Anda di halaman 1dari 21

MASALAH ALAT KONTRASEPSI KONDOM

( ALERGI DENGAN BAHAN DASAR LATEKS PADA


KONDOM ) DAN PENANGANANNYA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3


Intan Meralia
Della veby ayu
Santi Purnama Sari

DOSEN PEMBIMBING :
Evi Zahara, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI KEBIDANAN MEULABOH
TAHUN AKEDEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keluarga Berencana dengan judul “Metode Sederhana Tanpa Alat (KB Alamiah)”. Makalah
ini disusun untutk memenuhi tugas mata kuliah Kespro dan KB.
Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa
khususnya mahasiswa D-III Kebidanan. Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu memberikan
bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada kami.
Kami juga menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang KB Alamiah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah KB Alamiah.................................................................... 1
C. Tujuan KB Alamiah...................................................................................... 1
D. Manfaat KB Alamiah.................................................................................... 1
BAB. II PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi...................................................................................... 2
B. Definisi Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)................................. 3
C. Macam-Macam Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat).................... 7
1. Metode Kalender.................................................................................... 8
2. Metode Suhu Basal.................................................................................. 9
3. Metode Lendir Serviks (Bilings)............................................................. 10
4. Metode Sim to Thermal........................................................................... 12
5. Metode Coitus Interuptus........................................................................ 13
BAB. III PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 19
4.2 Saran................................................................................................... 20
BAB. V DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kontrasepsi merupakan menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma (Depkes RI, 1999).Upaya
tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi atau
antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-
obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) merupakan penggunaan alat-alat atau cara-cara
dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran.Keluarga berencana adalah salah
satu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi (Kusmarjadi, 2008).
Salah satu cara kontrasepsi yang cukup efektif yaitu Kondom, merupakan cara
kontrasepsi metode tradisional dan cara kerjanya yaitu dengan menggunakan barrier atau
pelindung (Kusmarjadi, 2008).Kemungkinan mereka menggunakan kondom ketika
melakukan hubungan seksual atapun alasan upacara keagamaan.
Pada tahun 1930-an kondom Latex digunakan untuk mencegah kehamilan dan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual tetapi penggunaannya belum secara luas,
disebabkan sebagain masyarakat tidak mengetahui resiko dari penyakit menular seksual/ HIV
dan tidak menyukai efek/ perasaan ketika menggunakan kondom ataupun merasa khawatir
terhadap reaksi pasangan seksualnya (Lubis, 2008). Pada tahun 1980-an, dimana dunia
dilanda epidemik penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS, dianjurkan untuk
menggunakan kondom latex (Lubis, 2008).
Angka kegagalan teoritis 3% dan praktisnya 5-20%. Tetapi akhir-akhir ini, angka
kegagalan pemakaian kondom menurun menjadi 14-15%, ini artinya 14-15 dari 100 pasangan
wanita pemakai kondom akan hamil selama pemakaian kondom di tahun pertama. Bahan
spermicidal meningkatkan efektifitas menjadi lebih dari 95% jika dipakai dengan benar dan
konsisten (Afriani, 2009).

B. Rumusan masalah
1. Bagaiamana cara kerja kondom ?
2. Apa yang menjadi efek samping dari kondom?
3. Apa kekurangan dan kelebihan memakai kondom ?

C. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengerti dan paham mengenai pokok bahasan metode
KBAlamiah
b. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis KB Alamiah
c. Mahasiswa dapat menyebutkan keterbatasan apa saja dalam menggunakanmetode KB
Alamiah
d. Mahasiswa dapat mengetahui keefektifan dalam menggunakan KB metodekalender

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliahkeluarga
berencana
2. Sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dalam memahami metode
KBAlamiah terhadap pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi asal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/ menghalangi dan
‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. KB merupakan salah satu sarana bagi setiap
keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir batin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran. Secara umum kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam
metode yaitu, metode sederhana KB Alamiah (KBA), metode KB menggunakan alat, metode
modern hormonal dan non hormonal, dan metode prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk mencegah
terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang
mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD,
Kondom). Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak menimbulkan
efek yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4.
Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5. Tidak memerlukan motivasi
terus-menerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang
bersangkutan.

B. Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)


1. Defenisi
Metode KB Sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodic, sebuah metode
penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari hubungan seks selama fase
subur berlangsung dari siklus menstruasi. Metode ini tergantung pada kemampuan pasangan
mengidentifikasi fase subur pada setiap fase siklus menstruasi dan motivasi serta disiplin
mereka untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan.
 Teknik- Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fase subur dalam siklus
menstruasi, kemudian puasa seks, adalah:
1. Metode Kalender
2. Metode Suhu Basal
3. Metode Lendir Serviks
4. Metode Sim to Thermal
5. Metode Coitus Interuptus

 Indikasi
1. Indikasi Umum
Metode Keluarga Berencana Alamiah menyediakan alternatif untuk pasangan yang
tidak ingin atau tidak cocok menggunakan metode lain merasa lebih efektif karena:
 Takut efek samping
 Hambatan religious atau budaya
 Akses yang sulit pada metode lain

2. Indikasi Khusus
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk:
 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
 Pasangan yang tidak dapat menggunakan metode lain
 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

 Efektifitas
Metode Keluarga Berencana Alamiah akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar. Sebelum menggunakan metode KBA ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Sebenarnya, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh
karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu,
metode KBA ini akan lebih efektif bila semua dari macam-macam metode KB Alamiah
digunakan. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sydney, metode akan
lebih efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan.

2. Macam-macam Metode KB Sederhana Tanpa Alat (Alamiah)


Ada beberapa macam metode yaitu :
1) Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi. Pencetus KBA system kalender adalah dr.Knaus (ahli
kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang).

Cara Penerapan Metode Kalender


Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus
haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam sebulan, dan biasanya terjadi
beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat
hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani sperma selama 48-72 jam. Hal yang perlu
diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
a. Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
b. Fertility Phase ( Masa subur)
c. Post Ovulatory infertility Phase ( masa tidak subur setelah ovulasi)
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa
subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu pengamatan
minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan menghitung masa subur:
1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
 Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
 Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.
Contoh:
Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 januari. Tanggal 9 januari dihitung sebagai hari
ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada tanggal 24
januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 januari.
2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur
a. Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi). Untuk
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.
b. Masukan dalam Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek - 18
c. Masukan dalam Rumus: Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30
hari (mulai dari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Manfaat Metode kalender atau pantang berkala Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi
maupun konsepsi.
1. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
2. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala Mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Tidak memerlukan biaya.
f. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan Metode Kalender


Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
e. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
f. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2) Metode Suhu Basal


Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal akan meningkat setelah
ovulasi terjadi. Pencatatan suhu basal dilakukan setiap hari. Prinsip yang digunakan dalam
metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa subur, yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena
sperma dapat hidup sampai 4 atau 5 hari. Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh
setelah ovulasi sampai hari sebelum menstrusasi berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh
benar-benar naik maka harus dengan thermometer yang sama dan pada tempat yang sama
(dimulut, anus, vagina) setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas, serta
melakukan pencatatan.
Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami ovulasi
(masa subur), sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan melakukan hubungan seksual
agar tidak terjadi pembuahan.
Penentuan masa subur
Siklus mentruasi mempengaruhi oleh hormone seks perempuan yaitu estrogen dan
progesterone. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan
yang dapat dilihat melalui beberapa indicator klinis seperti:
a. Perubahan suhu basal tubuh
b. Perubahan lendir serviks
c. Perubahan sekresi lendir serviks
d. Panjangnya siklus mentruasi
e. Indikator minor kesuburan seperti perut dan perubahan payudara.
Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat digunakan untuk
merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus menstruasi dibagi dalam 2 fase yaitu
sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.
a. Fase sebelum ovulasi
a) Fase sebelum ovulasi dikontrol oleh FSH dan estrogen. Kelenjar hipotalamus pada
dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di
ovarium. Pematangan folikel ini akan meningkatkan produksi estrogen.
b) Pada saat kenaikan estrogen mendekati ovulasi, terjadi perubahan-perubahan sebagai
berikut:
 Endometrium menebal
 Serviks menjadi panjang dan lunak serta terbuka
 Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada serviks menjadi lendir
yang bersahabat dengan sperma.
 Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan makanan pada
sperma.
 Peningkatan cairan samapai dengan 10 kali peningkatan volume lendir.
 Lendir yang subur terdiri dari 96% air yangtransparan, berkilat, licin, elastisyang
disebut efek spinnbarkeit.
c) Ketika estrogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar hipotalamus akan
menghasilkan LH yang meningkat cepat dan kemudian akan terjadi ovulasi
( pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan ovum).
b. Fase setelah ovulasi
a) Fase setelah ovulasi dikontrol oleh progesterone.
b) Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel terebut
akan berkembang menjadi korpus luteum,yang memproduksi progesterone.
c) Dibawah pengaruh progesterone terjadi perubahan-perubahan, sebagai berikut :
 Endometrium melunak guna mempersiapkan diri untuk menerima implantasi telur
yang telah di buahi
 Serviks memendek, keras dan tertutup
 Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk mencegah penetrasi sperma
 Stelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan jaringan filament-filamen
menjadi lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah penetrasi
sperma. Sperma secara cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang bersifat asam.
 Suhu akan meningkat sekitar 0, 20 0 C atau lebih.
 Korpus luteum akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati.
Progesteron akan turun, suhu tubuh turun dan endometrium akan mengalami
disintegrasi sehingga terjadilah mentruasi dan lengkaplah satu siklus.

Cara Mengukur Perubahan Suhu Basal, Suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat
celcius. Pada waktu ovulasi suhu tubuh akan turun dan akan naik kembali mencapai 37-38
derajat celcius dan tidak akan normal kembali ke suhu normal 36 derajat. Kenaikan suhu
tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya progesterone yang bertugas menyiapkan jaringan
dalam rahim untuk menerimasel telur yang telah dibuahi. Perlu diketahui bahwa disaat
ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2- 0,5 derajat celcius karena dipengaruhi oleh
hormone progesterone. Pengukuran yang dilakukan teratur beberapa bulan berguna sebagai
referensi untuk mempelajari lebih jauh tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim
dapat dilakukan pada saat tertentu.
Cara mengukur suhu basal:
a) Alat-alat yang perlu disiapkan : thermometer, alat tulis, grafik SBB

Contoh Grafik Suhu Basal Badan

 Sebelum tidur malam, atur termometr menjadi suhu normal (36 derajat celcius)
dengan cara dikibas-kibas.
 Ketika bangun pagi sebelum melakukan aktifitas letakan thermometer di mulut
selama 5 menit.
 Catatlah hasil pengukuran pada grafik.
 Berikan tanda khusus pada keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi sdemam atau
stress karena dapat mempengaruhi keadaan suhu badan.
 Lakukan secara rutin selama 3 bulan berturut-turut
 Tandai juga saat melakukan hubungan seksual (intim)
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur dibawah
lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat tinggi, dan tidur
minimal 5-6 jam.

Keuntungan dan Kekurangan Metode Suhu Basal


a) Keuntungan :
1. Memiliki tingat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar.
2. Murah (ekonomis)
3. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
4. Tidak ada efek samping sistemik
b) Kekurangan :
1. Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada waktu
biasanya, tidur terlalu larut malam, danti thermometer, ganti tempat pengukuran
suhu.
2. Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu menyusui, karena siklus
yang sangat tidak teratur.
3. Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk melakukannya.
4. Pengukuran yang tidak teliti
5. Perlu pencatatan tiap hari.

3) Metode Lendir Serviks (Bilings)


Metode ovulasi metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap
perubahan lendir serviks wanita yang keluar melalui vagina. Metode ovulasi didasarkan pada
pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang
menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dengan masa subur.
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 100 wanita per
tahun.
Dasar Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat memperkirakan masa
ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan suhu basal tubuh.
Perubahan pola tersebut antara lain :
a. Hari-hari kering : Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai
beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering
b. Hari-hari subur : Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap
subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.
Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks.
c. Hari Puncak : Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah.
Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina, pengamatan
dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir
dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-
basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.

Keuntungan metode lendir serviks


a. Dalam kendali wanita.
b. Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.
c. Meningkatkan kesadaran terhadap peerubahan pada tubuh.
d. Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.
e. Dapat digunakan mencegah kehamilan

Kerugian metode lendir serviks


a. Membutuhkan komitmen.
b. Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami.
c. Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode
d. Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e. Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, tersebut dapat menghambat produksi
lendir serviks
f. Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita.
g. Membutuhkan pantang berhubungan intim

Teknik penggunaan metode lendir serviks:


1. Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker
atau tinta berwarna ataupun tulisan tangan.
Contoh kode yang dipakai untuk mencatat kesuburan:
a. Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
b. Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
c. Gambar suatu tanda @ & atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur
yang basah, jernih, licin dan mulur.
d. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental,
putih, keruh dan lengket
2. Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat
basah pada waktu siang. Setipa malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur
dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada
hari yang sama.
3. Abstinen/ pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali hari-
hari lendir, mengenali pola kesubiuran dan pola ketidaksuburan dengan bimbingan
terlatih.
4. Hindari senggama pada waktu haid. Pada hari kering setelah haid, aman untuk
bersenggama selang satu malam( aturan selang seling).
5. Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul
(aturan awal).
6. Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah hari
puncak (hari ovulasi).
7. Setelah hari puncak ,hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam (aturan
puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari hari aman untuk
bersenggama sampai hari haid berikutnya

4) Metode Sim to Thermal


Metode sim to thermal merupakan KB yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
mentruasi wanita. Metode sim to thermal mengkombinasikan metode suhu basal dan makosa
serviks. Metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh,
perubahan lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender. Metode sim
to thermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita dari pada menggunakan
salah satu metode saja. Angka kegagalan metode ini adalah 10-20 wanita dari 100 pasangan
setiap tahunnya disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak adanya kerjasama
pasangan
Metode sim to thermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat Kontrasepsi : Metode sim to thermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur.
b. Manfaat Konsepsi : Metode sim to thermal digunakan sebagai konsepsi atau
menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal menjadi efektif apabila, Pencatatan
dilakukan secara konsisten dan akurat, Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena
dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan, Kerja sama dengan pasangan adalah
perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk menghindari kehamilan baik dengan
tidak melakukan hubungan seksual.
Dan hal yang mempengaruhi metode sim to thermal tidak efektif antara lain,
Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari, Wanita yang
mempunyai penyakit, Pasca perjalanan, Konsumsi alkohol, Wanita yang memiliki
pasangan seksual lebih dari satu, Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk
menggunakan metode simptothermal, Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya
karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain, Wanita yang mengkonsumsi obat-
obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun
produksi lendir serviks.
Keuntungan
a. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b. Aman.
c. Ekonomis.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
e. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.

Keterbatasan
a. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit,
pasca perjalananmaupun konsumsi alkohol.
b. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
c. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
d. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar

Petunjuk bagi pengguna metode sim to thermal


Pengguna atau klien sim to thermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode
lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender.
Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan
suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya
setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi)
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggamakarena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncaklendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur,
periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang senggama harus dilakukan.

5) Metode Coitus Interuptus


Nama lain dari Coitus Interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi
atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa
latin disebut juga interrupted intercourse. Coitus interuptus adalah metode keluarga
berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum mencapai ejakulasi.

Cara Penerapan
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi
di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim. Angka kegagalan 4-
27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Manfaat kontrasepsi:
a. Efektif bila dilakukan dengan benar.
b. Tidak mengganggu produksi ASI.
c. Tidak ada efek samping
d. Tidak membutuhkan biaya.
e. Tidak memerlukan persiapan khusus.
f. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
g. Dapat digunakan setiap waktu.

Keterbatasan
a. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma
selama senggama.
b. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
c. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
d. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
e. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

Penilaian klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus
tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE
baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi
ini adalah Coitus Interuptus sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi pasangan suami istri
tersebut.
Teknik Melakukan Coitus Interuptus
a. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan
pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk
menggunakan metode senggama terputus.
b. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
c. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
d. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
e. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
f. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

C. Kondom
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik
untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai
aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
a. Cara Kerja Kondom :
Kondom menghentikan sperma mencapai telur.Ini menciptakan penghalang fisik –
hambatan ini memastikan pembuahan (kehamilan) tidak terjadi.Selain dibuat sangat tipis
terutama dari karet lateks atau polyurethane, kondom laki-laki mengandung pelumas, serta
spermisida yang baik menghancurkan atau merusak sperma.Spermisida tambahan juga
tersedia di sebagian besar apotek. Untuk menggunakan kondom secara efektif – untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dengan menggunakan kondom – penis tidak
boleh menyentuh vagina sebelum kondom telah ditempatkan.Seorang pria tidak perlu harus
ejakulasi sperma keluar dari penisnya, ini bisa terjadi sebelum ejakulasi.Para ahli mengatakan
bahwa penggunaan kondom secara signifikan membantu menghentikan penyebaran penyakit
menular seksual (penyakit menular seksual) atau IMS (infeksi menular seksual).Penting
untuk diingat bahwa seks oral juga merupakan rute untuk PMS.
b. Efek Samping :
Pada umumnya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa kasus
terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika latex kondomnya
ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna
menghindari reaksi alergi ini, maka sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane
atau kondom natural skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna
merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada
beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan
spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping
(Kusmarjadi, 2009).

Efek samping/masalah Penanganan


Kondom rusak atau diperkirakan bocor Buang dan pakai kondom baru atau pakai
(sebelum berhubungan) epermicidal digabung kondom.
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan Jika dicurigai ada kebocoran,
divagina saat berhubungan pertimbangkan pemberian morning after
pill
Dicurigai adanya reaksi alergi Reaksi alergi, meskipun jarang dapat
(epimicidal) sangat mengganggu dan bisa berbahaya.
Jika kondom menetap sesudah
berhubungan dan tidak ada gejala IMS,
berikan kondom alami (produk hewani :
lambskin atau gut) atau bantu klien meilih
metode lain.
Mengurangi kenikmatan hubungan Jika penurunan kepekaan tolerir biarpun
seksual dengan kondom yang lebih ipis, anjurkan
pemakaian metode lain.

c. Klasifikasi Kondom
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).
1. Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk
berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja
kondom yaitu mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita ( USU, 2009).

Jenis/tipe kondom pria adalah :


a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder
bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar
3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang
terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih
besar atau lebih kecil dari standar.
a) Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi
kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan
beraroma.
b) Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak
dipralubrikasi.
c) Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar
dipasarkan terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk
memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).

b. Thin dan Ultra-Thin


Bahan yang tipis bertujuan untuk meniru seks tanpa perlindungan apapun, agar Anda
bisa meningkatkan kenikmatan antara Anda dan pasangan Anda, Selain itu, kondom jenis
ini juga bisa mempertahankan ereksi. produk-produk ini disetujui oleh Food and Drugs
Association US (FDA).
Kondom jenis ini membantu pria untuk bisa bertahan lebih lama. Namun, jenis climax
control memiliki kekurangan: Pertama, lapisan dalam kondom dilapisi dengan pelumas
bersifat kebas (mengandung benzocaine atau lidocaine) yang ironisnya justru bisa
mematikan ereksi. Kedua, jika agen pembuat kebas ini menempel di vulva wanita,
pasangan Anda mungkin juga akan merasakan sensasi kebas di area vaginanya.
Sebenarnya, kebanyakan pria tidak memerlukan tambahan kendali karena sebuah kondom
biasa pun akan membatasi aliran darah ke penis, yang akan menunda ejakulasi.

