PERENCANAAN BENDUNG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2020
DAFTAR ISI
3.1 Data Yang diperlukan dalam perencanaan Bendung (teori) .................................. .... 27
ii
3.2 Data Tugas Besar .......................................................................................
4.6 Penggambaran--......................................................................................................
iii
BAB I Pendahuluan
Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di
sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
dan petak tersier.
2. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang
berfungsi untuk mengatur masuknya air dari bendung kesaluran irigasi jumlah
pintu dan ukurannya dihitung berdasarkan kebutuhan.
3. Bangunan Pembilas ( Penguras )
Lokasi bangunan pembilas Pada tubuh bendung pada umumnya dekat dengan
bangunan pengambilan. Gunanya untuk mencegah masuknya bahan sediment
kasar ke Intik ( Banunan pengambilan)/ kedalam jaringan saluran irigasi.
Bangunan pembilas ada beberapa tipe :
Type, 1 : Tipe tradisional tergantung dari kwalitas air sungai
Type, 2 : yang umum dipakai sekarang
Type,3 : dibuat diluar lebar bersih tubuh bendung
Type,4 : digabung dengan bangunan pengambilan dalam satu bidang atas dan
bawah B El. x A Tinggi Tanggul A AS.
4. Kantong Lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir
berukuran 0,088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir
pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam
kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-
sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan
secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali
a. Alat ukur debit dan tinggi muka air baik di sungai maupun di saluran.
b. Rumah operasi pintu.
c. Peralatan komunikasi.
d. Jembatan diatas bendung. Adanya jembatan akan memudahkan akses ke
bagian-bagian bangunan utama.
e. Instalasi mikro hidro dan tangga ikan jika diperlukan. (faisal-sda)
2. Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang di perlukanuntuk membilas
sedimen dari kantong.
3. Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang di perlukan untuk membilas
sedimen dekat pintu pengambilan.
4. Beda tinggi energi yang di perlukan untuk meredam energi pada kolam olak.
Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula :
Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal (abutment). Sebaiknya lebar bendung
ini sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus).
Biasanya lebar total bendung diambil antara 1,0 –1,2 dari lebar rata-rata sungai pada
ruas yang stabil. Agar pembuatan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per
satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 –14 m3/det/m’ dan memberikan
tinggi energi maksimum 3,5 –4,5 m
Lebar efektif bendung:
Be = B – 2 (nKp + K a) H1
Dimana: n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi, m
Be = lebar efektif bendung
B = lebar bendung (lebar total – lebar pular)
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r =0,1 t 0,002
Pangkal Tmbok Ka
Bulat bersudut 90º ke arah aliran dengan 0,5 He > r > 0,15 He 0,10
1. Mercu Bulat
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 8
Bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisiensi debit yang jauh lebih
tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Harga
koefisiensi debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif
pada mercu. Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1
/r). Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2). Jari-jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung
harus dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu terbuat dari beton; untuk
pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai –1 m tekanan air.
di mana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir (lihat Gambar 4.9) dan h d
adalah tinggi energi rencana di atas mecu. Harga-harga K dan n adalah parameter.
Harga-harga ini bergantung kepada kecepatan dan kemiringan permukaan belakang.
Kemiringan per K n
mukaan hilir
Q = Cd 2/3 H11,5
Bila kita membuat bendung pada aliran sungai baik pada palung maupun pada
sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada
daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (
local scauring).
Untuk meredam kecepatan yang ting gi itu dibuat suatu konstruksi peredam energi.
Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu pertemuan antara penampang miring,
lengkung, dan lurus. Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4
(empat) tipe, yaitu:
1. Ruang Olak tipe Vlughter
a = 0,20 He
a = 0,15 He
Dengan:
D = kedalaman kolam diukur dari puncak mercu sampai permukaan kolam
L = panjang kolam yang diukur dari perpotongan bidang miring dan horizontal
R = jari-jari kolam, dengan titk pusat sejajar dengan elevasi mercu.
a = end sill
Contoh hitungan:
Diketahui Qd = 350 m3/det, Be = 41,88 m , p = 2,50 m, He = 2,435 m, seperti
terlihat pada gambar. Rencanakan ruang olakan tipe Vlughter.
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 12
Solusi :
≥ 4,50 m.
r3 ≥ 0,15 W
1 1
s = q 2 (W ' / g ) 4
s min = 0,10 W’
0,15W '
0,50 < α < 0,10
t = W’
I = ½ W’
L = α W’
Contoh hitungan:
Seperti soal di muka, elevasi MAB hilir + 47,00 m, elevasi dasar sungai + 45,00 m.
Rencanakan kolam peredam energinya.
Sulusi :
Z = 52,435 –47,00 = 5,435 m
He = 2,435 m
Z/He = 5,435/2,435 = 2,232 > 4/3
D = L = R= 2,435 + 1,1 . 5,435 = 8,41 m
Kolam olakan tipe Vlughter tidak dapat digunakan, dan dipilih tipe
Schoklitsch.
Adaikan elevasi dasar r3 = + 43,50 m
W‟ = 52,435 –43,50 = 8,935 m
R3 = 0,15 . W‟ = 1,13 m, ambil r3 = 1,50 m
Dari grafik : pilih = 0,06
= 0,28, ambil
= 0,80,
Yohanes Oktavianus Lai ( 2018520012 ) 15
= 0,15
s = 0,28.8,361/2.(8,935/9,8)1/4= 0,80 m
t = 0,06 . 8,935 = 0,55 m
l = ½ . 0,15 9,435 = 0,67 m
L = 0,80 . 8,935 = 7,20 m
3. Ruang Olak tipe Bucket
Kolam peredam energi ini terdiri dari 3 tipe, yaitu :
a. Solid bucket
b. Slotted Rooler bucket atau dentated Roller bucket
c. Sky jump
Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter,
perbedaannya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini
digunakan bilaman sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk
menghindarkan kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung
sehingga bilamana ada batuan yang terbawa kan melanting ke arah hilirnya.
a. Solid bucket
Dibuat bilamana material hanyuatan membawa batuan sebesar kelapa yang
akan menghancurkan lantai olakan. Ruang lantai dibuat melingkar sampai
bagian depan cut off. Bentuk hidrolisnya sbb :
V1 =
= 13. -19,5
Untuk jarak loncatan air (x) dan tinggi loncatan air terhadap lip (y) adalah
sebagai berikut:
y = h sin 2
Contoh hitungan:
Diketahui : elevasi mercu = +50,00 m
Hd = 2,289 m
He = 2,435 m, hc = 1,925 m
Elevasi M
AB di hilir = +48,50 m
Elevasi dasar sungai di hilir = +46,50 m
Hitung radius kolam olakam olakan tipe bucket:
Solusi :
Yang paling penting dalam perencanaan ruang olak tipe USBR adalah
menghitung rating jump dan tail waterserta mencari bilangan Froud.
Selanjutnya dilakukan uji model pada tipe ruang olak yang terpilih. Langkah
perhitungan :
Menghiting kecepatan aliran di kaki bendung
V=
Kolam olak adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk meredam energi yang
timbul di dalam type air superkritis yang melewati pelimpah. Faktor pemilihan type
kolam olak (Joetata dkk, 1997) :Gambar karakteristik hidrolis pada peredam energi
yang direncanakan.
Beberapa jenis kolam olak adalah sebagai berikut (Dirjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum, 1986)
1. Jenis Vlughter
Kolam olak jenis ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan sungai yang tidak
banyak membawa batu-batu besar. Dalamnya lantai ruang olakan dari puncak
mercu tidak lebih dalam dari 8 meter atau perbedaan muka air di udik dan hilir
tidak lebih dari 4,5 meter.
2. Jenis Shocklitsch
Bentuk hidrolis kolam olak jenis ini sama dengan tipe Vlughter, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini :
1. Untuk Fr ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi.
2. Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif. Kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik.
3. Jika 2,5 < Fr ≤ 4,5 maka loncatan air tidak terbentuk dan loncatan
menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh di saluran. Kolam olak yang
digunakan untuk menimbulkan turbulensi (olakan) yakni tipe USBR tipe IV.
4. Untuk Fr ≥ 4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini
pendek. Kolam olak yang sesuai adalah USBR tipe III.
2. Data topogra$i-.
3. Data hidroligi yang terdiri dari debit banjir, debit andalan, dan neraca air
5. Data geologi teknik, berupa data geologi dan data mekanika tanah
4.6 Penggambaran--
Bab V Penutup