Anda di halaman 1dari 16

TUNARUNGU

KELOMPOK 2:
1. DEVI SEKAR AYU SN 1886206292
2. DEWI SAFITRI 1886206303
3. NADA KHADI ZAYDA 1886206162
4. RISNA OKTAVIANI 1886206128
PENGERTIAN
TUNARUNGU
Secara etimologi, tunarungu berasal dari kata “tuna” dan 'rungu'. Jadi
Tunarungu adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi
pendengarannya. Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau
permanen

Murni Winarsih (2007: 22) mengemukakan bahwa tunarungu adalah suatu


istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan
sampai berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar.
Karakteristik Anak Tunarungu
0 Karakteristik 0 Karakteristik dari
segi bahasa dan
dari segi
1 intelegensi 2 bicara
0 Karakteristik
dari segi emosi
3 dan sosial
Klasifikasi Anak Tunarungu
Uden (dalam Murni Winarsih, 2007:26) membagi klasifikasi
ketunarunguan menjadi tiga

1. Berdasarkan sifat terjadinya


2. Berdasarkan tempat kerusakan
3. Berdasarkan taraf penguasaan bahasa
Penyebab ketunarunguan

● Keturunan
● Penyakit bawaan
● Komplikasi selama kehamilan dan kelahiran
● Radang selaput otak (meningitis)
● Luka/radang, penyakit anak-anak
Faktor internal diri anak
1. Faktor keturunan dari salah satu atau kedua
orangtua yg mengalami ketunarunguan.
Kondisi genetik yang berbeda disebabkan
oleh gen yang dominan represif dan
berhubungan dengan jenis kelamin.
2. Campak jerman (Rubella) yg diderita ibu
sewaktu mengandung.
3. Keracunan darah (Toxaminia). Kerusakan
pada plasenta yang mempengaruhi
pertumbuhan janin.
Faktor eksternal anak
1. Anak mengalami infeksi pada saat
dilahirkan.
2. Meningitis radang selaput otak
3. Otitis media
Otitis media
4. Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat
mengakibatkan kerusakan alat
pendengaran bagian tengah dan dalam
DAMPAK
KETUNARUNGUAN
Dampak langsung dari ketunarunguan adalah :
(1) Terbatasnya/kurangnya pemerolehan atau perbendaharaan bahasa
(vocabulary) akibatnya mereka mengalami kelambatan dalam
perkembangan komunikasi,
(2) Terhambatnya komunikasi secara reseptif (menangkap/memahami
pembicaraan orang lain) dan secara ekspresif (bicara).
(3) Ketunarunguan sebagai kelainan primer yang
bersifat motoris (fisik), dapat mengakibatkan
terjadinya kelainan sekunder (dampak) pada
berbagai aspek kehidupan dan perkembangan
ATR, yaitu dalam kemampuan berbahasa dan
berkomunikasi, fungsi sosial, emosi, kognitif, dan
proses belajarnya.
(4) Hilangnya kemampuan mendengar (tunarungu)
hilangnya kemampuan mendengar (tunarungu)
adalah terhambatnya komunikasi dengan dan
diantara kaum tunarungu serta lingkungannya.

(5) Seseorang mengalami ketunarunguan sejak lahir,


ia tidak akan mengembangkan kemampuan
berbahasanya secara spontan, shg dlm usaha utk
bermasyarakat akan timbul brbgi prmasalahan
seperti aspek sosial, emosional dan mental.
(6) Anak tunarungu tidak mampu menangkap
kata-kata atau pembicaraan orang lain
melalui pendengarannya, sehingga tidak
terjadi proses peniruan suara setelah masa
meraban.

(7) Proses peniruannya hanya terbatas pada


peniruan visual atau menangkap
pembicaraan orang lain melalui gerak bibir.
Perolehan bicara bahasa
anak tunarungu
Proses Perolehan Bahasa
1. Mendengar, meniru, mengingat, serta proses persepsi (mengolah
rangsangan yang diterima melalui indera).
2. Myklebust (1963) mengemukakan bahwa proses pemerolehan bahasa
anak yang mendengar berawal dari adanya pengalaman atau situasi
bersama antara bayi dengan ibunya dan orang-orang lain yang
berarti baginya dalam lingkungan terdekatnya.
Anak tidak diajarkan kata-kata kemudian artinya, melainkan melalui
pengalamannya ia “belajar” menghubungkan antara pengalaman dan
lambang bahasa yang diperoleh melalui pendengarannya. Proses ini
lambang bahasa yang diperoleh melalui pendengarannya. Proses ini
merupakan dasar dari berkembangnya bahasa batin (inner language).
Setelah itu, anak mulai memahami hubungan antara lambang bahasa
dengan benda atau kejadian yang dialaminya, dan terbentuklah
bahasa reseptif.
Setelah bahasa reseptif “agak” terbentuk, anak mulai mengungkapkan
diri melalui kata-kata sebagai awal kemampuan bahasa ekspresif.
Setelah anak memasuki usia sekolah, penglihatan berperan dalam
perkembangan bahasanya, yaitu melalui kemampuan membaca (bahasa
reseptif melalui penglihatan) dan menulis (bahasa ekspresif melalui
penglihatan.
Contoh anak tunarungu dan
cara mengajarkan

Klik link di bawah ini

https://youtu.be/nEcOooyT1SY
TERIMAKASIH!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai