Anda di halaman 1dari 19

PROSES PENYELESAIAN KASUS

PENCURIAN BUAH KELAPA SAWIT DI WILAYAH HUKUM


KEPOLISIAN SEKTOR KONGBENG

Matias
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hokum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia

ABSTRACT adalah karena kurangnya


penghasilan pelaku pencurian (faktor
Theft is an act of crime, which ekonomi pelaku rendah), karena
greatly disturbs the comfort of the kurangnya tingkat pendidikan pelaku
community. For that we need a pencurian, dan karena pelaku
consistent action that can uphold the pencurian tidak memiliki pekerjaan
law, so that harmony is established. yang tetap. Inilah yang
the underlying factor for the crime of mempengaruhi atau yang
stealing oil palm fruit in Kongbeng melatarbelakangi terjadinya
District is due to the lack of income kejahatan pencurian buah kelapa
of the perpetrators of the theft sawit. aparat penegak hukum yang
(economic factors of the perpetrators berwenang dalam menangani kasus
is low), because of the lack of kejahatan pencurian buah kelapa
education level of the perpetrators of sawit agar bersungguh-sungguh
the theft, and because the dalam penanganannya dan
perpetrators of the theft do not have a melibatkan peran serta masyarakat
permanent job. This is what agar tercipta ketertiban dan
influences or lies behind the crime of keamanan bersama.
stealing oil palm fruit. law
enforcement officials who are Kata Kunci : Pencurian. Kelapa
authorized in handling cases of theft Sawit
of oil palm fruit to be serious in their
handling and involve community BAB I
participation in order to create order PENDAHULUAN
and mutual security.
A. Latar Belakang
Keywords: Theft. Palm oil
ABSTRAK Negara Indonesia adalah
Pencurian merupakan tindakan Negara yang berdasarkan atas
kriminalitas, yang sangat menganggu hukum. Sebagai negara hukum,
kenyamanan masyarakat.Untuk itu Indonesia menerima hukum
perlu sebuah tindakan konsisten yang sebagai ideologi untuk
dapat menegakkan hukum, sehingga menciptakan ketertiban,
terjalin kerukunan. faktor yang keamanan, keadilan serta
melatarbelakangi terjadinya kesejahteraan bagi warga
kejahatan pencurian buah kelapa negaranya. Konsekuensi dari itu
sawit di Kecamatan Kongbeng semua adalah bahwa hukum

1
mengikat setiap tindakan yang yang saling bergantung dan harus
dilakukan oleh warga Negara dijalankan serta dipatuhi oleh
Indonesia. Hukum bekerja dengan penegak hukum dan masyarakat
cara memberikan petunjuk tentang yang menuju pada tercapainya
tingkah laku dan karena itu pula kepastian hukum. Untuk itu
hukum berupa norma. Hukum hukum dijadikan sebagai
yang berupa norma dikenal panglima dalam mengatur
dengan sebutan norma hukum, berbagai gerak dinamika
dimana hukum mengikatkan diri masyarakat. Proses penegakan
pada masyarakat sebagai tempat hukum terasa masih jauh dari
bekerjanya hukum tersebut. harapan masyarakat. Hal ini dapat
Pada dasarnya, hukum dilihat dari peradilan yang tidak
bertujuan untuk menciptakan jujur, hakim-hakim yang
ketertiban dan keamanan guna terkontaminasi oleh kondisi
terwujudnya suatu masyarakat perilaku pemerintahan yang tidak
yang harmonis, damai dan konsisten, lemahnya kekuatan
tentram. Kedamaian dan hukum dalam menangani suatu
ketentraman tersebut akan perkara adalah akumulasi
terwujud apabila seluruh ketidakpercayaan lembaga
komponen yang ada di dalam peradilan di dalam menjalankan
alam semesta ini patuh dan taat perannya sebagai pelindung,
terhadap hukum yang berlaku. pengayom rakyat, yang
Oleh karena itu, seluruh alam berdampak pada tatanan
semesta ini terikat dengan hukum kehidupan masyarakat yang tidak
agar keharmonisan, kedamaian menganggap hukum sebagai
dan ketentraman itu terpelihara jaminan keselamatan di dalam
dengan baik.1 interaksi sesama warga
Setiap masyarakat masyarakat.
dengan karakteristiknya masing- Pencurian, misalnya
masing, mungkin memberikan dibentuk dari tingkat dan
corak permasalahannya tersendiri klasifikasi pencurian yang
di dalam kerangka penegakan bermula dari tingkat atas sampai
hukumnya. Namun setiap bawah, sehingga dalam setiap
masyarakat mempunyai tujuan peristiwa, sorotan keras terhadap
yang sama, agar di dalam pencurian terus dilancarkan,
masyarakat tercapai kedamaian dalam rangka mengurangi tindak
sebagai hasil dari penegakan kriminal. Dalam kitab Undang-
hukum. Proses penegakan hukum Undang Hukum Pidana (KUHP,
memang tidak dapat dipisahkan buku ke-2 titel XXII mulai dari
dengan sistem hukum itu sendiri. Pasal 362 sampai Pasal 367
Sistem hukum dapat diartikan KUHP), bentuk pokok pencurian
bagian atau proses atau tahapan diatur dalam Pasal 363 KUHP,
adalah pencurian hasil perkebunan
1
Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah yang merupakan salah satu jenis
Penegakan Hukum dan Kebijakan kejahatan terhadap harta benda
Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya
Bakti, Bandung, hlm. 56.

2
yang banyak menimbulkan pencurian kelapa sawit dengan
kerugian. dalih menambah pekerjaan
Pencurian merupakan sampingan yang instan dengan
tindakan kriminalitas, yang sangat pundi-pundi Rupiah yang sangat
menganggu kenyamanan menjanjikan.Pencurian kelapa
masyarakat.Untuk itu perlu sawit hampir mendominasi
sebuah tindakan konsisten yang disetiap sudut wilayah perkebunan
dapat menegakkan hukum, kelapa sawit di Kecamatan
sehingga terjalin kerukunan. Kongbeng.Untuk itu dalam hal ini
Faktor kemiskinan salah satu yang sangat diperlukan suatu
dominan yang mempengaruhi pemahaman serius untuk
perilaku pencurian dalam mengatasi masalah pencurian
kenyataan di tengah masyarakat, kelapa sawit tersebut.Upaya
ini dapat dibuktikan dari rasio hukum yang tidak boleh lemah,
pencurian yang makin meningkat kesadaran masyarakat tentang
di tengah kondisi obyektif pelaku hukum dan penegakan hukum
di dalam melakukan aktivitasnya, yang tegas dalam memberantas
kondisi ini dapat berdampak pada kasus pencurian kelapa sawit
beberapa aspek, yaitu ekonomi, tersebut. Bila tidak demikian
sosial dan lingkungan kehidupan maka sadar atau tidak sadar,
pelaku tersebut, namun sejauh masalah tersebut akan
mana aktivitas itu dapat menghambat proses
memberikan nilai positif dalam berlangsungnya pembangunan
membangun masyarakat yang taat nasional dan menimbulkan
hukum. Salah satu bentuk keresahan seluruh karyawan akan
kejahatan pencurian yang akhir- tingkat pendapatanya yang jelas
akhir ini sering terjadi dan sangat menurun. Adapun yang menjadi
mengganggu keamanan dan titik perhatian dan pembatasan
ketertiban masyarakat di penelitian ini adalah sesuai
Kecamatan Kongbeng Kabupaten dengan uraian tersebut serta
Kutai Timur adalah pencurian memperhatikan pentingnya
buah kelapa sawit di area permasalahan berkaitan dengan
perkebunan sawit milik penegakan hukum Kepolisian
masyarakat setempat. Sektor (Polsek) Kecamatan
Pencurian kelapa sawit Kongbeng atas tindak pidana
merupakan masalah kejahatan pencurian kelapa sawit yang
yang sangat merugikan bayak sering terjadi selama ini
pihak, diantaranya Pemilik khususnya wilayah Kongbeng,
perkebunan dan seluruh maka penulis tertarik untuk
karyawan.Melihat perkembangan meneliti yang penulis beri judul
kelapa sawit saat ini sangat begitu B. Rumusan Masalah
menggiurkan dengan nilai jual 1. Faktor-faktor apa yang
dan bobot berat yang sangat mendorong pelaku melakukan
fantastis sehingga banyak pihak tindak pidana pencurian buah
yang terlibat juga terpengaruh kelapa sawit di Wilayah
untuk melakukan tindak kejahatan Kecamatan Kongbeng ?

3
2. Bagaimanakah proses yang melakukan. Pompe
penyelesaian kasus pencurian merumuskan bahwa suatu
buah kelapa sawit di wilayah strafbaarfeit itu sebenarnya tidak
Hukum Kepolisian Sektor lain daripada suatu tindakan yang
Kongbeng ? menurut sesuatu rumusan
undang-undang telah dinyatakan
sebagai tindakan yang dapat
BAB II dihukum. 4
TINJAUAN PUSTAKA Sedangkan pengertian
A. Pengertian Tindak Pidana yang disampaikan M. Sudrajat
Istilah tindak pidana Bassir, melihat perbuatan pidana
merupakan istilah teknis-yuridis menurut wujud atau sifatnya
yang berasal dari terjemahan perbuatan-perbuatan pidana
delict atau sebagai perbuatan-perbuatan
strafbaarfeit.Disamping itu yang melawan hukum.
dalam bahasa Indonesia, istilah Perbuatan-perbuatan ini juga
tersebut diterjemahkan dengan merugikan masyarakat dalam arti
berbagai istilah, seperti peristiwa bertentangan atau menghambat
pidana, perbuatan pidana, terlaksananya tata cara dalam
pelanggaran pidana, perbuatan pergaulan masyarakat yang
yang dapat dihukum dan dianggap baik dan adil, sehingga
perbuatan yang boleh suatu perbuatan akan menjadi
dihukum.Di antara keenam istilah suatu tindak pidana apabila
sebagai terjemahan delict atau perbuatan tersebut:
strafbaarfeit Wantjik Saleh a) melawan hukum
menyatakan bahwa istilah yang b) merugikan masyarakat
paling baik dan tepat untuk c) dilarang oleh aturan pidana
dipergunakan adalah antara dua d) pelakunya diancam dengan
istilah yaitu tindak pidana atau pidana. 5
perbuatan pidana.2
Sedangkan Moeljatno Dapat ditarik kesimpulan
lebih enderung menggunakan dari keempat bagian tersebut
istilah perbuatan pidana yang bahwa butir c dan d merupakan
selanjutnya mendefinisikan butir yang memastikan bahwa
perbuatan pidana sebagai suatu perbuatan adalah tindak
perbuatan yang oleh aturan pidana.Untuk itu harus dilihat
hukum pidana dilarang dan pada ketentuan-ketentuan hukum
diancam dengan pidana barang pidana yang ada dan berlaku
siapa yang melanggar larangan (hukum positif) yaitu Kitab
tersebut.3Berdasarkan pengertian Undang-undang Hukum Pidana
tersebut, beliau memisahkan
antara perbuatan dengan orang 4
PAF Lamintang. Dasar-dasar Hukum
Pidana Indonesia, (Bandung : Sinar Baru,
2
Wantjik, Saleh Tindak Pidana Korupsi, 1987), hal. 174
5
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1977), hal. 9. M. Sudrajat Bassir. Tindak-tindak
3
Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana, Pidana Tertentu di Dalam KUHP, (Bandung
(Jakarta : PT. Bina Aksara,, 1980), hal. 1. : Remadja Karya, 1986), hlm. 2

4
(KUHP), dan peraturanperaturan a. Strafbaar Feit adalah peristiwa
pidana yang merupakan pidana, 7 Istilah ini pertama kali
ketentuan hukum pidana di luar dikemukakan oleh Wirjono
KUHP. Prodjodikoro, dalam perundang-
Hal ini sesuai dengan undangan formal Indonesia,
dasar pokok dari segala ketentuan istilah “peristiwa pidana” pernah
hukum pidana yaitu azas legalitas digunakan secara resmi dalam
atau asas nullum delictum nulla UUD Sementara 1950, yaitu
poenasine lege poenali yang dalam Pasal 14 ayat (1). Secara
maksudnya sesuai dengan Pasal 1 substansif, pengertian dari istilah
ayat (1) KUHP ang menentukan: “peristiwa pidana” lebih
tiada suatu perbuatan dapat menunjuk kepada suatu kejadian
dipidana kecuali berdasarkan yang dapat ditimbulkan baik oleh
peraturan perundang-undangan perbuatan manusia maupun oleh
hukum pidana yang ada dan gejala alam. Oleh karena itu,
berlaku sebelum perbuatan itu dalam percakapan sehari-hari
dilakukan. sering didengar suatu ungkapan
Pengertian tentang tindak bahwa kejadian itu merupakan
pidana dalam Kitab Undang- peristiwa alam. 8
undang Hukum Pidana (KUHP) b. Strafbare
dikenal dengan istilah Handlungditerjemahkan dengan
strafbaarfeit dan dalam Perbuatan Pidana, yang
kepustakaan tentang hukum digunakan oleh para sarjana
pidana sering mempergunakan Hukum Pidana Jerman.9
istilah delik, sedangkan pembuat Mulyatno, menerjemahkan istilah
undang-undang merumuskan strafbaar feit dengan perbuatan
suatu undang-undang pidana. Menurut pendapat beliau
mempergunakan istilah peristiwa istilah “perbuatan pidana”
pidana atau perbuatan pidana menunjuk kepada makna adanya
atau tindak pidana. suatu kelakukan manusia yang
Tindak pidana merupakan menimbulkan akibat tertentu
suatu istilah yang mengandung yang dilarang hukum di mana
suatu pengertian dasar dalam pelakunya dapat dikenakan
ilmu hukum, sebagai istilah yang sanksi pidana. Dapat diartikan
dibentuk dengan kesadaran demikian karena kata
dalam memberikan ciri tertentu “perbuatan” tidak mungkin
pada peristiwa hukum pidana. berupa kelakuan alam, karena
Para pakar asing Hukum yang dapat berbuat dan hasilnya
Pidana menggunakan istilah disebut perbuatan itu adalah
Tindak Pidana atau Perbuatan hanya manusia.
Pidana atau Peristiwa Pidana c. Criminal Act diterjemahkan
dengan istilah:6 dengan istilah Perbuatan

7
Ibid., hlm 19
6 8
Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum Teguh Prasetyo,2012, Hukum Pidana,
Pidana, Rangkang Education, Yogyakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hlm 49
9
hlm.18. Amir Ilyas, loc.cit

5
Kriminal. Delik yang dalam merupakan pelanggaran terhadap
bahasa Belanda disebut undang-undang, tindak pidana.12
Strafbaarfeit, terdiri atas tiga Oleh karena itu, setelah
kata, yaitu straf, baar, dan feit. melihat berbagai definisi di atas,
Yang masing-masing memiliki maka dapat diambil kesimpulan
arti yaitu Strafdiartikan sebagai bahwa yang disebut dengan
pidana dan hukum, Baar tindak pidana adalah perbuatan
diartikan sebagai dapat dan yang oleh aturan hukum dilarang
boleh, dan Feit diartikan sebagai dan diancam dengan pidana,
tindak, peristiwa, pelanggaran dimana pengertian perbuatan
dan perbuatan. disini selain perbuatan yang
bersifat aktif (melakukan sesuatu
Kemudian Moeljatno yang sebenarnya dilarang oleh
mengartikan Strafbaarfeit itu hukum) hukum juga perbuatan
sebenarnya adalah suatu yang bersifat pasif (tidak berbuat
kelakuan manusia yang diancam sesuatu yang sebenarnya
pidana oleh peraturan perundang- diharuskan oleh hukum).
undangan. 10Strafbaarfeit juga B. Pengertian Tindak Pidana
diartikan oleh Pompe Pencurian
sebagaimana dikutip dari buku
karya Lamintang, sebagai Suatu Dari segi bahasa
pelanggaran norma (gangguan (etimologi) pencurian berasal
terhadap tertib hukum) yang dari kata curi yang mendapat
dengan sengaja ataupun dengan awalan pe- dan akhiran – an.
tidak sengaja telah dilakukan Kata curi sendiri artinya
oleh seorang pelaku, dimana mengambil milik orang lain tanpa
penjatuhan hukuman terhadap izin atau dengan tidak sah,
pelaku tersebut adalah perlu demi biasanya dengan sembunyi
terpeliharanya tertib hukum. sembunyi. 13 Pencurian dalam
Adapun Simons masih Kamus Hukum adalah
dalam buku yang sama mengambil milik orang lain tanpa
merumuskan strafbaarfeit adalah izin atau dengan tidak sah,
Suatu tindakan melanggar hukum biasanya dengan sembunyi-
yang telah dilakukan dengan sembunyi. 14 Menurut kamus
sengaja oleh seseorang yang besar bahasa Indonesia, arti dari
dapat dipertanggungjawabkan kata “curi” adalah mengambil
atas tindakannya dan yang oleh milik orang lain tanpa izin atau
undang-undang telah dinyatakan
sebagai suatu tindakan yang 12
Tim Ganeca Sains. 2008. Kamus
dapat dihukum. 11Kemudian Lengkap Bahasa Indonesia.Penabur Ilmu,
dalam Kamus Besar Bahasa Bandung.
13
Indonesia tercantum bahwa Delik Romli Atmasasmita, 1996, Sistem
adalah perbuatan yang dapat Peradilan Pidana ; Perspektif
Eksistensialisme dan Abilisionisme, Cet II
dikenakan hukuman karena
revisi, Bina Cipta, Bandung, hlml 9-10.
14
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa
10
Ibid, hlm.18. Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka,
11
Ibid,hlm.20. Jakarta, 2005, hlm. 225.

