Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL DALAM ERA OTONOMI DAERAH”

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : TAUFIQURROHMAN

NIM : 042210845

UPBJJ : JEMBER

UNIVERSITAS TERBUKA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmatnyakepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Politik dan Strategi Nasional dalam Era Otonomi Daerah”. Makalah
ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang pengertian politik dan sekaligus
dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Terbuka.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua
khususnya tentang pengertian politik, makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga
kami mohon untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik. Terima Kasih.

Bondowoso, 1 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul Halaman…………………………………………........................................……………1
Kata Pengantar……………………………………………………….......................................2
Daftar Isi……………………………………………………… ................................................3

BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................……………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
1.2. Tujuan ……….……………………................................………………………………...5

BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian Politik, Strategi,dan Polstranas…………..................…………………………6
2.2 Peran politik dan strategi nasional dalam Era Otonomi Daerah ……............………….....9

BAB III : Penutup


3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………....………….11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………....………. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Perjuangan mencapai cita-cita setiap bangsa perlu memiliki wawasan nasional, yaitu
cara pandang terhadap diri dan lingkungan tanah airnya. Wawasan ini berkembang
berdasarkan sejarah budaya, falsafah, Undang-undang Dasar keadaan geografis, serta
kepentingan bangsa yang bersangkutan. Bagi bangsa Indonesia yang mendiami kawasan
kepulauan yang terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) serta dua benua (Asia dan
Australia), memiliki wawasan adalah Wasantara. Wasantara ini bagi bangsa Indonesia
merupakan pegangan dalam menyikapi permasalahan yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan nasionalnya. Tujuan Wasantara adalah untuk mewujudkan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah (geografis, kekayaan alam, keadaan dan kemampuan
penduduk) maupun aspek sosial (IPOLEKSOSBUD HANKAM) serta turut serta
mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia. (Amin,
2016)
Gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa mengenal batas-batas
fisik, geografik, dan sosial (globalisasi) membawa angin perubahan dalam kehidupan kita,
baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk mencapai tujuan serta melindungi segala kepentingannya dan dalam
menghadapi berbagai ancaman, suatu bangsa perlu mengerahkan seluruh potensi nasional
yang dimiliki secara menyeluruh dan terpadu. Pengerahan potensi serta penggunaannya harus
dilakukan secara tepat, efisien, dan efektif melalui upaya pembangunan nasional. Untuk itu,
diperlukan suatu pedoman. Pedoman tersebut disusun berdasarkan kesepakatan nasional dan
diwujudkan sebagai keputusan politik yang berisikan penetapan Rencana Pembangunan,
sasaran-sasaran, dan strategi tahap pencapaiannya. Polstranas itulah yang digunakan sebagai
landasan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, pembangunan
nasional dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap pembangunan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
Politik dan strategi nasional Indonesia disusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945,
Wasantara, serta Konsepsi Tannas Indonesia. Sesuai dengan sistem demokrasi yang kita anut
berasaskan kedaulatan rakyat maka pedoman Pembangunan Nasional tersebut merupakan
kesepakatan bersama seluruh rakyat melalui perwakilannya di MPR/DPR yang telah
diwadahi dalam bentuk TAP MPR tentang GBHN. GBHN inilah merupakan perwujudan
politik dan strategi nasional yang mencakup segenap aspek kehidupan nasional (ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Polstranas ini, bagi Presiden selaku mandataris
merupakan tugas pokoknya yang harus dijabarkan dan dilaksanakan. Atas dasar itulah
Pemerintah/ Presiden menyusun politik dan strategi di bidang politik, politik dan strategi di
bidang ekonomi, politik strategi bidang sosial budaya, dan politik dan strategi di bidang
Hankam, sebagai pedoman dan pegangan bagi segenap aparatur Pemerintah dan Masyarakat
untuk melaksanakan pembangunan nasional.(Amin, 2016)
Otonomi daerah sebagai gerbang pemerintahan baru era reformasi memiliki
agenda besar dalam menciptakan kesejahteraan dan pembangunan rakyat. Salah satunya
adalah pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah dalam rangka mengimplementasikan
demokrasi yang substantif di dalam bidang pemerintahan. Salah satu cara mempercepat
menciptakan kesejahteraan dan pembangunan adalah memaksimalkan peran birokrasi di

4
tingkat daerah melalui pelaksanaan program pembangunan dan pelayanan publik. Di era
otonomi daerah menemukan bahwa, faktor yang mempengaruhi kualitas birokrasi
pelayanan publik adalah adanya struktur birokrasi yang sangat besar, perilaku birokrasi
yang belum profesional, adanya perilaku kepemimpinan birokrasi yang belum memiliki
kompetensi yang baik, dan belum dikedepankannya etika pelayanan yang baik oleh aparat
birokrasi di daerah. Birokrasi adalah salah satu aktor politik dalam dinamika proses
penyelenggaraan kekuasaan di daerah. Bersama legislatif, birokrasi merupakan jalan
pemerintah daerah untuk mewujudkan kesejahteraan dan percepatan pembangunan di
tingkat lokal. Peran birokrasi menjadi lebih sentral di era otonomi daerah, setelah
terjadi pembagian peran antara pusat dan daerah pasca reformasi. Sebagai konsekuensi
logisnya, birokrasi mempunyai posisi strategis dalam peta politik di level lokal. (Nurprojo,
2014)

Oleh karena itu diperlukan dalam membangun otonomi daerah erat kaitannya dengan politik
dan strategi nasional. Sehingga makalah ini dibuat dengan berujudul”Politik dan Strategi
Nasional dalam Era Otonomi Daerah”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini Politik dan Strategi Nasional dalam
Era Otonomi Daerah sebgai berikut ;
1. Apa pengertian Politik Strategi serta Politik dan Strategi Nasional ?
2. Apa peran politik dan strategi nasional dalam Era Otonomi Daerah?

1.3 Tujuan
Adapun Manfaat dalam penulisan makalah ini Politik dan Strategi Nasional dalam
Era Otonomi Daerah sebgai berikut ;
1. Memahami tentang pengertian Politik Strategi serta Politik dan Strategi
Nasional
2. Memahami tentang peran politik dan strategi nasional dalam Era Otonomi
Daerah?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik , Strategi , Dan Polstranas (Politik dan Strategi Nasional)

2.1.1 Pengetian politik

Kata” politik”secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar
katanya adalah polis, berarti satuan kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara
dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
kepentingan umum warga negara satuan bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian
asas, prinsip, keadaan, jalan , cara , dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang di kehendaki. (Sumarno et all, 2006)
Dalam bahasa inggris,politics adalah suatu rangkaian asas (prisip), keadaan, cara,
danalat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan policy,
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksanana, adalah pertimbangan-
pertimbangan yang di anggap dapat menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau
tujuan yang di kehendaki. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,kebijakan (policy), dan distribusi atau
alokasi sumber daya.
Dalam buku Sumarno (2006) politik secara umum menyangkut proses penentuan
tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan –
kebijakan umum (public policities) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi
sumber – sumber yang ada. Dengan demikian politik membicarakan hal – hal yang berkaitan
dengan Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy) dan distribusi atau
sumber daya.

A. Negara
Menurut Aristoteles dalam buku Amin (2006) negara adalah persekutuan daripada
keluarga dan desa gunamemperoleh hidup yang sebaik-baiknya. Sedangkan Menurut
Sumarno (2006) Negara merupakan suatu organisasi dalam sutu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang di taati oleh rakyatnya. Boleh di katakan negara merupakan bentuk
memasyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
Menurut Max Weber dalam Amin (2006) , negara merupakan suatu struktur politik
yang diatur oleh hukum, mencakup suatu komunitas/masyarakat, manusia yang hidup dalam
suatu wilayah yang menjadi milik mereka di mana adanya pengadaan dan pemeliharaan tata
keteraturan (Hukum) bagi kehidupan mereka, serta adanya monopoli penggunaan kekuatan
fisik. Ciri-ciri suatu negara modern antara lain sebagai berikut.
1. Tata hukum dan administrasi yang diatur oleh peraturan perundangundangan.
2. Mempunyai pemerintah atau orang yang menjalankan tugas-tugas Negara sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku dan tidak sewenangwenang.
3. Adanya wewenang yang terkait bagi seluruh warga termasuk pejabat dan seluruh
tindakan dan perbuatannya yang dilakukan di wilayah Negara yang bersangkutan.
Jadi, negara adalah tatanan dari rakyat yang menduduki wilayah yang dikuasai dan
memiliki pemerintahan yang sah dan berdaulat.

Negara merupakan sebuah bentuk tata-sosial kehidupan politik yang paling umum
dan mendunia. Negara merupakan hasil proses munculnya kelompok penguasa yang
menguasai wilayah bangsa secara bertahap, antara lain:

6
1. Menundukkan saingan-saingannya;
2. Menentukan batas-batas wilayah kekuasaannya;
3. Membentuk polisi dan pengadilan untuk menciptakan ketertiban;
4. Penetrasi administratif, yaitu membentuk birokrasi untuk melaksanakan undang-
undang dan pengumpulan pajak.
Betuk Kenegaraan
Adapun bentuk kenegaraan meliputi bentuk-bentuk Negara yang pernahada antara
lainsebagai berikut:
1. Serikat Negara (Konfedarasi):
Merupakan perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh baik ke
dalam maupun ke luar. Pada umumnya Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian
untuk mengadakan kerjasama dalam bidang tertentu.
2. Negara Domonion:
Negara domonion ini ialah suatu negara yang tadinya daerah jajahan Inggris, yang
telah merdeka dan berdaulat, yang mengakui raja Inggris sebagai rajanya, sebagai
lambang persatuan mereka.
3. Negara Protektorat:
Suatu negara yang berada di bawah lindungan negara lain. Biasanya soal hubungan
luar negeri dan pertahanan dari negara protektorat itu dengan persetujuan diserahkan
kepada negara pelindung.
4. Negaran Trustee (Perwalian):
Bentuk negara yang pemerintahannya berada di bawah pengawasan Dewan Perwalian
PBB.
5. Negara Koloni Atau Jajahan:
Bentuk negara yang berada di bawah kekuasaan negara lain.
6. Negara Mandat:
Yaitu bentuk negara bekas jajahan negara yang kalah dalam Perang Dunia I, yang diletakkan
dalam pemerintahan mandat dari negara-negara yang menang perang di bawah
pengawasan Dewan Mandat Liga Bangsa Bangsa.
7. Negara Uni:
Bentuk gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai seorang raja.Ada 2 (dua)
macam uni :Uni Personil: Uni yang terjadi apabila dua negara yang tergabung secara
kebetulan mempunyai kepala negara yang sama.
B. Kekuasaan
Menurut Sumarno (2006) Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau Lembaga
untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya.
Dalam politik yang perlu di perhatikan adalah bagaimana kekuasaan itu di peroleh,
bagaimana mempertahankannya,
dan bagaimana melaksanakannya. Dalam pembagiannya di dalam suatu Negara Kekuasaan di
bagi menjadi 3 Yaitu :
1. Eksekutif yaitu kekuasaan yang dipegang oleh pemerintah selaku pelaksana negara,
pengatur.
2. Legislatif yaitu kekusaan yang berwenang membuat kebijakan dan perundang
undanganyaitu DPR dan MPR
3. Yudikatif yaitu kekusaan yang berwenang dalam kekusaan keadilan pengaturan uu
dan menjaga peradilan dalam negeri

C. Pengambilan Keputusan
Menurut Sumarno (2006) Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam
pengambilan keputusan perlu di perhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa

7
keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum.Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu Negara. Proses
Pengambilan Keputusan ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan olehnya proses
pengambilankeputusan ada 4 tahapan yakni :
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan
2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah
3. choice : tahap memilih dari solusi dari alternative-alternativeyang disediakan
4. implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya

D. Kebijakan Umum
Menurut Sumarno (2006) Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan yang
diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai
tujuan itu. Dalam pemikirannya adalah bahwa masyarakat memilih beberapa tujuan bersama
yang ingin dicapai secara bersamaan pula, sehingga perlu rencana yang mengikat yang
dirumuskan dalam kebijakan – kebijakan oleh pihak yang berwenang.
E. Distribusi
Menurut Sumarno (2006) distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai
(values) dalam masyarakat. Nilai adalah suatu yang diinginkan dan penting. Ia harus
membagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-
nilai secara mengikat.

2.1.2 Pengertian Strategi


Menurut Karl von Clausewitz (1780-1831) dalam buku Sarinah (2017) berpendapat
bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan tempuran untuk memenangkan
peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari perang. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mencapatkan kemenangan atau
pencapaian tujuan termasuk politik. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu
menggunakan dan ilmu mengembanhgkan kekuatan ( ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.3 Politik Dan Strategi Nasional


Politik nasional adalah asas, haluan, uasaha serta kebijaksanaan Negara tentang
pembinaan,(perencanaan,pengembangan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan
nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dalam melaksanakan politik nasional diperlukan
strategi nasional baik strategi jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang ditetapkan oleh politik nasional. Strategi nasional dirancang untuk menjawab
kepentingan nasioanal Negara tersebut. Setiap strategi masing – masing Negara berbeda
karena kebijakan dan kebutuhan masyarakat yang berbeda satu sama lainnya. (Sarinah, 2017)
Untuk mencapai tujuan serta melindungi segala kepentingannya dan dalam
menghadapi berbagai ancaman, suatu bangsa perlu mengerahkan seluruh potensi nasional
yang dimiliki secara menyeluruh dan terpadu. Pengerahan potensi serta penggunaannya harus
dilakukan secara tepat, efisien, dan efektif melalui upaya pembangunan nasional. Untuk itu,
diperlukan suatu pedoman. Pedoman tersebut disusun berdasarkan kesepakatan nasional dan
diwujudkan sebagai keputusan politik yang berisikan penetapan Rencana Pembangunan,
sasaran-sasaran, dan strategi tahap pencapaiannya. Polstranas itulah yang digunakan sebagai
landasan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, pembangunan
nasional dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap pembangunan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.(Amin, 2016)

8
Dasar Pemikiran Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila UUD
1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional . Politik dan strategi nasional yang telah
berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. Sejak
tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”.
Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA . Sedangkan
badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, mencakup
pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasikemasyarakatan,
media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (preesure
group). (Sarinah, 2017)
Dalam buku Amin (2016) Politik dan strategi nasional Indonesia disusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, Wasantara, serta Konsepsi Tannas Indonesia. Sesuai
dengan sistem demokrasi yang kita anut berasaskan kedaulatan rakyat maka pedoman
Pembangunan Nasional tersebut merupakan kesepakatan bersama seluruh rakyat melalui
perwakilannya di MPR/DPR yang telah diwadahi dalam bentuk TAP MPR tentang GBHN.
GBHN inilah merupakan perwujudan politik dan strategi nasional yang mencakup segenap
aspek kehidupan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Polstranas
ini, bagi Presiden selaku mandataris merupakan tugas pokoknya yang harus dijabarkan dan
dilaksanakan. Atas dasar itulah Pemerintah/ Presiden menyusun politik dan strategi di bidang
politik, politik dan strategidi bidang ekonomi, politik strategi bidang sosial budaya, dan
politik dan strategi di bidang Hankam, sebagai pedoman dan pegangan bagi segenap aparatur
Pemerintah dan Masyarakat untuk melaksanakan pembangunan nasional ( Bangnas).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki
kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasionaldi tingkat
suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan
politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik dilakukan setelah
presidenmenerima GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan
lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh
presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

