Anda di halaman 1dari 2

A.

Nama : Nurul Awaliah Hayati


Prodi : PGMI (5)
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Dosen : Adi Abdurahman, M.Pd

B. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun dilingkungan rumah
(keluarga).
Pada sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal
tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal
tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Sedang yang
namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Kesulitan belajar ini tidak
selalu disebabkan oleh intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan oleh
faktor-faktor non-integensi.
Sistem pendidikan selama ini lebih menitik beratkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomor duakan. Orientasi pendidikan di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-
ciri cenderung memperlakukan peserta didik berstatus sebagai obyek, guru berfungsi
sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator, materi bersifat
subject-oriented, dan manajemen bersifat sentralistis.

Ilahi mengemukakan pendidikan inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak


membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun
mental. pendidikan inklusi memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa yang
mempunyai kebutuhan khusus baik dalam arti berkelainan, lamban belajar (slow
learner) maupun berkesulitan belajar lainnya di sekolah regular. Sekolah inklusi
bertujuan untuk memenuhi hak azasi manusia yaitu mendapatkan pendidikan yang
layak, tanpa adanya diskriminasi, dengan memberi kesempatan pendidikan yang
berkualitas kepada semua anak tanpa terkecuali, sehingga semua anak memiliki
kesempatan yang sama untuk secara aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran ABK perlu diadakannya modifikasi dalam hal materi, strategi, metode,
media, evaluasi, dan lain-lain. Peran guru sangat penting dalam menyesuaikan materi,
strategi, metode, dan penggunaan media yang akan digunkan dalam proses
pembelajaran ABK. Salah satu yang perlu dilakukan guru adalah menggunakan dan
mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran. Media berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran,
sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Selain itu
media juga dapat menarik minat belajar dan perhatian siswa untuk lebih
berkonsentrasi dalam pembelajaran karena dengan menggunakan media,
pembelajaran akan lebih mudah dipahami, terasa menarik dan menyenangkan,
khususnya pembelajaran anak berkebutuhan khusus kesulitan belajar yang memiliki
hambatan dalam proses pembelajaran Media pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar siswa berkebutuhan khusus. Seperti Sekolah Dasar
Muhammadiyah 4 Batu, sudah menerapkan kelas inklusi selain itu juga sekolah
tersebut juga memberikan kelas-kelas khusus bagi siswa berkebutuhan khusus yang
memerlukan pendampingan khusus. Salah satu contohnya siswa ABK yang belajar di
kelas 2 SDIT Mishbahul Huda. Berdasarkan hasil observasi siswa- siswa di kelas
tersebut memiliki berbagai macam kriteria kekurangan. Adapun hasil asesmen
menunjukkan gejala-gejala yang ditimbulkan siswa merupakan berkesulitan belajar
spesifik, dengan karakteristik yang ditunjukkan oleh siswa-siswa seperti masih
kurangnya konsentrasi, belum mengenal huruf/bentuk huruf, mengenal warna,
kesulitan dalam mengeja, membaca maupun berhitung kesulitan dalam
berkomunikasi, kesulitan dalam berbahasa indonesia, siswa-siswa masih cenderung
menggunakan bahasa daerah/Jawa dengan artikulasi yang masih sulit dimengerti.
Selain itu pula siswa-siswa masih kesulitan dalam mengenal arah kiri dan kanan.
Dengan karakteristik siswa-siswa tersebut pembelajaran yang dilakukan dalam kelas
khusus menggunakan media untuk menunjang proses pembelajaran. Namun media
yang digunakan masih terbuat dari bahan-bahan yang tidak awet atau hanya sekali
pakai saja, seperti huruf-huruf maupun angka-angka yang ditulis di potongan-
potongan kertas, dan kertas bergambar, sehingga penggunaannya masih kurang
maksimal. Kelas yang memiliki kriteria siswa berkebutuhan khusus tersebut
diperlukan media yang berfungsi membantu siswa mengenal huruf. Berdasarkan data
tersebut, perlu diadakannya pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan
anak berkebutuhan khusus yaitu berkesulitan belajar, khususnya mengenal huruf,
mengenal bentuk, mengenal warna dan membaca.

Anda mungkin juga menyukai