6
dengan tidak sah, biasanya unsur-unsur subjektif (adanya
dengan sembunyi-sembunyi. maksud, yang ditujukan untuk
Sedangkan arti “pencurian” memiliki, dan dengan melawan
proses, cara, perbuatan. hukum).
Kejahatan terhadap harta benda C. Teori Pemidanaan
adalah penyerangan terhadap Teori Pemidanaan Suatu
kepentingan hukum orang atas hak atau kewenangan negara
harta benda milik orang.Dalam untuk menjatuhkan dan
buku II KUHP telah dirumuskan menjalankan pidana kepada
secara sempurna, artinya dalam orang yang terbukti telah
rumusannya memuat unsur unsur melanggar larangan dalam
secara lengkap, baik unsur-unsur hukum pidana. Sanksi pidana
obyektif maupun unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam
subyektif. undang-undang tersebut
Unsur obyektif dapat kemudian oleh negara dijatuhkan
berupa; unsur perbuatan materiil, dan dijalankan kepada pelaku
unsur benda atau barang, unsur perbuatan. Ada tiga golongan
keadaan yang menyertai obyek utama teori untuk membenarkan
benda, unsur upaya untuk penjatuhan pidana, yaitu :
melakukan perbuatan yang 1. Teori Absolut
dilarang, unsur akibat Menurut pandangan teori ini,
konstitutif.Unsur subyektif dapat menjatuhkan pidana yang
berupa; unsur kesalahan, unsur sesuai dengan kejahatan yang
melawan hukum. Pengertian dilakukan oleh pelaku dan
pencurian menurut hukum memberikan hukuman yang
beserta unsur-unsurnya setimpal, agar pelaku
dirumuskan dalam Pasal 362 merasakan suatu penderitaan
KUHP adalah berupa rumusan pula.
pencurian dalam bentuk 2. Teori Relatif
pokoknya yang berbunyi: Menurut pandangan teori ini,
“barang siapa mengambil suatu berpokok pangkal pada dasar
benda yang seluruhnya atau bahwa pidana adalah alat
sebagian milik orang lain, dengan untuk menegakkan tata tertib
maksud untuk dimiliki secara hukum dalam masyarakat,
melawan hukum, diancam karena bukan semata-mata sebagai
pencurian, dengan pidana penjara pembalasan belaka melainkan
paling lama 5 Tahun atau denda harus dilihat pula manfaatnya
paling banyak Rp.900,00,-“ bagi terpidana dimasa yang
Untuk lebih jelasnya, apabila akan datang.
dirinci rumusan itu terdiri dari 3. Teori Gabungan
unsur-unsur objektif (perbuatan Teori ini mendasarkan pidana
mengambil, objeknya suatu pada asas pembalasan dan
benda, dan unsur keadaan yang asas pertahanan tata tertib
melekat pada benda untuk masyarakat, dengan kata lain
dimiliki secara sebagian ataupun dua alasan ini menjadi dasar
seluruhnya milik orang lain) dan penjatuhan pidana.

7
Sehubungan dengan masalah bertitik pangkal pada
pidana sebagai sarana untuk pembalasan yang diberikan
mencapai tujuan, harus oleh Negara kepada pelaku
dirumuskan terlebih dahulu kejahatan.Siapa saja yang
tujuan pemidanaan yang berbuat jahat harus dibalas
diharapkan akan menunjang dengan memberikan pidana.
tercapai tujuan tersebut.15 Tidak melihat akibat-akibat apa
D. Teori Tujuan Pemidanaan saja yang dapat timbul karena
Sehubungan dengan dijatuhkan pidana. Yang dilihat
tujuan pemidanaan, terdapat 3 hanya masa lalu, tidak dilihat
(tiga) teori untuk membenarkan masa yang akan datang
penjatuhan pidana : terpidana. Tujuan menjatuhkan
1. Teori absolute atau pidana untuk menjadikan si
pembalasan. penjahat menderita.17
Tokoh-tokohnya antara 2. Teori relative atau nisbi.
lain Kant, Hegel, Krannenburg, Tokoh-tokoh teori ini
Polak. Menurut Kant, setiap diantaranya Fichte, Bauer,
orang yang melakukan Grollman. Menurut Fichte,
kejahatan harus dipidana bahwa pidana merupakan alat
berdasarkan asas pembalasan. untuk mencapai salah satu
Tujuan yang membenarkan tujuan Negara dalam rangka
dapat dijatuhkannya pidana menjamin ketertiban umum.
adalah keadilan. 16 tujuan pidana yaitu untuk
Menurut Hegel, bahwa menakuti si penjahat dan
kejahatan yakni sebagai masyarakat untuk tidak
pengingkaran hukum, oleh melakukan kejahatan. Menurut
karena itu setiap kejahatan Bauer, bahwa ancaman pidana
yang diperbuat harus ada ditujukan terhadap sifat
keseimbangan nilai. Menurut kesusilaan manusia. Menurut
Kraenburg, bahwa kesadaran Grollman, bahwa tujuan pidana
hukum mengharuskan si adalah untuk menakuti si
penjahat merasakan apa yang penjahat agar tidak melakukan
telah diperbuatnya terhadap kejahatan lagi.
masyarakat. Menurut Polak Beberapa point tentang
bahwa setiap kejahatan teori ini :
mengandung pencelaan yang 1) Teori ini bertitik pangkal
objektif. bahwa pada dasarnya pidana
Dari uraian di atas dapat adalah alat untuk
disimpulkan, bahwa teori menegakan tata tertib dalam
pembalasan penjatuhan pidana masyarakat.
2) Kejahatan tidak hanya
diikuti dengan suatu pidana
15
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum saja namun dipersoalkan
Pidana,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011,
hlm.157. tentang manfaat pidana
16
Widodo, 2009, Sistem
Pemidanaan dalam Cyber Crime, Laksbang,
17
Yogyakarta, hal.71 Loc cit, hlm, 31-32.

8
tersebut bagi masyarakat pembalasan dan keharusan
dan bagi si penjahat itu melindungi masyarakat.
sendiri. Teori gabungan inilah
3) Teori ini tidak hanya yang paling tepat digunakan
melihat pada masa lampau oleh Polresta Samarinda dalam
tapi juga melihat masa upaya pemberantasan tindak
depan terpidana. pidana narkotika di wilayah
4) Tujuan pidana diarahkan hukum Polresta Samarinda,
kepada usaha agar kejahatan tuntutan pidana yang
yang diperbuat oleh diterapkan oleh Penuntut
sipenjahat tidak terulang Umum bukan lah sebagai
lagi. semata-mata hanya sebagai
3. Teori gabungan. efek jera bagi pelaku kejahatan
Teori ini mendasarkan narkotika, namun lebih dari
pidana atas asas pembalasan pada itu tuntutan yang
dan asas pertahanan tata tertib diberikan haruslah lebih
hukum masyarakat. Teori ini sebagai pembinaan agar
dibagi menjadi 3 (tiga) nantinya pelaku kejahatan
golongan :18 dapat dibina dan kembali di
(1) Teori gabungan yang tengah masyarakat dengan
menitikberatkan pada perilaku yang baik. Sehingga di
pembalasan, tetapi sinilah pentingnya kejelian
pembalasan tersebut tidak Penuntut Umum dalam
boleh melampaui batas dan melakukan penuntutan pada
cukup untuk dapat saat persidangan dengan
mempertahankan tata mempertimbangkan fakta-fakta
tertib. persidangan disertai dengan
(2) Teori gabungan yang barang bukti yang ada,
menitikberatkan pada Penuntut Umum haruslah
pertahanan tata tertib mengedepankan keadilan serta
masyarakat. Menurut teori hati nurani sehingga tuntutan
ini penjatuhan pidana yang diberikan kepada pelaku
bertujuan untuk kejahatan dapat benar-benar
mempertahankan tata dirasakan adil tidak hanya bagi
tertib masyarakat, namun pelaku kejahatan itu sendiri
penderitaan atas pidana namun juga masyarakat demi
yang dijatuhkan tidak terciptanya keamaan dan
boleh lebih berat dari pada ketertiban dalam kehidupan
perbuatan yang dilakukan masyarakat.
oleh terpidana.
(3) Teori gabungan yang
menganggap bahwa pidana BAB III
memenuhi keharusan HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Faktor-Faktor Yang
18
Mendorong Pelaku Melakukan
Ibid, hlm. 33.

9
Tindak Pidana Pencurian Buah meringankan hukuman yang
Kelapa Sawit Di Wilayah dijatuhkan padanya.
Kecamatan Kongbeng. Terjadinya kejahatan
pencurian buah kelapa sawit
Segala perbuatan maupun ini dikarenakan oleh faktor
tindakan yang dilakukan manusia ekonomi dari pelaku yang
pastilah memiliki sebab dan masih tergolong rendah
akibat, begitu pula kejahatan, sedangkan kebutuhannya
setiap kejahatan memiliki motif yang mendesak untuk
atau alasan untuk melakukan dipenuhi. Tekanan atau
tindakan kejahatan dan setiap desakan seperti itulah yang
alasan tersebut pasti berbeda- menyebabkan pelaku
beda satu sama lainnya. melakukan pencurian yang
Perbedaan ini terjadi karena setiap merupakan jalan pintas
orang memiliki kepentingan yang untuk memenuhi
berbeda-beda pula. Dalam kasus kebutuhannya.
pencurian buah kelapa sawit yang Ketidakseimbangan
terjadi di Kecamatan Kongbeng inilah yang menjadi faktor
ini di sebabkan oleh beberapa bagi setiap orang mencari
faktor yaitu: alternative pekerjaan agar
a. Faktor Ekonomi mendapatkan uang yang
Salah satu faktor lebih banyak lagi sehingga
yang paling penting dan dapat memenuhi kebutuhan
bahkan sering dijadikan hidup.
alasan bagi pelaku tindak Faktor ekonomi
kejahatan untuk melakukan adalah faktor yang
suatu tindak kejahatan memegang peranan penting
adalah faktor ekonomi. dalam kehidupan manusia,
Faktor ekonomi hal ini di karenakan manusia
adalah faktor yang amat memiliki kebutuhan yang
memegang peranan penting harus dipenuhi setiap hari.
dalam kehidupan manusia, Dengan meningkatnya
hal ini dikarenakan manusia kebutuhan hidup, sehingga
memiliki kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
(sandang, pangan, papan) tersebut dapat ditempuh
yang harus dipenuhi setiap dengan berbagi hal, baik itu
hari. Pemenuhan kebutuhan dengan cara yang baik atau
inilah yang membutuhkan dengan cara yang jahat.
biaya, jika kebutuhan Kenyataan yang ada bahwa
sehari-hari sangat banyak, faktor ekonomi merupakan
maka biaya yang salah satu faktor yang paling
dibutuhkan juga semakin dominan sehingga orang
banyak. Alasan tersebut dapat melakukan kejahatan,
sering dipergunakan para karena disebabkan oleah
pelaku kejahatan karena kebutuhan ekonomi yang
alasan tersebut dapat kian hari kian meningkat.

10
b. Faktor Lingkungan dengan orang yan memiliki
Lingkungan (tempat tingkat pendidikan yang
tinggal) dari pelaku juga rendah dalam melakukan
merupakan faktor tindakan terkadang
pendorong untuk melakukan berfikiran sempit.
pencurian. Misalnya, pelaku Selain itu seseorang
bergaul dengan orang yang yang memiliki strata
pekerjaannya memang pendidikan yang tinggi
pencuri, maka suatu saat dia dalam mencari pekerjaan
akan ikut pula mencuri. cenderung mudah
Selain itu, kurangnya dibandingkan dengan orang
pengawasan dari masyarakat yang memiliki strata
setempat dan lokasi pendidikan yang rendah,
perkebunan kelapa sawit karenanya banyak orang
tersebut jauh dari yang memiliki pendidikan
pemukiman warga sehingga yang rendah tidak memiliki
memancing para pencuri pekerjaaan/pengangguran.
untuk melakukan tindak Karena tidak memiliki
kejahatan di daerah tersebut. pekerjaan itu maka dalam
Lingkungan seseorang memenuhi kebutuhan
ternyata cukup berpengaruh hidupnya dia akan
terhadap pembentukan melakukan pekerjaan apa
karakter yang bersangkutan. saja asalkan ia dapat
Jika lingkungan baik memenuhi kebutuhan
kemungkinan perilakunya hidupnya tak perduli apakah
pun akan baik. Namun jika itu melanggar hukum atau
bergaul dengan para pancuri tidak.
kemungkinan lambat laun Hubungan antara
akan terpengaruh sehingga pelaku kejahatan pencurian
ikut mencuri. buah kelapa sawit dengan
c. Faktor Pendidikan faktor pendidikan, adalah
Faktor yang lain karena apabila masyarakat
adalah pendidikan. Tingkat kurang mendapat
pendidikan seseorang dapat pendidikan khususnya
mempengaruhi tindakan pendidikan agama dan
seseorang, seseorang yang pendidikan hukum, maka
memiliki tingkat pendidikan masyarakat tidak tahu apa
yang tinggi dalam bertindak, yang dia lakukan, kerugian
bertutur kata, bertingka yang diderita oleh orang lain
laku, cenderung berfikir (korban) akibat
dengan menggunakan perbuatannya serta
kerangka fikir yang baik dan konsekuensi dari
sistematis sehingga segala perbuatannya, sehingga
perbuatannya cenderung dibutuhkan pendidikan dan
untuk dapat dipertanggung pemahaman agar mereka
jawabkan lain halnya mengetahui apa yang

11
dilakukannya itu, kerugian memiliki pengetahuan akan
yang diderita oleh orang lain arti kesadaran hukum dan
(korban) akibat dampak dari apa yang
perbuatannya serta diperbuat tidak sesuai
konsekuensi dari dengan adanya ketentuan
perbuatannya karena hukum yang berlaku.
perbuatan tersebut Peranan yang
bertentangan dengan norma- dilakukan Aparat Penegak
norma baik itu norma Hukum Seperti Polsek
agama, maupun norma- Kongbeng yaitu
norma sosial baik itu norma menyangkut upaya preventif
hukum sehingga apabila dan represif. Upaya
dilakukan maka pelakunya preventif antara lain
akan dikenakan sanksi mengadakan penyuluhan
pidana. Tapi tidak tertutup kepada masyarakat dan
kemungkinan seseorang mengadakan patroli di
yang melakukan kejahatan beberapa daerah rawan
tersebut adalah orang-orang pencurian. Upaya represif
yang mempunyai ilmu yang antara lain menindak tegas
tinggi dan mengecap dunia para pelaku agar membuat
pendidikan yang tinggi pula. jera, mendata para residivis,
d. Faktor Penegak serta melakukan operasi-
Hukum operasi berupa razia secara
Aparat hukum yang berkesinambungan.
cenderung tidak begitu e. Faktor Lapangan
konsentrasi dengan masalah Pekerjaan
pencurian buah kelapa Sedikitnya lapangan
sawit, menyebabkan para pekerjaan diwilayah
pelaku semakin bebas dalam Kecamatan Kongbeng
malakukan aksinya. menyebabkan tidak
Seharusnya para penegak seimbangnya jumlah
hukum senantiasa siaga lapangan pekerjaan dengan
serta melakukan patroli ke jumlah penduduk sehungga
wilayah perkebunan kelapa hal inilah yang
sawit, serta daerah-daerah menimbulkan
rawan pencurian buah pengannguran. Faktor
kelapa sawit kemudian pekerjaan ini juga yang
daripada itu aparat penegak memicu terjadinya
hukum harusnya membantu pencurian buah kelapa
pemerintah setempat untuk sawit. Dapat sdisimpulkan
melakukan sosialisasi terkait bahwa berdasarkan kondisi
dengan pencurian dan rill yang ada di wilayah
bagaimana dampak hukum Polsek Kongbeng penulis
seseorang yang mencuri menyimpulkan bahwa di
agar adanya pembelajaran, antara faktor ekonomi,
sehingga masyarakat lingkungan, pendidikan,

12
penegakan hukum, dan berwibawah dan berfungsi
pengangguran, maka penulis untuk menganalisis dan
berpendapat seharusnya menekan kejahatan dengan
faktor pekerjaan harus mempertimbangkan masa
dibangun masyarakat dan depan.
pemerintah untuk 3. Mekanisme peradilan
menghindari pengangguran pidana yang efektif dan
dan meningkatkan ekonomi efisien (memenuhi syarat-
keluarga syarat, cepat, tepat, murah
dan sederhana).
2. Proses penyelesaian kasus 4. Koordinasi antara aparat
pencurian buah kelapa sawit pengak hukum yang serasi
sebagai upaya penegakkan untuk meningkatkan daya
Hukum di Kepolisian Sektor guna penaggulangan
Kongbeng. kejahatan yang terjadi di
masyarakat.
Sebagaimana yang telah 5. Pengawasan dan kesiagaan
dikemukakan sebelumnya bahwa terhadap kemungkinan
terjadinya kejahatan pencurian timbulnya kejahatan.
buah kelapa sawit di Kecamatan
Kongbeng disebabkan oleh Kejahatan merupakan produk
beberapa faktor. Karena itu perlu masyarakat, ini merupakan
diadakan penanggulangan agar fenomena sosial yang dihadapi
faktor-faktor tersebut dapat oleh seluruh lapisan masyarakat
dicegah dan diatasi. dan kejahatan dapat berkembang
Adapun upaya menyesuaikan dengan
penanggulangan kejahatan dengan perkembangan zaman, oleh
mekanisme peradilan pidana, karena itu cara penanggulangan
dikemukakan oleh Walter C. terhadap kejahatan disesuaikan
Reckless yang dijelaskan sebagai dengan kondisi dalam lingkungan
berikut:19 masyarakat sehingga sifatnya
1. Peningkatan dan relatif serta dapat berlaku secara
pemantapan aparat khusus maupun secara umum.
penegak hukum, yaitu Pengaruh budaya serta kebijakan
meliputi pemantapan pemerintah turut pula
sistem dan organisasi mempengaruhi upaya-upaya
Kepolisian yang baik, penanggulangan kejahatan
personil, sarana dan pencurian buah kelapa sawit di
prasarana untuk Kecamatan Kongbeng.
mempertuntas perkara Dalam upaya
pidana. penanggulangan kejahatan
2. Hukum dan perundang- pencurian buah kelapa sawit di
undangan yang Kecamatan Kongbeng memang
tidak mudah. Oleh karena itu
19
Dirdjosisworo Soedjono, 1983, aparat penegak hukum yakni
Penanggulangan Kejahatan (Crime Polsek Kongbeng, Perusahaan
Prevention), Alumni, Bandung, hlm 32

13
Sawit, dan peran serta masyarakat prusahaan hal ini bahwa :
dalam mengambil langka-langka perkebunan yang luas, jalan
sangat diharapkan guna untuk masuk ke blok-blok
mengurangi kejahatan pencurian perkebunan masih belum
buah kelapa sawit di Kecamatan terlalu bagus, sehingga buah
Kongbeng. sawit tidak bisa langsung di
Melihat dari latar belakang angkat ke loding yang sudah
ini seperti yang telah penulis di jaga atau bisa di kontrol
uraikan pada bab terdahulu, maka oleh prusahaan , dan Letak
upaya-upaya instansi terkait yaitu lahan yang dekat dengan
: pemukiman warga yang
1. Pihak Perusahaan membuat potensi pencurian
Dalam mencegah masalah ini sangat kuat dilakukan.
pencurian buah kelapa sawit Upaya pencegahan
milik mereka pihak pencurian ini perusahaan
perusahaan melakukan membuat beberapa
beberapa upaya yaitu: upaya kebijakan yaitu :
pencegahan yang di tempuh a. Mengontrol buah
untuk meminimalisir yang sudah di panen
pencurian buah kelapa sawit melalui mandor
milik mereka yakni dengan dua kali
memelalui beberapa proses kontrol.
yaitu: b. Menempatkan dua
a. Pemindahan buah satpam, yaitu satu
kelapa sawit yang satpam siang dan satu
sudah di panen dari satpam malam di
lokasi ke loding kantor devisi.
buah yang berada di c. Pemindahan buah
depan kantor devisi. kelapa sawit yang
b. Mengontrol buah sudah di panen
yang sudah di panen secepatnya ke loding
melalui mandor kantor devisi.
dengan dua kali d. Pengontrolan buah
kontrol ke lapangan melalui Kelompok
atau lokasi. tani.
c. Menempatkan dua 1. Pihak Kepolisian/ Polsek
satpam, yaitu satu Kongbeng
satpam siang dan Dalam menanggulangi
satu satpam malam masalah tersebut secara garis
di kantor devisi. besar yaitu:
a. Upaya Preventif
Dalam menangani kasus (Upaya Pencegahan)
pencurian buah kelapa sawit Dengan tidak
dengan sistem pengamanan melupakan istilah
untuk sementara ini masih “mencegah lebih baik
kurang maksimal dari dari pada mengobati”,

14
maka upaya perusahaan sawit dan
penanggulangan peran serta
kejahatan secara masyarakat.
preventif merupakan Kanit Reskrim
tahap awal untuk Polsek Kongbeng
menanggulangi mengemukakan
kejahatan pencurian bahwa : Upaya
Buah kelapa sawit di pencegahan yang
Kecamatan ditempuh oleh pihak
Kongbeng. Upaya Kapolsek Kongbeng
preventif adalah dalam rangka
tindakan pencegahan meminimalisir
sebelum melakukan terjadinya kejahatan
sesuatu yang sifatnya pencurian buah kelapa
tercela. Dengan kata sawit yaitu :
lain, upaya 1. Melaksanakan
penanggulangan penyuluhan
secara preventif hukum
adalah upaya yang Pihak
dilakukan untuk Kapolsek Kecamatan
mengadakan suatu Kongbeng dalam
perubahan keadaan di melaksanakan upaya
masyarakat yang preventif melalui
bersifat pasif dan penyuluhan di
dilakukan secara bidang hukum
sistematis, terencana, sebagai upaya
terpadu dan terarah pencegahan terhadap
untuk menjaga atau terjadinya kejahatan
menghindarkan pencurian buah
kejahatan pencurian kelapa sawit di
buah kelapa Sawit di Kecamatan
Kecamatan Kongbeng, pihak
Kongbeng. Kepolisian mengajak
Pihak beberapa LSM
Kepolisian Sektor melaksanakan
Kongbeng, melakukan penyuluhan hukum
tindakan dengan mengenai bahaya
mempersempit ruang terjadinya tindak
gerak, mengurangi pidana. Mengenai
dan memperkecil masyarakat sangat
pengaruh dari aspek- memerlukan
aspek kehidupan lain. informasi mengenai
Untuk memperlancar tindak pidana di
upaya ini, maka mana akibat dari
dibutuhkan kerja sama perbuatan melawan
dengan pihak hukum dikenakan

15
sanksi sesuai dengan Kendala yang
peraturan terjadi dilapangan
perundang-undangan dalam melaksanakan
yang berlaku. Patroli Rutin yakni
Memberikan jarak kantor
pemahaman kepada Kapolsek Kongbeng
masyarakat melalui menyebutkan bahwa
penyuluhan- jauh dari lokasi
penyuluhan hukum perkebunan kelapa
sangatlah membantu sawit milik dengan
bagi masyarakat jarak tempuh
dimana informasi KiloMeter. Dan
yang didapatkan tidak ada permintaan
dapat menjadi acuan kerja sama dari
bagi mereka untuk pihak Perusahaan
tidak melakukan kepada pihak
tindak pidana serta Kapolsek Kongbeng
bagaimana jika Untuk penjagaan
mereka mendapatkan buah kelapa sawit
tindak pidana di milik mereka.
sekitarnya sehingga b. Upaya Represif (Upaya
mereka mengetahui Penindakan)
apa yang harus Seiring dengan
dilakukan. pelaksanaan
2. Melaksanakan penanggulangan kejahatan
patroli rutin pencurian ternak yang
Selain bersifat preventif, maka
melaksanakan perlu dilaksanakan upaya
penyuluhan hukum, penanggulangan bersifat
Kapolsek Kongbeng represif yang dilakukan oleh
juga sering aparat penegak hukum.
mengadakan patroli Berdasarkan
rutin di tempat- keterangan Kasat Reskrim
tempat yang rawan Kapolsek Kongbeng
terjadinya kejahatan mengemukakan bahwa
pencurian buah tindakan yang dilakukan
kelapa sawit yang apabila ada pelaku
waktunya kejahatan yang tertangkap
kebanyakan adalah melakukan tindakan
dilakukan pada penahanan. Apabila
malam hari karena pebuatannya tidak terlalu
merupakan waktu serius, maka diselesaikan
yang sering sendiri oleh pihak
digunakan oleh para kepolisian dengan
pencuri untuk memberikan bimbingan dan
melakukan aksinya. membuat suatu perjanjian