2.2 Peran Politik Dan Strategi Nasional dalam Era Otonomi Daerah
Otonomi daerah sebagai gerbang pemerintahan baru era reformasi memiliki
agenda besar dalam menciptakan kesejahteraan dan pembangunan rakyat. Salah satunya
adalah pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah dalam rangka mengimplementasikan
demokrasi yang substantif di dalam bidang pemerintahan. Salah satu cara mempercepat
menciptakan kesejahteraan dan pembangunan adalah memaksimalkan peran birokrasi di
tingkat daerah melalui pelaksanaan program pembangunan dan pelayanan publik. Semua
pihak juga meyakini, bahwa di era otonomi daerah diharapkan akan membawa angin
segar bagi daerah untuk menata kembali pemerintahan di daerah. Dengan kata lain,
desain desentralisasi telah memberi ruang gerak yang spesifik kepada birokrasi
pemerintah daerah untuk berkreasi dan berinovasi dalam akselerasi pembangunan di
daerah. Di era otonomi daerah, birokrasi lebih dekat dan secara langsung berhadapan
dengan masyarakat serta merupakan perwujudan dan perpanjangan tangan pemerintah.
Pelayanan yang diberikan birokrasi di daerah identik dengan pelayanan pemerintah.
Amanah otonomi daerah yang mengutamakan peningkatan kualitas pelayanan publik di
berbagai sektor kehidupan. (Nurprojo, 2014)

9
Peran politik dan strategi nasional dalam era otonomi daerah dalam pemerintahan
terdapat pada Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salahsatu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua
bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi
luas bagi daerahKabupaten/Kota. Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat(central
government looking)
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah(local
government looking).
Selain itu terdapat kewenangan daerah dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tenang
Otonomi Daerah, kewenagan daerahmencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, agama, sertakewenangan bidang lain. Terdapat beberapa bentuk
kewenangan daerah yaitu ;
1. Kewenangan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan secara makro.
2. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
a. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai
eksekutif daerahdibentuk di daerah.
b. DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana
untukmelaksanakan demokrasi.
1) Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil
2) Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
3) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil
Gubernur,Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota..
3. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
4. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur,Bupati, Walikota.
5. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
pelaksanaanAPBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di
daerah, dan menampungserta menindak-lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.
Dengan adanya penyerahan kewenangan kepada daerah, memacu daerah untuk menyusun
kebijakan-kebijakan strategis yang menyentuh langsung pada kebutuhan masyarakat.
Mengacu pada visi daerah untuk mewujudkan kesejah- teraan dan keadilan bagi
masyarakat, sehingga kebijakan dalam peningkatan pelayanan umum menjadi sangat
strategis karena berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat. Sebagai
ujung tombak guna mewujudkan keinginan tersebut birokrasi di daerah mewakili
negara dalam berinteraksi dan melayani masyarakat secara langsung. Pada titik inilah,
peran dan tugas birokrasi menjadi sangat strategis. (Nurprojo, 2014)

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulam
Politik dan strategi nasional dalam era otonomi daerah dilaksanakan dengan beberapa
aspek yaitu politik, strategi, poltranas serta peran otonomi daerah. Dimana hal tersebut
dilakukan untuk mendukung perkembangan politik dan strategi nasional di Indonesia. Politik
nasional saling berkaitan dengan strategi nasional dimana dalam melaksanakan politik
nasional diperlukan strategi nasional baik strategi jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang. Strategi nasional dirancang untuk menjawab kepentingan nasioanal Negara
tersebut. Setiap strategi masing – masing Negara berbeda karena kebijakan dan kebutuhan
masyarakat yang berbeda satu sama lainnya. Dalam hal ini otonomi daerah sebagai gerbang
pemerintahan baru era reformasi memiliki agenda besar dalam menciptakan kesejahteraan
dan pembangunan rakyat. Sehingga peran politik dan strategi nasional dalam era otonomi
daerah dalam pemerintahan terdapat pada Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang merupakan salahsatu wujud politik dan strategi nasional secara
teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi
daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerahKabupaten/Kota.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihad. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan;


Universitas Terbuka Modul MKDU4111
Nurprojo, Indaru Setyo.2014. Merit System dan Politik Birokrasidi Era Otonomi
Daerah. Purwokerto; Universitas Jendral Sudirman
Sarinah,Muhtar Dahri, Harmaini. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Yogyakarta; Deepublish
Sumarno, et all. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama

12

Anda mungkin juga menyukai