Anda di halaman 1dari 30

TUGAS BESAR

PERANCANGAN BANGUNAN AIR (B)

PERENCANAAN BENDUNG

NAMA : YOHANES OKTAVIANUS LAI


NIM : 2018520012

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2020
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan....................................................................................... ... 1


I.1 Pengertian Bendung Tetap .................................................................................... .... 1

I.2 Bagian-bagian Bendung .......................................................................................... .... 1

I.2.1 Bangunan Utama ........................................................................................ .... 2

I.2.2 Bangunan Pelengkap................................................................................... .... 5

Bab II Perencanaan Bendung Tetap ............................................................ ... 6

2.1 Penentuan Elevasi Mercu bendung ....................................................................... .... 6

2.2 Penentuan Lebar Bendung ..................................................................................... .... 7

2.3 Penentuan Tinggi Muka Air di atas Mercu.............................................................. .... 8

2.4 Perencanaan Peredam Energi ................................................................................. .... 11

2.5 Penentuan Tipe Kolam Olak ................................................................................... .... 24

Bab III Data Yang Digunakan ....................................................................... ... 25

3.1 Data Yang diperlukan dalam perencanaan Bendung (teori) .................................. .... 27

ii
3.2 Data Tugas Besar .......................................................................................

3.3 Bab IV Analisa


Data ................................................................................................................
4.1 Penentuan Elevasi Mercu bendung .................................................................

4.2 Penentuan Lebar Bendung ..............................................................................

4.3 Penentuan Tinggi Muka Air di atas Mercu..............................................................

4.4 Perencanaan Peredam Energi .................................................................................

4.5 Penentuan Tipe Kolam Olak ....................................................................................

4.6 Penggambaran--......................................................................................................

Bab V Penutup ..............................................................................................

Berisi Kesimpulan dari hasil perencanaan ........................

iii
BAB I Pendahuluan

1.1 Pengertian Bendung Tetap

Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di
sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
dan petak tersier.

1.2 Bagian-bagian Bendung


Konstruksi sebuah bendung memiliki bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian ini
menopang seluruh konstruksi bendung. Setiap bagian memiliki detail dan fungsi yang
khusus. Bagian-bagian inilah yang akan bekerja agar operasional suatu bendung dapat
berjalan dengan baik. Bagian-bagian dari konstruksi bendung secara umum, yaitu:
1. Tubuh bendung
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung
laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian
ini biasanya terbuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau
beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang pada aliran sungai.
2. Pintu air (gates)
Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur,
membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.
Bagian yang penting dari pintu air adalah :
a. Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan
untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.
b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 1


c. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan
dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah.
3. Pintu pengambilan (intake)
Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan
mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada
bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan
bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat
pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula.
Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam debitnya kecil, maka
pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini
akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu
saja.

1.2.1 Bangunan Utama


1. Bangunan Bendung
Bangunan bendung adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar
dibangun di dalam air. Bangunan ini diperlukan untukmemungkinkan
dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan jalanmenaikkan muka air
di sungai atau dengan memperlebar pengambilan didasar sungai sepertipada
tipe bendung saringan bawah (bottom rackweir).Bila bangunan tersebut juga

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 2


akan dipakai untuk mengatur elevasi air disungai, maka ada dua tipe yang
dapat digunakan, yakni:
(1)bendung pelimpah dan
(2)bendung gerak (barrage)

2. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang
berfungsi untuk mengatur masuknya air dari bendung kesaluran irigasi jumlah
pintu dan ukurannya dihitung berdasarkan kebutuhan.
3. Bangunan Pembilas ( Penguras )
Lokasi bangunan pembilas Pada tubuh bendung pada umumnya dekat dengan
bangunan pengambilan. Gunanya untuk mencegah masuknya bahan sediment
kasar ke Intik ( Banunan pengambilan)/ kedalam jaringan saluran irigasi.
Bangunan pembilas ada beberapa tipe :
Type, 1 : Tipe tradisional tergantung dari kwalitas air sungai
Type, 2 : yang umum dipakai sekarang
Type,3 : dibuat diluar lebar bersih tubuh bendung
Type,4 : digabung dengan bangunan pengambilan dalam satu bidang atas dan
bawah B El. x A Tinggi Tanggul A AS.
4. Kantong Lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir
berukuran 0,088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir
pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam
kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-
sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan
secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 3


ke sungai. Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan
cara lain, yaitu dengan jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.
5. Perkuatan Sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar


bangunan utama untuk menjaga agar bangunan tetap
berfungsi dengan baik, terdiri dari:

(1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi


bangunan terhadap kerusakan akibat penggerusan dan
sedimentasi. Pekerjaan-pekerjaan ini umumnya
berupa krib, matras batu, pasangan batu kosong
dan/atau dinding pengarah.
(2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang
berdekatan terhadap genangan akibat banjir.
(3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan
atau pembilas, agar bongkah tidak menyumbah
bangunan selama terjadi banjir.
(4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama
atau, bila bangunan bendung dibuat di kopur, untuk
mengelakkan sungai melalui bangunan tersebut.

6. Bangunan – Bangunan Pelengkap


Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke
bangunan utama diperlukan keperluan :
(1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran;
(2) Rumah untuk opreasi pintu;

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 4


(3) Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga
operasional, gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan
pemeliharaan;
(4) jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama
mudah di jangkau, atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
(5) instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi
ekonomi serta kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di
dalam bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal
saluran.
(6) bangunan tangga ikan (fish ladder ) diperlukan pada lokasi yang
senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga
kehidupan biota tidak terganggu. Pada lokasi diluar pertimbangan
tersebut tidak diperlukan tangga ikan.

1.2.2 Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap yang berfungsi untuk mendukung kinerja bangunan utama


antara lain:

a. Alat ukur debit dan tinggi muka air baik di sungai maupun di saluran.
b. Rumah operasi pintu.
c. Peralatan komunikasi.
d. Jembatan diatas bendung. Adanya jembatan akan memudahkan akses ke
bagian-bagian bangunan utama.
e. Instalasi mikro hidro dan tangga ikan jika diperlukan. (faisal-sda)

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 5


BAB II Perencanaan Bendung Tetap

Bendung tetap adalah bendung yang dipergunakan untuk meninggikanmuka


air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapatdialirkan ke
saluran irigasi dan petak tersier. Bangunan air ini dengankelengkapannya dibangun
melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuatuntuk meninggikan muka air
dengan ambang tetap sehingga air sungai dapatdisadap dan dialirkan secara gravitasi
ke jaringan irigasi. Kelebihan airnyadilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang
dilengkapi dengan kolam olak denganmaksud untuk meredam energi.

2.1 Penentuan Elevasi Mercu bendung

Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada :

1. Elevasi muka air yang di perlukan untuk irigasi (eksploitasi normal)

2. Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang di perlukanuntuk membilas
sedimen dari kantong.

3. Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang di perlukan untuk membilas
sedimen dekat pintu pengambilan.

4. Beda tinggi energi yang di perlukan untuk meredam energi pada kolam olak.

Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula :

a) elevasi sa'ah tertinggi yang akan diairi

b) tinggi air di sa'ahke

c) ilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier

d) kehilangan energi di bangunan sadap

e) variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer

f) kemiringan saluran primer

g) kehilangan energi di bangunan

h) bangunan pada jaringan primer: sipon, pengatur, $lum, dansebagainya


Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 6
i) kehilangan energi di bangunan utama

