Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah kesakitan
dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke
mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan. (Batticaca, 2008).

Secara global, penyakit serebrovaskular (stroke) adalah penyebab utama kedua kematian. Ini adalah
penyakit yang dominan terjadi pada pertengahan usia dan orang dewasa yang lebih tua. WHO
memperkirakan bahwa pada tahun 2005, stroke menyumbang 5,7 juta kematian di seluruh dunia, setara
dengan 9,9 % dari seluruh kematian. Lebih dari 85 % dari kematian ini akan terjadi pada orang yang
hidup di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan sepertiga akan pada orang yang
berusia kurang dari 70 tahun. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak, biasanya karena
pembuluh darah semburan atau diblokir oleh gumpalan darah. Ini memotong pasokan oksigen dan
nutrisi, menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. (Organization, 2015).

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan penderita stroke cukup tinggi.
Penderitanya melebihi prevalensi stroke di daerah perkotaan secara nasional. Singkawang merupakan
kota di Kalimantan Barat dengan prevalensi stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan penelitian di lima rumah sakit yang ada di Kota Singkawang menunjukkan, adanya
peningkatan jumlah pasien stroke yang dirawat. Jumlah tersebut belum termasuk pasien stroke yang
dirujuk dan dirawat di rumah sakit selain di Singkawang serta pasien yang berobat ke puskesmas. Jumlah
kekambuhan stroke juga menunjukkan angka yang tinggi. (Hutapea, 2015)

B.Tujuan

Untuk mengetahui serta memahami bagaimana Asuhan keperawatan yang baik dilakukan pada klien
dengan Stroke.

DEFENISI

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai
akbat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. (Mansjoer, 2007) Stroke adalah suatu keadaan yang
timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. (Batticaca,
2008) Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat: fokal dan atau global
akut berlangsung antara 24 jam atau lebih disebabkan gangguan aliran darah otak tidak disebabkan
karena tumor/infeksi Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit.
Sesuai dengan perjalanan penyakit,

Stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan
menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam
2.Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang): perjalanan stroke berlangsung perlahan
meskipun akut. Stoke dimana deficit neurologisnya terus bertambah berat.

3. Stroke lengkap/completed : Gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit
perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih berat, bisa kemudian
membaik/menetap.

Klasifikasi berdasarkan patologi:

*Stroke hemoragi : Stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik
dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma,
malformasi arteri venosa,

* Stroke non hemoragi : Stroke yang disebabkan embolus dan thrombus.

ETILOGI

PENYEBAB SROKE

1. Thrombosis Cerebral

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala
neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa keadaan di bawah ini dapat
menyebabkan thrombosis otak:

A. Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan pengerasan arteri besar
dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Hutapea, 2015). Aterosklerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme
berikut: Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah. Oklusi mendadak
pembuluh darah karena terjadi trombosis. Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian
melepaskan kepingan thrombus (embolus). Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma
kemudian robek dan terjadi perdarahan.

B. Hyperkoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran
darah serebral.

C. Arteritis( radang pada arteri )

d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara.
Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli:

A. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).

B. Myokard infark.

C. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah
terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-
embolus kecil. d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-
gumpalan pada endocardium.

2. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau
kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang
dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga
otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin
herniasi otak.

3. Hipoksia Umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:

A. Hipertensi yang parah.

B. Cardiac Pulmonary Arrest

C. Cardiac output turun akibat aritmia

4. Hipoksia Setempat

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah

Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.

B . Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

PATOFISIOLOGI

Setiap kondisi yang meyebabkan perubahan perfusi darah pada otak yang menyebabkan keadaan
hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebakan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam
waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit
permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan sel mati permanen
dan mengakibatkan infark pada otak.

Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang terkena. Daerah otak yang
terkena akan menggambarkan pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering
mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat
diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi
kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan okigen dalam satu menit dapat menunjukan
gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang
lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut
infark. Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada metabolisme sel-sel neuron,
dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung
dari glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri menuju otak.

Perdarahan intrakranial termasuk perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak
sendiri. Hipertensi mengakibatkan timbulnya penebalan dan degeneratif pembuluh darah yang
menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan menyebar dengan cepat dan
menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah otak. Perdarahan biasanya
berhenti karena pembentukan trombus oleh fibrin trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3
minggu, darah mulai direabsorbsi. Ruptur ulangan merupakan resiko serius yang terjadi sekitar 7-10 hari
setelah perdarahan pertama. Ruptur ulangan mengakibatkan terhentinya aliran darah kebagian
tertentu, menimbulkan gegar otak dan kehilagan kesadaran, peningkatan tekanan cairan serebrospinal
(CSS), dan menyebabkan gesekan otak (otak terbelah sepanjang serabut). Perdarahan mengisi ventrikel
atau hematoma yang merusak jaringan otak.

Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema dapat meningkatkan tekanan intrakranial yang
membahayakan jiwa dengan cepat. Peningkatan tekanan intrakranial yang tidak diobati mengakibatkan
herniasi unkus atau serebellum. Disamping itu, terjadi bradikardia, hipertensi sistemik, dan gangguan
pernafasan. Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah dapat
mengiritasi pembuluh darah, menigen, dan otak. Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme
arteri yang berakibat menurunnya perfusi serebral. Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada
hari ke-4 sampai ke-10 setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan vasokonstriksi arteri otak.
Vasospasme merupakan kompikasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan fokal neurologis, iskmik
otak dan infark.

Tanda dan Gejala

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adequat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan
meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.

A. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)


B. Lumpuh pada salah satu sisi wajah

C. Tonus otot lemah atau kaku

D. Menurun atau hilangnya rasa

E.Gangguan lapang pandang “ Homonimus Hemianopsia”

F. Gangguan bahasa (Disatria:kesulitan dalam membentuk kata;afhasia Atau disfasia bicara


defeksif/kehilangan bicara)

G. Gangguan persepsi

H. Gangguan status mental

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang timbul tergantung dari jenis stroke.

1. Gejala klinis pada stroke hemoragik, berupa:

A. Defisit neurologis mendadak,

B. Kadang-kadang tidak terjadi penurunan kesadaran,

C. Terjadi terutama pada usia >50 tahun,

D. Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan
lokasinya.

2. Gejala klinis pada stroke akut berupa:

A. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak,

B. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik),

C. Perubahan mendadak pada status mental (kesadaran menurun),

D. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai,

E. Gangguan penglihatan,

F. Gangguan daya ingat,

G. Bicara pelo atau cadel,

H. Mual dan muntah,

I. Nyeri kepala hebat,


J. Vertigo,

K. Gangguan fungsi otak.

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

1. Angiografi serebral Membantu menunjukkan penyebab stroke secara spesifik, misalnya pertahanan
atau sumbatan arteri.

2. Skan Tomografi Komputer (Computer Tomography scan- CT-scan) Mengetahui adamya tekanan
normal dan adanya trombosis, emboli serebral, dan tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan
cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan
intrakranial. Kadar protein total meningkat, beberapa kasus trombosis disertai proses inflamasi.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Menunjukan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena
(MAV).

4. Ultrasonografi doppler (USG doppler) Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri
karotis [aliran darah atau timbulnya plak]) dan arteriosklerosis. 5. Elektroensefalogram
(Electroencephalogram-EEG) Mengidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.

6. Sinar X tengkorak.

ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

1. Identitas klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

2. Keluhan utama Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
dapat berkomunikasi.

3. Riwayat penyakit sekarang Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

4. Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.

5. Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
militus.

Pengumpulan Data:
A.Aktivitas/istirahat

Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi, mudah
lelah, dan susah tidur.

B. Sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai