Anda di halaman 1dari 18

Beragama adalah naluri

Qur’an Berbicara
tentang dakwah
kepada orang
kafir
َ َ َ ْ ‫َ ِّ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ى‬ َ ٰ ‫ْ ُ ى‬
ۖ ‫يل ربك ِىبٱل ِحكم ِة وٱلمو ِعظ ِة ىٱلحسن ِة‬ ِ َّ ‫ٱدع ِإ َْل س ِب‬
‫ى‬ ْ ُ َ َّ َّ ُ ْ َ ِ ُ ٰ َ َ
‫ِه أح ى َس ىن ۚ ِإن ْ َربك ه َو أعل ُم ِب َمن‬ِ ‫ت‬ِ ‫ٱل‬ ‫ب‬
ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫وج ِدل‬
َ َ ُْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ
‫ضل عن س ِبي ِل ِهۦ ۖ وهو أعلم ِبٱلمهت ِدين‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk. (an Nahl 125)
Hai manusia, telah dibuat َ َّ َّ َٰٓ ُ ‫َ َٰٰٓ ى ُّ َ َّ ُ ُ َ َ َ ٌ َ ْ َ ُ ۟ ى‬
perumpamaan, maka dengarkanlah ‫ٱست ِمع ُوا لهۥ ۚ ِ ىإن ٱل ِذين‬
ُ ‫ضب مث ىل ف‬ ِ ‫َي أيها ٱلناس‬
۟ َ ْ ً َ ۟ ُ ْ َ َّ ُ َ ُ ْ
olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-
‫ٱَّلل لن يخلقوا ذبابا َول ُ ِو ٱجت َم ُعوا‬ ِ ُّ ‫ون‬ ِ ‫د‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ون‬ ‫تدع‬
kali tidak dapat menciptakan seekor
ُ ْ ُ َّ
َ ْ َ ًٔ ْ َ ُ َ ُ ُُْ ْ َ َ ُ ‫ى‬
ۚ ‫نقذوه ِمنه‬ ِ ‫اب شي ا َّل يست‬ ُ ‫لهۥ ۖ و ِإن يسلبهم ْٱلذب‬
lalatpun, walaupun mereka bersatu ُ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َ
menciptakannya. Dan jika lalat itu ‫ضعف ٱلط ِالب وٱلمطلوب‬
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari
lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah (pulalah) yang disembah.
(Al Hajj: 73)
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, ْ ُ َ َ َ ‫َى َ َ ى‬ ُ َّ َ َ َّ َ
‫َما ٱتخ ًذ َّ َٱَّلل ِمن ولدَ وما كان ىمعهۥ ى ِم َن‬
dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) َ َ َ َ َ ٰ ُّ ُ َ َ
beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, ‫ِإل ٰ ه ۚ ِإذا لذهب كل ِإل ٍۭه ِبما خلق ولعَل‬
masing-masing tuhan itu akan membawa َّ‫ٱَّلل َعما‬َّ َ ٰ َ ْ ُ ْ َ ٰ‫َْ ُ ُ ْ َى‬
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari
ِ ‫ضه َم عَل بعض ۚ سبح ن‬ ُ َ
‫بع‬
tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian ‫ي ِصفون‬
yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka sifatkan itu, (al Mu’minun : 91)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang ُ ْ َ ُ َ َّ َّ ۟ َٰٓ ُ َ َ َّ َ َ ‫ى َ ْ ى‬
yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
َ
‫لقد كفر ٱل ِذ َين ق ْالوا ِإن ٱَّلل هو ٱل َٰٓم ِسيح‬
Masih putera Maryam", padahal Al Masih َ ‫سء‬ ِٰ َ ْ ‫ت ِإ‬ ُ
َٰٓ ُ ِ ‫يح َي ٰ َب‬ َ ‫ْٱب ُن َم ْر َي َم ۖ َوق‬
َ ‫ال ٱل‬
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah
‫يل‬ ‫س‬ ِ ‫م‬
ْ ْْ ُ َ ُ َّ ْ ُ َّ َ َ ِّ َ َ َّ ۟ ُ ُ ْ
Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya ‫شك‬ْ ِ ‫م ۖ ِإنه ْۥ من َ ي‬ ‫ى‬ ‫ٱعبد َوا ٱَّلل ر ِّب وربك‬
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) ُ َٰ َ َ َ َّ ْ َ ُ َّ َ َّ َ ْ َ َّ
Allah, maka pasti Allah mengharamkan
‫ٱَّلل فقد حرم ٱَّلل علي ِ ىه ٱلجنة ومأوىه‬ ِ َّ ‫ِب‬
َ ‫ي م ْن أ‬ َّ
َُ ‫ٱلن ُار ۖ َو َما للظ ٰ لم‬
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, ‫نصار‬ ِ ِِ ِ
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun, (al Maidah : 72)
Maka kecelakaan yAng besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al Kitab dengan
َّ‫ب ب ىأ ْيديه ْم ُثم‬ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ِّ ٌ ْ َ َ
َ ٰ ‫ون ْٱلك َت‬ ‫ين يكتب‬ ‫فوي ُل لل ِذ‬
ِ ۟ ِ َِ ِْ َ َّ ِ ْ َ َ َ َُ
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini ُ ٰ
dari Allah", (dengan maksud) untuk
‫توا ِب ِهۦ‬ ‫ى‬ ‫ٱَّلل ِليش‬
ِ ‫ند‬ ِ ‫َيقول َون ه َذا ِمن َّ ِع‬
ْ‫ت أ ْيديهم‬ ْ َ َ َّ ِّ ُ ٌ ْ َ ‫ا‬
‫ى‬ ًَ
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan ِ ِ ‫ثمنا ق ِ َّليَل ۖ فويل لهم مما كتب‬
perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah َ ُ ْ َ َّ ِّ ُ ٌ ْ َ َ
bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh
‫وويل لهم مما يك ِسبون‬
tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka
kerjakan, (al Baqarah : 79)
Dan janganlah kamu memaki sembahan- َّ ُ َ ُ ْ َ َ َّ ۟ ُّ ُ َ َ َ
sembahan yang mereka sembah selain Allah, ‫ٱَّلل‬
َِّ َ ‫ون‬ ِ َ ‫َوَّل تسبوا ٱل ِذين يدعون ْ ِمن د‬
karena mereka nanti akan memaki Allah َّ َ ٰ ‫ى‬ ْ َ ‫َ ُ ُّ ۟ َّ َ َ ْ ا‬
dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
‫فيس ُبوا ٱَّلل عد ُوا ِبغ ِت ِعلم ۗ كذ ِلك زينا‬
Demikianlah Kami jadikan setiap umat
ْ‫ل ُك ِّل أ َّمة َع َم ىل ُه ْم ث َّم إ ى َٰل َرِّب هم َّم ْرج ُع ُهم‬
menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian
ِ ِ َ ُ َ ِْ َ ۟ ُ ‫َ ى‬ ُُ ِّ َ ُ َ ِ
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu
‫فينبئهم ِبما كانوا يعملون‬
Dia memberitakan kepada mereka apa yang
dahulu mereka kerjaka, (al An’am: 108)
Reaksi Kuffar
Quraisy atas
Dakwah Nabi
saw
Ibnu Ishaq meriwayatkan, beberapa pemuka
Quraisy pergi menghadap Abu Thalib lalu berkata,
“Wahai Abu Thalib sesungguhnya anak saudaramu
telah mencaci maki sesembahan kami, mencela
agama kami, membodohkan harapan-harapan kami
dan menyesatkan nenek moyang kami. Engkau
boleh mencegahnya agar tidak mengganggu kami,
atau biarkan antara dia dan kami”

