Disusun Oleh;
SARAH NADIA
NIM. 190703010
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan hidayah-Nya, karena penulis tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah ini
tanpa kehendak-Nya. Shalawat beserta salam turut disanjungkan kepada Rasul kita
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam islamiyah,
seperti yang kita rasakan saat ini.
Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Taksonomi Vertebrata dengan judul “Cetacea Indonesia (Balaenoptera SP. &
Tursiops SP.)” untuk melengkapi tugas akhir pada mata kuliah Taksonomi
Vertebrata. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangandalam
penulisan. Untuk itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan bagi kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembaca khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mamalia tersebut tersebar hampr diseluruh perairan hingga laut dalam yang
ada di Indonesia, baik itu yang merupakan habitat asli maupun migran dari perairan
lainnya. Sehingga menjadikan perairan Indonesia khususnya bagian Timur sebagai
jalur migrasi bagi sebagian jenis hewan mamalia paus yang bersifat migran atau
pengembara antara Samudera Hindia dan Pasifik melalui perairan Kepulauan
Komodo, Solor-Lombok (NTT), Laut Banda (Maluku), Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara dan Sorong-Fakfak (Papua).
Jalur yang diduga sebagai pintu masuk tempat migrasi bagi hewan mamalia
laut (Cetacean) seperti paus, lumba-lumba dan ikan duyung termasuk biota laut
lainnya seperti penyu terdapat di perairan timur Indonesia khususnya di beberapa
terusan antarpulau. (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, 1984)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cetacean adalah hewan dari golongan mamalia laut yang memiliki ordo
Cetacea. Ordo cetacea terdiri dari tiga sub-ordo, yaitu Archaeoceti, Mysticeti dan
Odontoceti. Akan tetapi dari ketiga sub-ordo tersebut hanya dua yang bisa dijumpai
pada saat ini yaitu sub-ordo Mysticeti salah satu anggotanya adalah paus baleen dan
sub-ordo Odontoceti. Sedangkan sub-ordo Archaeoceti sudah punah dan hanya bisa
dilihat dalam bentuk fosil (Mead dan Gold 2002 in Hendrian, 2007). Salah satu
anggota dari sub-ordo Mysticeti adalah paus baleen, sedangkan anggota dari sub-ordo
Odontoceti antara lain paus bergigi dan lumba-lumba (Jefferson et al.,1993).
2
1. Family Delphinidae terdiri dari 13 spesies yaitu:
a. Lumba-Lumba Gigi Kasar (Steno bredanensis)
b. Lumba-Lumba Putih Cina (Sousa chinensis)
c. Lumba-Lumba Abu-Abu (Grampus griseus)
d. Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus)
e. Lumba-Lumba Totol (Stenella attenuata)
f. Lumba-Lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris)
g. Lumba-Lumba Biasa (Delphinus delphis)
h. Lumba-Lumba Fraser (Lagenodelphis hosei)
i. Paus Kepala Semangka (Peponecephala electra)
j. Paus Pembunuh Kerdil (Feresa attenuata)
k. Paus Pembunuh Palsu (Pseudorca crassidens)
l. Paus Pembunuh (Orcinus orca)
m. Paus Pemandu Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus)
2. Family Ziphiidae terdiri dari 1 spesies yaitu:
a. Paus Paruh Cuvier (Ziphius cavirostris)
3. Family Physeteridae
a. Paus Sperma (Physeter macrocephalus )
b. Paus Sperma Cebol (Kogia simus)
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
3.2 Morfologi Hewan
Menurut Carwadine (1995), identifikasi paus, lumba-lumba, dan porpoise
dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut ini, antara lain:
a. Ukuran tubuhnya
b. Posisi, bentuk, dan warna sirip punggung (Dorsal fin)
c. Bentuk tubuh, kepala, dan moncongnya
d. Karakteristik semburan air dari lubang hidung
e. Bentuk ekor
f. Warna dan tanda yang ada ditubuhnya
g. Breaching (gerakan meloncat dan menjatuhkan badan ke arah belakang)
h. Jumlah kelompok
i. Lokasi geografis
j. Habitat utamanya
k. Ciri-ciri yang tidak biasa
5
Gambar 3.2: Morfologi paus sperma (Physeter Macrocephalus)
Sumber: Sari Ramadha, 2015
6
g. Lubang hidung paus sperma (Physeter Macrocephalus) berada
disebelah kiri sehingga memiliki karakteristik semburan yang sangat
unik, yaitu sudut kemiringan semburannya ke arah kiri.
