TANJUNG TIRAM
Oleh : audia atika
email : audiaatika14@gmail.com
Abstrak
pantai Timur Sumatera yang langsung berbatasan dengan Selat Malaka serta wilayah
yang memiliki banyak aliran sungai. Hal ini yang mendorong saudagar saudagar dari
negeri Batu Bara menggunakan sebuah tanah yang menjorok ke laut sebagai tempat
merapatnya kapal dan melakukan perdagangan dengan berbagai Negara lain yang
sekarang disebut sebagai Bandar Tanjung Tiram. Dengan sejumlah perahu dari
Langkat, Deli dan Batu Bara berjumlah sangat banyak mengangkut teruama lada, dan
juga hasil perkebunan lainnya. Diketahui para Raja dan saudagar saudagar dari Batu
Bara adalah orang orang yang ulet dan gigih dalam melakukan perniagaan hal ini
menjadikan Bandar Tanjung Tiram menjadi tempat berkumpul dan pertemuan untuk
ini adalah kekayaan hasil negeri Batu Bara yang banyak serta keahlian saudagar Batu
Bara yang ulet dan gigih dalam berdagang eksternal dengan dibutuhkannya tempat
pertemuan antar saudagar untuk saling bertukar barang dagangannya Bandar Tanjung
Tiram dijadikan tempat bagi para saudagar bisa saling bertransaksi serta didukungnya
faktor eksternal yaitu posisi Bandar Tanjung Tiram memiliki letak wilayah yang
strategis berada diantara Selat Malaka dengan jalur yang lebih pendek untuk
menempuh India-Cina yang merupakan jalur perdagangan yang biasa dilalui berbagai
Negara dalam melakukan perdagangan akomoditi mereka sehingga terbentuknya
Metode
Pembahasan
Bara pada tahun 1865. Daerah Batu Bara dikenal sebagai pusat perdagangan dari
berbagai Negeri seperti Penang, Perak, Malaka, Cina dan Arab, hal ini
desa tua yang berada di Tanjung Tiram seperti bongkahan kapal, fragmen keramik,
pecahan botol, koin ataupun mata uang VOC, artefak artefak yang ditemukan jelas
mengidentifikasikan bahwa daerah Batu Bara cukup sibuk pada masanya sebagai
suatu kawasan Bandar perdagangan. Namun walaupun demikian pada masa ini
Bandar yang dikatakan masih dengan kondisi Bandar yang masih sangat sederhana
hanya berupa dermaga kecil yang tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang
bagaimana mestinya, bisa dikatakan bahwa yang disebut Bandar pada masa ini
hanyalah sebuah teluk kecil yang menjorok kelaut dan dengan pondasi yang terbuat
bangunan yang terbuat dari beton di cor besi yang menjorok kelaut, puing puing ini
masih dapat dilihat sampai sekarang hal ini lah mengapa Bandar Tanjung Tiram juga
agar mencegah masuknya pasukan Jepang ke Batu Bara, aktifitas Bandar sempat
vakum dari kegiatan perkapalan serta banyaknya terjadi kerusakan Bandar akibat
pengeboman.
Sekarang ini Bandar Tanjung Tiram digunakan nelayan sebagai tempat
otoritas Bandar Tanjung Tiram sekarang ini berada di bawah wewenang pelabuhan
Kuala Tanjung, Bandar Tanjung Tiram sendiri merupakan pelabuhan yang berbentuk
UPP yang tergolong dalam pelabuhan yang belum diusahakan secara kemersial
sehingga Bandar ini dimarger dan dikelola langsung oleh pemerintah melalui
permukiman sendiri sudah ada di Bagan Luar yang pada masa itu merupakan wilayah
kekuasaan kedatukan Lima Laras serta permukiman di kampung Bogak sudah sangat
ramai oleh penduduk dikarenakan adanya kedatukan Bogak yang menjadi tempat
persinggahan para pelaut, pedagang yang berniaga dari negeri-negeri yang berada di
pingggiran Selat Malaka, serta negeri India, Filipina, Cina. Negeri Johor yang pada
Pada masa itu di Bogak terdapat tempat pembuatan belacan/terasi yang pada
waktu itu banyak diperdagangkan ke daerah pesisir Negeri Siak, Malaka, dan Pulau
Penang, Patani, Mindanau Filipina dan juga kasmir India. Akibatnya banyak para
pendatang yang menetap di kedatukan baik dari negeri Batu Bara maupun dari negeri
tetangga di sekitar pesisir Selat Malaka. Sempat terjadi perselisihan antara kedatukan
Lima Laras dengan kedatukan Bogak dikarenakan kedatukan Lima Laras membuka
harus mendapatkan sebuah pekerjaan. Di Kecamatan Tanjung Tiram yang lebih dekat
dengan laut yang berdampak pada rata rata pekerjaan masyarakat Kecamatan Tanjung
Tiram adalah nelayan. Peluang untuk menjadi nelayan sangat besar dimana tidak ada
aturan tingkat pendidikan untuk pekerjaan ini. Maka secara tidak langsung nelayan
menjadi mata pencarian dominan di wilayah ini. Selain itu Bandar dan laut berperan
Tanjung Tiram menjadi lapangan pekerjaan yang memberikan dampak positif bagi
jenjang yang lebih tinggi karena kekurangan ekonomi memilih untuk menjadi
nelayan, pekerjaan ini sendiri memberikan banyak kesempatan dan peluang untuk
rendah, sehingga dengan menjadi nelayan dapat memenuhi kehidupan ekonomi sehari
sekolah modern sejak dulu, jejak yang tertinggal adalah sekolah modern yang
dibangun Belanda yang berlokasi di labuhan ruku, melalui sekolah ini Belanda
memperkanalkan pendidikan modern pada anak anak Batu Bara, terutama dikalangan
anak anak datuk sehingga mereka dapat menyenyam pendidikan modern, namun jenis
pendidikan ini tidak banyak yang mendukung di Batu Bara hal ini mungkin
dikarenakan pada awalnya pendidikan yang di terapkan masyarakat Batu Bara
Pada bidang pemerinyahan Batu Bara pada masa dulu merupakan suatu
wilayah adat yang berdiri sendiri-sendiri yang dapat diketahui dari sejarah yang ada,
Batu Bara terdari beberapa kedatukan kecil yang dipimpin oleh seorang datuk yang
Kemudian keresidenan ini dibagi menjadi 5 afdeling atau setara dengan kabupaten di
bawah kuasa seorang residen Batu Bara dengan sembilan kedatukan yang ada di
Afdeling Labuhan Batu dijadikan Daerah Tingkat II Kabupaten Labuhan Batu yang
Afdeling Batu Bara disatukan ke Kabupaten Asahan. Baru pada tahun 2006 DPR
diresmikan tanggal 15 Juni 2007 setelah sekian lama dengan berbagai hambatan dan
perjuangan rakyat Batu Bara dengan maksud mewujudkan Kabupaten Batu Bara yang
saling berkaitan bagi masyarakat Tanjung Tiram terutama pertanian dan kelautan
Tanjung Tiram inovasi teknologi terlihat dari penggunaan alat menangkap ikan, kapal
nelayan, cara budidaya ikan serta alat alat pertanian hal ini diperjelas oleh beberapa
mendorong kemajuan kebudayaan yang ada di sini sebagai kawasan wilayah pesisir,
teknologi yang dipakai oleh nelayan dan petani sangat berdampak bagi kelangsungan
hidup masyarakatnya demi mempermudah pekerjaan inovasi inovasi dari alat alat
yang digunakan pun mulai berkembang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi
penggunaan alat dalam bekerja. Penggunaan teknologi seperti mesin penggiling juga
sangat membantu dimana hasil tangkapan nelayan bisa di olah menjadi berbagai
Bandar Tanjung Tiram menjadi pusat ekonomi dimana tidak hanya kegiatan
kelautan yang terjadi di sekitar kawasan Bandar namun telah tumbuh menjadi pusat
perdagangan dimana telah di bangun dan ruko ruko telah bertumbuh di sekitar
kawasan Bandar yang menjadikan kawasan Tanjung Tiram menjadi pusat kegiatan
kecamatan yang ada di Kabupaten Batu Bara. Luas wilayah Batu Bara mencapai
173,99 Km2. Tanjung Tiram terdiri dari 8 Desa dan 2 Kelurahan wilayah
administratif yang berbatasan dengan 3 Kecamatan dan laut meliputi sebelah Utara
pengawasan terhadap daerah Batu Bara tahun 1865 , dimana Bandar Tanjung Tiram
merupakan kawasan yang sangat strategis yang berada di Selat Malaka Bandar
digunakan sebagai tempat persinggahan kapal kapal dari berbagai Negara misalnya
Perak, Malaka, Cina dan Arab untuk melakukan perdagangan hasil akomoditi dari
masing masing negeri, pada masa ini Bandar ini sangat sederhana dan masih
tradisional.
di wilayah Negeri Batu Bara, dengan adanya hasil dari perkebunan ini ditambah
dengan banyaknya hasil hutan dan pertanian lainnya yang dapat di ekspor keluar
negeri membuat Belanda membangun pelabuhan laut yang saat itu berada di
kedatukan Lima Laras dengan nama Tanjung Tiram. Mulanya terbentuk permukiman
yang ada di sekitar Bandar dengan adanya kedatukan Bogak dan Lima Laras serta
adanya peluang pekerjaan di sekitar Bandar banyak masyarakat dari berbagai
kedatukan di Batu Bara yang berpindah ke daerah sekitar Bandar baik untuk
pendangkalan laut yang terjadi dan pengeboman yang dilakukan Belanda di Bandar
untuk mencegah Jepang mendarat di Batu Bara keadaan sekitar Bandar tidak aman
dan Bandar menjadi puing puing sekitar 2 tahun antara 1945-1947 setelah kembalinya
Tiram dengan desa Bogak dan desa Bagan Luar. Hingga sekarang Bandar masih
kapal dan dermaga penumpang menuju desa yang berada di luar Tanjung Tiram.
Daftar pustaka
Antonius, Bungaran. 2010. Melayu dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya).
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Anwardi. 2010. Sejarah Batu Bara dari Masa Ke Masa. Arsip Kabupaten Batu Bara.
Batu Bara.
Asnan, Gusti. 2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera . Yogyakarta: Ombak
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas: Batak dan Melayu di Sumatera
Timur Laut. Jakarta: KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)
Tanjung, Flores dkk. 2014. Sejarah Batu Bara : Bahtera Sejahtera Berjaya. Batu
Bara: Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara
Morna Muhammad Yusuf, Tim. 2010. Sejarah Batu Bara Dari Masa ke Masa. Batu
Bara: Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara
_________. 1998. Diskusi Ilmiah Bandar Jalur Sutra (Kumpulan Makalah Diskusi).
Jakarta: CV. Eka Dharma