2.2 Penentuan Lebar Bendung

Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal (abutment). Sebaiknya lebar bendung
ini sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus).
Biasanya lebar total bendung diambil antara 1,0 –1,2 dari lebar rata-rata sungai pada
ruas yang stabil. Agar pembuatan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per
satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 –14 m3/det/m’ dan memberikan
tinggi energi maksimum 3,5 –4,5 m
Lebar efektif bendung:
Be = B – 2 (nKp + K a) H1
Dimana: n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi, m
Be = lebar efektif bendung
B = lebar bendung (lebar total – lebar pular)

Gambar 1.3 Lebar Bendung

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 7


Tabel 1.1 Harga Koefisien Konstraksi
Pilar Kp

Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r =0,1 t 0,002

Berujung bulat 0,01

Berujung Runcing 0,00

Pangkal Tmbok Ka

Segi empat bersudut 90º ke arah aliran 0,20

Bulat bersudut 90º ke arah aliran dengan 0,5 He > r > 0,15 He 0,10

Bulat besudut 45º ke arah aliran dengan r > O,5 He 0,00

2.3 Penentuan Tinggi Muka Air di atas Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung


pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat.

Gambar 1.4 Tipe-Tipe Mercu

1. Mercu Bulat
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 8
Bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisiensi debit yang jauh lebih
tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Harga
koefisiensi debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif
pada mercu. Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1
/r). Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2). Jari-jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung
harus dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu terbuat dari beton; untuk
pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai –1 m tekanan air.

Gambar 1.5 Bendung dengan Mercu Bulat

Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol


segi empat adalah:
Q = Cd 2/3 H11,5

Di mana: Q = debit, m3/dt


Cd = koefisien debit (Cd = C0C1C2)
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (. 9,8)
b = panjang mercu, m

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 9


H1 = tinggi energi di atas mercu, m.
Koefisien debit Cd adalah hasil dari:
- C0 yang merupakan fungsi H1/r
- C1 yang merupakan fungsi p/H1
- C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka
hulu bendung
2. Mercu Ogee
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bandung ambang tajam aerasi. Untuk
merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S. Army Corps of Engineers
telah mengembangkan persamaan berikut:

di mana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir (lihat Gambar 4.9) dan h d

adalah tinggi energi rencana di atas mecu. Harga-harga K dan n adalah parameter.
Harga-harga ini bergantung kepada kecepatan dan kemiringan permukaan belakang.
Kemiringan per K n
mukaan hilir

vertikal 2.000 1,850


3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,810
1:1 1,873 1,776

Q = Cd 2/3 H11,5

Di mana: Q = debit, m3/dt


Cd = koefisien debit (Cd = C0C1C2)
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (. 9,8)
b = panjang mercu, m
H1 = tinggi energi di atas mercu, m.

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 10


Gambar 1.6 Bentuk-bentuk bendung mercu Ogee (U.S.Army Corps of Engineers,
Waterways Experimental Stasion)

2.4 Perencanaan Peredam Energi

Bila kita membuat bendung pada aliran sungai baik pada palung maupun pada
sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada
daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (
local scauring).
Untuk meredam kecepatan yang ting gi itu dibuat suatu konstruksi peredam energi.
Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu pertemuan antara penampang miring,
lengkung, dan lurus. Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4
(empat) tipe, yaitu:
1. Ruang Olak tipe Vlughter

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 11


2. Ruang Olak tipe Schoklitsch
3. Ruang Olak tipe Bucket
4. Ruang Olak tipe USBR
Pemilihan tipe peredam energi tergantung pada
1. Keadaan tanah dasar
2. Tingi perbedaan muka air hulu dan hilir
3. Sedimen yang diangkut aliran sungai

