Anda di halaman 1dari 20

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD

Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

Irma Priscilla Hernawati


Wirausaha di Malang

Abstract: Lately the Government has already implemented a free school for Elementary
School, but whether these free schools can influence the achievement of student learning.
For the purpose of this research is to know the influence of learning motivation of
learning achievement in students in free schools SD Negeri Pakisjajar 02. The population
used is a student of class IV and class V SDN Pakisjajar 02 Malang that add up to 90
people. While the sample used 90 students. Anareg test results obtained by Freg = 98,434
with p = 0.000 revealed highly significant. There is the influence of learning motivation
toward accomplishment of learning at school free SD Negeri Pakisjajar 02 accepted on
trust level of 99%.

Key Words: Learning Motivation and Learning Achievements

Abstrak: Belakangan ini pemerintah sudah menerapkan sekolah gratis bagi SD. Namun apakah
sekolah gratis tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada
siswa di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang. Populasi yang digunakan
adalah siswa kelas IV dan kelas V SDN Pakisjajar 02 Kabupaten Malang yang berjumlah 90
orang. Sedangkan sampel yang digunakan ± 90 siswa. Dengan hasil uji anareg diperoleh Freg
= 98,434 dengan p = 0,000 dinyatakan sangat signifikan. Ada pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang” diterima
pada taraf kepercayaan 99%.

Kata Kunci: Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar


Pendidikan adalah hal yang sangat tersebut bisa didapatkan di sekolah. Siswa
penting untuk menunjang kehidupan. Salah dididik di sekolah oleh guru yang membimbing
satu hal yang penting karena dengan siswa. Siswa bisa mendapatkan fasilitas untuk
pendidikan siswa mendapatkan pengetahuan belajar, seperti buku-buku pelajaran, perpus
dan wawasan yang luas. Siswa bisa belajar takaan, komputer juga ada lapangan untuk
mengenai berbagai macam pelajaran maupun berolahraga, bahkan ekstrakurikuler untuk
pendidikan dalam bersosialisasi. Pendidikan menunjang kemampuan yang dimiliki siswa di
sekolah.
Alamat Korespondensi:
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003
Irma Priscilla Hernawati
tentang Sistem Pendidikan Nasional
E-Mail: pricillairma@yahoo.com
(Sisdiknas), pasal 1 pendidikan adalah usaha

132 132 2 DESEMBER 2014


PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

sadar dan terencana untuk mewujudkan Sekolah gratis adalah sekolah yang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mendapatkan dana bantuan operasional sis
peserta didik secara aktif mengembangkan wa (BOS). BOS berupa bantuan buku tulis
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiri- dan alat tulis yang disiapkan untuk peserta
tual keagamaan, pengendalian diri, kepribadi didik saat masuk sekolah, seragam sekolah,
an, kecerdasan, akhlak mulia, serta kete juga biaya administrasi sekolah perlengka
rampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, pan sekolah dan gedung sekolah secara
bangsa dan negara (Made Pidarta, 2007: 45). gratis yang di mulai sejak bulan bulan Juli
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang 2005 untuk memenuhi pencapaian program
Sisdiknas pendidikan gratis yang dimulai sejak wajib belajar 9 tahun (Peraturan Menteri
tahun 2005 adalah peserta didik bisa sekolah Keuangan, 2012).
tanpa kewajiban membayar apapun baik SD Negeri Pakisjajar 02 merupakan
untuk biaya investasi maupun biaya sekolah gratis yang dibuka pemerintah
operasional sekolah peserta didik pun untuk masyarakat agar anak didik dapat
ditanggung. Kalau kita telaah makna dari mendapatkan pelajaran di sekolah dan
sekolah gratis dimana peserta didik, orang tua menuntaskan wajib belajar 9 tahun. SD
wali peserta didik tidak membayar biaya yang Negeri Pakisjajar 02 berada di lokasi yang
diperlukan sekolah baik biaya investasi strategis, yaitu ada di tepi jalan yang
maupun biaya operasional sekolah, itu artinya memudahkan akses kendaraan datang ke
biaya investasi seperti gedung dan sarana sekolah. Ruangan sekolah yang bersih dan
belajar lainnya serta biaya operasional layak untuk belajar peserta didik disiapkan
misalnya biaya penyelenggaraan ulangan alat untuk memenuhi kebutuhan belajar meng
tulis sekolah dan lain-lain ditanggung oleh ajar di sekolah, terdapat juga lapangan
pemerintah dan pemerintah daerah. Sementara sekolah untuk melakukan kegiatan sekolah,
orang tua atau wali peserta didik berkewajiban seperti olahraga, upacara serta acara-acara
membiayai kebutuhan operasional peserta lainnya. Peneliti tertarik meneliti tentang
didik itu sendiri seperti alat tulis, buku tulis, pengaruh motivasi belajar dan prestasi bela
transport ke sekolah, pakaian, konsumsi, uang jar yang ditinjau dari sekolah gratis di SD
saku dan lain-lain (Made Pidarta, 2007: 45). Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang
Sekolah-sekolah gratis yang didirikan karena ingin mengetahui apakah fasilitas
oleh pemerintah dapat meningkatkan motivasi yang di siapkan oleh pemerintah ini mampu
belajar siswa untuk meraih prestasi. Kuat dan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi
lemahnya motivasi belajar seseorang turut belajar siswa.
mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena Menurut McClelland (1976) mengemu
itu motivasi belajar diusahakan terutama kakan bahwa di antara kebutuhan hidup
berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu
memikirkan masa depan yang penuh tantangan kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh
dan senantiasa memasang tekad bulat dan makanan. Karena uraian ini berkaitan dengan
selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai faktor yang mempengaruhi belajar, maka
dengan belajar. konteks motivasi yang sesuai di sini adalah
ISSN : 0853-8050 133
Irma Priscilla Hernawati

motivasi berprestasi. Dengan demikian, pemerintah ini dapat menunjang motivasi


motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis belajar dan prestasi belajar siswa di sekolah.
dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) Motivasi belajar dan prestasi belajar menjadi
yang terdapat di dalam siswa yang men suatu kesatuan yang saling mempengaruhi.
dorongnya untuk melakukan aktivitas ter tentu Saat siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi
guna pencapaian suatu tujuan tertentu maka prestasi belajar siswa pun akan
(berprestasi setinggi mungkin) (Djaali, 2006: meningkat, sebaliknya jika motivasi belajar
103). siswa rendah, maka prestasi belajar siswa pun
Motivasi belajar adalah suatu penggerak menurun. Dari uraian dan pembahasan latar
atau pemacu yang dimiliki oleh seorang siswa belakang masalah, maka perumusan masalah
sehingga timbul keinginan dan kemampuannya dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh
untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar 02
dengan yang diharapkan dan ditetapkan di Kabupaten Malang”?. Tujuan penelitian ini
dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
2004: 139). motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada
Menurut Djaali (2006) suatu prestasi siswa di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar
atau achievement berkaitan erat dengan 02 Kabupaten Malang.
harapan (expectation). Hal tersebut yang Secara teoritis penelitian ini dapat
membedakan motivasi berprestasi dengan memberi manfaat sebagai masukan secara
motivasi lain seperti lapar, haus, dan motif teoritis dalam rangka pengembangan motivasi
biologis lainnya. Harapan seseorang belajar dan prestasi belajar siswa sekolah
terbentuk melalui belajar dalam lingkungan dasar khususnya di SD Negeri Pakisjajar 02
nya. Suatu harapan selalu mengandung Kabupaten Malang, serta mengembangkan
standar keunggulan (standart of excel- motivasi belajar dan prestasi belajar siswa di
lence). Standar ini mungkin berasal dari bidang psikologi pendidikan. Secara praktis
tuntutan orang tua atau lingkungan kultur informasi yang diperoleh dalam penelitian ini
tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena dapat dijadikan masukan bagi para staf
itu, standar keunggulan merupakan kerangka pendidik dan guru-guru di SD Negeri
acuan bagi seseorang tatkala ia belajar Pakisjajar 02 Kabupaten Malang dalam
mengerjakan suatu tugas, memecahkan masa memberi motivasi belajar siswa dan me
lah dan mempelajari keterampilan lainnya. ningkatkan prestasi belajar siswa-siswi di
Semua penyimpangan dari kerangka acuan sekolah serta mampu menerapkan pola
semacam itu adalah evaluasi terhadap suatu pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
jenis perbuatan, misalnya siswa telah me motivasi belajar dan prestasi siswa selama
nyelesaikan tugas dengan baik (Djaali, 2006: belajar di sekolah dasar dengan cara
109). memasukkan program ekstrakurikuler ke
Sekolah gratis menjadi fasilitas yang dalam kegiatan sekolah selain pembelajaran
dapat mendukung siswa dalam menempuh secara materi.
wajib belajar 9 tahun secara murah dan Kehidupan anak di taman kanak-kanak
mudah. Dengan fasilitas yang disediakan oleh dan di sekolah dasar dari tahun pertama

134 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014


Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

sampai dengan tahun keenam meliputi tiga perempuan akhir masa kanak-kanak
periode pertumbuhan dan perkembangan. berlangsung antara enam sampai tiga belas
Anak di taman kanak-kanak biasanya tahun, suatu rentang waktu tujuh tahun,
mengakhiri masa kanak-kanaknya dan mulai bagi anak laki-laki berlangsung antara
dalam periode masa anak sekolah, sedangkan enam sampai enam belas tahun, rentang
masa akhir kelas 5 atau kelas 6 merupakan waktu sepuluh tahun.
pengalaman akhir masa kanak-kanak di Havighurst (1957) menyebutkan tugas-
sekolah. Di antara kedua periode ini terdapat tugas perkembangan bagi siswa sekolah dasar:
masa tengah. Setiap periode perkembangan a. Mempelajari keterampilan fisik untuk
menunjukkan tahap perkembangan, khusus aktivitas bermain sehari-hari. Peranan dan
nya proses perkembangan yang sistematis pengharapan teman sebayanya sangat
pada anak (Yusuf, 2001: 181). ditentukan oleh perkembangan keterampi
Menurut Elizabeth (1980), permulaan lan fisik. Anak laki-laki umumnya lebih
akhir masa kanak-kanak ditandai dengan dituntut dalam tugas perkembangan ini.
masuknya anak ke kelas satu, hal yang b. Membangun sikap yang sehat terhadap diri
wajib untuk anak berusia enam tahun. Bagi sendiri sebagai makhluk yang sedang
sebagian besar anak, hal ini merupakan bertumbuh. Pada tugas ini anak di biasakan
perubahan besar dalam pola kehidupan untuk menghargai, memelihara, menjaga
anak, juga bagi anak yang pernah kebersihan dan keamanan tubuhnya, serta
mengalami situasi prasekolah selama memiliki sikap yang sehat terhadap tubuhnya
setahun. Sementara menyesuaikan diri dengan sendiri. Ia memiliki kemampuan mengguna
tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kan tubuhnya secara positif dan memiliki
kebanyakan anak berada dalam keadaan sikap yang sehat terhadap jenis kelamin
tidak seimbang, anak mengalami gangguan lainnya.
emosional sehingga sulit untuk hidup bersama c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Pada
dan bekerjasama. Masuk kelas satu periode ini anak belajar menerima dan
merupakan peristiwa penting bagi kehidupan memberi diantara teman sebayanya. Ia
setiap anak sehingga dapat mengakibatkan senang belajar berteman dan bergaul
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. dengan musuhnya juga. Ia sedang
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara mengembangkan “kepribadian-sosial” da
tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat lam dirinya. Proses bergaul dengan teman
mengetahui secara tepat kapan periode ini sebaya merupakan proses mempelajari (so-
berakhir karena kematangan seksual, yaitu cial-personality) untuk mengenal rang
kriteria yang digunakan untuk memisahkan sangan-rangsangan sosial. Kelompok se
masa kanak-kanak dengan masa remaja baya akan memegang peranan penting untuk
timbulnya tidak selalu pada usia yang sama. menyelesaikan tugas perkembang an ini.
Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan d. Belajar berperanan yang sesuai dengan jenis
seksual anak laki-laki dan anak perempuan. kelaminnya. Belajar bertingkah laku sebagai
Dengan demikian, ada anak yang mengalami anak laki-laki atau anak perempuan, atau
masa kanak-kanak yang lebih lama dan ada bertingkah laku sesuai dengan yang
pula yang lebih singkat. Bagi rata-rata anak diharapkan dan dipuji. Secara fisik
ISSN : 0853-8050 135
Irma Priscilla Hernawati

