Anda di halaman 1dari 12

Epistemologi

Cara mendapatkan pengetahuan yang benar


Epistemologi
Latar Belakang
• Epistemologi berusaha menjembatani manusia agar menyadari bahwa sebenarnya
pengetahuannya adalah karena ketidaktahuannya. “Yang saya tahu, saya tidak tahu” .
• Pengetahuan berusaha memahami benda sebagaimana adanya, lalu akan timbul
pertanyaan, bagaimana seseorang mengetahui kalau dirinya telah mencapai
pengetahuan tentang benda sebagaimana adanya? Untuk menjawab apakah manusia
telah tahu dengan pengetahuannya, maka epistemologi adalah jawabnya.
• Kepastian yang dicari oleh epitemologi dalam mencari kebenaran apakah manusia
sudah benar sesuai dengan tingkat pengetahuan dimungkinkan oleh suatu keraguan.
Dengan keraguan inilah akan memberi kesempatan kepada epistemologi untuk
menjawabnya. Dengan keraguan tersebut manusia berusaha membangun sebuah
pengetahuan, yang mereka teliti dengan kerangka berfikir ilmiah, dengan pola deduktif
maupun induktif menghasilkan ilmu.
A. Jarum Sejarah Pengetahuan

1. Pengetahuan abad 2. Pengetahuan abad • 3. Pengetahuan abad


primitif penalaran (age of reason) modern
Pada abad primitif manusia Pada abad ini manusia mulai • Fase terakhir ini adalah fase
sudah mulai mengenal melakukan pembedaan pengetahuan yang masih
pembedaan antara satu berlaku hingga sekarang ini.
dengan yang namanya pengetahuan dengan
pengetahuan. Mereka Manusia mulai
pengetahuan yang lainnya.
menggabungkan antara
menfungsikan pengetahuan Mereka membedakan
pengetahuan pengetahuan metode primitif dengan
tersebut sebagai alat dan
tersebut dalam wadahnya metode yang digunakan oleh
cara mereka untuk manusia masa penalaran.
yang terpisah. Artinya, antara
menyelesaikan masalah satu pengetahuan dengan Dengan penggabungan dua
yang terjadi disekitar pengetahuan yang lainnya cara tersebut, munculah
mereka. memiliki ranahnya masing metode inter-disipliner dalam
masing untuk dikaji. pengetahuan.
B. Pengetahuan & Ilmu

Pengetahuan Ilmu
Pengetahuan adalah informasi Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diketahui oleh tentang suatu bidang dan telah
seseorang atau sekelompok disusun secara sistematis
orang dan kebenarannya masih menurut suatu metode ilmiah.
belum diuji dan dikaji.
C. Metode Ilmiah
• Metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu
yang membicarakan tentang metode-metode. Melihat dari
pengertiannya, metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur
yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan.
• Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan
pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah.
• Metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah.
Kerangka berpikir ilmiah yang terdiri dari langkah-
langkah berikut:

1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batasannya dan
faktor yang terkait dapat diidentifikasi.

2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis


Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang
mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan
membentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasionil
berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya.
LANJUTAN…

• 3. Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan adanya fakta pendukung hipotesis.
5. Penarikan kesimpulan
Merupakan penilaian diterima atau tidaknya sebuat hipotesis. Hipotesis
yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah
karena telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka
kejelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah
teruji kebenarannya.
E. Struktur Pengetahuan Ilmiah
Penjelasan keilmuan memungkinkan kita meramalkan
apa yang akan terjadi dan berdasarkan ramalan tersebut
kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar
ramalan itu menjadi kenyataan atau tidak. Jadi
pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai tiga
fungsi, yakni menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol.
Peluang dan Asumsi.
• Peluang atau Meramalkan timbul dalam menjelaskan gejala yang muncul
kemudian.
• Secara garis besar terdapat empat jenis pola • Asumsi
penjelasan yakni :
• 1) Penjelasan deduktif, mempergunakan cara berpikir
• 1.Deterministik
deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan • Merajuk pada hukum alam yang bersifat
menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis universal.
yang telah ditetapkan sebelumnya;
• 2) Penjelasan probabilistik, merupakan penjelasan
• 2. Pilihan Bebas
yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang • Kebebasan dalam menentukan pilihannya, tidak
dengan demikian tidak memberikan kepastian seperti terikat pada hukum alam yang tidak memberikan
penjelasan deduktif melainkan penjelasan yang alternative.
bersifat peluang seperti “kemungkinan”,
kemungkinan besar” atau “hampir dapat • 3. Probabilistik
dipastikan” • Sesuatu memiliki kesempatan untuk memiliki
• 3) Penjelasan fungsional atau teleologis , merupakan sifat deterministik dengan menolerir sifat pilihan
penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam bebas.
kaitannya dengan sistem secara keseluruhan yang
mempunyai karakteristik atau arah perkembangan
tertentu;
• 4) Penjelasan genetic mempergunakan factor yang
Kesimpulan
• 1. Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia
merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara
memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
• 2. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang
diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji
sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan.
• 3. Kebenaran adalah kesesuaian arti dengan fakta yang ada dengan putusan-
putusan lain yang telah kita akui kebenarannya dan tergantung kepada berfaedah
tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
• 1. Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
• 2. Abdullah, Haji Abdul Rahman, Wacana Filsafat Ilmu: Analisis Konsep-konsep
Asas dan Falsafah Pendidikan Negara, (Kuala Lumpur: Sanon Printing Corporation
SDN BHD, 2005)
• 3. Surajiwo, Filsafat Ilmu; Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007)
• 4. Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2003)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai