Anda di halaman 1dari 15

CETACEA INDONESIA

(Balaenoptera SP. & Tursiops SP.)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Taksonomi Vertebrata


Dosen Pengampu: Ayu Nirmala Sari, M.Si

Disusun Oleh;
SARAH NADIA
NIM. 190703010

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan hidayah-Nya, karena penulis tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah ini
tanpa kehendak-Nya. Shalawat beserta salam turut disanjungkan kepada Rasul kita
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam islamiyah,
seperti yang kita rasakan saat ini.
Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Taksonomi Vertebrata dengan judul “Cetacea Indonesia (Balaenoptera SP. &
Tursiops SP.)” untuk melengkapi tugas akhir pada mata kuliah Taksonomi
Vertebrata. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangandalam
penulisan. Untuk itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan bagi kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembaca khususnya.

Banda Aceh, 01 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. i
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 2


2.1 Tinjauan Umum Cetacea ......................................................................... 2

BAB III: PEMBAHASAN ....................................................................................... 4


3.1 Klasifikasi Hewan .................................................................................... 4
3.1.1 Klasifikasi Paus Sperma (Physeter macrocephalus)...................... 4
3.1.2 Klasifikasi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) ..... 4
3.2.1 Morfologi Paus Sperma (Physeter macrocephalus)....................... 5
3.2 Morfologi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) ................ 7
3.3 Kebiasaan Hidup dan Makanannya .......................................................... 8
3.3.1 Kebiasaan Hidup ............................................................................ 8
3.3.2 Makanannya ................................................................................... 10
3.4 Tempat Hidup Hewan .............................................................................. 10
3.5 Status Cetacean ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Indonesia memiliki perairan yang unik dan terdapat keanegaraman tentang
Cetacea (paus, lumba-lumba, dan dugong) yang sangat banyak yang terdiri dari 30
jenis Cetacea yang hidup di perairan ini. Terdapat lebih dari sepertiga dari jenis paus
dan lumba-lumba yang ada di dunia terdapat di perairan Indonesia termasuk yang
dikategorikan jenis yang langka serta terancam punah. (Klinowska, 1991)

Mamalia tersebut tersebar hampr diseluruh perairan hingga laut dalam yang
ada di Indonesia, baik itu yang merupakan habitat asli maupun migran dari perairan
lainnya. Sehingga menjadikan perairan Indonesia khususnya bagian Timur sebagai
jalur migrasi bagi sebagian jenis hewan mamalia paus yang bersifat migran atau
pengembara antara Samudera Hindia dan Pasifik melalui perairan Kepulauan
Komodo, Solor-Lombok (NTT), Laut Banda (Maluku), Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara dan Sorong-Fakfak (Papua).

Jalur yang diduga sebagai pintu masuk tempat migrasi bagi hewan mamalia
laut (Cetacean) seperti paus, lumba-lumba dan ikan duyung termasuk biota laut
lainnya seperti penyu terdapat di perairan timur Indonesia khususnya di beberapa
terusan antarpulau. (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, 1984)

Cetacea merupakan hewan yang hampir punah dan harus dilindungi


keberadaannya sehingga perhatian masyarakat dunia tertuju pada penyebaran, pola
migrasi dan kelestarian Cetacea itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh menurunnya
populasi Cetacea akibat pengaruh aktivitas manusia (Thompson, 1992), resiko dari
adanya pencemaran serta kerusakan lingkungan. (Hammond et.al., 2002)

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum Cetacea


Cetacean berasal dari bahasa latin yaitu cetus yang berarti “hewan laut yang
besar” dan ketos yang berarti “monster laut” (Mead dan Gold 2002; Carwardine 1995
in Hendrian, 2007). Ciri-ciri umum Cetacean yaitu bernapas dengan paru-paru,
memiliki rambut, berdarah panas, tangan atau kaki depan yang menjadi sirip ventral
atau flipper, serta ekor yang disebut dengan fluke (Webber dan Thurman 1991 in
Hendrian 2007). Adaptasi Cetacea terdapat di perairan baik itu makan, minum, serta
bereproduksi dengan vivipara di dalam air. Cetacean hidup didua jenis air, yaitu air
asin dan air tawar. Hampir sebagian cetacean hidup air asin dan hanya sedikit di air
tawar seperti lumba-lumba sungai (river dolphin). (Mead dan Gold 2002 in Hendrian,
2007)

Cetacean adalah hewan dari golongan mamalia laut yang memiliki ordo
Cetacea. Ordo cetacea terdiri dari tiga sub-ordo, yaitu Archaeoceti, Mysticeti dan
Odontoceti. Akan tetapi dari ketiga sub-ordo tersebut hanya dua yang bisa dijumpai
pada saat ini yaitu sub-ordo Mysticeti salah satu anggotanya adalah paus baleen dan
sub-ordo Odontoceti. Sedangkan sub-ordo Archaeoceti sudah punah dan hanya bisa
dilihat dalam bentuk fosil (Mead dan Gold 2002 in Hendrian, 2007). Salah satu
anggota dari sub-ordo Mysticeti adalah paus baleen, sedangkan anggota dari sub-ordo
Odontoceti antara lain paus bergigi dan lumba-lumba (Jefferson et al.,1993).

Sedangkan menurut khan (2001) terdapat 18 spesies cetacea yang ada di


Indonesia khususnya di perairan sekita taman nasional komodo yaitu 2 sub-ordo
Mysticeti dan 16 spesies dari sub-ordo Odontoceti masing-masing dari family
delphinidae (13 spesies), family ziphiidae (1 spesies), dan family physeteridae (2
spesies), diantaranya:

2
1. Family Delphinidae terdiri dari 13 spesies yaitu:
a. Lumba-Lumba Gigi Kasar (Steno bredanensis)
b. Lumba-Lumba Putih Cina (Sousa chinensis)
c. Lumba-Lumba Abu-Abu (Grampus griseus)
d. Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus)
e. Lumba-Lumba Totol (Stenella attenuata)
f. Lumba-Lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris)
g. Lumba-Lumba Biasa (Delphinus delphis)
h. Lumba-Lumba Fraser (Lagenodelphis hosei)
i. Paus Kepala Semangka (Peponecephala electra)
j. Paus Pembunuh Kerdil (Feresa attenuata)
k. Paus Pembunuh Palsu (Pseudorca crassidens)
l. Paus Pembunuh (Orcinus orca)
m. Paus Pemandu Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus)
2. Family Ziphiidae terdiri dari 1 spesies yaitu:
a. Paus Paruh Cuvier (Ziphius cavirostris)
3. Family Physeteridae
a. Paus Sperma (Physeter macrocephalus )
b. Paus Sperma Cebol (Kogia simus)

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Hewan

3.1.1 Klasifikasi Paus Sperma (Physeter macrocephalus )


a. Kingdom : Animalia
b. Phylum : Chordata
c. Kelas : Mamalia
d. Subclass : Eutheria
e. Superordo : Odontoceti
f. Ordo : Cetacea
g. Family : Physteridae
h. Genus : Physeter
i. Spesies : Physeter macrocephalus
j. Common name : Sperm Whale

3.1.2 Klasifikasi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus)


a. Kingdom : Animalia
b. Phylum : Chordata
c. Kelas : Mamalia
d. Subclass : Eutheria
e. Superordo : Odontoceti (thoothed whales)
f. Ordo : Cetacea
g. Family : Dhelphinidae (oceanic dolphins)
h. Genus : Tursiops
i. Spesies : Tursiops truncates (Bottlenose dolpin)

4
3.2 Morfologi Hewan
Menurut Carwadine (1995), identifikasi paus, lumba-lumba, dan porpoise
dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut ini, antara lain:

a. Ukuran tubuhnya
b. Posisi, bentuk, dan warna sirip punggung (Dorsal fin)
c. Bentuk tubuh, kepala, dan moncongnya
d. Karakteristik semburan air dari lubang hidung
e. Bentuk ekor
f. Warna dan tanda yang ada ditubuhnya
g. Breaching (gerakan meloncat dan menjatuhkan badan ke arah belakang)
h. Jumlah kelompok
i. Lokasi geografis
j. Habitat utamanya
k. Ciri-ciri yang tidak biasa

3.2.1 Morfologi Paus Sperma (Physeter macrocephalus )

Gambar 3.1: Morfologi paus sperma (Physeter Macrocephalus)


Sumber: zoomwhales.com

5
Gambar 3.2: Morfologi paus sperma (Physeter Macrocephalus)
Sumber: Sari Ramadha, 2015

Morfologi atau bagian-bagian tubuh pada paus sperma (Physeter


Macrocephalus) terdiri dari:
a. Pada paus jantan bisa memiliki ukuran sampai 18 m, sedangkan
untuk paus betina memiliki ukuran sepanjang 12 dan memiliki bobot
badan antara 20-57 ton.
b. Paus memilliki permukaan tubuh yang dipenuhi dengan lipatan dan
kerutan, bentuk tubuhnya memipih kebelakang dengan kepala yang
besar (dengan ukuran 1/4 sampai 1/3 panjang total tubuh paus) dan
berbentuk persegi jika dilihat dari samping.
c. Pada bagian rahang bawah paus kecil dan sempit.
d. Tidak memiliki sirip dorsal yang jelas melainkan tonjolan yang
berbentuk segitiga pada 2/3 panjang badan yang diikuti dengan
tonjolan-tonjolan kecil sampai ke fluks.
e. Pada warna paus sperma (Physeter Macrocephalus) didominasi oleh
warna hitam dan abu-abu kecoklatan
f. Memiliki warna putih di sekitar mulut

6
g. Lubang hidung paus sperma (Physeter Macrocephalus) berada
disebelah kiri sehingga memiliki karakteristik semburan yang sangat
unik, yaitu sudut kemiringan semburannya ke arah kiri.

3.2.2 Morfologi Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus)

Gambar 3.3: gambar Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus)


Sumber: Sari Ramadha, 2015

Gambar 3.4: Morfologi dan bagian badan cetacean sub-ordo Mysticeti dan Odontoceti
Sumber: Adityo Setiawan, 2004

Gambar 3.5: Morfologi lumba-lumba


Sumber: Adityo Setiawan, 2004

7
Morfologi atau bagian-bagian tubuh pada lumba-lumba hidung botol
(Tursiops truncatus) terdiri dari:
a. Berwarna abu-abu terang dengan cape (pola yang berbentuk
cekungan) dorsal yang lebih gelap dan sirip yang menonjol
b. Bentuk tubuh lebih besar dan tegap
c. Sirip dorsal tinggi dan berbentuk bulan sabit pada bagian tengah-
tengah punggung
d. Warna bervariasi dari abu-abu sampai mendekati warna hitam pada
daerah punggung dan sisi samping semakin memudar sampai warna
putih pada bagian perut
e. Terdapat strip hitam yang memanjang dari mata asmpai flipper
f. Ukuran tubuh pada saat dewasa sekitar 1,9m – 3,8m. Untuk ukuran
lumba-lumba jantan lebih besar dari betina
g. Ukuran tubuh pada saat bayi sekitar 1,3m
h. Bobot tubuh mencari 650 kg.

3.3 Kebiasaan Hidup dan Makanannya

3.3.1 Kebiasaan Hidup


Mamalia laut dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang selalu
berhubungan dengan kehidupannya. Lumba-lumba terkadang dapat
melakukan gerakan melompat ke udara dan menjatuhkan tubuhnya ke air yang
biasa disebut dengan gerakan aerial. Selain itu, kemampuan lainnya yaitu
gerakan menghindar dari kapal yang mengeluarkan suara yang bising.
(Carwadine, 1995)

Ada beberapa kebiasaan hidup yang sering diperlihatkan oleh Cetacea


di atas permukaan air, diantaranya:

8
1. Breaching
Breaching adalah tingkah laku lumba-lumba atau paus yang
meloncat keluar air dan menjatuhkan ke permukaan air dengan
posisi kepala lebih jatuh dahulu (Carwadine, 1995). Kebiasaan ini
memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk menghilangkan parasite
yang menempel di tubuh mereka, menggiring ikan sewaktu mereka
makan, serta untuk komunikasi jika salah satu dari mereka tersesat.
(Perrin, 1998)
2. Bowriding
Kebiasaan Cetacean kecil terutama lumba-lumba sering berenang
di dekat kapal yang melaju akibat dari tekanan yang diberikan,
Selain itu, lumba-lumba juga melakukan kebiasaan ini jika tekanan
berasal dari paus sehingga kebiasaan ini lebih digunakan untuk
kesenangan atau bermain pada Cetacean. (Ayers 2001 in Anshori
2004)
3. Spyhopping
Spyhopping adalah gerakan yang dilakukan dengan memunculkan
kepala ke permukaan yang bertujuan untuk mengamati keadaan
sekitar karena alasan jarak pandang yang dicapai dipermukaan air
lebih rendah dari pada udara (Carwadine, 1995). Kebiasaan ini
lebih sering digunakan oleh paus dengan memunculkan kepala
pada permukaan air secara tegak lurus, setelah beberapa saat paus
akan tenggelam kembali. Kebiasaan ini belum diketahui tujuannya
sampai sekarang tetapi diduga untuk mengamati keadaan sekitar.
(Ayers 2001 in Anshori 2004)
4. Lobtailing
Lobtailing adalah kebiasaan mengangkat ekornya keatas
permukaan air dan menjatuhkannya dengan keras diatas
permukaan air laut yang bertujuan sebagai agresifitas bentuk

9
komunikasi antara lumba-lumba dan paus. (Ayers 2001 in Anshori
2004)
5. Logging
Logging adalah tingkah laku yang dilakukan paus atau lumba-
lumba untuk berdiam diri atau beristirahat tanpa melakukan
pergerakan seperti mengapung. Keadaan ini terjadi karena
kelelahan akibat terlalu dalam dan lama pada melakukan
penyelam. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh paus sperma.
(Ayers 2001 in Anshori 2004)

3.3.2 Makanannya
Makanan yang dimakan oleh lumba-lumba menurut Weber dan
Thurman (1991) in setiawan, 2004 mengatakan bahwa makanan lumba-lumba
lebih dominan ke pemakan ikan walaupun mereka juga memakan cumi.
Sedangkan lumba-lumba kecil memakan ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang
berada di zona perairan terbuka. Spesies yang dimakan adalah ikan dasar yang
berada di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai.

Sedangkan paus sperma makanan utamanya adalah cumi-cumi besar


dengan ukuran 0,2 – 1,2m. selain itu mereka juga memakan gurita dan ikan
(pari dan hiu). Lama mereka mencari makan sepanjang tahun adalah 75%
untuk mencari makan dan mengkonsumsi sebanyak 3,0-3,5% dari total berat
badan mereka.

3.4 Tempat Hidup Hewan


Pengaruh musim sangat berpengaruh terhadap tempat hidup tidak terkecuali
hewan Cetacea. Pada saat musim panas yang panjang di lintang yang tinggi dapat
mencairkan es di kutub yang menyebabkan populasi fitoplankton berkembang dengan
pesat. Fitoplankton dimakan oleh krill, copepod dan zooplankton lainnya. Sehingga

10
organisme-organime tersebut dimakan oleh burung-burung laut, anjing laut, cumi-
cumi, ikan-ikan dan paus. Akibat terjadinya rantai makanan tersebut banyak cetacean
yang ditemukan di daerah lintang tinggi. (Setiawan, 2004)

Ketika musim dingin tiba, lautan di kutub kemudia kembali membeku


sehingga terjadi produktivitas yang menurun pada rantai makanan. Hal tersebut
menyebab cetacean bermigrasi ke tempat perairan tropis dan lebih hangat yang
memiliki potensi produktivitas yang tinggi serta tujuan lain cetacean melakukan
migrasi adalah untuk bereproduksi.

Di Indonesia paus sperma (Physeter Macrocephalus) penyebarannya dapat


dilihat di Laut Sulu, Laut Sulawesi, Laut Halmahera, sebagian Laut Banda, perairan
sekitar Ambon, bagian timur Pulau Alor, lepas pantai Lamalera, dan perairan sekitar
Pulau Komodo.

3.5 Status Cetacea


Perairan Indonesia menajdi tempat daerah migrasi yang penting bagi 30 jenis
spesies mamalia laut terutama bagian timur Indonesia. Sehingga lebih dari sepertiga
spesies paus dan lumba-lumba dapat ditemui di laut Indonesia termasuk paus biru
(Balaenopetera musculus) dan paus sperma (Physeter Macrocephalus) yang terancam
punah. Ancaman global terhadap populasi cetacean adalah penangkapan yang
dilakukan oleh nelayan yang dapat menimbulkan tingkat kematian yang semakin
tinggi di dunia. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN),
potensi ancaman konservasi paus berdasarkan Conservation Action Plan for the
World’s Cetaceas: Dolphins, Whales and Porpoises 2002 – 2010 adalah: tangkapan
baik secara langsung, pengeboman ikan, sampah laut, tabarakan antara kapal denan
Cetacean, efek dari industri perikanan secara skala besar, pembunuhan Cetacean yang
disengaja, polusi kimia, paparan biotoksin dan perubahan iklim.

11
DAFTAR PUSTAKA

Carwardine, M. 1995. Smithsonian handbooks: Whales, dolphins, and porpoises.


Dorling Kindersley Publishing, Inc. New York, NY. 256 h.

Carwadine, M., E. Hoyt R.E. Fordyce, and P. Gill. 1997. An Australian Geografic
Guide to Whales, Dolphin and Porpoises. Australian Geografic Press. Australia.

Mulyani, G. T., Fibrianto, Y. H., Budipitojo, T., & Indrawati, A. (2014). Studi Sistem
Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidung Botol Indo Pasifik
(Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa. Acta VETERINARIA
Indonesiana, 2(1), 7-11.

Siahainenia, S. R. Jenis Dan Distribusi Lumba-Lumba Di Perairan Teluk Kiluan


Lampung. Ilmu Perairan (Aquatic Science), 8(1), 29-35.

Ramadha, S. (2015). Pengelolaan Sumber Daya Paus Sperma (Physeter


macrocephalus) Berbasis Traditional Ecological Knowledge (TEK) Di
Lamalera, Nusa Tenggara Timur. Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan, 8-15.

Rudolph, P., C. Smeenk, dan S.Leatherwood. 1997. Preliminary checklist of Cetacea


in the Indonesian Archipelago and adjacent waters. Zool. Verh. Leiden 312.
12(30): 1-48.

Setiawan, A. (2004). Sebaran dan Tingkah Laku Cetacea di Perairan Sekitar Taman
Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. DepartemenIilmu dan
Teknologi Kelautan, 7-25.

Yusron, Eddy. 2012. Biodiversitas Jenis Cetacean di Perairan Lamalera, Kupang,


Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Kelautan. 17(2) : 59-62

12

Anda mungkin juga menyukai