16
untuk tidak mengulangi masyarakat sudah
perbuatannya. Jika menyerahkan masalah
perbuatan dianggap terlalu pengamanan ini
berat, maka persoalannya kepada pihak
dilimpahkan ke kejaksaan perusahan yang
untuk diproses lebih lanjut. mengelola perkebunan
c. Upaya kuratif dan kelapa sawit tersebut.
Rehabilitasi c. Masyarakat yang ikut
Yakni memperbaiki dalam pengamanan
akibat dari buah kelap sawit
perbuatan/kejahatan, hanya warga yang
terutama individu yang telah bekarja di perusahan
melakukan tindakan seperti menjadi
tersebut. Dalam hal ini mandor buah, dan
penjatuhan sanksi pidana warga yang menjadi
bagi pelaku kejahatan kelompok tani.
pencurian buah kelapa sawit Berdasarkan pengamatan
di Kecamatan Kongbeng. penulis sesuai kondisi reel di
3. Pihak Masyarakat wilayah Polsek Kongbeng
Dalam menanggulangi pada prinsipnya telah
masalah pencurian buah kelapa melakukan berbagai upaya
sawit di Kecamatan Kongbeng pencegahan dalam
secara garis besar menurut mengamankan perkebunan
tokoh masyarakat yaitu : kelapa sawit, yang menjadi
a. Upaya yang dilakukan wilayah pengawasan Polsek
oleh Kepala Dusun Kongbeng, namun demikian
selaku tokoh kejahatan pencurian tetap ada
masyarakat melalui yang tidak dapat dipungkiri
sanksi adat yaitu dan hal ini menjadi tantangan
menghimbau kepada pihak kepolisian.
masyarakat atau Dilain pihak bahwa proses
warga mengenai penegakan hukum harus
sanksi pencurian ini dilaksanakan setiap saat,
seperti sanksi adat berdasarkan kondisi reel
apabila ketahuan dimasyarakat setempat,oleh
mencuri, bukan cuma karena itu setiap terjadi
mencuri buah kelapa pencuian yang di laporkan
sawit saja tetapi masyarakat kepada pihak
pencurian yang lain Kepolisian maka sesuai standar
juga terkena sanksi yang berlaku Pihak Kepolisian
adat ini. tetap melakukan tindakan
b. Dan dari pihak sebagai proses penyelesaian
masyarakat tidak yang antara lain yaitu dengan
terlalu banyak upaya tahapan :
dalam pencegahan
pencurian ini karena

17
- Menerima laporan dari pendidikan pelaku pencurian,
masyarakat terkait laporan dan karena pelaku pencurian
yang dialami masyarakat. tidak memiliki pekerjaan yang
- Pihak Kepolisian mendatangi tetap. Inilah yang
TKP guna memastikan mempengaruhi atau yang
kebenaran dari laporan melatarbelakangi terjadinya
masyarakat tersebut. kejahatan pencurian buah
- Membuktikan adanya korban kelapa sawit.
atau tidak. 2. Tidak maksimalnya
- Pihak Kepolisian yang penanggulang kejahatan
mendatangi TKP tersebut pencurian oleh perusahaan
melaporkan hasil dari terhadap buah kelapa sawit
pengecekan TKP tersebut milik mereka sehingga tidak
kepada Kapolsek guna teratasi kejahatan pencurian
tindakan Kepolisian lebih ini, mengingatkan kurangnya
lanjut. pengawasan dari aparat
Sesuai kondisi rill berdasarkan penegak hukum (Polsek
kenyataan yang ada di wilayah Kongbeng) sehingga
hukum Polsek Kongbeng masyarakat berani melakukan
bahwa penjatuhan hukuman pencurian buah kelapa sawit
berkaitan kasus-kasus di Kecamatan Kongbeng.
pencurian dengan barang bukti 3. Belum maksimal upaya yang
yang ada maksimal 5 tahun, dilakukan oleh tokoh
namun sesuai kondisi yang ada masyarakat dalam upaya
bahwa dalam kenyataannya penanggulangan kejahatan
pelaksanaan hukuman ternyata pencurian yaitu pemberikan
tidak terpenuhinya pelaku sanksi adat terhadap pelaku
menjalani hukuman 5 tahun pencurian buah kelapa sawit.
melainkan adanya beberapa
pertimbangan sehingga pelaku B. Saran
hanya menjalankan hukum 1. Diharapkan kepada aparat
kurang dari 5 tahun. penegak hukum yang
berwenang dalam menangani
kasus kejahatan pencurian
BAB IV buah kelapa sawit agar
PENUTUP bersungguh-sungguh dalam
A. Kesimpulan penanganannya dan
1. Faktor-faktor yang melibatkan peran serta
melatarbelakangi terjadinya masyarakat agar tercipta
kejahatan pencurian buah ketertiban dan keamanan
kelapa sawit di Kecamatan bersama.
Kongbeng adalah karena 2. Diharapkan ada kerjasama
kurangnya penghasilan antara pihak Perusahaan
pelaku pencurian (faktor sawit dan aparat penegak
ekonomi pelaku rendah), hukum untuk mengajak
karena kurangnya tingkat beberapa LSM untuk

18
melaksanakan penyuluhan Hukum, Bandung, PT. Citra
hukum secara rutin karena Aditya Bakti.
sangatlah membantu bagi
masyarakat dimana informasi Adami Chazawi, Pelajaran Hukum
yang didapatkan dapat Pidana,Jakarta: PT Raja
menjadi acuan bagi mereka Grafindo Persada, 2011
untuk tidak melakukan
perbuatan pidana,serta jika Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum
masyarakat melihat tindak Pidana, Rangkang Education,
pidana di sekitar mereka, Yogyakarta.
mereka dapat mengetahui apa Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah
yang harus merekalakukan Penegakan Hukum dan
yaitu melapor kepada pihak Kebijakan Penanggulangan
yang berwajib. Dengan Kejahatan, Bandung, Citra
kegiatan seperti penyuluhan Aditya Bakti.
hukum inilh dapat mencegah
dan meminimalisir terjadinya Darmono, 2013,
pencurian buah kelapa sawit. Pengengenyampingan
3. Adanya kerja sama dari pihak Perkara Pidana Seponering
perusahaan sawit dengan Dalam Penegakan Hukum,
aparat penegak hukum (Polsek Solusi Publishing, Jakarta.
Kongbeng) untuk membuat
posko kepolisian di daerah Widodo, 2009, Sistem Pemidanaan
yang rawan terjadinya dalam Cyber Crime,
pencurian buah kelapa sawit. Laksbang, Yogyakarta
4. Melakukan Patroli
kelapangan perkebunan kelpa Zainudin Ali, 2010, Filsafat Hukum,
sawit lebih intensifkan lagi Jakarta:Sinar Grafika.
baik pihak Kapolsek
Kongbeng selaku aparat B. Peraturan Perundang-
hukum dan pihak Perusahaan undangan
agar tercipta suasana yang
aman dan tentram. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum
A. Literatur Pidana

Abdul kadir Muhammad, 2004, Undang-undang Nomor 2 Tahun


Hukum dan Penelitian 2002 Tentang Kepolisian
Republik
Indonesia

19

Anda mungkin juga menyukai