Amniotomi 25
Amniotomi 25
Disusun oleh
Nim: A.18.10.063
Kelas: B keperawatan
Alhamsulillah, puji dan syukur penulis panjatkan keehadirat Allah swt. Yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat dan mampu menyelesaikan tugas kuliah yang
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran demi menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini yang telah disusun dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan amnion (air ketuban) berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari
tekanan kontraksi uterus. Selama selaput ketuban masih utuh, bayi akan terlindung dari
infeksi dan sebagian anoksia dan fetal distres yang bisa terjadi selama kontraksi hipertonik.
Amniotomi rutin selama persalinan normal tidak memberikan keuntungan bagi ibu dan
bayi. Tinjauan studi tentang prosedur amniotomi rutin yang dilakukan menunjukkan tidak
ada fase pemendekan pada proses persalinan, justru terjadi peningkatan kemungkinan
persalinan denganoperasicaesar.
Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput ketuban masih
utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang diperkirakan adalah persalinan bertambah
cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan amnion, dan kesempatan
untuk memasang elektroda ke janin serta memasukkan pressure catheter ke dalam rongga
uterus. Jika amniotomi dilakukan, harus diupayakan menggunakan teknik aseptik. Yang
penting kepala janin harus tetap berada di serviks dan tidak dikeluarkan dari panggul
selama prosedur; karena tindakan seperti itu akan menyebabkan prolaps tali pusat.
(Obstetri William Edisi 21, Cuningham, dkk., 2006: 343) . Selama selaput ketuban masih
utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan asfiksia. Cairan amniotic berfungsi sebagai
perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan kontraksi. Oleh karena itu
perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I. Biasanya, selaput ketuban akan pecah secara
spontan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini tujuan yang ingin penulis capai yaitu:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amniotomi
membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat
Amniotomi dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan
(fore water) maupun dibagian belakang (hind water) dengan suatu alat khusus (drewsmith
catheter). Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi
Tindakan ini umumnya dilakukan pada saat pembukaan lengkap agar penyelesaian
dilakukan pada fase aktif awal, sebagai upaya akselerasi persalinan. Pada kondisi demikian,
dilakukan penilaian serviks, penurunan bagian terbawah dan luas panggul, menjadi sangat
1. Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus,
4. Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya
5. Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah
Kantung ketuban berisi air ketuban dan plasenta. Fungsi air dan kantung ketuban
adalah untuk melindungi janin dari benturan, cedera, dan infeksi, menjaga suhu tubuh janin
agar tetap normal, sekaligus sebagai tempat bagi janin untuk tumbuh dan berkembang
sebelum dilahirkan.
Kebanyakan ibu hamil mengalami pecah air ketuban secara alami atau pecah dengan
sendirinya, dan hal ini dianggap sebagai pertanda waktu persalinan sudah dimulai. Namun
pada beberapa kasus, kantung ketuban belum juga pecah sampai waktu persalinan tiba.
Dalam kondisi ini, dokter atau bidan biasanya akan menyarankan tindakan amniotomi.
Amniotomi merupakan salah satu metode induksi persalinan yang baik. Tujuan
dilakukan induksi persalinan adalah agar kontraksi rahim terjadi dan proses persalinan
dimulai. Metode ini dapat dikombinasikan dengan metode induksi lainnya, seperti
yaitu proses merangsang rahim agar frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi
Metode ini sering kali digunakan untuk mengatasi persalinan lama yang dapat
membahayakan kondisi janin dan ibu hamil. Persalinan lama ini bisa terjadi karena
kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk melebarkan jalan lahir atau karena ukuran bayi
terlalu besar.
persalinan, mencegah komplikasi akibat proses persalinan yang terlalu lama, dan
monitor.
Setelah tersambung ke monitor, dokter dapat mendengarkan detak jantung janin
dan memantau akvititas janin dengan lebih jelas, sehingga dapat menentukan ada atau
Amniotomi juga bisa dilakukan untuk mendeteksi adnya mekonium atau tinja janin
dalam air ketuban. Tindakan ini perlu dilakukan karena mekonium yang tertelan oleh
janin dapat menyebabkan gangguan pernapasan atau infeksi pada paru-paru bayi.
Meski memiliki beberapa manfaat, tidak semua ibu hamil membutuhkan atau boleh
menjalani tindakan amniotomi. Beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak
Plasenta previa.
Vasa previa. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah plasenta atau tali pusat
janin turun hingga keluar dari serviks. Kondisi ini berpotensi membahayakan nyawa ibu
dan janin.
lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada persalinan
spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa amniotomi akan
Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan. Bisa berupa amniotomi saja
1. Inidikasi amniotomi
Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka
dengan plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 4 cm. Plasenta previa
Akselerasi persalinan.
a. Polihidramnion
Suatu keadaan dimana juga jumlah air ketuban lebih banyak dari normal, lebih dari 2 liter
Keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan.
Dimana tali pusat yang berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada canalis
servikalis.
Komplikasi obstetrik dimana pembuluh darah janin melintasi atau berada di dekat ostium
uteri internum. Pembuluh tersebut berada di dalam selaput ketuban atau tidak terlindung
dengan tali pusat atau jaringan plasenta sehingga akan pecah bila selaput ketuban pecah.
Suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
4. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering sebelum dan sesudah tindakan.
5. Memakai dan melepas sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT).
Content/Isi
2. Melakukan pemeriksaan dalam di antara kontraksi dan raba secara hati-hati selaput
ketuban untuk memastikan kepala telah masuk panggul dan tidak teraba tali pusat/bagian-
bagian janin. Catatan: pemeriksaan dalam lebih nyaman dilakukan di antara kontraksi,
3. Menggunakan tangan yang lain, menempatkan setengah kocher ke dalam vagina dan
4. Memegang ujung klem di antara ujung jari, menggerakkan jari dengan lembut dan
menyobek kulit ketuban sampai pecah. Membiarkan air ketuban membasahi jari tangan.
5. Menggunakan tangan yang lain untuk mengambil setengah kocher dan meletakkan ke
6. Tangan yang satu tetap berada di dalam vagina tetap untuk mengetahui penurunan kepala
7. Mengeluarkan tangan secara lembut dari dalam vagina (setelah diketahui penurunan
Teknik
Keuntungan amniotomi
elektroda dapat diletakkaan langsung ke atas kulit kepala janin, yang memungkinkan
pelacakan yang lebih baik daripada yang diperoleh dengan menempatkan elektroda
b. Kateter perekam bisa ditempatkan di dalam uterus dan dapat mengukur tekanan
d. Bukti-bukti yang ditemukan akhir ini menunjukkan bahwa amniotomi dan stimulasi
salaruran genital bawah menyebabkan peningkatan dalam prostaglandin, dan hal ini
g. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan regangan
Kerugian amniotomi
a. Tekanan diferensial yang meningkat disekitar kepala janin bisa menimbulkan
b. Berkurangnya jumlah cairan amniotik bisa menmabah kompresi tali pusat
c. Sementara itu amniotomi dini bisa mempercepat pembukaan cerviks, namun bisa pula
persalian yang lebih pendek bisa terelakkan oleh efek merugikan yang potensial bisa
terjadi pada janin, seperti misalnya penurunan angka pH darah. beberpa penolong telah
Selain itu, tindakan amnniotomi saat persalinan juga memiliki beberapa risiko, yaitu:
Perdarahan setelah melahirkan, terutama pada ibu hamil dengan kondisi vasa previa.
Gawat janin.
Diperlukannya operasi caesar jika amniotomi tidak membantu proses persalinan normal.
Risiko-risiko tersebut biasanya lebih mungkin terjadi pada ibu hamil dengan masalah
kehamilan tertentu, atau jika amniotomi dilakukan terlalu cepat (sebelum waktu perkiraan
persalinan dan berlum terdapat tanda-tanda persalinan). Selama serviks sudah matang
atau melebar sepenuhnya dan bayi siap dilahirkan, risiko tindakan amniotomi relatif
kecil.
Selama menunggu lahirnya Si Buah Hati, tidak ada salahnya Bumil mencari berbagai
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan
kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di
Inidikasi amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka
sepenuhnya. Perlu di perhatikan Indikasi amniotomi pada plasenta previa: Plasenta previa
lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan. Pada primigravida dengan plasenta
previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 4 cm. Plasenta previa lateralis/marginalis dengan
Kontraindikasi Amniotomi yaitu Polihidramnion, presentasi muka, tali pusat terbuka, vasa previa,
letak lintang.
Prosedur dan tindakan amniotomi yaitu Sikap dan perilaku, contac/isi dan teknik
tindakan amniotomi.
Perdarahan setelah melahirkan, terutama pada ibu hamil dengan kondisi vasa previa.
Diperlukannya operasi caesar jika amniotomi tidak membantu proses persalinan normal.
B. Saran
Tindakan amniotomi harus dilakukan ketika memang sangat diperlukan, agar hal hal
yang tidak diinginkan pada bayi dan ibunya tdiak terjadi. Ikuti prosedur dan teknik dalam