TENTANG: BATU MESOLITIKUM NAMA: 1. DEA ADINDA PUTRI
2.SULIS TIANA WATI
3. NURNAIMAH
4. SAKINAH
5. ISLAMSYAH
6. M FURKON
7.M. FITRAHTUL PUTRA
PENGERTIAN ZAMAN MESOLITIKUM Zaman Mesolitikum dikenal juga sebagai Zaman Batu Tengah atau Batu Madya. Periode Mesolitikum memiliki rentang waktu yang berbeda di berbagai belahan dunia. Begitu pula dengan hasil kebudayaan, yang dapat bervariasi di berbagai wilayah. Di Indonesia, peninggalan dari Zaman Mesolitikum dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Salah satu ciri Zaman Mesolitikum adalah ditemukan kjokkenmoddinger di pesisir pantai timur pulau Sumatera yang diteliti oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels. Dari peninggalan itu, dapat diketahui tentang kepercayaan, kebiasaan sehari-hari, dan cara manusia purba bertahan hidup. CIRI CIRI ZAMAN MESOLITIKUM Ditemukannya Kjokkenmoddinger dan abris sous roche Masyarakatnya mencari makan dengan berburu, meramu, dan bercocok tanam Hidup semi nomaden, di tempat-tempat seperti goa atau tepi pantai Alat-alat yang digunakan didominasi dari tulang dan bebatuan kasar Sudah mengenal seni melukis Sudah mengenal kepercayaan PENINGGALAN MANUSIA PADA ZAMAN MESOLITIKUM 1.ABRIS SOUS ROCHE
Manusia pada zaman Mesolitikum sudah
mulai memiliki tempat tinggal, meskipun belum menetap (semisedenter). Manusia pada zaman ini tinggal di dalam gua batu yang ada di tebing pantai. Gua ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca panas dan hujan serta serangan dari binatang buas. 2. Serpih-bilah (flakes) Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan oleh Dr. Van Stein Callenfels antara tahun 1928 hingga tahun 1931. Tempat penyelidikannya adalah di gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain berupa alat-alat dari batu. Contohnya seperti ujung panah, flakes, dan batu pipisan. 3. Kjokkenmoddinger Ciri-ciri kehidupan Mesolitikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Paleolitikum. Perbedaannya, manusia yang hidup pada zaman Mesolitikum sudah ada yang menetap, sehingga kebudayaan yang ciri khasnya adalah Kjokkenmoddinger dan Abris Sous Roche. Manusia purba yang tinggal dekat dengan pantai mencari makanan di laut yang kemudian meninggalkan sampah dapur bekas sisa-sisa makanan. Inilah yang disebut dengan Kjokenmoddinger. 4. Alat tulang (pebble) Tempat ditemukannya alat-alat tulang tersebut adalah di daerah Jawa, yakni di Gua Lawa, dekat Sampung, Jawa Timur. Di tempat itu juga ditemukan serpih-bilah sederhana, alat-alat tulang yang terdiri dari dua macam bentuk sudip tulang dan semacam belati dari tanduk, mata panah batu yang bersayap dan berpangkal konveks, hematit (besi oksida), lesung batu, serta perhiasan dari kulit kerang. 5. Kapak genggam Sumatra (Sumatralith) Pada zaman Mesolitikum berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat di Indonesia, yaitu tradisi serpih-bilah, alat tulang, dan kapak genggam Sumatra. Tradisi pembuatan alat pada zaman ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Bacson dan Hoabinh (kurang lebih pada 12.000--8000 SM) dari Vietnam utara, yang diduga merupakan daerah asal pendatang baru ras Australomelanesoid. KEHIDUPAN MANUSIA ZAMAN MESOLITIKUM Pada periode ini, kondisi alam sudah jauh lebih stabil, sehingga manusianya dapat mengembangkan beberapa aspek kehidupannya. Ciri utama peradaban pada periode ini adalah kehidupan semi nomaden, di mana sebagian manusianya telah hidup menetap di goa-goa dan yang lainnya masih berpindah-pindah. Goa-goa tempat tinggal manusia purba pada Zaman Mesolitikum disebut abris sous roche. Permukiman yang lebih permanen cenderung dekat dengan pantai. SEKIAN