Gambar 3.4: Morfologi dan bagian badan cetacean sub-ordo Mysticeti dan Odontoceti
Sumber: Adityo Setiawan, 2004
7
Morfologi atau bagian-bagian tubuh pada lumba-lumba hidung botol
(Tursiops truncatus) terdiri dari:
a. Berwarna abu-abu terang dengan cape (pola yang berbentuk
cekungan) dorsal yang lebih gelap dan sirip yang menonjol
b. Bentuk tubuh lebih besar dan tegap
c. Sirip dorsal tinggi dan berbentuk bulan sabit pada bagian tengah-
tengah punggung
d. Warna bervariasi dari abu-abu sampai mendekati warna hitam pada
daerah punggung dan sisi samping semakin memudar sampai warna
putih pada bagian perut
e. Terdapat strip hitam yang memanjang dari mata asmpai flipper
f. Ukuran tubuh pada saat dewasa sekitar 1,9m – 3,8m. Untuk ukuran
lumba-lumba jantan lebih besar dari betina
g. Ukuran tubuh pada saat bayi sekitar 1,3m
h. Bobot tubuh mencari 650 kg.
8
1. Breaching
Breaching adalah tingkah laku lumba-lumba atau paus yang
meloncat keluar air dan menjatuhkan ke permukaan air dengan
posisi kepala lebih jatuh dahulu (Carwadine, 1995). Kebiasaan ini
memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk menghilangkan parasite
yang menempel di tubuh mereka, menggiring ikan sewaktu mereka
makan, serta untuk komunikasi jika salah satu dari mereka tersesat.
(Perrin, 1998)
2. Bowriding
Kebiasaan Cetacean kecil terutama lumba-lumba sering berenang
di dekat kapal yang melaju akibat dari tekanan yang diberikan,
Selain itu, lumba-lumba juga melakukan kebiasaan ini jika tekanan
berasal dari paus sehingga kebiasaan ini lebih digunakan untuk
kesenangan atau bermain pada Cetacean. (Ayers 2001 in Anshori
2004)
3. Spyhopping
Spyhopping adalah gerakan yang dilakukan dengan memunculkan
kepala ke permukaan yang bertujuan untuk mengamati keadaan
sekitar karena alasan jarak pandang yang dicapai dipermukaan air
lebih rendah dari pada udara (Carwadine, 1995). Kebiasaan ini
lebih sering digunakan oleh paus dengan memunculkan kepala
pada permukaan air secara tegak lurus, setelah beberapa saat paus
akan tenggelam kembali. Kebiasaan ini belum diketahui tujuannya
sampai sekarang tetapi diduga untuk mengamati keadaan sekitar.
(Ayers 2001 in Anshori 2004)
4. Lobtailing
Lobtailing adalah kebiasaan mengangkat ekornya keatas
permukaan air dan menjatuhkannya dengan keras diatas
permukaan air laut yang bertujuan sebagai agresifitas bentuk
9
komunikasi antara lumba-lumba dan paus. (Ayers 2001 in Anshori
2004)
5. Logging
Logging adalah tingkah laku yang dilakukan paus atau lumba-
lumba untuk berdiam diri atau beristirahat tanpa melakukan
pergerakan seperti mengapung. Keadaan ini terjadi karena
kelelahan akibat terlalu dalam dan lama pada melakukan
penyelam. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh paus sperma.
(Ayers 2001 in Anshori 2004)
3.3.2 Makanannya
Makanan yang dimakan oleh lumba-lumba menurut Weber dan
Thurman (1991) in setiawan, 2004 mengatakan bahwa makanan lumba-lumba
lebih dominan ke pemakan ikan walaupun mereka juga memakan cumi.
Sedangkan lumba-lumba kecil memakan ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang
berada di zona perairan terbuka. Spesies yang dimakan adalah ikan dasar yang
berada di perairan dangkal dekat pantai, teluk dan sungai.
10
organisme-organime tersebut dimakan oleh burung-burung laut, anjing laut, cumi-
cumi, ikan-ikan dan paus. Akibat terjadinya rantai makanan tersebut banyak cetacean
yang ditemukan di daerah lintang tinggi. (Setiawan, 2004)
11
DAFTAR PUSTAKA
Carwadine, M., E. Hoyt R.E. Fordyce, and P. Gill. 1997. An Australian Geografic
Guide to Whales, Dolphin and Porpoises. Australian Geografic Press. Australia.
Mulyani, G. T., Fibrianto, Y. H., Budipitojo, T., & Indrawati, A. (2014). Studi Sistem
Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidung Botol Indo Pasifik
(Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa. Acta VETERINARIA
Indonesiana, 2(1), 7-11.
Setiawan, A. (2004). Sebaran dan Tingkah Laku Cetacea di Perairan Sekitar Taman
Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. DepartemenIilmu dan
Teknologi Kelautan, 7-25.
12