Metodologi Penelitian Komunikasi dan Penyiaran
Islam, (Jawa Barat: Edu Publisher 2020) h. 219-224
56
c. Mengolah data.
d. Menganalisis data.
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belekang
Fokus Masalah
Tujuan Penelitian
Signifikasi Teoritis
Definisi Operasional
57
Penelitian Terdahulu
Objek Penelitian
Lokasi Penelitian
Informan Penelitian
Aanalisis Data
Langkah-langkah Penelitian
58
DAFTAR PUSTAKA
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat:
CV Jejak 2018)
Helaluddin dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori
dan Praktek, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffray 2019)
61
Farid Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan
Masa Depan, (Jakarta: Kencana 2011)