1. Ruang Olakan tipe Vlughter


Ruang olakini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa
batuan besar.Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu
di atas mercu (He), dan perbedaan energi di hulu dengan muka air banjir hilir
(Z).Sebagai batasan tipe ini maka daam lantai olakan dari mercu bendung 8,00 m
dan Z 4,50 m.
Perhitungan hidrolisnya sebagai berikut:
Untuk 1/3 ≤ Z/He ˂ 4/3, maka D = L = R 0,6 = He + 1,4 Z

a = 0,20 He

4/3 ≤ Z/He ≤, maka D = L = R = He + 1,1 Z

a = 0,15 He

Dengan:
D = kedalaman kolam diukur dari puncak mercu sampai permukaan kolam
L = panjang kolam yang diukur dari perpotongan bidang miring dan horizontal
R = jari-jari kolam, dengan titk pusat sejajar dengan elevasi mercu.
a = end sill
Contoh hitungan:
Diketahui Qd = 350 m3/det, Be = 41,88 m , p = 2,50 m, He = 2,435 m, seperti
terlihat pada gambar. Rencanakan ruang olakan tipe Vlughter.
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 12
Solusi :

Z = 50 + 2,435 –48,50 = 3,935 m

Z/He = 3.935/2,435 = 1,616 > 4/3

D = L = R = He + 1,1 Z = 6,7635 6,80 m

a = 0,15 2,435 = 0,30

Gambar 1.7 Ruang Olakan Tipe Vlughter.

2. Ruang Olak tipe Schoklitsch


Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam
energi tipe Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam
energi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor :

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 13


a. Tinggi energi di atas mercu
b. Perbedaan tinggi energi di hulu dan muka air banjir di hilir (Z)
Perhitungan Hidrolis
Tipe ini adalah sama sifatnya dengan tipe Vlughter dan dipakai apabila
pada tipe Vlughter besarnya D, L, R lebih besar dari atau sama dengan 8,00 m, a
tau apabila Z

≥ 4,50 m.
r3 ≥ 0,15 W
1 1
s = q 2 (W ' / g ) 4
s min = 0,10 W’
  0,15W '
0,50 < α < 0,10
t =  W’
I = ½  W’
L = α W’

Gambar 1.8 Ruang Olak Tipe Schoklitsch.

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 14


Gambar 1.9 Grafik Schoklitsch.

Contoh hitungan:
Seperti soal di muka, elevasi MAB hilir + 47,00 m, elevasi dasar sungai + 45,00 m.
Rencanakan kolam peredam energinya.
Sulusi :
Z = 52,435 –47,00 = 5,435 m
He = 2,435 m
Z/He = 5,435/2,435 = 2,232 > 4/3
D = L = R= 2,435 + 1,1 . 5,435 = 8,41 m
Kolam olakan tipe Vlughter tidak dapat digunakan, dan dipilih tipe
Schoklitsch.
Adaikan elevasi dasar r3 = + 43,50 m
W‟ = 52,435 –43,50 = 8,935 m
R3 = 0,15 . W‟ = 1,13 m, ambil r3 = 1,50 m
Dari grafik : pilih = 0,06
= 0,28, ambil
= 0,80,
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 15
= 0,15
s = 0,28.8,361/2.(8,935/9,8)1/4= 0,80 m
t = 0,06 . 8,935 = 0,55 m
l = ½ . 0,15 9,435 = 0,67 m
L = 0,80 . 8,935 = 7,20 m
3. Ruang Olak tipe Bucket
Kolam peredam energi ini terdiri dari 3 tipe, yaitu :
a. Solid bucket
b. Slotted Rooler bucket atau dentated Roller bucket
c. Sky jump
Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter,
perbedaannya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini
digunakan bilaman sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk
menghindarkan kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung
sehingga bilamana ada batuan yang terbawa kan melanting ke arah hilirnya.

a. Solid bucket
Dibuat bilamana material hanyuatan membawa batuan sebesar kelapa yang
akan menghancurkan lantai olakan. Ruang lantai dibuat melingkar sampai
bagian depan cut off. Bentuk hidrolisnya sbb :
V1 =

R = 0,305 . (VT. Chow)


P = (V1 + 6,4 Hd + 4,88) (3,6 Hd + 19,5)
R = 0,6 ((Varshney)
Untuk menentukan elevasi dasar lanati peredam
H / He  2,4  Tmin / hc  1,88(H / He) 0, 215

H / He  2,4  Tmin / hc  1,7(H / He) 0,33

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 16


1.10 Kolam olakan tipe Bucket

b. Slotted Rooler bucket atau dentated Roller bucket


Peredam ini digunakan bila loncatan air rendah maupun tinggi dan deras akan
lebih baik karena di ujung olakan dibuat pemecah arus.
c. Sky jump
Jenis bucket ini digunakan bila keadaan lonc ata air sangat tinggi dan keadaan
air di belakang kolam kecil. Tipe ini akan lebih baik digunakan bila letak kolam
pada daerah batuan yang sangat kokoh. Selain itu lantai olakan ini akan lebih
tahan terhadap terjangan banjir yang membawa batu-batuan.Perhitungan
hidrolis :
V1 =

R = 0,305 . (VT. Chow)

P = (V1 + 6,4 Hd + 4,88) (3,6 Hd + 19,5)


R = 0,6 ((Varshney)

= 13. -19,5

Untuk jarak loncatan air (x) dan tinggi loncatan air terhadap lip (y) adalah
sebagai berikut:

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 17


x= ) /g

y = h sin 2

Contoh hitungan:
Diketahui : elevasi mercu = +50,00 m
Hd = 2,289 m
He = 2,435 m, hc = 1,925 m
Elevasi M
AB di hilir = +48,50 m
Elevasi dasar sungai di hilir = +46,50 m
Hitung radius kolam olakam olakan tipe bucket:
Solusi :

H = Z = 50 + 2,435 –48,50 = 3,935 m

H/hc = 3,935/1,925 = 2,044 < 2,4

Tmin/hc = 1,88 = 2,19

Tmin = 2,19 . 1,925 = 4,215 m ambil 4,50 m


Elevasi kolam olakan = 48,50 –4,50 = +44,00
H = 50 –44 = 6 m
R = 0,6 = 2,22 m

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 18


Gambar 1.11 Varian Ruang Olakan Tipe Bucket

4. Ruang Olak tipe USBR


Type ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter.
Ruang olakan ini mempunyai berbagai variasi dan yang terpenting ada empat
type yang dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya.

a. Ruang Olak USBR I


1) Ruang olakan datar, peredaman terjadi akibat benturan langsung dari
aliran dengan permukaan dasar kolam.
2) Ruang olakan /kolam menjadi panjang
3) Cocok untuk debit kecil, dengan kapasitas peredaman yang kecil

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 19


Gambar 1.12 Ruang Olakan USBR I

b. Ruang Olak USBR II


1) Ruang olak tipe ini memiliki blok -blok saluran tajam (gigi pemencar) di
ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end sill).
2) Cocok untuk aliran dg tekanan hidrostatis > 60 m
3) Q > 45 m3/det Bilangan Froud > 4,5

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 20


Gambar 1.13 Ruang Olakan USBR II

c. Ruang Olak USBR III


1) Dipasang gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar ruang olak dibuat gigi
penghadang aliran, dan di ujung hilir dibuat perata aliran.
2) Cocok untuk mengalirkan air dg tekanan hidrostatis rendah
3) Q < 18,5 m3/det
4) V < 18,0 m/det
5) Bilangan Froud > 4,5

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 21


Gambar 1.14 Ruang Olakan USBR III

d. Ruang Olak USBR III


1) Dipasang gigi pemencar di ujung hulu, dan di ujung hilir dibuat perata
aliran.
2) Cocok untuk mengalirkan air dg tekanan hidrostatis rendah
3) Bilangan Froud antara 2,5 -4,5

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 22


Gambar 1.15 Ruang Olakan USBR IV

Yang paling penting dalam perencanaan ruang olak tipe USBR adalah
menghitung rating jump dan tail waterserta mencari bilangan Froud.
Selanjutnya dilakukan uji model pada tipe ruang olak yang terpilih. Langkah
perhitungan :
 Menghiting kecepatan aliran di kaki bendung
V=

Dengan; V = kec, aliran di kaki benduung


H = beda tinggi anatar MAB dengan daaar ruang olak
Y1 = tinggi muka air di kaki bendung
Karena Y1 belum diketahui , maka kecepatan di kaki bendung di
anggap, V1=

DenganV1 = kec. Aliran di kaki bendung

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 23


H = tinggi terjunan
Hd = tinggi muka air di atas mercu

2.5 Penentuan Tipe Kolam Olak

Penentuan Tipe Kolam Olak

Kolam olak adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk meredam energi yang
timbul di dalam type air superkritis yang melewati pelimpah. Faktor pemilihan type
kolam olak (Joetata dkk, 1997) :Gambar karakteristik hidrolis pada peredam energi
yang direncanakan.

 Hubungan lokasi antara peredam energi dengan tubuh embung.

 Karakteristik hidrolis dan karakteristik konstruksi dari bangunan pelimpah.

 Kondisi-kondisi topografi, geologi dan hidrolis di daerah tempat kedudukan


calon peredam energi.

 Situasi serta tingkat perkembangan dari sungai di sebelah hilirnya

Beberapa jenis kolam olak adalah sebagai berikut (Dirjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum, 1986)

1. Jenis Vlughter

Bentuk hidrolisnya merupakan pertemuan suatu penampang lurus yang


merupakan suatu pematan energi yang diakibatkan oleh jatuhan langsung karena
aliran air. II-38

Menurut Vlughter bentuk dan hidrolis ruang olak dipengaruhi oleh :

1. Tinggi muka air udik di atas mercu = H

2. Perbedaan muka air udik dan di hilir = Z

Kolam olak jenis ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan sungai yang tidak
banyak membawa batu-batu besar. Dalamnya lantai ruang olakan dari puncak
mercu tidak lebih dalam dari 8 meter atau perbedaan muka air di udik dan hilir
tidak lebih dari 4,5 meter.

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 24


Gambar 1.16 Kolam Olak menurut Vlugter (KP-02 halaman 65)

2. Jenis Shocklitsch

Bentuk hidrolis kolam olak jenis ini sama dengan tipe Vlughter, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini :

Gambar1.17 Kolam Olak Jenis Shocklitsch

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 25


3. Jenis USBR

Berdasarkan bilangan Froude, kolam olak dikelompokkan sebagai berikut (Dirjen


Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1986) :

1. Untuk Fr ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi.

2. Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif. Kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik.

3. Jika 2,5 < Fr ≤ 4,5 maka loncatan air tidak terbentuk dan loncatan
menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh di saluran. Kolam olak yang
digunakan untuk menimbulkan turbulensi (olakan) yakni tipe USBR tipe IV.

4. Untuk Fr ≥ 4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini
pendek. Kolam olak yang sesuai adalah USBR tipe III.

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 26


Bab III Data Yang Digunakan

3.1 Data Yang diperlukan dalam perencanaan Bendung (teori)

Data yang dibutuhkan dalam perencanaan bendung adalah:

1. Data kebutuhan air multisektor

2. Data topogra$i-.

3. Data hidroligi yang terdiri dari debit banjir, debit andalan, dan neraca air

4. Data mor$ologi berupa mor$ologi dan geometri sungai.

5. Data geologi teknik, berupa data geologi dan data mekanika tanah

3.2 Data Tugas Besar (soal)

Bab IV Analisa Data

4.1 Penentuan Elevasi Mercu bendung

4.2 Penentuan Lebar Bendung

4.3 Penentuan Tinggi Muka Air di atas Mercu

4.4 Perencanaan Peredam Energi

4.5 Penentuan Tipe Kolam Olak

4.6 Penggambaran--

Bab V Penutup

Berisi Kesimpulan dari hasil perencanaan

Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 27

Anda mungkin juga menyukai