Anda di halaman 1dari 3

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

A. PENGERTIAN

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (PMK No.58
2014/Keputusan Menteri Kesehatan sebelumnya adalah No.1197 Tahun 2004). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.
Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk:
1. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
2. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
3. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi,


Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan
terjangkau. Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, harus dilakukan
Pengendalian Mutu Pelayananan Kefarmasian yang meliputi monitoring dan evaluasi
(monev). Sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum melakukan kegiatan pelayanan
farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan
tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi
rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit, terbatasnya pengetahuan pihak terkait
tentang pelayanan farmasi rumah sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah
sakit masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebatas
penyediaan dan
pendistribusian.
Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Standar
Pelayanan Rumah Sakit masih bersifat umum, maka untuk membantu pihak rumah sakit
dalam mengimplementasikan Standar Pelayanan Rumah Sakit tersebut perlu dibuat Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit yang bersifat paripurna sesuai tuntutan rumah sakit dan
pasien. Sehubungan dengan berbagai kendala sebagaimana disebut di atas, maka sudah
saatnya pula farmasi rumah sakit menginventarisasi semua kegiatan farmasi yang harus
dijalankan dan berusaha mengimplementasikan secara prioritas dan simultan sesuai kondisi
rumah sakit.
Praktik Kefarmasian adalah sautu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga farmasi dalam
menjalankan pelayanan farmasi yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang
bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia, sarana, dan peralatan.
1. Tujuan Pelayanan Kefarmasian
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.
2. Fungsi Pelayanan Farmasi
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
2. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
3. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
5. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku.
6. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian.
7. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah
sakit.
b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
1. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
2. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan
alat kesehatan.
3. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan.
4. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.
5. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
6. Memberi pelayanan informasi obat kepada pasien/keluarga.
7. Melaporkan setiap kegiatan.
B. RUANG LINGKUP PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Administrasi dan Pengelolaan.
2. Pimpinan dan staf.
3. Fasilitas dan Peralatan.
4. Kebijakan dan Prosedur.
5. Pengembangan Staff dan Program Pendidikan.
6. Evaluasi dan Pengendalian Mutu.

Tugas
1) Jelaskan secara singkat mengapa harus di buat aturan tentang standarisasi
pelayanan farmasi di rumah sakit
2) Sebutkan tujuan dan fungsi Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
3) Jelaskan secara Rinci Ruang Lingkup Pelayannan Kefarmasian
4) Jelaskan fasilitas yang dibutuhkan di rumah sakit untuk mendukung
standar pelayanan kefarmasian yang diharapakan
5) Jelaskan pengertian pelayanan kefarmasian sesuai PMK No.58 Tahun 2014

Prosedur:
1. Kerjakan Per Orangan sesuai tugas di atas.
2. Diskusikan dengan Teman yang lain.
3. Presentasikan kesimpulan dari hasil diskusi.

Anda mungkin juga menyukai