Makalah Biogas
Makalah Biogas
BIOGAS
Untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Lingkungan Hidup
Disusun oleh :
1. Abdul Latif
2. Apid Somantri
3. Dani Herdiyana
4. Linta Nurhasanah
5. Nina Maryana
6. Nuni Nurjanah
7. Susilawati
Kelas : XI-TKJ-1
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………..……….. i
Kata Pengantar ………………….…………......................….. ii
Daftar Isi ……………………………………………….... ….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………….… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….... 2
1.3 Tujuan …………………………………………….. 2
1.4 Manfaat ………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas …………………………………. 3
2.2 Proses Pencernaan Anaerob ………………………. 6
2.3 Teknologi Digester ………………………………... 10
2.4 Cara Pembuatan Biogas …………………………… 12
2.5 Manfaat Biogas ……………………………………. 18
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas ………………... 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………… 21
3.2 Saran ……………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya
kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh
limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran
hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan
pengolahan limbah tersebut kurang serius. Berbagai teknik pengolahan
limbah, baik cair maupun padat untuk menyisihkan bahan polutannya
yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan
hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan
suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan.
Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-
PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik
secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti
sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah
tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai
guna/manfaat.
1
yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat
pengolahan limbah.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian biogas.
2. Mengetahui kandungan biogas.
3. Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu, eceng gondok
dan kotoran.
4.` Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.
1.4 Manfaat
1. Untuk lingkungan, dengan pembuatan biogas, maka lingkungan
tidak menjadi rusak.
2. Untuk masyarakat, dapat meringankan beban karena biogas
merupakan alternatif bahan bakar yang lebih murah.
3. Untuk siswa, dapat digunakan sebagai pembelajaran tentang
pembuatan teknologi ramah lingkungan dan juga dapat melatih
jiwa kewirausahaan.
4. Untuk pemerintah, dengan adanya biogas, maka dapat mengurangi
berbagai macam permasalahan yang dihadapi terhadap kerusakan
lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand),
bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di banyak negara
berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar
digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian
karena emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan efek rumah
kaca dan mempengaruhi perubahan iklim global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga
memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan
BOD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik.
Bakteri caliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga
dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau
listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas
dengan sumber energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
Bahan Bakar Jumlah
Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas Kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Sumber : Departemen Petanian (2009)
Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol)
dan karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2,
dan H2S. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses
anaerobik yang terjadi. Pada literature lain komposisi biogas secara
umum ditampilkan dalam tabel berikut :
Komponen Presentase
Metana (CH4) 55 - 75%
Karbondioksida (CO2) 25 - 45%
Nitrogen (N2) 0 - 0,3%
Hidrogen (H2) 1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S) 0 - 3%
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5%
Tabel 1.2 Komposisi biogas secara umum
4
Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :
5
2.2 Proses Pencernaan Anaerob
Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor
biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri
metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri
ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan
organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah
tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan
yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi
yang terbatas.
Parameter Nilai
Temperatur
Mesofilik 35o C
Termofilik 54o C
pH 7-8
Alkalinitas 2500 mg/L Minimum
Waktu retensi 10-30 hari
Laju terjenuhkan 0.15-0.35 kg.VS/m3/hari
Hasil biogas 4.5-11 m3/kg.VS
Kandungan metana 60-70 %
Tabel 1.5 Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerob
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan
organik mudah larut dan pencernaan bahan organik kompleks
menjadi sederhana;
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang
terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan
sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini,
yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya
menjadi hidrogen sulfida.
6
Untuk lebih jelasnya proses pembentukan biogas dapat dilihat
pada diagram alir di bawah ini :
Selulosa
Glukosa
Metan
Metana + CO2
7
Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung
pada jenis bahan baku yang dipakai. Sebagai contoh komposisi biogas
dapat dilihat pada Table 1.6
8
kebutuhan pertumbuhannya dan hanya sedikit yang bereaksi dengan
karbon akibatnya gas yang dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika
C/N rendah, nitrogen akan dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk
amonia (NH 4) yang dapat meningkatkan pH. Jika pH lebih tinggi dari
8,5 akan menunjukkan pengaruh negatif pada populasi bakteri
metanogen. Kotoran ternak sapi mempunyai rasio C/N sekitar 24.