(Sirah Nabawiyah, Safiyurrahman al


Mubarakfuri)
Konteks dakwah masa Rasulullah saw dan dalam
sistem Islam

1. Ditujukan untuk mengubah keyakinan orang-


orang non-muslim agar beriman kepada
kenabian Muhammad saw.
2. Dilakukan dengan hujah
3. Di masa khilafah, dakwah dilakukan dengan
instrumen negara. Agama di luar islam tidak
diperkenankan mensyiarkan agamanya.
Kalaupun ada diskusi antar agama dilakukan
secara terbatas
Menjelaskan fakta tentang agama lain yang
bersumber dari Kitabullah di kalangan umat
islam sendiri adalah sarana untuk
menguatkan aqidah dan identitas keislaman
umat Islam sendiri

Problem Penjelasan Perbandingan Antar Agama Hari ini:

1. Dijelaskan di publik: akan berhadapan dengan kaidah sekulerisme


2. Dijelaskan di internal umat islam: untuk kepentingan ta’lim,
seharusnya dibolehkan dan dilindungi negara. Hari ini malah ada
upaya kriminalisasi
Problem Konteks dakwah hari ini

1. Di bawah atmosfer sekulerisme yang memandang : (a) negara harus


menjaga jarak dengan seluruh agama, (b) tidak boleh ada agama
yang mendominasi agama lain.
2. Di bawah atmosfer islamofobia akut sehingga melahirkan
ketidakberimbangan
3. Di tengah pergumulan dengan kristenisasi
4. Mana yang lebih prioritas? Dakwah kepada umat agama lain atau
dakwah mengajak umat islam kembali kepada agamanya untuk
mengembalikan tatanan syariah islam?
Dakwah Kepada Umat Non Muslim Akan Jauh
Lebih Efektif Ketika Diemban oleh Negara

13 Dakwah di Mekkah : sekitar 40 – 60 pengikut


Pasca hijrah ke Madinah : peserta Perang Badar 313 orang
Pasca Futuh Mekkah : pasukan Hunain 12.000 orang
Pasca wafat Rasulullah saw : seluruh jazirah Arab masuk islam
Dua Jenis Dakwah Menurut Syekh Taqiyuddin
an Nabhani

1. Dakwah menyeru kepada Islam


- ditujukan kepada orang kafir untuk masuk Islam
- dapat dilakukan oleh perorangan/kelompok/negara.
- Namun lebih efektif dilakukan oleh negara ditunjang dengan penerapan syariah
2. Dakwah mengembalikan tatanan islam
- ditujukan kepada masyarakat muslim
- bertujuan mengembalikan penerapan Islam oleh negara dan masyarakat

(Al Mafahim)
Dengan demikian, urgensitas dakwah hari ini lebih kepada
mengembalikan umat islam kepada jati diri aqidahnya, dan mendorong
umat agar mengembalikan penerapan syariat dan hukum Islam di tataran
bermasyarakat dan bernegara. Juga urgen untuk membongkar kesesatan
“agama-agama modern”, seperti “agama” sekulerisme, liberalisme,
pluralisme, feminisme, kapitalisme dan komunisme.
.
Adapun edukasi kepada umat Islam perihal kekufuran agama di luar Islam
wajib terus dilakukan dalam konteks ta’lim sebagai upaya penguatan
aqidah umat, bukan sebagai upaya mendakwahi non muslim (walaupun
hal ini dibolehkan).
.
Karena itu, para duat, majelis ulama, dan kaum muslimin di negeri ini
harus kompak dan saling menolong agar upaya edukasi tersebut tidak
dikriminalisasi oleh kelompok islamofobi.
‫جزاكم هللا خيرا كثيرا‬

Anda mungkin juga menyukai