keduanya sangat berbeda. Anak laki-laki oleh anak sebagai orang yang berwibawa,
jauh lebih kuat daripada anak perempuan. 2) pengumpulan dan kombinasi pengala
e. Belajar keterampilan dasar membaca, man-pengalaman menyenangkan atau yang
menulis, dan berhitung. Pada awal umur tidak menyenangkan dalam situasi
sekolah dasar secara biologis anak siap hidupnya, 3) pengalaman emosional yang
untuk keterampilan membaca, menulis, dan mendalam, baik yang menyenangkan atau
berhitung yang dilanjutkan sampai umur 12 yang tidak menyenangkan dalam situai hidup
dan 13 tahun. Karena itu, pada umur me reka. Pada umur sekolah dasar, anak
sekolah dasar ketiga keterampilan dasar belajar sikap-sikap sosial seperti sikapnya
tersebut di atas harus dikembangkan dalam agama, terhadap kelompok sosial-
sepenuhnya. ekonomi, dan terhadap kelompok politik.
f. Belajar mengembangkan konsep-konsep Sikap yang diperoleh dalam umur ini akan
yang diperlukan anak dalam kehidupan berubah melalui pengalamannya, tetapi
sehari-hari. Tugas ini memperkenalkan tidak akan mudah berubah begitu saja
kepada anak sejumlah konsep yang cukup (Yusuf, 2001: 183)
untuk berpikir secara efektif tentang Motivasi belajar adalah suatu daya
masalah sehari-hari dalam bidang pekerja penggerak atau pendorong yang dimiliki
an, kewarganegaraan, dan kemasyaraka manusia untuk melakukan suatu pekerjaan
tan. yaitu: belajar. Seseorang yang belajar
g. Mengembangkan kata hati, moral dan dengan sungguh-sungguh, penuh gairah
tingkatan nilai. Tugas ini mengembangkan atau semangat. Sebaliknya belajar dengan
dalam diri batin anak nilai moral yang dapat motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak
mengontrol, menghargai peranan moral, mau mengerjakan tugas-tugas yang
dan merupakan pengalaman awal untuk berhubungan dengan pelajaran (Dalyono,
berpikir secara rasional tentang hidup. 2002: 104).
Melalui pengalaman anak dengan hukuman Siswa yang memiliki motivasi yang
dan hadiah mulai terbentuklah kata hati, tinggi akan belajar secara lebih efektif dan
anak mulai dapat membedakan antara yang akhirnya pencapaian (prestasinya) juga tinggi
baik dan yang buruk. (Hartuti, 2000: 57).
h. Mencapai tingkat kebebasan pribadi. Tugas Motivasi merupakan pendorong tingkah
ini mengembangkan dalam diri anak laku manusia. Namun usaha pencapaian dan
kemampuan menjadi pribadi yang mandiri, perwujudan motivasi itu tidak hanya tergantung
mampu membuat rencana, dan bertindak pada motivasi itu sendiri tetapi juga faktor
dari dirinya yang bebas dari pengaruh or- lingkungan dan faktor belajar yang memadai,
ang tua atau orang dewasa lainnya. maka pencapaian dan perwujudan itu akan ber
i. Mengembangkan sikap terhadap kelom pok langsung tanpa mengalami kesulitan. Jika fakor
sosial dan lembaga dalam masyarakat. lingkungan dan faktor belajar kurang memadai,
Tugas perkembangan ini menumbuhkan perwujudan dan pencapaian motivasi dapat
sikap sosial dan dasar demokratis. Sikap mengalami kesulitan.
atau disposisi perasaan dipelajari anak Motivasi belajar adalah suatu penggerak
melalui 3 cara: 1) meniru orang yang dilihat atau pemacu yang dimiliki oleh seorang siswa
136 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

sehingga timbul keinginan dan kemampuannya pikiran berproses dengan jiwa dan raga
untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan cenderung tunduk dengan kehendak
dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai perbuatan belajar.
dengan yang diharapkan dan ditetapkan di c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
dalam kurikulum sekolah. Abu Ahmadi Anak didik yang mempunyai motivasi
berpendapat bahwa motivasi belajar adalah dapat menyeleksi perbuatan mana yang harus
suatu hal yang penting dalam proses belajar, dilakukan dan perbuatan mana yang diabaikan.
karena motivasi menggerakkan organisme, Demikian pentingnya arti motivasi dalam
mengarahkan tindakan serta memilih tujuan kita melangkah untuk berbuat, sehingga jika
belajar yang dirasa paling berguna bagi dikaitkan dengan belajar maka motivasi tempat
kehidupan individu (Purwanto, 2004: 139). strategis dalam upaya keberhasilan tujuan
Heckhausen (1967) mengemukakan belajar dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan keberhasilan seseorang dalam belajar tidak
yang terdapat dalam diri siswa yang selalu hanya ditentukan oleh kecerdasan semata-
berusaha atau berjuang untuk meningkatkan mata tetapi ditentukan pula oleh kecerdasan
atau memelihara kemampuan nya setinggi emosional yang meliputi pengendalian diri,
mungkin dalam semua aktivitas dengan semangat, disiplin, dan ketekunan, serta
menggunakan standar keunggulan (Djaali, kemampuan untuk memotivasi diri (Djamarah,
2009: 103). 2002).
G.R. Terry dan Leslie beranggapan
bahwa motivasi adalah faktor yang membuat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
orang bekerja lebih berprestasi. Dengan Belajar
demikian motivasi dipandangnya sebagai suatu Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994),
daya dorongan untuk berbuat sesuatu dalam terdapat faktor-faktor yang dapat mempe
kapasitas dan produktivitas optimal atau ngaruhi motivasi belajar adalah sebagai
maksimal (Sahlan Asnawi, 2007: 101). berikut:
a. Cita-cita Aspirasi
Fungsi Motivasi Belajar Cita-cita atau disebut juga aspirasi
Dalam memahami peranan motivasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Tar-
serta fungsinya, maka akan dikemukakan get ini diartikan sebagai tujuan yang
beberapa fungsi motivasi sebagai berikut : ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan mengandung makna bagi seseorang.
Pada mulanya anak didik tidak b. Kemampuan Belajar
mempunyai hasrat untuk belajar, tetapi Kemampuan ini meliputi beberapa
karena ada sesuatu yang dicari kemudian aspek psikis yang terdapat dalam diri
timbul minat untuk belajar, sesuatu yang belum siswa, misalnya pengamatan, perhatian,
diketahui itu akhirnya mendorong anak didik ingatan, daya pikir dan fantasi. Dalam
untuk belajar dalam rangka mencari tahu. kemampuan belajar ini, taraf perkembang
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan an berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa
Di sini anak sudah melakukan aktifitas yang taraf perkembangan berpikirnya
belajar dengan segenap jiwa dan raga, akal konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah
ISSN : 0853-8050 137
Irma Priscilla Hernawati

sampai pada taraf perkembangan berpikir Misalnya keadaan emosi siswa, gairah
operasional. belajar, dan situasi dalam keluarga.
Jadi siswa yang mempunyai f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih Upaya yang dimaksud adalah
bermotivasi dalam belajar, karena siswa bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
tersebut lebih sering memperoleh sukses, membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
sehingga kesuksesan ini memperkuat materi, cara menyampaiakannya, menarik
motivasinya. perhatian siswa, dan mengevaluasi hasil
c. Kondisi Siswa belajar. Apabila upaya guru hanya sekedar
Kondisi fisik dan kondisi psikologis mengajar, artinya keberhasilan guru yang
siswa sangat mempengaruhi faktor menjadi titik tolak, besar kemungkinan
motivasi, sehingga sebagai guru harus lebih siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan
cermat melihat kondisi fisik dan psikologis kata lain motivasi untuk belajar siswa
siswa. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, melemah atau hilang.
mengantuk, mungkin disebabkan waktu Winkel (2004) mendefinisikan prestasi
berangkat sekolah belum sarapan, atau belajar sebagai suatu proses mental yang
mungkin dirumah mengalami masalah yang mengarah pada penguasaan pengetahuan,
menimbulkan kemarahan, kejengkelan atau keterampilan dan sikap yang kesemuanya
mungkin kecemasan. Maka kondisi-kondisi diproses dan dilaksanakan dengan menimbul
fisik dan psikologis inipun dapat mengurangi kan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
atau bahkan menghilangkan motivasi siswa. Prestasi belajar adalah hasil pekerjaan atau
d. Kondisi Lingkungan apa saja yang telah diciptakan atau hasil yang
Kondisi lingkungan merupakan suatu menyatakan perolehan setelah melakukan
unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. prosesnya (Sumadi Suryabrata, 2010: 141).
Unsur-unsur disini dapat berasal dari Abu Ahmadi (2009) menjelaskan
lingkungan keluarga, sekolah maupun pengertian prestasi belajar secara teori bila
lingkungan masyarakat baik yang suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan
menghambat atau mendorong. Kalau dilihat besar untuk mengulanginya. Sumber penguat
dari lingkungan sekolah, guru harus belajar dapat secara ekstrinsik (nilai,
berusaha mengelola kelas, menciptakan pengakuan, penghargaan) dan dapat secara
suasana belajar yang menyenangkan, intrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
menampilkan diri secara menarik dalam mengartikan situasi) (Abu ahmadi, 2009: 151).
rangka membantu siswa termotivasi dalam Arijo (1994) menyatakan bahwa
belajar. prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar seseorang melalui perbuatan belajar yang
Unsur-unsur dinamis dalam belajar memperoleh hasil dalam bentuk tingkah laku
adalah unsur-unsur yang keberadaannya nyata dan baru (Arijo, 1994: 22). Nurkancana
dalam proses belajar tidak stabil, kadang- (2005: 42) mengemukakan bahwa prestasi
kadang kuat, kadang-kadang lemah dan belajar adalah hasil yang telah dicapai atau
bahkan hilang sama sekali, khususnya diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran.
kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Ditambahkan bahwa prestasi belajar meru
138 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

pakan hasil yang mengakibatkan perubahan media, teman bergaul dan bentuk
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas kehidupan masyarakat.
dalam belajar.
Jadi prestasi belajar bisa diartikan Sekolah dan Sekolah Gratis
sebagai suatu hasil yang telah dicapai dan Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin:
dapat dirubah dengan jalan tekun dalam latihan skhole, scola, scolae atau skhola yang
belajar dan diwujudkan dalam hasil ujian atau memiliki arti: waktu luang atau waktu
ulangan dan juga dari tugas-tugas yang senggang, dimana ketika itu sekolah adalah
diberikan oleh guru disekolah. kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di
tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi bermain dan menghabiskan waktu untuk
Belajar menikmati masa anak-anak dan remaja.
Menurut Slameto (2003: 54) faktor- Kegiatan dalam waktu luang itu adalah
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mempelajari cara berhitung, cara membaca
digolongkan menjadi dua, yaitu: huruf dan mengenal tentang moral (budi
1) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam pekerti) dan estetika (seni). Untuk men
diri individu yang sedang belajar, faktor dampingi dalam kegiatan scola anak-anak
internal terdiri dari: didampingi oleh orang ahli dan mengerti
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tentang psikologi anak, sehingga memberikan
tubuh) kesempatan yang sebesar-besarnya kepada
b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, anak untuk menciptakan sendiri dunianya
minat, bakat, motif, kematangan dan melalui berbagai pelajaran. Saat ini, kata
kesiapan) sekolah berubah arti menjadi berupa bangunan
c. Faktor kelelahan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
2) Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar tempat menerima dan memberi pelajaran.
individu. Faktor eksternal terdiri dari: Sekolah dipimpin oleh seorang kepala
a. Faktor keluarga sekolah. Kepala sekolah dibantu wakil kepala
Cara orang tua mendidik, relasi antara sekolah. Bangunan sekolah itu sendiri disusun
anggota keluarga, suasana rumah, meninggi untuk memanfaatkan tanah yang
keadaan ekonomi keluarga, pengertian tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang
orang tua dan latar belakang kebu lain (Sudirdjo, 2013).
dayaan. Menurut kamus lengkap bahasa Indo-
b. Faktor sekolah nesia sekolah adalah bangunan atau lembaga
Metode mengajar guru, kurikulum, relasi untuk belajar mengajar serta tempat menerima
guru dengan siswa, relasi siswa dengan dan memberi pelajaran; waktu atau pertemuan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, ketika murid-murid diberi pelajaran; usaha
waktu sekolah, standar belajar diatas menuntut kepandaian di sekolah (Em Zul Fajri
ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan Ratu Aprilia Senja, 2008: 741).
dan tugas rumah. Sekolah merupakan sebuah sistem yang
c. Faktor masyarakat memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya
Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass mawujudkan tujuan sekolah, serangkaian
ISSN : 0853-8050 139
Irma Priscilla Hernawati

masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebut
dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas- kan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
tugas administratif yang menjadi tanggung menjamin terselenggaranya wajib belajar mini-
jawab administrator sekolah, sehingga mal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
merupakan substansi tugas-tugas administra- memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3
tif kepala sekolah selaku administrator sekolah menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan
(Ibrahim Bafadal, 2004: 1). tanggung jawab negara yang diselenggarakan
Keberadaan sekolah sebagai sistem oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerin
organisasi pendidikan formal dipengaruhi oleh tah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari
beberapa lingkungan sosial. Lingkungan ini amanat undang-undang adalah pemerintah dan
pada umumnya dibedakan menjadi lingkungan pemerintah daerah wajib memberikan layanan
distal dan lingkungan proksimal. Lingkungan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada
distal tidak berpengaruh langsung terhadap tingkat pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan
kegiatan sekolah sehari-hari, seperti masyara Sekolah Menengah Pertama) serta satuan
kat internasional dan nasional. Sebaliknya, pendidikan lain yang sederajat (Peraturan
lingkungan proksimal adalah lingkungan Menteri Keuangan No.201/PMK.07/2011
masyarakat sekitar seperti masyarakat desa, tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS
kecamatan, kabupaten, masyarakat provinsi, Tahun Anggaran 2012).
dan sebagainya, yang mempunyai pengaruh Menurut Peraturan Mendiknas nomor
langsung terhadap kegiatan pendidikan 69 Tahun 2009, standar biaya operasi
sekolah sehari-hari. Dengan demikian, setiap nonpersonalia adalah standar biaya yang
sekolah mempunyai sistem yang berbeda diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
menurut ciri-ciri khusus sistem kependidikan, nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai
kebudayaan, perekonomian, dan politik bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
daerah masing-masing (Suparlan, 2008: 116). satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan
Menurut UUD 45 Pasal 31 serta UU pendidikan secara teratur dan berkelanjutan
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan. BOS
Nasional pendidikan gratis adalah pendidikan adalah program pemerintah yang pada
dimana semua lapisan masyarakat terutama dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan
masyarakat kurang mampu dapat melaksana biaya operasi nonpersonalia bagi satuan
kan kegiatan belajarnya dengan murah dan pendidikan dasar sebagai pelaksana program
mudah yaitu mereka tidak harus membayar wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa
biaya-biaya yang dikelola oleh sekolah, jenis pembiayaan investasi dan personalia
misalnya uang SPP, uang pengembangan, uang yang diperbolehkan dibiayai dengan dana
pendaftaran, dan uang buku-buku atau dapat BOS (Peraturan Menteri Dalam Negeri
dikatakan tanpa dipungut biaya (Made Nomor 62 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pidarta, 2007: 47). Pengelolaan BOS).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Fungsi-Fungsi Sekolah
mengamanatkan bahwa setiap warga negara Berikut adalah beberapa fungsi sekolah
yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti yang dituliskan oleh S. Nasution (2004):
140 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

a. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam
pekerjaan. suatu kurikulum, yang pada gilirannya
b. Sekolah memberikan keterampilan dasar. dilaksanakan dalam bentuk proses
c. Sekolah membuka kesempatan memper pembelajaran. Untuk bisa menciptakan
baiki nasib. kualitas pendidikan yang baik dan yang
d. Sekolah menyediakan tenaga pembangun memenuhi persyaratan itu diperlukan
an. kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang
e. Sekolah membantu memecahkan masa lah- membuat pendidikan itu dapat berjalan dengan
masalah sosial. baik (Anonim, 2013).
f. Sekolah mentransmisi kebudayaan. Motivasi memegang peranan penting
g. Sekolah membentuk manusia sosial. dalam belajar. Peranannya yang paling besar
h. Sekolah merupakan alat mentransformasi adalah dalam hal menumbuhkan motivasi
kebudayaan; dan belasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam
i. Fungsi-fungsi laten lainnya seperti tempat mengerjakan dan memahami materi yang
menitipkan anak, mendapatkan jodoh dan diterimanya, serta meningkatkan prestasi
sebagainya. belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi maka prestasi yang di
Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap dapatkan siswa akan meningkat pula seiring
Prestasi Belajar Siswa dengan meningkatnya prestasi belajar.
Menurut Jetton dan Alexander motivasi Sebaliknya jika motivasi belajar siswa rendah
bukan hanya berperan dalam mengupayakan maka prestasi yang siswa dapatkan juga akan
siswa terlibat dalam kegiatan akademis. menurun.
Motivasi juga berperan penting dalam Hipotesis yang dapat diajukan dalam
menentukan seberapa banyak akan dipelajari penelitian ini adalah : “Ada Pengaruh Motivasi
siswa dari kegiatan yang mereka lakukan atau Belajar terhadap Prestasi Belajar Di Sekolah
informasi yang dihadapkan pada mereka. Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten
Siswa yang termotivasi untuk mempelajari Malang”.
sesuatu menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mem pelajarinya, menyerap METODE
dan mengingat lebih banyak darinya (Slavin, Populasi dalam penelitian adalah siswa
2009). kelas IV dan kelas V SDN Pakisjajar 02
Sekolah sebagai suatu lembaga Kabupaten Malang yang berjumlah 90 orang.
pendidikan formal, secara sistematis
merencanakan bermacam-macam lingku Tabel 1
ngan, yakni lingkungan pendidikan yang Rincian Jumlah Siswa Kelas IV dan Kelas V
menyediakan berbagai kesempatan bagi SD Negeri Pakisjajar 02
peserta didik untuk melakukan berbagai Kabupaten Malang
kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempa No Kelas Jumlah
tan belajar itu, pertumbuhan dan perkem Siswa
1. IV 46
bangan peserta didik diarahkan dan didorong 2. V 44
ke pencapaian tujuan yang dicita-citakannya. Total 90

ISSN : 0853-8050 141


Irma Priscilla Hernawati

Populasi adalah seluruh individu yang siswi kelas IV dan kelas V SD Negeri
dimaksudkan untuk diteliti dan nantinya akan Pakisjajar 02 Malang sebanyak ± 90 siswa
dikenai generalisasi. Menggeneralisasi adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai Variabel Terikat (X): Motivasi Belajar
suatu yang berlaku bagi populasi (Hadi, 2000). Motivasi belajar adalah suatu penggerak
Populasi dalam penelitian adalah siswa- atau pemacu yang dimiliki oleh seorang siswa
siswi kelas IV dan kelas V SD Negeri sehingga timbul keinginan dan kemampuannya
Pakisjajar 02 yang berjumlah 2 kelas untuk untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan
kelas IV dan kelas V dengan jumlah siswa ± dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai
90 siswa. Peneliti meneliti siswa kelas IV dan dengan yang diharapkan dan ditetapkan di
V atas dasar pertimbangan dari sudut dalam kurikulum sekolah. Abu Ahmadi
perkembangan siswa, siswa SD kelas IV dan berpendapat bahwa motivasi belajar adalah
kelas V dengan usia rata-rata 9 tahun sampai suatu hal yang penting dalam proses belajar,
11 tahun telah memasuki masa akhir anak-anak karena motivasi menggerakkan organisme,
yang mempunyai kematangan yang cukup mengarahkan tindakan serta memilih tujuan
untuk mengerti kata, bahasa dan tulisan (Yusuf, belajar yang dirasa paling berguna bagi
2001: 182). kehidupan individu (Purwanto, 2004: 139).
Menurut Arikunto (2006: 18) sampel
merupakan bagian dari populasi. Wakil atau Penyusunan Skala Motivasi Belajar
sampel inilah yang dikenai perilaku untuk Skala motivasi belajar disusun
kesimpulan terhadap populasi sehingga menggunakan pengukuran intense turnover
diperoleh sampel yang baik (representative), adalah dengan menggunakan kuesioner yang
yaitu sampel yang benar-benar mencermin kan diberikan kepada siswa. Pengukuran intense
populasinya. turnover mempunyai sistem penilaian skala
Sampel dalam penelitian berbentuk clus- Likert dimodifikasi menjadi empat alternatif
ter sampling yaitu dengan menjadikan jawaban. Penyusunan kuesioner juga di
populasi sebagai sampel penelitian yaitu kelas kelompokkan dalam item favourable dan
IV dan kelas V SD Negeri Pakisjajar 02 item unfavourable. Seluruh variabel akan
Malang dengan jumlah sampel ± 90 siswa. menggunakan skala Likert yang sudah
Teknik pengambilan sampel adalah clus- dimodifikasi dimana responden memilih empat
ter sampling yaitu teknik random sampling jawaban yang telah tersedia dengan
yang dilakukan terhadap unit sampling yang menghilangkan jawaban “Entah” dengan tujuan
merupakan suatu kelompok (cluster). untuk mengurangi kecenderungan untuk
Anggota kelompok tersebut tidak selalu harus menjawab ke tengah (central tendency ef-
bersifat homogen. Setiap anggota kelompok fect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu
dari kelompok yang terpilih akan diambil atas arah kecenderungan jawabannya.
sebagai sampel (Haris, 2010: 105). Skoring skala motivasi belajar telah
Teknik pengambilan sampel dalam dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban.
penelitian adalah teknik cluster sampling Alternatif jawaban yang diberikan pada setiap
dengan pengambilan sampel menggunakan pernyataan ada 4 pilihan jawaban yaitu: SS:
seluruh populasi sebagai sampel yaitu siswa- Sangat Setuju, TS: Tidak Setuju, S: Setuju,
142 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

STS: Sangat Tidak Setuju perkembangan berpikir operasional.


Setiap item akan diberikan skor sesuai - Kondisi Siswa
dengan nilai skala kategori jawaban yang Kondisi fisik dan kondisi psikologis
diberikan dengan penilaian sebagai berikut. siswa sangat mempengaruhi faktor
motivasi, sehingga sebagai guru harus lebih
Tabel 2 cermat melihat kondisi fisik dan psikologis
Skoring Penilaian Item Motivasi Belajar siswa. Misalnya siswa yang kelihatan lesu,
mengantuk, mungkin disebabkan waktu
Favourable Alternatif Unfavourable berangkat sekolah belum sarapan, atau
Jawaban mungkin dirumah mengalami masalah yang
4 SS 1
3 S 2 menimbulkan kemarahan, kejengkelan
2 TS 3 atau mungkin kecemasan.
1 STS 4 - Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan suatu
Penyusunan skala motivasi belajar
unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa.
berpedoman pada faktor-faktor yang
Unsur-unsur disini dapat berasal dari
mempengaruhi motivasi belajar menurut teori
lingkungan keluarga, sekolah maupun
Dimyati dan Mudjiono (1994) sebagai berikut:
lingkungan masyarakat baik yang
- Cita-Cita Aspirasi
menghambat atau mendorong. Kalau
Cita-cita atau disebut juga aspirasi
dilihat dari lingkungan sekolah, guru harus
adalah suatu target yang ingin dicapai. Tar-
berusaha mengelola kelas, menciptakan
get ini diartikan sebagai tujuan yang
suasana belajar yang menyenangkan,
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
menampilkan diri secara menarik dalam
mengandung makna bagi seseorang.
rangka membantu siswa termotivasi dalam
Aspirasi ini dapat bersifat positif dan dapat
belajar.
pula bersifat negatif. Siswa yang
- Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
mempunyai aspirasi positif adalah siswa
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
yang menunjukkan hasratnya untuk
adalah unsur-unsur yang keberadaannya
memperoleh keberhasilan. Sebaliknya sis
dalam proses belajar tidak stabil, kadang-
wa yang mempunyai aspirasi negatif
kadang kuat, kadang-kadang lemah dan
adalah siswa yang menunjukkan ke
bahkan hilang sama sekali, khususnya
inginan atau hasrat menghindari kegagalan.
kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
- Kemampuan Belajar
Misalnya keadaan emosi siswa, gairah
Kemampuan ini meliputi beberapa
belajar, dan situasi dalam keluarga.
aspek psikis yang terdapat dalam diri
- Upaya Guru Membelajarkan Siswa
siswa, misalnya pengamatan, perhatian,
Upaya yang dimaksud adalah
ingatan, daya pikir dan fantasi. Dalam
bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
kemampuan belajar ini, taraf perkem
membelajarkan siswa mulai dari
bangan berpikir siswa menjadi ukuran.
penguasaan materi, cara menyampaikan
Siswa yang taraf perkembangan
nya, menarik perhatian siswa, dan
berpikirnya konkrit tidak sama dengan
mengevaluasi hasil belajar. Apabila upaya
siswa yang sudah sampai pada taraf
ISSN : 0853-8050 143
Irma Priscilla Hernawati

guru hanya sekedar mengajar, artinya Menghitung validitas butir skala motivasi
keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, belajar digunakan bantuan komputasi Seri
besar kemungkinan siswa tidak tertarik Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno
untuk belajar. Dengan kata lain motivasi Hadi dan Yuni Pamar diningsih UGM
untuk belajar siswa melemah atau hilang. Yogyakarta Indonesia Versi IBM/IN.
Berdasarkan faktor-faktor yang Setelah dilakukan uji validitas dari 30
dikemukakan maka dibuatlah blue print skala item terdapat 6 item yang dinyatakan gugur
motivasi belajar sebagai berikut. (1, 12, 16, 24, 27, 29) dimana item yang sahih
Tabel 3 memiliki nilai yang berkisar antara sampai
Blue print skala Motivasi Belajar dengan 0,151 sampai 0,675.

Pengujian Reliabilitas Butir Skala Motivasi


Belajar
Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur
skala psikologi dilakukan bilamana item-item
yang terpilih lewat prosedur anlisis item telah
dikompilasikan menjadi satu. Aplikasi
reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
yang angkanya berada dalam rentang dari 0
sampai dengan 1,00 semakin tinggi koefisien
reliabilitas yang semakin rendah mendekati
angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas
(Azwar, 2010:30).
Tabel 4
Hasil Perhitungan Reliabilitas Skala Motivasi
Belajar
Pengujian Validitas Butir Skala Motivasi
Belajar
Mengetahui apakah skala psikologi
mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu
pengujian validitas, dalam estimasi validitas
pada umumnya tidak dapat dituntut suatu
koefisien reliabilitas. Koefisien validitas yang
tidak begitu tinggi, misalnya berada disekitar
angka 0,50 akan lebih dapat diterima dan
dianggap memuaskan daripada koefisien
reliabilitas dengan angka yang sama. Apabila
koefisien validitas itu kurang daripada 0,30
biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan
(Azwar, 2010: 157).
144 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

Pengukuran reliabilitas atau keandalan individu. Faktor eksternal terdiri dari:


alat ukur menggunakan bantuan komputasi - Faktor keluarga
Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi Cara orang tua mendidik, relasi antara
Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM anggota keluarga, suasana rumah,
Yogyakarta Indonesia Versi IBM/IN dengan keadaan ekonomi keluarga, pengertian
menggunakan uji keandalan teknik Hoyt. Uji orang tua dan latar belakang kebudaya
reliabilitas hanya dilakukan pada item-item an.
yang sahih saja. Hasil uji reliabilitas - Faktor sekolah
selengkapnya disajikan dalam tabel.4. Metode mengajar guru, kurikulum,
Hasil uji reliabilitas 2 faktor skala relasi guru dengan siswa, relasi siswa
motivasi belajar dinyatakan sangat signifikan dengan siswa, disiplin sekolah, alat
dengan p=0,000, dimana bergerak antara pelajaran, waktu sekolah, standar
0,395 sampai 0,771, menunjukkan bahwa belajar diatas ukuran, keadaan gedung,
skala motivasi belajar reliabel untuk digunakan metode belajar dan tugas rumah.
dalam penelitian. - Faktor masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat,
Variabel Bebas (Y): Prestasi Belajar mass media, teman bergaul dan bentuk
Nurkancana (2005: 42) mengemuka kan kehidupan masyarakat.
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata Berdasarkan faktor-faktor yang
pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi dikemukakan maka dibuatlah blue print skala
belajar merupakan hasil yang mengakibatkan prestasi belajar sebagai berikut:
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari Tabel 5
aktivitas dalam belajar. Blue print skala Prestasi Belajar

Penyusunan Skala Prestasi Belajar


Penyusunan skala prestasi belajar
disusun berdasarkan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi secara umum prestasi belajar
yang terjadi pada seseorang menurut teori
Slameto (2003: 54) sebagai berikut:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar,
faktor internal terdiri dari:
- Faktor jasmaniah (kesehatan dan
cacat tubuh)
- Faktor psikologis (intelegensi, per
hatian, minat, bakat, motif, kema
tangan dan kesiapan)
- Faktor kelelahan
2) Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar
ISSN : 0853-8050 145
Irma Priscilla Hernawati

Pengujian Reliabilitas Skala Prestasi Belajar JK : Jumlah Kuadrat


Tabel 6 RK : Residu Kuadrat
Hasil Perhitungan Realibilitas Skala Prestasi Freg : Harga Fgaris regresi
Belajar Freg = Db : 1-lawan – (N-2) 25

No Faktor p Status Keterangan:


1 Intern 0,865 0,000 Andal
al N : Jumlah respon penelitian
2 Ekster 0,771 0,000 Andal : Kuadrat dari koefisien korelasi antara
nal predictor X dengan kriterium Y
Hasil uji reliabilitas 2 faktor skala prestasi Db: Derajat kebebasan untuk mengetahui
belajar dinyatakan sangat signifikan dengan p
Adapun pengambilan keputusan dengan
= 0,000, bergerak antara 0,775 sampai 0,841,
menggunakan hipotesis adalah sebagai berikut:
menunjukkan bahwa skala prestasi belajar
a) Jika Thitung e” Ttabel 1% berarti sangat
reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
signifikan : Hipotesis alternatif yang
digunakan diterima karena ada perbedaan
Metode Analisis Data yang sangat signifikan antara variabel X
Analisis data yang diperoleh adalah data dan Variabel Y
yang bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka- b) Jika Ttabel 5% d” Thitung d” Ttabel 1% berarti
angka, sehingga analisisnya menggunakan signifikan : hipotesis alternatif yang
teknik statistik. Untuk menghitung analisis diajukan diterima karena ada perbedaan
regresi dengan menggunakan bantuan antara Veriabel X dan Variabel Y.
komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000) c) Jika Thitung d” Ttabel 5% berarti tidak
edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. signifikan : hipotesi alternatif yang diajukan
Selanjutnya untuk menganalisis data, ditolak karena tidak ada perbedaan antara
apakah hipotesis ditolak atau diterima dari Variabel X dan Variabel Y (Supratiknya,
variabel bebas dan terikat dalam mencari 2000).
korelasi antara motivasi belajar dan prestasi
belajar menggunakan prosedur sebagai HASIL
berikut. Mengetahui ada tidaknya pengaruh
Tabel 7
varabel bebas dengan variabel terikat,
Ringkasan Analisis Regresi
menggunakan bantuan komputasi Seri Pro-
Sumber Db JK RK Freg gram Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi
dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta In-
Regresi 1
donesia Versi IBM/IN. Koefisien Beta dan
(Reg)
Residu N-2 Korelasi Parsial dapat di lihat pada Tabel 8.
(Res) Untuk mengetahui ada atau tidak adanya
Jumlah N-1 pengaruh antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa menggunakan Uji
Keterangan: Analisis Regresi Satu Prediktor dapat dilihat
Db : Derajat kebebasan pada Tabel 9.

146 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014


Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

Tabel 8 artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa


Koefisien Beta dan Korelasi Parsial-Model maka prestasi belajar siswa pun meningkat
Penuh dan sebaliknya jika motivasi belajar siswa
rendah maka prestasi belajar siswa pun akan
menurun. Perhitungan koefisien korelasi
determinan (R2) adalah 0,528. Artinya bahwa
52,8% Motivasi Belajar memberi kontribusi
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah
gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten
Malang.

PEMBAHASAN
Menurut Dalyono (2002: 57),
motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu peker
Tabel 9 jaan. Menurut Djamarah (2002: 149), motivasi
Hasil Perhitungan Analisis Regresi antara yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang
Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan
di dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang
akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik
minat orang lain belum tentu menarik minat
Hasil uji anareg diperoleh Freg = 98,434 yang lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan
dengan p = 0,000 dinyatakan sangat signifikan dengan kebutuhannya.
artinya ada hubungan motivasi belajar Menurut Hamalik (2011: 161)
terhadap prestasi belajar siswa, dengan motivasi sangat menentukan tingkat berhasil
demikian hipotesis yang berbunyi “Ada atau gagalnya perbuatan belajar siswa, belajar
pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat
belajar di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar sulit untuk berhasil. Sebab, seseorang yang
02 Kabupaten Malang” diterima pada taraf tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
kepercayaan 99%. akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hasil perhitungan koefisien korelasi (r) Ada beberapa ciri siswa yang
diperoleh 0,727. Korelasi menunjukkan positif mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini
ISSN : 0853-8050 147
Irma Priscilla Hernawati

dapat dikenali melalui proses belajar mengajar disekolah.


di kelas sebagaimana dikemukakan Brown Hasil uji anareg diperoleh Freg = 98,434
(1981) sebagai berikut. dengan p = 0,000 dinyatakan sangat signifikan
- Tertarik kepada guru, artinya membenci artinya ada hubungan motivasi belajar
atau bersikap acuh tak acuh; terhadap prestasi belajar siswa, dengan
- Tertarik pada mata pelajaran yang demikian hipotesis yang berbunyi “Ada
diajarkan; pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
- Mempunyai antusias yang tinggi serta belajar di sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar
mengendalikan perhatiannya terutama 02 Kabupaten Malang” diterima pada taraf
kepada guru; kepercayaan 99%.
- Ingin selalu bergabung dalam kelompok Hasil perhitungan koefisien korelasi ( r )
kelas; diperoleh 0,727. Korelasi menunjukkan positif
- Ingin identitasnya diakui oleh orang lain; artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa
- Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu maka prestasi belajar siswa pun meningkat
dalam kontrol diri; dan sebaliknya jika motivasi belajar siswa
- Selalu mengingat pelajaran dan mempe rendah maka prestasi belajar siswa pun akan
lajarinya kembali; menurun. Perhitungan koefisien korelasi
- Selalu terkontrol oleh lingkungannya. determinan ( R2 ) adalah 0,528. Artinya bahwa
Winkel mengemukakan bahwa prestasi 52,8% Motivasi Belajar memberi kontribusi
belajar merupakan bukti keberhasilan yang terhadap prestasi belajar siswa di sekolah
telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten
belajar merupakan hasil maksimum yang Malang.
dicapai oleh seseorang setelah melak sanakan
usaha-usaha belajar. Arif Gunarso mengemuka KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
kan bahwa prestasi belajar adalah usaha Kesimpulan
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah Berdasarkan hasil penelitian dapat
melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi disimpulkan bahwa ada pengaruh Motivasi
dapat diukur melalui tes yang sering dikenal Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa di
dengan tes prestasi belajar. Dan lagi menurut sekolah gratis SD Negeri Pakisjajar 02
Bloom bahwa hasil belajar dibedakan menjadi Kabupaten Malang, disebabkan kerena pada
tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan situasi tertentu akan menaruh semua kon
psikomotor (Sunarto, 2012). sentrasi dan perhatiannya sesuai dengan
Sedangkan menurut Muhibbin Syah tuntutan tugas sekolah tersebut dalam men
(2008: 141) prestasi belajar merupakan hasil capai prestasi akademik siswa, sehingga akan
dari sebagian faktor yang mempengaruhi melakukan sejumlah usaha keras dan terarah
proses belajar secara keseluruhan.Jadi prestasi untuk dapat meningkatkan prestasi belajar
belajar bisa diartikan sebagai suatu hasil yang siswa.
telah dicapai dan dapat dirubah dengan jalan Dengan diperolehnya hasil perhitungan
tekun dalam latihan belajar dan diwujudkan koefisien korelasi (r) diperoleh 0,727.
dalam hasil ujian atau ulangan dan juga dari Korelasi menunjukkan positif artinya semakin
tugas-tugas yang diberikan oleh guru tinggi motivasi belajar siswa maka prestasi
148 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

belajar siswa pun meningkat dan sebaliknya di sekolah.


jika motivasi belajar siswa rendah maka
d. Peneliti Selanjutnya
prestasi belajar siswa pun akan menurun.
Guna meningkatkan kualitas penelitian
Perhitungan koefisien korelasi determinan (R2)
lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan
adalah 0,528. Artinya bahwa 52,8% Motivasi
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa,
Belajar memberi kontribusi terhadap prestasi
penelitian lain di harapkan menyempurnakan
belajar siswa di sekolah gratis SD Negeri
hasil penelitian ini dengan cara menambah
Pakisjajar 02 Kabupaten Malang.
variabel-variabel lain yang belum diungkap
ataupun memperluas lingkup penelitian.
Rekomendasi
a. Kepala Sekolah
Memberikan dukungan untuk me
ningkatkan motivasi belajar dan prestasi DAFTAR RUJUKAN
belajar siswa-siswinya dengan mengadakan
dan memfasilitasi kegiatan yang menekankan Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum.
adanya peningkatan motivasi belajar dan Jakarta: Rineka Cipta.
prestasi belajar siswa misalnya guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan Anonim. 2013. http://tarman-revolusima
siswa mulai dari penguasaan materi, cara hasiswa.blogspot.com/2011/04/
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, pendidikan-gratis.html, diunduh tanggal
dan mengevaluasi hasil belajar. 29 Juni 2013.
b. Orang Tua Siswa
Orangtua baiknya membantu mening Arijo. 1994. Pedoman Belajar Mengajar.
katkan motivasi belajar agar prestasi belajar Jakarta: Remaja Karya.
siswa dapat meningkat di sekolah. Orangtua
turut ikut serta dalam peningkatan motivasi Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur
belajar dan prestasi belajar siswa dengan cara Penelitian Suatu Pendekatan.
memperhatikan siswa dalam belajar di rumah. Jakarta: PT. Gramedia.
Karena pelajaran tidak hanya bisa didapat di
sekolah saja melainkan di lingkungan rumah
atau tempat tinggal. Asnawi, Sahlan. 2007. Teori Motivasi dalam
Pendekatan Psikologi Industri dan
c. Siswa SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Organisasi. Jakarta: Studia Press.
Malang
Siswa dapat meningkatkan motivasi
belajar sehingga prestasi belajar siswa akan Azwar, Saifuddin. 2010. Reliabilitas dan
naik dengan cara mengikuti pelajaran Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tambahan di sekolah seperti ekstrakulikuler,
bimbingan belajar, kegiatan pramuka dan lain- Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen
lain, selain itu siswa juga memperhatikan Perlengkapan Sekolah: Teori dan
pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru Aplikasinya. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
ISSN : 0853-8050 149
Irma Priscilla Hernawati

Brown, D. H. 1981. Principles of Language Heckhausen. 1967. The Anatomy of


Learning and Teaching. New Jersy : Achievement Motivation. New York:
Prentice Hall Inc. Acadeimic Press.

Dalyono, M. 2002. Psikologi Pendidikan. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi


Jakarta: PT. Rineka Cipta. Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Dimyati, dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Humanika.
Pembelajaran. Jakarta: P2LPTK.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/
Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: 05/pengertian-prestasi-belajar/ [16
Bumi Aksara. Agustus 2013].

Djamarah, Syaiful Bahari. 2002. Psikologi Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi


Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia S. 2008.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Difa: Publisher. Levine, Daniel u., Robert, J. Havighurst. 1957.
Society and Education. Eight
Edition. ALLYN AND BACON.
Gunawan, Yusuf. 2001.Pengantar Boston London Toronto Sydney Tokyo
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Singapore.
Prehallindo.
McClelland, David, et.al. 1976. The
Hadi, Sutrisno. 2000. Panduan Manual Seri Achieving Society. New York: Irving
Program Statistik (SPS-2000) Paket Publisher, Inc.
Midi. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hartuti, Pudji. 2000. Mengembangkan
Kepribadian dan Mengembangkan
Perilaku Agar anak Siap Menghadapi Nurkancana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar
Tantangan Global. Malang: CV. Citra. Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

150 PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014


Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Gratis SD Negeri Pakisjajar 02 Kabupaten Malang

Peraturan Menteri dalam Negeri No.62 Tahun Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz


2011. Tentang Pedoman Pengelola- Media.
an BOS.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi
Peraturan Menteri Keuangan No. 201/ Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
PMK.07. 2011. Tentang Pedoman
Umum Alokasi BOS Tahun Angga- Winarsunu, Tulus. 2006. Statistik dalam
ran 2012. Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: UMM Press.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidi-
kan: Stimulus Ilmu Pendidikan Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta :
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2009. Psikologi


Pendidikan : Teori dan Praktik.
Jakarta: PT. Indeks.

Sudirdjo, R. 2013. Pengertian Sekolah http:/


/raihansyah012.blogspot.com/2013/
02/pengertian-sekolah.html, diunduh
tanggal 29 Juni 2013.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Suhartono, Suparlan. 2008. Wawasan


Pendidikan: Sebuah Pengantar

ISSN : 0853-8050 151

Anda mungkin juga menyukai