Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA I
KARBOHIDRAT

Hanifa Juniarti
05051381924047

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe- tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
terhidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama- sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya hingga polimer. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Monosakarida seperti
fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau
delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. ( Poedjiaji, 2010 ).
Karbohidrat merupakan sumber energi pertama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan empat kalori ( kilojoule ) energi pangan per gram. Karbohidrat juga
berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, seperti rasa,
warna, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Adapun dua
macam karbohidrat yaitu karbohidrat komleks dan simpleks. Karbohidrat komleks
misalnya nasi, biji-bijian kentang dan jagung, sedangkan contoh karbohidrat simpleks
adalah gula dan pemanis lainnya. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan lemak yang ada di dalam tubuh. ( Winarno, 2014 ).

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum karbohidrat ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
sifat dan struktur dari karbohidrat ini melalui beberapa uji atau percobaan yang
dilakukan, dan dapat mengamati ada atau tidaknya karbohidrat dalam suatu sempel
yang ada pada praktikum karbohidrat ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reaksi Molish


Reaksi molish adalah suatu reaksi atau uji kimia kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menggunakan pereaksi molish. Uji
atau reaksi molish ini dinamai sesuai penemunnya yaitu Hans Molisch, seorang
ahli botani dari Australia reaksi ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh
asam sulfat. Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural dan golongan heksana menghasilkan hidroksi metil-furfural.
Reaksi molish ini ditandai warna merah ungu kemerah – merahan untuk reaksi
positif, sedangkan bila berwarna hijau untuk reaksi negative ( Sumardjo, 2010 ).

2.2. Reaksi Yodium


Prinsip dari reaksi yodium ini prinsipnya polisakarida akan membentuk
reaksi dengan yodium dan memberikan warna spesifik tergantung jenis
karbohidratnya. Yodium adalah padatan berkilauan berwarna kebiru-biruan
menguap pada suhu kamar menguap menjadi gas ungu berwarna biru dengan bau
menyengat, yodium menyengat dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen
yang kemudian menggeser yodium. Yodium menunjukan sifat-sifat menyerupai
logam, yodium mudah larut dalam kloroform dan yodium sedikit larut dalam air.
karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian akan membentuk
larutan berwarna ungu pada yodium. Reaksi yodium adalah untuk mendeteksi
polisakarida yang terdapat pada karbohidrat. Yodium dapat menyebabkan
kerusakan otak, keterlambatan mental, kretinisme dan gondok endemik. Yodium
ini dilakukan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan
disakarida, yodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida amylum
memberikan warna biru pada reaksi yodium. Ikatan yodium dengan amylum ini
berupa ikatan semu dikarnakan dapat putus saat dipanaskan. ( Sherly, 2012 ).
2.3. Reaksi benedict
Reaksi benedict atau uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula ( karbohidrat ) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida seperti maltose dan laktosa. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai sedikit
menjadi sedikitnya dua monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan larutan benedict contohnya semua golongan
monosakarida, Sedangkan gula non pereduksi struktur dari gulannya berbentuk
siklik. prinsip kerja dari uji benedict ini semi kuantitatif adalah pereaksi benedict
yang mengandung kuprisulfat yang mengandung suasana basa akan tereduksi
oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton misalnya oleh glukosa.
Dalam suasana alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi.
Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekarosa akan bereaksi
positif bila dilakukan dalam uji benedict. Larutan- larutan tembaga yang alkalis
bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan membentuk curpo oksida yang berwarna hijau merah,orange, atau merah
bata, adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. ( Zulfikar, 2011 ).
Uji atau reaksi dari benedict ini bertujuan untuk menunjukkan adanya gugus
karbonil pada karbohidrat. Larutan benedict mengandung ion- ion tembaga yang
kompleks dalam sebuah larutan basa, selain itu larutan benedict komleks dengan
ion- ion dalam larutan karbonat. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan
bereaksi dengan monosakarida dan disakarida membentuk endapan berwarna
merah bata. Monosakarida dan disakarida dapat bereaksi dengan Reagan
benedict karena keduannya mengandung aldehid atau keton bebas. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi hijau, orange,
kuning dan merah bata, hasil positif dapat dilihat dari munculnya endapan.
Sukrosa tidak dapat terdeteksi oleh pereaksi benedict, karena sukrosa
mengandung dua monosakarida yaitu fruktosa dan glukosa yang terikat melalui
ikatan glikosidic, sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas atau keton
bebas. Sukrosa juga tidak memilki sifat sebagai pereduksi. ( Zulfikar, 2011 ).
BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum tentang karbohidrat ini dilaksanakan pada hari Jum’at 13
November 2020 pada pukul 15.30 s/d di zoom metting.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum karbohidrat ini adalah Beacker glass,
Tabung Reaksi, Pipet tetes, Pipet ukur, Sarung tangan, Rak tabung reaksi, Bola
hisap, Hot late, dan Penjepit tabung reaksi. Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah Asam sulfat, Benedict, Larutan karbohidrat menggunakan
tepung yang sudah dilarutkan air, Larutan desktrin, NaoH 1 N, Alpha nafthol 5%,
Larutan yodium, Larutan Sukrosa, Larutan Laktosa, Larutan Amylum, Eter dan
Hcl.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Reaksi Molish
1. Tabung pertama, tambahkan larutan karbohidrat menggunakan tepung yang
telah dilarutkan sebanyak 2 ml.
2. Tabung kedua, ditambahkan 2 ml air sebagai pengganti larutan karbohidrat.
3. Masing- masing tabung diberi tiga tetes larutan Alpha nafthol.
4. Kemudian ambil larutan asam sulfat di lemari asam, teteskan pada tabung
pertama dan tabung kedua sampai berbentuk cincin kecoklatan.

