“Budaya Mesolitik”
Disusun Oleh:
1. AHMAD AKBAR
2. AULIA AKBAR
3. DIMAS ABDUL AZIZ
4. GIDEON SIDABUTAR
T.A: 2021/2022
M esolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) yaitu
suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, kemudian Paleolitik atau Zaman
Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda. Pada zaman mesolitikum di Indonesia,
manusia hidup tak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap
ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal kira-kira tetap dan bercocok
tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya bertempat di tepi pantai
(kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan
berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu
Salah satu periode zaman prasejarah, yaitu zaman batu di mana manusia masih
menggunakan batu sebagai alat dalam kegiatan sehari – harinya. Zaman mesolitikum sendiri
disebut dengan zaman batu tengah dan terjadi pada masa holsen sekitar 10. 000 tahun yang
lalu. Apabila dibandingkan dengan zaman batu sebelumnya, pada zaman ini manusia mulai
mengalami perkembangan budaya yang lebih cepat. Perkembangan budaya yang cepat ini
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah keadaan alam yang lebih stabil.
Akibatnya, manusia pada zaman ini hidup dengan lebih tenang, sehingga mereka bisa
mengembangkan kebudayaannya. Setelah mereka berhasil melewati proses evolusi dan
mencapai taraf manusia modern, mereka kemudian bermigrasi dan menyebar keseluruh benua
yang ada di bumi. Teori yunan menyatakan bahwa manusia purba yang menjadi nenek moyang
bangsa indonesia berasal dari daerah yunan, cina bagian selatan.
2. Manusia pendukung
Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur atau sampah makanan dari manusia purba di
zaman Mesolitikum yang merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung
sementara abris sous roche adalah jenis kebudayaan manusia purba yang tinggal di gua-gua.
Pada masa itu, manusia purba belum mengenal cara bercocok tanam. Mereka sangat
bergantung pada alam yang tersedia. Segala yang terdapat disekitar, diambil dan dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alat kehidupan yang digunakan pada masa mengumpulkan
makanan berupa: Kapak perimbas (chopper), kapak perimbas sejenis kapak batu yang
digenggam dan tidak bertangkai. Alat serpih, terbuat dari tulang atau tanduk rusa. Fungsi alat
ini yaitu untuk penusuk, alat melubangi (gurdi), dan sebagai pisau. Biasanya untuk mengorek
ubi atau keladi dari dalam tanah dan juga menangkap ikan. Kehidupan manusia pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan kebanyakan di gua-gua dekat sungai. Gua yang
digunakan adalah gua yang bagian atasnya terlindungi oleh karang.
Api ditemukan lebih dari 250.000 tahun yang lalu. Manusia pengguna api pertama hidup
di Afrika. Kemudian mereka menyebar ke Asia dan Eropa dimana musim dingin sangatlah
dingin. Ribuan tahun kemudian, mereka menemukan cara untuk membuat percikan api.
Percikan api ini muncul dengan cara memukul baja pada batu api.
Manusia zaman batu menemukan api saat petir menyambar dan muncul api. Dengan
menggunakan api membuat suhu gua tempat manusia purba tinggal tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca di luar. Gua mereka tetap hangat dan nyaman. Selain itu, api dapat
melindungi mereka dari bahaya binatang-binatang buas dan memberikan penerangan sehingga
gua mereka menjadi terang ketika malam tiba.
b. Batu pipisan
c. Kapak genggam
e. Serpih-serpih (Flakes)