Anda di halaman 1dari 31

PENGGUNAAN SENJATA KIMIA DALAM

PERTEMPURAN DAN DIPLOMASI INTERNASIONAL


Karya Tulis

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dalam Menyelesaikan SMA

Muhammad Fauzan Malufti

No. Induk : 12.5358

Kelas : XII-IPA-6

SMA LABSCHOOL JAKARTA

2014
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing Wali Kelas

(Agus Munandar, S.Pd.) (Dra. Ohen Hendriana)


Tanggal:.................... Tanggal:…………………

Penguji 1 Penguji 2

(Drs. Iwan Kurniadi) (Muhammad Rifai)


Tanggal:.................... Tanggal:………………..
iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-

Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis ini.

Karya Tulis ini berjudul “Penggunaan Senjata Kimia Dalam

Pertempuran Dan Diplomasi Internasional”, disusun untuk melengkapi

tugas-tugas dalam menyelesaikan jenjang pendidikan SMA.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Orang tua penulis yang sangat membantu dan selalu memberikan

dukungan kepada penulis.

2. Drs. M. Fakhruddin, M.Si. selaku kepala SMA Labschool Jakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat karya

tulis ini.

3. Dra. Ohen Hendriana, selaku wali kelas penulis yang telah banyak

memberi dukungan. membimbing serta selalu mengingatkan penulis untuk

menyelesaikan pembuatan karya tulis ini.

4. Agus Munandar, S.Pd. selaku pembimbing penulis dalam

pembuatan karya tulis ini yang membantu, mendukung, serta memberikan

masukkan-masukkan untuk menyelesaikan karya tulis ini.


iv

5. Teman-teman kelas XII-IPA-6 yang banyak memberikan dukungan

dan bantuan agar penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang ikut membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini.

Penulis juga menyampaikan banyak permohonan maaf kepada

semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya tulis ini, dimana penulis

banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam penyusunan karya tulis

baik yang disengaja atau tidak disengaja.

Penulis menyadari, bahwa penyusunan karya tulis ini masih

memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

untuk kesempurnaan karya tulis ini. Mudah-mudahan, karya tulis ini

bermanfaat bagi penulis khususnya, sekolah serta pembaca pada

umumnya.

Wassalamuialaikum wr.wb

Jakarta, Oktober 2013

Penulis
v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...............................................................3

1.3 Pembatasan Masalah............................................................3

1.4 Perumusan Masalah..............................................................4

1.5 Metode Penulisan dan Pengumpulan Data...........................4

1.6 Tujuan....................................................................................4

1.7 Manfaat..................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Senjata Kimia............................................................6

2.2 Macam-Macam Senjata Kimia dan Dampaknya...................6

2.3 Senjat Kimia Sebagai Senjata Pemusnah Massal.................9

2.4 Pengaruh Senjata Kimia Pada Diplomasi Internasional......10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Penggunaan Senjata Kimia....................................12

3.2 Penggunaan Senjata Kimia Dalam Pertempuran................14

3.2 Senjata Kimia Dalam Diplomasi Internasional.....................17

3.3 Senjata Kimia, Dahulu-Sekarang.........................................19


vi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan..........................................................................24

4.2 Saran...................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................27
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senjata adalah suatu alat yang digunakan untuk melukai, membunuh,

atau menghancurkan suatu benda ataupun mahluk hidup. Senjata dapat

digunakan untuk menyerang maupun untuk mempertahankan diri, dan

juga untuk mengancam dan melindungi. Apapun yang dapat digunakan

untuk merusak (baik fisik maupun psikis) dapat dikatakan senjata.

Sejarah senjata yang panjang telah menghasilkan berbagai macam

senjata dan untuk memudahkan dalam penggunaan dan identifikasi, telah

dibuat beberapa kategori senjata yang berdasarkan pada jenis, sifat,

teknologi, serta, kegunaannya. Yang paling umum adalah senjata tajam

dan senjata api, namun, ada juga kategori senjata yang lebih khusus lagi,

salah satunya yaitu senjata pemusnah massal.

Seperti yang kita ketahui senjata nuklir, senjata biologi, dan senjata

kimia dikenal sebagai senjata pemusnah massal (Weapon of Mass

Destructions atau WMD). Senjata pemusnah massal sendiri adalah

senjata yang dirancang untuk membunuh dan menghacurkan musuh

(manusia maupun berbagai fasiltas yang dimilikinya) dalam skala

besar(massal). Implikasii penggunaan senjata semacam itu tidak

membedakan apakah yang terbunuh kombatan (militer) atau non-

kombatan (masyarakat awam) dan yang hancur fasilitas perang atau


2

fasilitas masyarakat karena memang efeknya yang luas dan sulit

dikendalikan jika dibandingkan dengan senjata konveisonal.