c. Spermicide
Dirancang untuk menghentikan sperma Anda berenang ke dalam rahim,
jenis spermisida memiliki keunggulan yang lebih dalam aspek mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan. Namun, bahan kimia yang terkandung di dalamnya (nonoxynol-9) bisa
menyebabkan iritasi pada vulva wanita dan menyebabkan luka sobek kecil yang bisa
meningkatkan risiko penularan HIV atau penyakit seks menular lainnya. CDC dan WHO
sepakat bahwa kondom yang mengandung nonoxynol-9 tidak boleh dipromosikan dan
digunakan sebagai pencegahan infeksi atau penyakit. Selain itu, spermicide tidak boleh
digunakan lebih dari sekali dalam satu hari.

d. Added Sensation
Kini, kondom tersedia dengan berbagai pelumas yang memiliki banyak fitur —
dingin, panas, menggelitik — guna menambah sensasi dan gairah selama seks. Kondom
berfitur pelumas dingin, misalnya, mengandung menthol serta L-arginin, suplemen yang
berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke penis dan meningkatkan performa ereksi
saat dikonsumsi melalui mulut, walaupun penggunaan topikal belum diketahui pasti
efeknya. Beberapa ginekolog dan praktisi seks meragukan keamanan menthol sebagai
substansi tambahan dalam kondom. Menthol adalah alkohol, dan bisa mengiritasi alat
kelamin dan sensasi dinginnya mungkin akan terasa kurang nyaman bagi pasangan Anda.

e. Textured dan Her Pleasure


Setidaknya 30 persen wanita melaporkan kesulitan mencapai orgasme saat
berhubungan seks, dan inilah alasan mengapa begitu banyak kondom dengan berbagai
macam tekstur dan benjolan yang dirancang sedemikian rupa — guna meningkatkan
gesekan yang dialami oleh wanita terhadap dinding vagina. Namun, banyak juga yang
melaporkan jenis ini tidak memberikan efek yang signifikan terhadap perubahan sensasi
selama seks.

f. Reservoir tips dan Comfort fit


Dengan ruang tambahan di ujung kepala penis, kondom jenis ini menjamin ada
ruangan bagi air mani untuk berkumpul, mengurangi peluang kondom bocor atau copot
saat klimaks. Selain tambahan ruangan, jenis comfort fit memiliki pangkal kondom yang
pas badan dan ujung kepala yang besar sehingga bisa memberikan dorongan untuk pria
bergerak lebih leluasa saat berada di dalam pasangannya, yang juga akan meningkatkan
sensasi karena ujung penis tidak akan tergencet.

2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan
garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur.Cincin
polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di
vagina.Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan
pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini
menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom
lateks.Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks) tetapi
tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan.Kondom wanita ini dapat
mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan
dengan benar (Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekedar sebagai alat KB atau pengaman saja.
Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi
berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma. Berikut jenis-
jenis kondom yang banyak beredar dipasaran (Yuniico, 2009)
a. Kondom dengan aroma dan rasa. Aroma favorit yang bisa dipilih seperti coklat,
stroberi, durian, pisang dan mint.
b. Kondom berulir ( Ribbed condom ) memiliki keunikan dibentuknya yang berulir untuk
menambah kenikmatan pada saat bersenggama
c. Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada saat melakukan
senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa menggunakan kondom.
d. Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan efek
mengejutkan bagi wanita.
e. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk
mencegah kehamilan.
f. Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis dan fleksibel,
kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama bagi pria yang
kurang suka memakai kondom.
g. Kondom twist.
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada saat
bersenggama.
a) Kondom getar (Vibrating Condom).
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya Kondom yang
menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini bisa
bertahan hingga 30 menit.
b) Kondom baggy.
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di bagian
badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
c) Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong medicine)
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat
kuat(Yuniico, 2009).

Kelebihan dan Kelemahan


Berikut ini adalah beberapa macam kelebihan memakai kondom, yaitu :
1. Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
1) Efektif bila digunakan dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Tidak mengganggu kesehatan klien.
4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
(Saifuddin, 2003).

2. Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.


1) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2) Dapat mencegah penularan IMS.
3) Mencegah ejakulasi dini.
4) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik eksogen pada serviks).
5) Saling berinteraksi sesame pasangan.
6) Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)

3. Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.


1) Pria
a. Murah dan dapat dibeli secara umum.
b. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
c. Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d. Mudah cara pemakaiannya.
e. Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual (PMS)
f. Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
g. Tidak mengganggu produksi.
h. Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).

2) Wanita
a. Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS).
b. Tidak mengganggu produksi.
c. Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
d. Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil dibandingkan
kondom laki-laki.
e. Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).

Berikut ini adalah beberapa macam kekurangan memakai kondom, yaitu :


1. Kekurangan pemakaian kondom secara umum
1) Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
(Saifuddin, 2003).
2. Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
1) Pria
Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
2) Wanita
a. Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik saat berhubungan
intim.
b. Penampilan kurang menarik.
c. Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak sulit.
d. Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
e. Harganya masih mahal (USU, 2009).

Indikasi dan Kontra indikasi


1. Indikasi
Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan sekual dan belum menginginkan
kehamilan. Selain itu, untuk perlindungan maksimum terhadap infeksi menular seksual
(IMS) (Puspitasari, 2009).

2. Kontra indikasi
a) Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini.
b) Malformasi penis.
c) Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks (Puspitasari, 2009)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Metode keluarga berencana alamiah (KBA) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Maksudnya, cara alternatif yang dapat digunakan oleh pasangan usia subur selain
menggunakan alat atau obat. Namun masih banyak yang belum mengetahui cara kontrasepsi
dengan metode alamiah ini. Kebanyakan pasangan usia subur lebih memilih menggunakan
alat kontrasepsi dari bidan atau dokter karena dirasa lebih aman dan tingkat kegagalannya
rendah.

B. Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk mengatur atau
mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Metode KB alamiah adalah salah satu cara
kontrasepsi. Untuk merealisasikan cara KBA ini, kita sebagai tenaga medis harus
memberikan dan menyampaikan informasi yang secara lengkap dan jelas kepada masyarakat
tentang bagaimana cara melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar masyarakat
tahu dan merealisasikannya dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, BA. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagiankedua MK1–MK6).
Abdullah, Rhina. 2012. Pengertian Kontrasepsi. http://bidanrhyna.blogspot.com/. Diakses
pada tanggal 23 maret 2014. Cara Menghitung Masa Subur Wanita Untuk KB Alami.
http://www.masasuburwanita.com/. Diakses pada tanggal 24 maret 2014
dr. Cullin. Coitus Interuptus Method. http://www.plannedparenthood.org/. Diakses pada
tanggal 24 maret 2014.
Farahwati, Zehan. 2009. Program Keluarga Berencana. Universitas Indonesia.
Lusa. 2010. Metode Simtothermal or Symtothermal Method. Yogyakarta.
http://www.lusa.web.id/. Diakses pada tanggal 24 maret 2014
Priyanta. 2008. Kontrasepsi Metode Sederhana. http://bowiey.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 21 maret 2014.
Rizqia, Baiq Ida. 2012. Cara Mudah Ber-KB dengan KB Kalender.
http://akubaiq.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 maret 2014.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Yasir, Muhammad. 2011. Cara Menghitung Kontrasepsi KB Alami Sistem Kalender.
Makasar. Sulawesi Selatan . http://muhyasir.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 21 maret 2014.
Varney, Helen 2006, Asuhan kebidanan 2006, asuhankebidanan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai