ABSTRAK
14
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
15
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
16
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
17
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
18
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
19
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
20
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
21
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
22
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
23
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
24
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
tepat karena memilih warna putih yang informan sangat menyukai warna hijau
mampu memberikan reflektan sebesar maka dapat mengubahnya menjadi
100%. Namun pada warna dinding warna hijau terang agar reflektan yang
untuk digunakan sebagai ruang kerja dihasilkan lebih besar daripada warna
kurang tepat. Warna yang digunakan hijau daun yang digunakan pada saat
adalah warna hijau, pada dasarnya penelitian. Sumber pencahayaan atau
warna hijau memiliki beberapa lampu TL dibersihkan agar tidak
tingkatan mulai yang nampak terang terdapat sarang laba-laba di area
hingga agak gelap. Warna hijau seperti tersebut.
hijau terang dan hijau lime lebih cocok
digunakan dalam ruang kerja dibanding .
hijau rumput, hijau daun maupun hijau Diketahui bahwa ruangan ini cukup
yang lainnya. Pada saat melakukan padat dengan mesin jahit, meja tempat
wawancara ternyata informan lebih setrika, dan rak tempat pakaian.
senang dengan warna hijau, makanya Ruangan yang tidak begitu luas dan
disarakankan untuk mengganti warna terdapat banyak barang didalamnya
dinding hijau yang lebih terang agar harus disiasati agar tidak mengurangi
pencahayaan ruangan dapat mencapai pencahayaan ruang kerja. Tempat
keoptimalan. menggantung pakaian hasil jahitan juga
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh rata- harus berada pada area yang tidak akan
rata hasil pengukuran intensitas menutupi sebagian besar sumber
pencahayaan terhadap ruang kerja pada pencahayaan. Posisi lampu pada ruang
waktu pagi, siang dan sore hari tidak kerja harus diperhatikan jaraknya
ada satupun yang optimal. Hal tersebut terhadap meja jahit (bidang kerja) agar
dipengaruhi oleh faktor lingkungan lebih optimal pencahayaannya. Apabila
yang telah dipaparkan sebelumnya. Jadi, letak meja jahit sudah tidak bisa diubah,
agar pencahayaan ruang dapat menjadi maka sumber pencahayaan harus
optimal sebaiknya faktor-faktor tersebut ditambah pada setiap meja jahit. Artinya
senantiasa diperhatikan sekecil apapun pencahayaan untuk meja jahit dua dan
itu. Seperti warna pada dinding meja jahit tiga masing-masing memiliki
sebaiknya segera diubah menjadi warna sumber pencahayaan tersendiri pada
yang lebih terang dan sehubungan bagian kiri penjahit, dengan demikian
25
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
intensitas yang akan diperoleh meja meja mesin jahit. Telah dipaparkan
jahit dua dan meja jahit tiga dapat sebelumnya bahwa waktu kerja
menjadi optimal seperti meja jahit satu dilaksanakan mulai dari pagi hingga
pada waktu siang. Untuk memperoleh sore hari dan tidak ada waktu malam
intensitas pencahayaan pada ruang kerja hari.Meskipun waktu kerja informan
dan bidang kerja pada semua waktu, memiliki peluang yang besar untuk
baik itu pada pagi, siang maupun sore mendapatkan bantuan pencahayaan
hari, maka sumber pencahayaan yang alami, akan tetapi lokasi penelitian
digunakan untuk ruang kerja harus lebih terletak ditengah pasar dengan
tinggi pencahayaannya dibanding bangunan yang saling berimpitan
bidang kerja. Sumber pencahayaan pada dengan penjahit lainnya dan diantarai
ruang kerja harus lebih terang karena oleh atap seng yang tertutup rapat dan
lebih luas fokus pancaran sinarnya. tidak transparan. Dengan demikian
Pencahayaan ruang kerja harus sesuai pencahayaan buatan sangat berperan
karena memiliki pengaruh yang cukup penting dalam penyelesaian pekerjaan
penting terhadap intensitas pencahayaan informan.
yang akan diterima oleh para pekerja Selanjutnya warna lingkungan
dan dapat berpengaruh terhadap kerja, bidang permukaan kerja diarea
efisiensi kerja. los penjahit pasar Wonomulyo berwarna
Untuk lebih jelasnya peneliti akan putih bertekstur halus dengan panjang
mengkajinya sebagai berikut: sumber 25 cm dan lebar 25 cm. Dinding
pencahayaan buatan yang digunakan disekitar area kerja tersebut berwarna
untuk menerangi bidang kerja ini adalah hijau daun. Langit-langit diarea kerja ini
3 unit lampu fluorescent (TL) dengan berwarna putih dan bertekstur halus
kapasitas masing-masing 24 W daya dengan panjang 50 cm dan lebar 50 cm.
aliran listrik 900 volt. Lampu TL yang Pada penggunaan warna putih untuk
pertama di pasang tepat di langit-langit lantai dan langit-langit sudah tepat,
bagian dalam los penjahit, lampu TL karena bahan warna putih dapat
yang ke dua dipasang pada pojok atas memberikan reflektan sebesar 100%.
sejajar dengan mesin jahit, lampu TL Warna hijau daun pada dinding dapat
yang ketiga berada pada pertengahan memberikan reflektan sebesar 20-25%.
atas pintu los yang tepat diantara dua Secara keseluruhan pemilihan warna
26
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
27
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
terang dan bersih, bebas dari sarang tengah pasar dan hanya mengandalkan
laba-laba, terbuat dari bahan yang kuat pencahayaan buatan sebanyak tiga, dua
serta tinggi berkisar antara 2,70 – 3,30 diantaranya untuk sumber pencahayaan
m diatas lantai (Sutanto dalam Indah fokus pada meja jahit (bidang kerja) dan
2013). satunya untuk pencahayaan ruang kerja.
Ketika tidak ada pencahayaan yang
Berdasarkan pada Tabel 4 bahwa berasal dari depan atau samping los
hasil pengukuran rata-rata lampu maka pencahayaan yang ada pada los
fluorescent terhadap meja jahit (bidang (ruang) kurang mampu memantulkan
kerja) pada waktu pagi mulai dari meja cahayanya.
jahit satu, meja jahit dua bahkan meja Hal tersebut yang membuat
jahit tiga tidak ada satupun yang intensitas yang diterima pada pagi hari
optimal intensitas pencahayaanya. tidak optimal karena pencahayaan akan
Padahal pengukuran yang dilakukan memiliki pantulan yang besar ketika
tidak hanya sekali, namun pengukuran bertemu dengan permukaan atau warna
dilakukan sebanyak tiga kali dalam tiga yang terang disekelilingnya, sedangkan
hari dan hasilnya rata-rata tetap sama untuk warna gelap apabila bertemu
yaitu tidak memenuhi standar apalagi pencahayaan bukannya dipantulkan
untuk mencapai optimalisasi intensitas melainkan diserap. Terlebih lagi jika
pencahayaan. Ini disebabkan karena ditambah dengan pakaian-pakaian yang
adanya hubungan dengan pencahayaan bergantungan di dinding-dinding dan
ruang kerja yang telah dipaparkan beberapa yang sangat dekat dengan
sebelumnya. Diketahui bahwa pada sumber pencahayaan, tanpa mereka
waktu pagi hari lingkungan kerja yang sadari dapat menghalangi pantulan
ada disekitar masih gelap makanya pencahayaan yang diperoleh.
kurang mampu memantulkan Selanjutnya dilakukan lagi
pencahayaannya. Ini diperkuat dengan pengukuran pada siang hari yang hasil
pernyataan informan (P1) “ketika hari rata-ratanya untuk pencahayaan lampu
masih pagi, rata-rata los yang ada di fluorescent terhadap meja jahit (bidang
pasar belum terbuka”. Pada lembaran kerja) ternyata hanya meja jahit satu
sebelumnya sudah dijelaskan letak yang memenuhi standar dan mencapai
tempat menjahit ini berada dibagian optimalisasi intensitas
28
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
29
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
30
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
31
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Ari, 2016. Optimalisasi Pencahayaan Al
ami dalam Efisiensi Energi di Perp
ustakaan UGM. Academia, (online)
, http://www.academia.edu/153641
08/optimalisasi-pencahayaan-
alami-dalam-efisiensi-energi-di-
perpustakaan_UGM, diakses 23
Juni 2016).
32
Vol. 2, No. 2, Nopember 2016 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
33