3.3.2. Reaksi Yodium


1. Kedua tabung reaksi masing- masing diisi tiga tetes larutan desktrin dan
larutan amylum.
2. Ditambahkan dua tetes larutan yodium pada kedua tabung.
3. Lihat perbedaan yang terjadi.
3.3.3. Reaksi Benedict
1. Tambahkan larutan laktosa sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan larutan sukrosa sebanyak 1 ml.
3. Kemudian tambahkan larutan benedict pada masing- masing tabung
tersebut.
4. Didihkan kedua tabung tersebut di air yang mendidih selama lima menit
di atas hot late.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari praktikum karbohidrat yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil analisis dari reaksi molish.
Tabung Bahan Pereaks Hasil Keterangan
i
I 2 ml karbohidrat H2SO4 Endapan merah bata Positif
3 tetes alpha nafthol
II 2 ml air H2SO4 Tidak adanya Negatif
3 tetes alpha nafthol endapan. ( hanya
berubah warna ).

Tabel 4.2. Hasil analisis Yodium.


Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I 3 tetes dekstrin Yodium Terbentuk 2 lapisan. Larutan bagian atas
lemak, dilapisan
bawah endapan
putih.
II 3 tetes amylum Yodium Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas
keunguan, bagian
bawah putih.

Tabel 4.3. Hasil analisis Benedict


Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I Laktosa 1 ml Benedict Warna biru tua Tidak ada
endapan.
II Sukrosa 1 ml Benedict Warna orange Ada endapan.

4.2. Pembahasan
Pada praktikum tentang karbohidrat yang telah dilakukan ini, terdapat beberapa
uji atau reaksi yang digunakan yaitu reaksi molish, reaksi yodium dan reaksi
benedict. Pada percobaan pertama itu reaksi molish pada tabung pertama karbohidrat
ditambahkan alpha naftol dengan pereaksi asam sulfat dan hasil yang didapatkan
endapan merah bata, dengan adanya warna merah bata yang timbul maka larutan ini
bersifat positif, lalu untuk tabung kedua itu tidak adanya endapan hanya berubah
warna dikarenakan air ini tidak bisa berikatan dengan larutan atau tidak terhidrolisis
sehingga tidak terjadinya endapan. Dan pada uji yang kedua itu reaksi yodium, pada
tabung bahan yang digunakan adalalah dekstrin dan juga amylum dengan pereaksi
yodium dihasilkan dua endapan pada masing- masing tabung, pada tabung pertama
terdiri dari endapan lemak diatas dan endapan putih dibawah. Pada tabung kedua itu
terbentuk larutan keungu-unguan dan endapan putih ini dikarenakan dekstrin ini tidak
dapat terhidrolisis oleh air dan asam asetat, adanya warna ungu pada amylum ini
dikarenakan dapat terhirolisis oleh air dan asam menjadi amilolosa dan amilopektin.
Selanjutnya pada uji terakhir itu reaksi benedict, pada tabung pertama ada laktosa dan
sukrosa pada tabung kedua. Dapat dilihat pada tabung pertama laktosa yang diberi
pereaksi benedict menghasilkan warna biru tua, dan pada tabung kedua sukrosa diberi
pereaksi benedict warna yang dihasilkan orange dan tidak adanya endapan. Larutan
sukrosa bersifat negative karena pada reaksi positif pada uji benedict ini terbentuk
endapan. Sukrosa tidak dapat terdeteksi oleh larutan benedict, karena sukrosa
mengandung dua monosakarida fruktosa dan glukosa yang terikat melalui ikatan
glikosidic sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan keton bebas dan juga
sukrosa ini tidak memiliki sifat pereduksi oleh karena itu sukrosa tidak terhiidrolisis
atau dalam artian larutan sukrosa ini tidak dapat larut pada uji benedict yang dilkukan
tersebut. Pada uji benedict dilakukan pemanasan, fungsi dari pemanasan adalah untuk
mempercepat reaksi yang pada larutan, sehingga perubahan warna yang terjadi cepat
terbentuk dengan dipanaskan diatas hotlate dan pada uji benedict ini adanya
pereduksi dan nonpereduksi. Jika dari uji yang dilakukan pada reaksi molish itu
positif maka dapat dipastikan bahwa terdapat atau adanya protein dalam hal tersebut.
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum karbohidrat ini adalah sebagai berikut :

1. Sukrosa tidak dapat larut pada uji benedict, karena tidak memiliki sifat
pereduksi.
2. Monosakarida dan disakarida dapat bereaksi dengan Reagan benedict karena
keduanya mengandung aldehid dan keton bebas.
3. Reaksi molish didasarkan pada pembentukan furfural yang didehidrasi oleh
asam sulfat pekat.
4. Yodium menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam.
5. Ikatan yodium dengan amylum berupa ikatan semu, karena dapat putus saat
dipanaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiaji, 2010. Dasar – dasar biokimia Jilid I. Jakarta : Erlangga.


Sherly, 2012. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.
Sumardjo, 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar : Universitas Hasanudin.
Winano, 2014. Dasar – dasar biokimia. Jakarta : UI- Press.
Zulfikar, 2011. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Soal Kuis

1. Apa yang dimasksud dengan gula reduksi?


2. Sebutkan senyawa sederhana yang digunakan untuk membuat larutan benedict
dan iyodium?
3. Sebutkan senyawa sederhana yang dihasilkan dari reaksi H2SO4 atau asam
sulfat dengan karbohidrat?

Jawaban

1. Gula reduksi adalah golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa-


senyawa penerima elektron, contohnya glukosa dan fruktosa semua
monosakarida kecuali sukrosa dan pati.
2. Benedict : larutan sukrosa dan maltose.
Dekstrin : Amylum dan dekstrin.
3. Disakarida.

Anda mungkin juga menyukai