Hijauan seperti jerami atau serbuk gergaji mengandung persentase
karbon yang jauh lebih tinggi, dan bahan dapat dicampur untuk
mendapatkan rasio C/N yang diinginkan. Rasio C/N beberapa bahan
yang umum digunakan sebagai bahan baku biogas disajikan pada tabel
1.7
Bahan Rasio C/N
Kotoran bebek 8
Kotoran manusia 8
Kotoran ayam 10
Kotoran kambing 12
Kotoran babi 18
Kotoran domba 19
Kotoran sapi/kerbau 24
Tabel 1.7 Rasio karbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan baku
9
2.3 Teknologi Digester
Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak
dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik
wilayah, jenis, jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Secara umum
terdapat dua teknologi yang digunakan untuk memperoleh biogas.
Pertama, proses yang sangat umum yaitu fermentasi kotoran ternak
menggunakan digester yang didesain khusus dalam kondisi anaerob.
Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan menangkap
langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat
digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan
biogas ditampilkan pada gambar berikut.
10
3. Keuntungan lingkungan .
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida secara
signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99% sehingga
memperkecil kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari
siklus ulang proses
11
2.4 Cara Pembuatan Biogas
a. Kotoran ternak
1. Cara Pembuatan
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain
menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi
pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan
pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah
mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar
minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.
Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur
dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk
lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan.
Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka
agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester
terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur
kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak
1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH)
sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah
digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8
karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10
sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas
akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai
hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang
selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan
pemanfaatan biogas kotoran ternak
Untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas,
diperlukan beberapa syarat yang terkait dengan aspek teknis,
infrastruktur, manajemen dan sumber daya manusia. Bila faktor
tersebut dapat dipenuhi, maka pemanfaatan kotoran ternak menjadi
biogas sebagai penyediaan energi dipedesaan dapat berjalan dengan
optimal.
Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi
pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu : (Dede Sulaeman,
2009)
a. Ketersediaan ternak
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat
menjadi potensi bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas
dijalankan dengan memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak
yang dapat diproses menjadi biogas berasal dari ternak ruminansia
dan non ruminansia seperti sapi potong, sapi perah dan babi; serta
unggas.
Jenis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang
dihasilkannya. Untuk menjalankan biogas skala individual atau
rumah tangga diperlukan kotoran ternak dari 3 ekor sapi, atau 7 ekor
babi, atau 500 ekor ayam.
b. Kepemilikan Ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar
pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini
biogas kapasitas rumah tangga terkecil dapat dijalankan dengan
kotoran ternak yang berasal dari 3 ekor sapi atau 7 ekor babi atau 500
ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari jumlah tersebut, maka
dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar (berbahan
fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.
c. Pola Pemeliharaan Ternak
Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat
berfungsi optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila
ternak dipelihara dengan cara dikandangkan dibandingkan dengan
cara digembalakan.
13
d. Ketersediaan Lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar
kandang yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas.
Lahan yang dibutuhkan untuk membangun biogas skala terkecil
(skala rumah tangga) adalah 14 m2 (7m x 2m). Sedangkan skala
komunal terkecil membutuhkan lahan sebesar 40m2 (8m x 5m).
e. Tenaga Kerja
Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang
berasal dari peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingat
biogas dapat berfungsi optimal bila pengisian kotoran ke dalam
reaktor dilakukan dengan baik serta dilakukan perawatan
peralatannya.
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak
optimalnya biogas disebabkan karena: pertama, tidak adanya tenaga
kerja yang menangani unit tersebut; kedua, peternak/pengelola tidak
memiliki waktu untuk melakukan pengisian kotoran karena memiliki
pekerjaan lain selain memelihara ternak.
f. Manajemen Limbah/Kotoran
Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan
komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan
biogas, frekuensi pemasukan kotoran, dan pengangkutan atau
pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor. Bahan baku (raw
material) reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi padat
cairnya sesuai yaitu 1 berbanding 3. Pada peternakan sapi perah
komposisi padat cair kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun
pada peternakan sapi potong perlu penambahan air agar
komposisinya menjadi sesuai.
Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan secara berkala
setiap hari atau setiap 2 hari sekali tergantung dari jumlah kotoran
yang tersedia dan sarana penunjang yang dimiliki. Pemasukan
kotoran ini dapat dilakukan secara manual dengan cara diangkut atau
melalui saluran.
g. Kebutuhan Energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik
akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi.
Dengan demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber
biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama. Hal ini
mengingat, bila energi lain berupa listrik, minyak tanah atau kayu
14
bakar mudah, murah dan tersedia dengan cukup di lingkungan
peternak, maka energi yang bersumber dari biogas tidak menarik
untuk dimanfaatkan. Bila energi dari sumber lain tersedia, peternak
dapat diarahkan untuk mengolah kotoran ternaknya menjadi kompos
atau kompos cacing (kascing).
h. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat
dimanfaatkan untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan
generator listrik, mesin penghangat telur/ungas dll. Selain itu air
panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk proses sanitasi sapi
perah.
Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara
kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau
jauh dan masih memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran
biogas. Karena secara umum pemanfaatan energi biogas dilakukan
di rumah peternak baik untuk memasak dan keperluan lainnya.
i. Pengelolaan Hasil Samping Biogas
Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk
memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos).
Pengeolahannya relatif sederhana yaitu untuk pupuk cair dilakukan
fermentasi dengan penambahan bioaktivator agar unsur haranya
dapat lebih baik, sedangkan untuk membuat pupuk kompos hasil
samping biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara
diendapkan, disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut
dapat digunakan sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat
dan menjadi sumber tambahan pandapatan bagi peternak.
j. Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari
saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat
mempermudah operasional dan perawatan instalasi biogas. Saluran
air dapat digunakan untuk mengalirkan kotoran ternak dari kandang
ke reaktor biogas sehingga kotoran tidak perlu diangkut secara
manual. Air digunakan untuk membersihkan kandang ternak dan
juga digunakan untuk membuat komposisi padat cair kotoran ternak
yang sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan/perawatan instalasi biogas.
15
Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk,
menjalankan instalasi biogas dan merawatnya serta memanfaatkan
energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran ternak
menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara aktif
mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan cukum
membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas.
b. Limbah tahu
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran
hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya
biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah
gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna
dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk
sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar
65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-
gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3
(28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon
(1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau
4,6 gallon minyak diesel.
16
c. Eceng Gondok
Proses Pembuatan :
a. Larutkan potongan eceng gondok dalam air (1:1)
b. Tambah feses sapi untuk mempercepat fermentasi
c. Digester dari penampung air volume 1 kubik untuk menampung larutan
enceng gondok agar menjadi Gas
d. Gas dari Digester ditampung di Penampung Gas Plastik
e. Gas dari Penampung Gas Plastik disalurkan melalui Regulator untuk
mengontrol tekanan gas
f. Biogas Enceng Gondok siap dipakai.
17
2.5 Manfaat Biogas
Dalam perkembangannya Biogas di Indonesia mulai banyak
dikembangkan oleh penduduk desa mereka memanfaatkan seperti
limbah pertanian dan peternakan yang mereka miliki menjadi
bahan bakar gas. Pada umumnya,biogasdimanfaatkan pada skala
rumah tangga, namun tidak menutup kemungkinan untuk
dimanfaatkan pada skala yang lebih besar (komunitas). Beberapa
keuntungan bagi rumah tangga dan komunitas antara lain:
18
Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan
Indonesia memiliki prospek yang baik dalam penggunaan biogas:
19
2.6 Kelebihan dan kekurangan Biogas
Selain beranfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah
kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain :
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar;
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah
kotoran kandang langsung dapat diolah;
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat
dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan;
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan
bahan bakar minyak;
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak
tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai
hasil sampingan;
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang
baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan
(aliran air/sungai);
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap
dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan
bakar minyak/kayu bakar;
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi
investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya :
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Biogas dapat diandalkan sebagai bahan bakar
hayati/terbarukan karena juga ramah terhadap lingkungan.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain:
l. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar;
m. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
n. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah
kotoran kandang langsung dapat diolah;
o. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat
dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan;
p. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan
bahan bakar minyak;
q. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
r. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak
tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
s. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai
hasil sampingan;
t. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang
baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan
(aliran air/sungai);
u. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap
dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan
bakar minyak/kayu bakar;
21
v. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi
investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/wahyunibaharuddin7/makalah-
biogas?related=1
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
http://www.dikti.org/?q=node/99
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-11-30-Reaktor-
Biogas-Skala-Kecil%20or%20Menengah-(Bagian-Pertama).shtml
http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=31
http://www.pendidikansalatiga.net/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=110&Itemid=27
http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/
http://energinonfosil.wordpress.com/2011/02/25/bereksperimen-
sederhana-membuat-biogas/
http://www.widyatan.net/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=94:pengolahan-limbah-ternak&catid=55:pengelolaan-
limbah&Itemid=125
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content
&view=article&id=297:teknologi-pembuatan-biogas-yang-ramah-
lingkungan&catid=64:bptp-bali
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
1
LAMPIRAN