Oleh :
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Pandemi virus Corona sampai saat ini telah menyebar di 210 negara termasuk
Indonesia. Bagi Indonesia, ini menjadi tantangan multidimensi. Pemerintah dan
masyarakat dihadapkan pada berbagai keputusan sulit baik itu di sektor kesehatan,
sosial, ekonomi, maupun politik. Untuk merekam perspektif masyarakat terkait
kondisi krisis Covid-19 di Indonesia, Periode pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 27 April -18 Mei 2020 dan menjangkau 1100 responden dari seluruh
provinsi di Indonesia. Beberapa hal menarik ditemukan dalam penelitian ini. Hasil
survei memperlihatkan bahwa 87% responden merasa bahwa virus Corona
membahayakan kesehatan mereka dan 65% responden merasa takut tertular virus
yang sampai tanggal 19 Mei 2020 kemarin menyebabkan kematian 1.191 orang di
Indonesia dan lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia.
Selain itu, beberapa ditemukan bahwa kebijakan pemerintah untuk
membatasi penyebaran virus Corona dengan pelarangan mudik ternyata
mendapatkan dukungan mayoritas. Sebanyak 86% responden di seluruh Indonesia
mendukung kebijakan pelarangan mudik. Ini menjadi hal menarik mengingat
mudik telah menjadi ritual sosial masyarakat Indonesia. Namun demikian,
mayoritas masyarakat mengakui pandemi virus Corona dan penanganannya
dirasakan sangat mengganggu kondisi perekonomian mereka. Lebih dari 90%
responden menyatakan bahwa kondisi perekonomian keluarga mereka terganggu
karena adanya pandemi Covid-19. Meskipun begitu, hanya 32% responden yang
merasa marah terhadap kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
membuat mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang biasanya mereka lakukan.
Sejalan dengan itu, riset memperlihatkan 70% responden menyatakan bahwa
mereka puas dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat dalam pengatasi
permasalahan Corona. Namun hal ini sangat mungkin untuk berubah mengingat
disaat yang bersamaan, 72% responden juga setuju dengan pernyataan bahwa
pemerintah kewalahan dalam mengatasi permasalahan virus Corona di Indonesia.
Selain itu, 46% responden merasa bahwa mereka tidak memiliki pengaruh atas
keputusan pemerintah dalam penanganan Covid-19.