yang harus disiapkan ketika menghadapi peristiwa-peristiwa tertentu; 2. Diucapkan dengan lirih tidak dengan pengeras suara atau tidak juga tidak diucapkan karena Tuhan tidak tuli. Dapat diambil contoh, hal yang bisa dipelajari dari Negara Jepang yaitu menjaga kebersihan, ketepatan waktu, menjaga kualitas, fasilitas umum, penghargaan terhadap ketertiban umum, dan percaya akan kemampuannya sendiri. Rasulullah sangat mengajarkan & memperhatikan aspek-aspek tersebut. Saat ini sebagian besar dari kita masih keliru atau sepotong-potong dalam hal beragama yang bisa disebut baru fans belum memerankan/menjalankan sebagai orang beragama Islam dengan benar. Rasulullah ﷺakan bangga dengan banyaknya umat tetapi tidak bangga dengan orang-orang yang ngikut-ngikut/ mengaku umat tetapi tidak menjalankan perintahnya. Dilihat dari sinilah, Masjid Salman mengajarkan bahwa agama sangat hidup untuk dijalani dan agama bukan semata-mata hiasan atau sebagai pelengkap hidup yang seakan-akan agama urusan verbal/lisan saja. Sering kali agama dipake untuk ekspresi kemarahan padahal Rasulullah ﷺbersabda: “Yang paling kuat diantara kalian bukan yang mampu mengalahkan musuh di medan pertempuran melainkan yang mampu mehanan diri ketika marah.” Rasullullah ﷺmengajarkan mengayomi semua termasuk yang membencinya. Agama sebetulnya berbicara tentang bagaimana ketulusan karena itulah surga di bawah telapak kaki ibu. Disinilah Salman berperan sebagai ibu yang bagaimana bisa melayani sedekimian rupa agar tercipta kenyamanan dan kedamaian. Diantaranya sifat ketulusan yaitu: Tidak meninggalkan meja saat makan di kantin/kamar mandi dalam keadaan kotor dan belajarlah saling menghargai orang lain. Manusia yaitu tempatnya salah dan lupa. Namun ada yang menarik, jika diambil contoh Suatu manusia ada 100 kejadian, 50 kali berbuat salah dan 50 benar, maka nilainya bukan 0(nol) melainkan 450. Terdapat dalam firman ﷲdalam surah Al-An’am ayat 160: “Barang siapa yang membawa amalan yang baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya, dan bagi siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al-An’am: 160) Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Nabi ﷺbersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam” . Jagalah mulut dan ucapkan ucapan yg baik tidak boleh menyebar fitnah ataupun hoax. Diakhirat Rasulullah ﷺakan memberi syafa’at, istilah modernnya rekomendasi kepada yang pantas(juara). Semua diantara kita akan berkumpul. Itulah yg dimaksud Rasulullah bangga dengan umatnya (juara). Rasul memberikan kalian syahida(persaksian). Dalam islam ambil keputusan secara aqid tidak boleh menghindarkan diri dari urusan dunia tidak boleh ada sifat mental, tidak mau jadi apa” hanya mengurus masjid yang nantinya semua akan dikuasai bukan dengan orang islam dan artinya melarikan diri dari tanggung jawab sebagai khalifah di bumi.