Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA I

KARBOHIDRAT

Ariani Indah Sari


05051281924067

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Karbohidrat merupakan zat penghasil kalori. Istilah karbohidrat ini
sering juga disebut sebagai hidrat arang atau nama lainnya yaitu Sakarida,
berasal dari bahasa Arab ‘sakkar’ artinya gula, serta ada juga yang
menyebut bahwa karbohidrat ini berasal dari kata ‘karbon” dan ‘hidrat’
sehingga disebut sebagai hidrat dari karbon. Secara umumnya, Karbohidrat
adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen, dan
Oksigen, dan pada umunya unsur Hidrogen dan Oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Sedangkan secara Biokimia, Karbohidrat adalah
Polihidroksil-Aldehida atau Polihidroksil-Keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini jika dihidrolisis. (Fried, George,
2016).
Sebagai sumber energi dan juga komponen struktural penting dalam
organisme, karbohidrat juga memiliki fungsi lain yaitu merupakan bagian
dari struktur asam nukleat yang mengandung informasi genetik terdiri dari
karbohidrat dan sebagai bahan pengental atau GMC pada teknologi
makanan sebagai bahan penstabil (Fried, George, 2016). Berdasarkan pada
gula penyusunnya, karbohidrat ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ;
Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida. Dimana semua karbohidrat
ini bersifat optis aktif dan bersifat mereduksi, serta beberapa sifat Kimia
karbohidrat juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
karbohidrat satu dengan yang lainnya. (Aditia, L., 2013).

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan
karbohidrat secara umum dengan melakukan perbandingan atau percobaan
blanko, untuk menunjukkan dan membedakan zat-zat atau sakarida yang
dapat mereduksi dan tidak dapat mereduksi, serta untuk dapat menentukan
adanya gula pereduksi dalam suatu karbohidrat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reaksi Benedict


Uji Benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid atau keton bebas. Prinsip dari uji reaksi Benedict ini adalah
untuk Cu 2+ akan direduksi oleh gula menjadi Cu+, dalam hal ini akan
terbentuk endapan Cu2O. Reaksi pada uji Benedict ini dinyatakan positif
apabila terbentuk endapan berwarna biru kehijauan sampai merah batu bata
atau dengan kata lain bergantung pada kadar gula reduksi yang tersedia pada
larutan tersebut. Pada gula pereduksi ini terdapat gugus aldehid dan OH
laktol. OH laktol merupakan OH yang terikat pada atom C pertama yang
menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Sedangkan
untuk komponen Disakarida dan Polisakarida yang mana tersusun oleh
beberapa Monosakarida, namun atom karbon anomerik pada keduanya
saling terikat, sehingga pada setiap unit Monosakarida tidak lagi terdapat
gugus Aldehid atau Keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka,
hal ini menyebabkan Disakarida dan Polisakarida tidak dapat mereduksi
pereaksi Benedict dan memberikan hasil negatif pada uji Benedict tersebut.
Adapun contohnya adalah terdapat semua golongan Monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya membentuk siklik yang
artinya hemisetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
seperti Fruktosa dan Sukrosa. (Edahwati, L., 2010).

2.2. Reaksi Molish


Pengujian reaksi Molish ini adalah berguna untuk menentukan adanya
kandungan dari karbohidrat secara umumnya. Dalam karbohidrat sendiri
dikenal beberapa macam cara pengujian untuk dapat menentukan
kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut, yang mana salah
satunya adalah melalui uji reaksi Molish ini. Selain untuk menentukan
kandungan pada karbohidrat, pengujian reaksi Molish ini juga efektif
untuk berbagai senyawa yang dapat didehidrasi menjadi fulfular atau
substitusi furfular oleh larutan asam sulfat pekat. Dimana senyawa fulfular
ini nantinya akan membentuk kompleks dengan a-Nafthol yang dikandung
pereaksi Molish tersebut dengan cara memberikan warna ungu pada
larutan karbohidrat tersebut. (Sukmawaty, E., 2015). Prinsip daripada uji
reaksi Molish ini adalah apabila ikatan glikosida pada karbohidrat akan
terhidrolisa oleh H2SO4 (pekat) menghasilkan monosakarida yang
kemudian akan dihidrasi membentuk Furfural. Dan bila direaksikan
dengan Alpha Naftol akan memberikan warna ungu pada larutan
karbohidrat yang direaksikan tersebut. (Sukmawaty, E., 2015).
Pengujian reaksi Molish ini juga terdiri dari α-Nafthol di dalam
alkohol yang kemudian akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks endapan putih dan larutan yang berwarna ungu yang
disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan
akan membentuk cincin yang berwarna ungu. Hal ini akan menunjukkan
bahwa uji reaksi Molish sangatlah spesifik untuk membuktikan adanya
karbohidrat. Tujuan dari ditambahkannya asam sulfat pekat ini adalah
menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfural. Dan hasil
reaksi yang positif akan menunjukkan bahwa larutan yang diuji
mengandung karbohidrat, sedangkan hasil reaksi yang negatif
menunjukkan bahwa larutan tersebut tidak mengandung karbohidrat.
Misalnya seperti pada reaksi Pentosa dan Heksosa yang mana keduanya
merupakan reaksi umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat
kelompok ketosa (C=O). (Adisendhjaja, Y., 2014).

2.3. Reaksi Yodium


Reaksi Yodium atau Iodium atau Iodin ini mengandung prinsip dimana
senyawa Polisakarida akan memberikan warna yang spesifik dengan
Yodium. Amilum merupakan salah satu karbohidrat yang terdiri atas dua
macam Polisakarida yang mana keduanya adalah polimer dari Glukosa
yaitu Amilosa dan sisanya adalah Amilopektin. Uji Yodium atau Iodium
ini digunakan untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan
monosakarida pada karbohidrat. Dimana larutan Iodin yang direaksikan
dengan glikogen akan membentuk warna merah sampai cokelat yang
disebabkan karena adanya penyerapan Iodin pada struktur cincin Glikogen
yang saling berikatan, sehingga membentuk kompleks berwarna merah
kecoklatan. Sedangkan, kelemahan dari metode Yodium adalah hasil yang
diperoleh tidak akurat, yang disebabkan karena pengujiannya yang bersifat
subjektif. (Prihanto, 2017).
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum mengenai Protein atau Uji Larutan Protein ini dilaksanakan pada
Jum’at, 5 November 2021 pukul 19:30 WIB s/d di ruang zoom meeting.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum Karbohidrat adalah sebagai berikut ; 1)
Sarung Tangan (seperti sarung tangan lateks), 2) Beaker Gelas, 3) Pipet Ukur, 4)
Rak Tabung Reaksi, 5) Tabung Reaksi, 6) Pipet Tetes, 7) Penjepit Tabung Reaksi
(Penjepit Kayu), dan 8) Hot Plate.
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut ; 1) Larutan Karbohidrat
(berupa tepung yang sudah diencerkan atau dilarutkan dengan air panas), 2)
Larutan Dekstrin (berupa tepung dan larutan yang sudah dilarutkann dengan air
panas), 3) Larutan Benedict 4) NaOH 1 N, 5) Alpha Nafthol 5 %, 6) Larutan
Yodium, 7) Larutan Sukrosa, 8) Larutan Laktosa, 9) Larutan Amylum (yang telah
dilarutkan dalam air), 10) Eter, dan 11) HCl.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Reaksi Molish
Cara kerja pada praktikum Karbohidrat atau Reaksi Umum Karbohidrat, yaitu
Reaksi Molish adalah sebagai berikut :
1. Siapkan sebanyak 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering pada rak
tabung reaksi.
2. Untuk tabung reaksi pertama, diisi dengan larutan karbohidrat berupa
tepung yang sebelumnya telah dilarutkan dengan air panas sebanyak 2 ml
larutan.
3. Sedangkan untuk tabung reaksi kedua (percobaan blanko), diisi dengan air
biasa (sebagai pengganti dari karbohidrat tadi) sebanyak 2 ml larutan pula.
4. Kemudian masing-masing tabung yang telah diisi dengan larutan
karbohidrat yang berbeda tadi ditambahkan dengan 3 tetes larutan Alpha
Nafthol.
5. Selanjutnya, ditambahkan lagi dengan larutan asam sulfat pekat, melalui
dinding tabung reaksi secara perlahan-lahan sampai membentuk cincin
yang berwarna kecoklatan. Dan amati reaksi yang terjadi pada masing-
masing tabung reaksi tersebut.

Keterangan : Disakarida yang ada dalam suasana asam akan terhidrolisa dan
menyebabkan reaksi positif.
Reaksi positif : Ditunjukkan dengan adanya endapan Cu2O yang berwarna
merah bata.

3.3.2. Reaksi Yodium


Cara kerja pada praktikum Karbohidrat atau Reaksi Umum Karbohidrat, yaitu
Reaksi Yodium adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 2 tabung reaksi pada rak tabung reaksi, dan dimasukkan dengan
masing-masing 3 tetes larutan yang akan diperiksa.
2. Untuk tabung reaksi pertama diisi dengan 3 tetes larutan Dekstrin.
Sedangkan untuk tabung reaksi yang kedua, diisi dengan 3 tetes larutan
Amilum.
3. Setelah itu, tambahkan lagi pada masing-masing tabung reaksi tadi dengan
larutan Yodium sebanyak 2 tetes. Selanjutnya amati reaksi yang terjadi
pada masing-masing atau kedua tabung reaksi.

3.3.3. Reaksi Benedict


Cara kerja pada praktikum Karbohidrat atau Reaksi Umum Karbohidrat, yaitu
Reaksi Benedict adalah sebagai berikut :
1. Siapkan juga sebanyak 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering pada
rak tabung reaksi. Pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan dengan
1 ml larutan yang akan diselidiki.
2. Untuk tabung reaksi pertama, diisi dengan larutan Laktosa sebanyak 1 ml
atau sebanyak 20 tetes larutan dengan menggunakan pipet tetes.
Sedangkan untuk tabung reaksi kedua, diisi dengan 1 ml pula larutan
Sukrosa.
3. Selanjutnya, pada masing-masing tabung reaksi kemudian ditambahkan
lagi dengan larutan Benedict sebanyak 2 ml larutan, dan lakukan
pengocokkan pada kedua tabung reaksi tersebut.
4. Setelah ditambahkan dengan larutan Benedict dan menghasilkan
perubahan warna. Kemudian kedua tabung reaksi tersebut dilakukan
proses pemanasan atau didihkan pada air yang mendidih selama 5 menit.
Dan amati lagi apakah ada perubahan reaksi yang terjadi pada kedua
tabung reaksi tersebut.
Larutan Benedict tersebut terdiri dari :
- CuSO4. 5H2O,
- Na2CO3.6 H2O,
- Natrium Citrat, dan
- Aquades.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah:
4.1.1. Reaksi Molish
Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I 2 ml H2SO4 Mengandung Larutan berubah
Karbohydrat karbohidrat dan bentuk warna merah
3 tetes Alpha terlarut dalam bata
Napthol larutan.
II 2 ml air, 3 H2SO4 Tidak mengandung Larutan berubah
tetes larutan karbohidrat dan tidak bentuk warnanya
Alpha Napthol terlarut sempurna menjadi merah,
atau encer. namun merah
tersebut tidak terang.

4.1.2. Reaksi Yodium


Plat tetes Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
Lobang 1 3 tetes 2 tetes Terbentuk dua Membentuk suatu endapan
sample Yodium lapisan dan pada larutan dan
larutan dapat mengandung lemak
mereduksi. dibagian atasnya pada
tabung atau dua lapisan.
Lobang II 3 tetes 2 tetes Terbentuk dua Larutannya terdiri atas 2
sample Yodium lapisan dan komponen atau lapisan.
larutan dapat Lapisan atas menjadi warna
mereduksi. ungu dan lapisan bawah
menghasilkan endapan
berwarna putih.

4.1.3. Reaksi Benedict


Tabung Pereaksi Hasil Keterangan
1 ( 1 ml sample ) 2 ml Untuk tabung pertama, Untuk tabung pertama,
Benedict larutan tetap berwarna warna tetap tidak berubah
seperti semula yaitu meski sudah dilakukan
biru tua. penambahan larutan
Untuk tabung kedua, Benedick dan pemanasan.
terjadi perubahan Sedangkan untuk tabung
warna. Terbentuk dua kedua, warna larutan
lapisan, dan berubah orange setelah
membentuk endapan dilakukan pemanasan.
4.2 Pembahasan
Pengujian terhadap Karbohidrat ini konsepnya adalah untuk memecah
molekul besar yang terdapat pada karbohidrat tersebut menjadi lebih sederhana,
yaitu Monosakarida atau disakarida dengan cara memecah senyawanya. Reaksi
Molish, reaksi Yodium, dan reaksi Benedict merupakan salah satu contoh dari
beberapa uji kualitatif, dimana pada setiap reaksi menggunakan dua buah tabung
reaksi. Untuk reaksi Molish yang mana pengujiannya dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kandungan karbohidrat yang dimilikinya, ini memakai larutan
Alpha Nafthol dan Asam Sulfat Pekat untuk dapat menghasilkan warna spesifik.
Mengapa asam sulfat pekat, karena asam sulfat ini berperan sebagai pemecah
senyawa yang terdapat di Karbohidrat tersebut serta untuk menghidrolisis ikatan
pada Sakarida agar dapat menghasilkan furfural. Dimana larutan yang
dihasilkannya adalah berwarna merah bata pada tabung pertama, dan merah tidak
terlalu terang dan juga bersifat encer pada tabung kedua yang bukan jenis larutan.
Pada uji reaksi Yodium yang berfungsi untuk dapat membedakan larutan
dapat mereduksi atau tidak mereduksi, ini memakai dua jenis larutan, yaitu
Dekstrin dan juga Amilum, dimana Amilum ini merupakan karbohidrat asli.
Dimana hasil yang diperoleh adalah pada tabung 1 dan 2 keduanya sama-sama
terbentuk dua lapisan atau endapan, lapisan atas pada tabung 1 berupa lemak dan
tabung 2 berupa endapan berwarna putih dan keunguan pada bagian bawah dan
atasnya. Hanya saja pada uji ini terdapat kekurangan step, yaitu tidak ditambahkan
dengan air pada reaksinya. Sedangkan pada reaksi Benedict, larutan yang
digunakan adalah larutan Laktosa, Sukrosa dan larutan Benedict ini sendiri.
Hasilnya adalah pada tabung 1 yang sebelumnya berwarna biru tua, setelah
dilakukan pemanasan tetap berwarna biru tua, sedangkan tabung 2 yang
sebelumnya berwarna biru muda, setelah pemanasan berubah menjadi warna
orange dan membentuk endapan pada bagian bawahnya atau terbentuk dua
lapisan. Pemanasan pada reaksi Benedict ini bertujuan untuk dapat mempercepat
reaksi hidrolisis pada masing-masing larutan tersebut atau mempercepat gula
pereduksinya agar bereaksi dengan larutan agar membentuk suatu endapan pada
larutannya. Sedangkan pada reaksi yang lain tidak, karena dapat menghilangkan
perubahan warna atau pada reaksi Molish, sedangkan pada reaksi Yodium proses
pemecahan hanya dapat dilakukan oleh asam kuatnya.
BAB 5
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:


1. Reaksi Molish, Yodium, dan Benedict merupakan beberapa jenis dari uji
reaksi Kualitatif.
2. Pada uji Reaksi Molish, hanya tabung pertama yang terlarut serta memiliki
atau mengandung Karbohidrat, karena pada tabung yang kedua hanya
menggunakan air biasa sebagai percobaan blanko dan bukan Karbohidrat.
3. Digunakan Asam Sulfat Pekat pada reaksi Molish, karena berperan
sebagai pemecah senyawa yang ada di Karbohidrat dan untuk dapat
menghidrolisis ikatan pada Sakarida agar dapat menghasilkan larutan
furfural, dan tidak memerlukan proses pemanasan.
4. Amilum pada reaksi Yodium merupakan larutan asli dari Karbohidratnya.
5. Untuk uji reaksi Yodium yang menggunakan larutan Dekstrin dan Amilum
sama-sama dapat mereduksi serta membentuk dua lapisan, namun
harusnya dilakukan penambahan air pada reaksi sehingga tidak
membentuk dua lapisan.
6. Sedangkan untuk reaksi Benedict hanya tabung pertama yang mendekati
larutan mengandung gula pereduksi, karena pada tabung kedua yang
memakai Sukrosa tidak dapat diuji oleh gula pereduksi.
7. Proses pemanasan pada reaksi Benedict bertujuan untuk mempercepat gula
pereduksi pada masing-masing larutan agar dapat membentuk endapan.
8. Sedangkan pada uji reaksi Molish dan Yodium tidak dilakukan proses
pemanasan. Karena untuk reaksi Molish pemanasan dapat menghilangkan
kandungan cincinnya atau menghilangkan warna. Sedangkan untuk reaksi
Yodium, pemecahan hanya dapat dilakukan oleh Asam Kuat dan sudah
membentuk senyawa yang kompleks ke sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Adisendhjaja, Y. 2014. Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Jurusan


Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI, Bandung.
Ardhista Shabrina Fitri, Yolla Arinda Nur Fitriana. 2020. Analisis Senyawa Kimia
Pada Karbohidrat. Jurnal SAINTEKS Volume 17 No.1, April 2020.
Edahwati, L. 2010. Perpisahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah
Kersen Dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 10(1), 1-5.
Fried, George. 2016. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Prihanto. 2017. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Sukmawaty, E. 2016. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Universitas
Islam
Negeri Alauddin.

Anda mungkin juga menyukai