Senjata kimia sendiri telah digunakan sejak dahulu kala, seperti

dalam berbagai catatan tentang perang di Yunani (pada tahun 600 SM)

dimana sumber air minum musuh diberi zat beracun. Sedangkan pada

masa modern, tercatat digunakannya senjata kimia secara besar-besaran

pada Perang Dunia I (1914 – 1917), Perang Vietnam (1959-1975), Perang

Iran-Irak (1980) dan dalam konflik-konflik lainnya. Sementara itu pada

masa damai senjata kimia yang tidak mematikan seperti gas air mata

teah digunakan untuk meredam berbagai kerusuhan dan demonstrasi.

Senjata kimia juga mempunyai peran dalam hal diplomasi suatu

negara, khususnya diplomasi dengan negara lainnya. Harus diakui bahwa

tidak ada satupun negara di dunia yang mempunyai diplomasi kuat tanpa

mempunyai angkatan perang yang kuat juga (dalam hal ini memiliki

senjata yang kuat atau menakutkan)

Walaupun sudah mempunyai sejarah yang panjang, senjata kimia

tetap menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia karena dari

sifat dan pengunaan senjata kimia itu sendiri yang massal dan luas.

Senjata kimia juga memiliki banyak hal-hal menarik yang bisa dikaji

ilmunya.
3

1.2 Identifikasi Masalah

Berkaitan dengan judul dan apa yang sudah penulis uraikan pada

latar belakang diatas, muncul banyak pertanyaan dari penulis sendiri

sehubungan dengan permasalahan yang akan penulis bahas,

diantaranya adalah:

1. Apa itu senjata kimia ?

2. Mengapa senjata kimia sangat berbahaya dan termasuk WMD?

3. Mengapa ada pihak yang menggunakan senjata kimia ?

4. Apa saja jenis-jenis senjata kimia ?

5. Apa dampak dari penggunaan senjata kimia ke lingkungan ?

6. Apakah senjata kimia berpengaruh terhadap diplomasi ?

7. Bagaimana sejarah penggunaan senjata kimia selama ini ?

8. Bagaimana penggunaannya di medan peperangan ?

9. Bagaimana penggunaan senjata kimia kedepannya ?

10. Adakah hukum yang mengatur tentang senjata kimia ?

1.3 Pembatasan Masalah

Penggunaan senjata kimia dalam pertempuran dan serta diplomasi

internasional

1.4 Perumusan Masalah

1. Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan

masalah dalam karya tulis ini adalah bagaimana penggunaan

senjata kimia dalam pertempuran dan diplomasi internasional?


4

1.5 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode

deskriptif dengan banyak membaca literatur yang berhubungan

dengan permasalahan yang akan dibahas.

1.6 Tujuan

Tujuan penulis membahas permasalahan ini agar pembaca

mengetahui dampak apa saja yang bisa ditimbulkan dari penggunaan

senjata kimia, baik dalam pertempuran maupun dalam diplomasi

internasional

1.7 Manfaat

Penulis berharap apa yang penulis bahas dalam karya tulis ini

bermanfaat bagi siapapun yang membaca karya tulis ini. Mereka akan

tahu apa saja dampak dari senjata kimia yang mungkin kurang atau

bahkan tidak mereka mengerti sebelumnya. Untuk membuka wawasan

tentang pengaruh senjata kimia terhadap pertempuran dan diplomasi

internasional
5

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Senjata Kimia

Senjata kimia adalah suatu senjata yang memanfaatkan sifat racun

senyawa kimia dengan tujuan untuk membunuh, melukai, atau

melumpuhkan musuh. Penggunaan senjata kimia berbeda dengan

senjata konvensional dan senjata nuklir. Karena efek merusak senjata

kimia bukan disebabkan oleh sifat fisik daya ledaknya tetapi karena

penyebaran sifat racunnya. Senjata kimia bisa berwujud gas ataupun

cairan.

2.2 Macam-Macam Senjata Kimia dan Dampaknya

Beberapa bahan kimia merupakan bahan industri untuk tujuan

komersilsementara yang lainnya adalah bahan kimia yang memang

dikembangkan untuk senjata. Senjata kimia yang berbeda jenis

menyebabkan gejala atau dampakyang berbeda pula, karenanya,

mengetahui jenis bahan kimia merupakan kunci utama dalam

menanggulanginya. Senjata kimia dibagil ke dalam 4 kategori yaitu:


6

2.2.1Senjata kimia yang menyerang kulit (blister agents)

Merupakan senjata kimia paling umum, digunakan secara luas pada

PD I. Yang paling terkenal dan umum adalah gas mustard yang berwarna

kuning ataupun coklat tua, tergantung dari konsentrasinya. Gas ini

memiliki bau menyerupai mustad dan bawang. Agen ini menyerang

melalui kontak dengan kulit dan dapat mempengaruhi mata, pernafasan,

dan kulit. Biasanya berujung pada kebutaan dan luka permanen pada kulit

yang menyerupai luka bakar.

Senjata kimia ini bisa masuk ke tubuh melalui kontak kulit,mata

ataupun pernafasan, bahkan menembus lapisan pakaian dan

menyebabkan luka meskipun di tempat yang tertutup oleh pakaian.

Kerusakan terjadi dengan cepat, hanya 1 sampai 2 menit setelah korban

terkontaminasi. Gejala awal ditandai dengan memerahnya kulit (seperti

terbakar matahari), lecet, membengkaknya kulit dan juga lesi. Efek lain

juga bisa muncul seperti muntah-muntah, demam dan malaise. Mata juga

sangat sensitif terhadap agen ini yang dapat menyebabkan rasa sakit

hebat dan juga kerusakan pada kornea yang biasa disebabkan karena

kontimasi dari korban sendiri. Agen ini juga dapat menyebabkan kesulitan

pernafasan ringan.
7

2.2.2 Senjata kimia yang menyerang pernafasan (choking agents)

Menyerang paru-paru, meyebabkan kesulitan bernafas dan berpotensi

menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru. Contoh dari agen ini

adalah klorin.

Senjata kimia jenis ini, dalam dosis yang ringan, menyebabkan

ketidaknyamanan bernafas, sesak nafas, iritasi hidung & tenggorokan.

Dalam dosis berat, dapat menyebabkan gagalnya pernafasan dan

berujung pada kematian. Gejalanya dapat berlangsung hingga 24 jam

setelah korban menghirupnya dan terlihat jelas ketika sudah merusak

paru-paru secara fisik.

2.2.3 Senjata kimia yang menyerang darah (blood agents)

Jenis ini menyebar melalui darah lalu mengganggu penggunaan dan

mentransfer oksigen pada tingkat sel. Sianida termasuk dalam jenis ini.

Agen ini biasanya masuk ke tubuh korbannya melalui pernafasan

ataupun ditelan. Pusat sistem saraf sangat rentan terhadap agen ini.

Gejala-gejala agen ini tergantung dari konsentrasi dan durasi saat terkena

agen ini. Dalam dosis ringan, efek yang ditimbulkan adalah sakit kepala,

pusing, mual selama beberapa jam lalu pulih secara spontan. Dalam dosis

tinggi, efek yang ditimbulkan adalah kejang dan koma. Dosis yang sangat

tinggi

dapat menyebabkan nafas terengah-engah dan gagal jantung yang

menyebabkan korban pada mati lemas hanya dalam beberapa menit.


8

2.2.4 Senjata kimia yang menyerang saraf (nerve agents)

Agen ini sangat berbahaya jika dibandingkan jenis senjata kimia

lainnya. Agen ini mengganggu fungsi saraf dengan masuk tubuh melalui

pernafasan dan kontak kulit. Contohnya adalah tabun, sarin, soman dan

VX (yang paling mematikan dibanding yang lainnya).

Senjata kimia jenis ini, dalam dosis yang ringan, gejala yang

ditimbulkan adalah mual, kelelahan, dan kejang-kejang. Dalam dosis

tinggi, gejala yang ditimbulkan adalah kehilangan kontrol otot, kerusakan

sistem saraf dan kematian. Efek agen saraf bisa menjadi permanen jika

korban tidak segera mendapat pertolongan medis.

2.3 Senjata Kimia Sebagai Senjata Pemusnah Massal

Seperti yang sudah penulis jelaskan di latar belakang, senjata

pemusnah massal sendiri adalah senjata yang dirancang untuk

membunuh, melukai dan menghacurkan musuh (manusia maupun

berbagai fasiltas yang dimilikinya) dalam skala besar(massal).

Dalam penggunaannya, senjata kimia berdampak pada seluruh

lingkungan, manusia, kombatan maupun non-kombatan, fasilitas perang

atau fasilitas masyarakat karena memang efeknya yang luas dan sulit

dikendalikan jika dibandingkan dengan senjata konveisonal.


9

2.4 Pengaruh Senjata Kimia Pada Diplomasi Internasional

Diplomasi suatu negara ditentukan oleh kekuatan yang dimilikinya.

Semakin besar kekuatan yang dimiliki maka semakin mudah bagi negara

tersebut memperoleh keinginannya melalui proses negosiasi. Sebaliknya,

negara yang memiliki kekuatan yang lemah akan kesulitan melakukan

negosiasi bahkan mengalami suatu ketergantungan terhadap negara lain

yang lebih kuat. Kekuatan diplomasi suatu negara, dipengaruhi oleh

kekuatan ekonomi, militer dan stabilitas politik. Kekuatan yang dimiliki

suatu negara akan menentukan seberapa besarnya pengaruh negara

tersebut dalam dunia internasional.

Kekuatan militer bisa digunakan sebagai alat diplomasi oleh suatu

negara, untuk mengintimidasi negara lain dengan tujuan mencapai

kepentingan nasionalnya (national interest). Kekuatan militer sangat

mempengaruhi diplomasi, karena, dengan memiliki kekuatan militer yang

tangguh, akan menambah rasa percaya diri suaut negara, sehingga bisa

mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan dari lawan yang dapat

mengganggu kepentingan nasionalnya. Contohnya saja Amerika Serikat,

yang mempunya angkatan bersenjata terkuat di dunia dan seakan

mempunyai dan mencampuri segala urusan di dunia.

Kepemilikan senjata kimia oleh suatu negara dapat mepengaruhi

kemampuan diplomasinya, karena senjata kimia memiliki momok yang

menakutkan dari sejarahnya. Produksinya yang bisa dibilang mudah

namun memiliki efek yang besar dilihat dari dampaknya.


10

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Penggunaan Senjata Kimia

Senjata kimia sebenarnya sudah dipakai sejak 600 SM. Namun,

catatan penggunaannya lebih jelas dan lengkap saat digunakan pada era

modern. Penggunaan senjata kimia di era modern, terjadi saat PD

(Perang Dunia) I. Ditandai dengan penggunaan secara terang-terangan

dan luas oleh Pasukan Jerman.

Pada tanggal 22 April 1915, di dekat kota Ypres, Belgia, dengan

memanfaatkan arah hembusan angin, Pasukan Jerman membuka sekitar

6.000 silinder cairan klorin sepanjang empat mil untuk melawan Pasukan

Perancis. Serangan gas beracun ini menewaskan sekitar 5.000 tentara

sekutu dan melukai 10.000 lainnya.

Serangan itu terbukti sangat efektif bagi Jerman untuk mendobrak

garis peperangan yang sudah berbulan-bulan mengalami kebuntuan.

Jerman sendiri terkejut dengan efektivitas besar senjata baru ini, namun,

mereka tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan senjata kimia ini. Sekutu

sendiri merespon dengan senjata kimia juga 5 bulan kemudian, yang

diberi nama mustard gas.

Dalam PD I ini, senjata yang umum digunakan adalah senjata kimia

yang menyerang kulit yang berwujud gas. Senjata kimia ini paling sering
11

dimasukan ke dalam peluru artileri yang ditembakan ke daerah musuh.

Tujuan utama digunakannya senjata kimia pada PD I yaitu untuk

memecah kebuntuan dari perang parit yang bisa berlangsung lama dan

memakan korban yang banyak tanpa salah satu pihak meraih

kemenangan ataupun keberhasilan yang berarti untuk memenangkan

peperangan.

Dalam perang dunia ke II, penggunaan senjata kimia tidak

terdengar lagi karena dunia seakan trauma dengan penggunaannya saat

perang dunia I. Penggunaan senjata kimia secara terang-terangan dan

luas lagi ketika perang Vietnam dimana pihak Amerika menggunakan

herbisida dan gas air mata dengan tujuan utama untuk menggundulkan

tanaman dan memancing gerilyawan vietnam utara keluar dari

persembunyiannya di hutan.

Tujuan lainnya adalah untuk menghancurkan desa-desa di Vietnam

agar tidak dapat digunakan oleh para gerilyawan. Vietnam mengklaim

bahwa penggunaan herbisida atau yang lebih dikenal dengan istilah

“agent orange” telah menyebabkan 400.000 orang terbunuh ataupun

terluka dan menyebabkan 500.000 bayi lahir dengan cacat fisik.

Di abad 21, penggunaan senjata kimia kembali dicatat oleh sejarah

saat perang Irak-Iran, dimana Irak menyerang desa Halabja pada tanggal

16 Maret 1988 yang mengakibatkan korban meninggal antar 3.200-500

orang dan melukai 7000-1000 orang lainnya.


12

Senjata kimia tidak hanya digunakan oleh otoritas saja (angkatan

bersenjata ataupun suatu negara), tapi juga digunakan oleh pihak-pihak

lain, seperti teroris.

Contoh dari serangan senjata kimia oleh teroris, yaitu pada tanggal

20 Maret 1995 di stasiun kereta bawah tanah Tokyo, Jepang. Serangan

itu menewaskan 12 orang dan melukai 5.000 orang lainnya. Serangan

tersebut menggunakan sarin cair, yang di biarkan terbuka dan menyebar

melalui udara.

3.2 Penggunaan Senjata Kimia Dalam Pertempuran

Jika melihat dan membaca sejarah-sejarah penggunaan senjata

kimia, penggunaan senjata kimia sering kali dilakukan ketika salah satu

pihak sudah frustasi ataupun lelah dengan kondisi peperangan. Jerman

dan Sekutu menggunakan senjata kimia sebagai buntut dari buntunya

peperangan parit yang memakan waktu lama dan korban yang terus

berjatuhan tanpa salah satu pihak mendapatkan kemenangan atau

keberhasilan yang berarti untuk mengakhiri perang. Mereka menggunakan

gas yang lebih berat dari udara agar dapat menyapu tentara lawan dari

parit-parit pertahanannya.

Begitupun Amerika, mereka kelelahan dengan perang gerilya yang

dilakukan oleh Vietnam Utara sehingga mereka menggunakan senjata

kimia untuk memancing gerilyawan keluar dari persembunyiannya di hutan


13

dan menghancurkan desa-desa agar tidak memberikan dukungan ke para

gerilyawan.

Faktor utama yang mendorong suatu pihak untuk

menggunakannya yaitu, karena senjata kimia terbilang murah untuk

diproduksi secara massal dan mempunya efek yang besar jika

dibandingkan dengan senjata-senjata konvesional lainnya.

Penggunaannya di medan pertempuran juga tidak rumit, dari tinggal

menuangkannya ke sungai ataupun sumber air musuh, melepaskannya ke

udara bebas, sampai memasukkannya ke amunisi artileri yang kemudian

ditembakan ke wilayah musuh.

Namun, sejarah kelam selalu mengiringi penggunaan senjata kimia

dari masa ke masa. Bisa disebut kelam, karena dalam praktiknya

pengguna senjata kimia selalu menggunakannya dengan jumlah yang

banyak (massal) dan juga mencakup daerah luas yang tujuannya tentu

saja agar mereka dapat memaksimalkan kerusakan yang diterima oleh

musuh mereka. Dan di setiap penggunaannya, senjata kimia sulit untuk

dikontrol jika dibandingkan dengan senjata konvesional, sehingga sering

kali mengakibatkan bukan hanya jatuhnya korban dari para kombatan, tapi

juga mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak sipil yang tentu saja

membuat penggunaan senjata kimia menelan banyak korban bahkan

hingga puluhan ribu hanya dalam sekali penggunaan. Itu sebabnya

senjata kimia masuk ke dalam kategori senjata pemusnah massal.


14

Yang penulis amati, senjata kimia, bilamana digunakan dalam

suatu pertempuran, tidak bisa dikategorikan "limited", karena tidak ada

batasan area ataupun peruntukan untuk senjata pemusnah masal ketika

ia di gelar dalam suatu pertempuran.

Maksud dari “limited” ini, contohnya ketika musuh ingin

menghancurkan fasilitas musuh, ambil contoh lapangan udara. Saat

musuh ingin menggunakan senjata kimia ke lapangan udara tersebut,

musuh akan menganggap bahwa penggunaan senjata kimia ini juga dapat

mereka lakukan dalam skala lebih besar untuk memaksimalkan efek

dalam satu serangan.

Artinya, penggunaan senjata kimia dengan maksud untuk

menghancurkan lanud dapat menjadi pemicu untuk terjadinya

penghacuran lain yang tidak bisa dikendalikan, hingga benar-benar

hancur. Oleh karenanya, senjata kimia juga bisa dibilang senjata strategis

karena tidak dapat dibuat menjadi senjata taktis atau limited strategy

karena sifat dari senjata kimia itu sendiri yang sulit untuk dikendalikan dan

mengakibatkan banyak korban berjatuhan saat di gelar di suatu medan

pertempuran.

Penggunaan senjata kimia dalam suatu pertempuran banyak

membawa pengaruh dalam pertempuran itu sendiri. Subjek yang paling

terpengaruh tentu saja personel militer. Jika terjadi ataupun dikhawatirkan

terjadi serangan kimia, mereka akan mengenakan pakaian khusus Nubika

(Nuklir,biologi,kimia) untuk melindungi tubuh mereka. Pakaian khusus ini


15

memiliki bahan yang tebal serta berat, hal ini dapat mengurangi evektivitas

prajurit dalam bermanuver karena mereka mengenakan pakaian yang

berat serta tebal.

Namun, masalah utama yang paling sering muncul adalah

munculnya efek panas berlebihan yang disebut Heat Stress atau Bergen

Burn yang diakbiatkan karena kurangnya ventilasi pada pakaian nubika

sebagai akibat dari fungsinya untuk melindungi seluruh bagian tubuh

tanpa celah sekalipun agar tidak ada zat kimia yang masuk.

Hal ini menyebabkan prajurit cepat lelah dan dehidrasi karena

panas berlebihan yang dihasilkan. Memakai pakaian ini juga memakan

waktu karena pemakaiannya yang harus sempurna tanpa celah sedikitpun

dan pakaian nubika juga terbilang mahal. Senjata kimia juga bisa

menurunkan moral dan semangat bertempur prajurit di medan

pertempuran karena banyak diantara senjata kimia yang tidak berbau,

berasa, dan juga berwarna, hal ini menyebabkan ketakutan baru di pikiran

para prajurit karena mereka melawan musuh yang tak terlihat.

3.3 Senjata Kimia Dalam Diplomasi Internasional

Dalam sebuah proses diplomasi, dibutuhkan sarana sebagai

pendukung, dimana dalam tulisan ini, ingin memberikan batasan sarana

yang di gunakan yaitu penggunaan militer sebagai sarana meningkatkan

bargaining position dalam diplomasi.


16

Dalam sebuah proses diplomasi sebuah Negara akan mencari

keunggulan bangsanya untuk di jadikan suatu posisi tawar, keunggulan

bangsa yang dimaksud disini ialah national power yang dimiliki suatu

negara. National power, apabila di aktualisasikan dapat menciptakan

bargaining position yang kuat dalam diplomasi, salah satu jenis national

power ialah kekuatan militer.

Dalam mengukur kekuatan militer suatu angkatan bersenjata, salah

satu faktor yang dapat dipakai adalah, senjata apa yang ada dalam

inventaris angkatan bersenjata tersebut. Senjata kimia, yang termasuk

dalam WMD, dengan karateristik dan juga penggunaannya dalam

pertempuran, tentu sudah menebar teror sehingga bisa menigkatkan

kekuatan militer suatu negara dimata negara lain.

Memang, ada anggapan yang menyatakan bahwa cara – cara

damai harus di kedepankan dari pada pengerahan kekuatan militer dalam

menjalin hubungan dengan negara lain, tidak ada yang salah dengan

pendapat itu, namun di tengah realisme hubungan internasional yang

penuh kecurigaan antar negara, saat ini hampir tidak mungkin bagi setiap

negara untuk keluar dari pusaran tersebut dan tentu saja hal itu dapat

mengancam utuhnya suatu negara oleh gangguan negara lain apabila

tidak menggunakan sarana – sarana diplomasi yang ada dengan bijak,

untuk menggambarkan situasi tersebut, ada sebuah ungkapam latin yang

berbunyi “Si vis pacem, para bellum” yang berarti apabila ingin damai

maka bersiaplah untuk berperang.


17

Ungkapan tersebut sudah cukup jelas menggambarkan dimana

posisi militer dalam sebuah fase damai, untuk memperkelas fungsinya

dalam sebuah fase damai dan perundingan militer berguna sebagai nilai

tambah dari sebuah perundingan apabila suaatu Negara dengan kekuatan

militer yang kuat melakukan negosiasi terkait sengketa wilayah dengan

Negara lain yang memiliki kekuatan militer yang lebih lemah maka akan

menciptakan sebuah posisi tawar yang lebih tinggi bagi Negara yang

memiliki militer yang lebh besar dan kuat bahkan dapat menghentikan

klaim dari Negara yang lain yang bersengketa karena khawatir akan

kekutan militernya yang besar.

3.4 Senjata Kimia, Dahulu-Sekarang

Dalam diplomasi internasional, menurut pengamatan penulis,

sebenarnya pengaruh senjata kimia, jika dibandingkan saat

penggunaannya antara perang dunia pertama hingga sekarang, sudah

sangat berbeda.

Kepemilikan senjata kimia oleh suatu negara dapat memberikan

efek dalam hal diplomasi internasional suatu negara. Kepemilikan senjata,

apalagi yang termasuk ke dalam senjata pemusnah massal, dapat

menambah kekuatan diplomasi suatu negara di mata negara lain, karena,

pada dasarnya, tujuan strategis suatu negara untuk mempunyai senjata

yang sedemikian rupa adalah untuk “deterrence” (menggentarkan) negara

lain agar berpikir dua kali jika ingin menyerang.


18

Dulu, saat penggunaannya di PD I, senjata kimia bisa digunakan

sebagai alat diplomasi oleh suatu negara karena memiliki efek

“deterrence” (menggetarkan) ke negara lain, sehingga menyebabkan

musuh akan berpikir dua kali jika ingin menyerang. Hal itu memang

dikarenakan dunia masih terbilang baru dengan senjata kimia dan tidak

ada peraturan mengenai senjata kimia di dunia. Saat itu, senjata kimia

sangat mempengaruhi diplomasi karena dengan memiliki kekuatan militer

yang tangguh dan diperhitungkan, akan menambah rasa percaya diri

suatu negara, sehingga bisa mengabaikan ancaman-ancaman dan

tekanan lawan yang dapat mengganggu kepentingan nasionalnya.

Akan tetapi, zaman sekarang, pengawasan senjata antar negara

dan oleh PBB, terutama senjata pemusnah massal, sudah sangat ketat.

Hal ini bisa kita lihat dengan adanya Konvensi Senjata Kimia (Chemical

Weapon Convention atau CWC) yang dibuat pada 29 April 1997 yang

merupakan suatu perjanjian internasional ( international treaty) dalam

bidang pengendalian senjata (arms controls) yang pada prinsipnya

membatasi seluruh kategori senjata kimia di dunia dengan melarang

pengembangan, produksi, akuisisi, penyimpanan, retensi, transfer dan

juga penggunaan senjata kimia oleh negara-negara anggota konvensi.

Semua negara anggota setuju untuk melucuti dengan

menghancurkan stok senjata kimia yang mungkin mereka punya, fasilitas

produksinya, dan juga senjata kimia yang mereka tinggalkan di wilayah

negara lain.
19

Administrasi dan pelaksanaan CWC dilakukan oleh suatu badan

“Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW)”, badan

ini bersifat independent dan tidak dibawah PBB. Di dalam konvensi ini ada

juga peraturan khusus yang bernama “Challenge Inspection”, yaitu setiap

negara anggota konvensi bisa meminta kepada PBB untuk mengirimkan

tim inspeksi jika mencurigai negara lain yang sesama anggota konvensi,

dan negara yang akan di inspeksi harus menerima kapan saja, dan

dimana saja tim inspeksi PBB tersebut tanpa memiliki hak untuk menolak.

Menurut keterangan Ban Ki-moon, kini 188 negara dunia telah

bergabung dengan konvensi itu dan lebih dari 65 persen senjata kimia

yang sudah diketahui keberadaannya, telah dimusnahkan.

Dunia juga melihat senjata kimia sebagai sesuatu yang kejam dan

menjijikan dari sejarah penggunaannya, serta adanya hukum dan

pengawasan internasional, senjata kimia seakan kehilangan pamornya

sebagai alat untuk memperkuat kemampuan diplomasi suatu negara. Jika

dulu ditakuti, sekarang penggunaan senjata kimia oleh suatu negara

malah menjadi bumerang, kenapa ? Karena jika suatu negara

menggunakan senjata kimia, dunia internasional akan memandang

rendah negara tersebut, dan akan memberikan sanksi-sanksi terhadap

negara tersebut. Sanksi-sanksi tersebut bisa berupa embargo,

pemutusan hubungan diplomatik atau bahkan intervensi militer.

Kita ambil contoh yang terbaru, yaitu Konflik Suriah, dimana

negara-negara NATO, terutama Amerika Serikat, menuduh pemerintahan


20

Assad menggunakan senjata kimia untuk memerangi para pemberontak

dan mengancam akan menyerang Suriah dengan alasan pelanggaran

terhadap HAM karena telah menggunakan senjata kimia. Hal tersebut

menunjukkan penggunaan senjata kimia oleh suatu negara, seaakan

mengundang kecaman dan hukuman dari dunia internasional kepada

negara itu sendiri.

Sebenarnya, senjata kimia juga sudah mulai dianggap tidak efektif

lagi di dunia militer jika digunakan dalam pertempuran. Hal ini dibuktikan

dengan banyaknya negara yang menandatangani konvensi CWC, dimana

mereka yang memiliki stok dan kemampuan untuk membuatnya harus

memusnahkan stok dan fasilitas produksinya. Logikanya, tidak ada

angkatan bersenjata yang bersedia meletakkan senjatanya, kecuali jika

senjata tersebut dianggap sudah tidak efektif lagi jika digunakan dalam

pertempuran di kemudian hari.

Berbeda dengan suatu angkatan bersenjata negara, hal-hal yang

mengurangi penggunaan senjata kimia, sepertinya tidak berlaku untuk

para teroris di dunia. Kini, senjata kimia lebih digunakan sebagai senjata

untuk menebar teror dibandingkan sebagai pemusnah massal oleh para

teroris. Pada Februari 2012, Badan Intelejen Pertahanan Amerika Setikat,

(DIA), mengidentifikasi bahwa organisasi teroris mulai berusaha untuk

mendapatkan bahan kimia dan juga biologis. Namun, banyak ahli yang

berpendapat bahwa akan sulit bagi para teroris untuk menggunakan

senjata kimia sebagai senjata pemusnah massal.


21

Namun, mengingat efek dari senjata kimia ke tubuh korbannya,

meski tidak mematikan dan bahkan hanya sedikit korban meninggal,

senjata kimia tersebut akan tetap menebar ketakutan yang akan

memperbesar efek dari serangan tersebut dibandingkan hanya

mengukurnya dari korban yang meninggal saja.

Sebagai contoh, serangan kimia di stasiun bawah tanah Tokyo,

Jepang, meski hanya membunuh 12 orang, tapi berhasil melukai 5.000

orang lainnya, sungguh jumlah yang sangat banyak dan tentus saja akan

memberikan trauma bagi masyarakat Jepang, terutama bagi korban luka

yang selamat dari serangan tersebut. Contoh lainnya adalah penggunaan

senjata kimia yang menyerang kulit. Senjata kimia jenis ini meskipun kalah

mematikan dibandingkan jenis lainnya, lebih berbahaya karena jenis ini

paling mudah diproduksi dan membuat lebih banyak luka pada korban.
22

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jenis-jenis senjata baru yang tak terhitung jumlahnya diperkenalkan

dalam sejarah peperangan, mulai dari panah hingga senjata api, dan pada

beberapa kasus, pada awalnya senjata-senjata itu dianggap keji atau

bahkan melanggar HAM.

Namun, hampir di semua kasus, anggapan terbsebut perlahan-

lahan hilang seiring makin luasnya penggunaan senjata-senjata tersebut.

Tapi tidak demikian halnya dengan senjata kimia. Senjata kimia menjadi

begitu menakutkan di mata dunia, terutama karena sejarahnya yang

selalu memakan korban yang sangat besar dan masyarakat sipi sering kali

ikut menjadi korban dengan disengaja ataupun tidak.

Meskipun begitu, dengan adanya CWC dan juga bagaimana

paradigma dunia internasional terhadap senjata kimia, senjata jenis ini

sudah kehilangan pamornya sebagai senjata pemusnah massal. Hampir

seluruh militer negara-negara di dunia juga sudah tidak lagi

menggunakannya karena adanya CWC dan juga pengawasan dari dunia

internasional tentang senjata ini.

Namun, tidak menutup kemungkinan jika organisasi-organisasi

teroris akan tetap menggunakan senjata kimia ke depannya sebagai

senjata penebar teror, karena teror yang diciptakan oleh senjata kimia itu
23

sendiri. Senjata kimia, meskipun tidak menyebabkan kemusnahan massal,

dapat menyebabkan teror dan luka massal.

Dalam diplomasi, dulu saat PD I berkecamuk, senjata kimia bsia

digunakan sebagai alat penguat diplomasi suatu negara karena dunia

masih baru dan takut akan senjata jenis ini, juga tidak ada peraturan

internasional mengenai senjata kimia pada saat itu.

Akan tetapi, zaman sekarang, suatu negara yang memiliki senjata

kimia lalu menggunakannya, akan membuat negara itu sendiri dianggap

rendah dan akan mengundang sanksi-sanksi dari dunia internasional.

Dengan demikian, pengaruh senjata kimia dalam diplomasi internasional

suatu negara sudah berubah, dari yang tadinya bisa memperkuat

diplomasi negara tersebut, menjadi memperburuk diplomasi negara

tersebut.

4.2 Saran

Saran penulis kepada para pembaca adalah,

1. Pembaca pada umumnya

Awasi dan kecam segala bentuk penggunaan senjata kimia, apalagi jika di

gunakan terhadap masyarakat sipil.

2. Pemerintah

Membuat peraturan ataupun regulasi yang jelas tentang peredaran zat-zat

kimia berbahaya di masyarakat.


24

3. Untuk peneliti selanjutnya

Jika ada penulis lain yang mau mengkaji hal yang kurang lebih

sama atau ada hubungannya dengan isi dari karya tulis ini kedepannya,

agar mengikuti ataupun mempelajari terlebih dahulu jika ada

perkembangan baru tentang senjata kimia. Penulis lain bisa mengajak

atau meminta pendapat dari penulis.


25

DAFTAR PUSTAKA

Blechman, Barry M. “Weapons of Mass Destruction A New Paradigm for a

New Century”. http://www.stimson.org. (diakses pada tanggal 22-25

September 2013)

Price, Richard M. 1997. “The Chemical Weapons Taboo”.

New York: Cornell University Press

Para kontributor OPCW. “About OPCW”. http://www.opcw.org

(diakses pada tanggal 21-22 Oktober 2013)

Para kontributor fas. “nuke”. http://www.fas.org/sgp/crs/nuke/R42862.pdf.

(diakses pada tanggal 16-23 September 2013)

Para kontributor Bostonglobe. “Chemical Weapons How Built Taboo”.

http://www.bostonglobe.com. (diakses pada tanggal 2-7 Oktober

2013)

The Diagram Group. 2007. “The New Weapons Of The World

Encyclopedia”.

New York: St. Martin’s Press

Anda mungkin juga menyukai