Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ageng Mahendra Assidiq

NIM :2031600196
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen
Kelas : AA Pemasaran – MM UBL
Dosen Pengampu : Ibu Dr. Heni Iswati, S.E. MM
Tugas/Quiz : Kesepuluh

Pertanyaan

1. Bagaimana para pemasar menyesuaikan strategi pemasarannya sesuai dengan


budaya dan sub budaya?

Jawaban

1. Budaya merupakan cara manusia dan masyarakat untuk hidup, berkembang serta
dimana dimiliki bersama-sama oleh sekompok manusia yang kemudian
diwariskan dari generasi yang satu ke generasi lainnya. Budaya dalam bahas
inggris yakni culture yang secara etimologis berasal dari Bahasa Latin yakni
Colere yang memiliki arti mengolah ataupun mengerjakan. Budaya menurut
Koentjaraningrat memiliki pengertian segala daya dan kegiatan manusia untuk
mengolah dan mengubah alam. Sedangkan menurut Bapak Sosiologi Indonesia
Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi, budaya dan kebudayaan merupakan
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sedangkan Sub budaya
merupakan bagian-bagian yang lebih kecil dari budaya atau kebudayaan dimana
memberikan ciri-ciri yang lebih banyak dan berdasarkan sosialisasi khusus yang
terjadi bagi anggotanya.
Dalam sub kultur atau budaya terdiri dari bangsa, kelompok ras, agama,
dan kedaerah dari geografis. Menurut Solomon (2004), sub budaya terdiri dari
anggota-anggota yang memiliki kesamaan akan kepercayaan maupun
pengalaman yang membedakannya dengan anggota tersebut dari kelompok
lainnya. Setiap budaya dan sub budaya terdiri dari kelompok masyarakat tertentu,
berasal dari tempat tinggal yang berbeda, kondisi sosial, budaya dan ekonomi
yang berbeda pula. Dengan begitu maka kelompok anggota tersebut memiliki
keinginan dan kebutuhan yang berbeda pula. Misal dalam menentukan sebuah
produk barang atau jasa yang ingin dibeli maka akan berbeda dengan kelompok
lainnya karena berlandaskan pada beberapa preferensi-preferensi yang melatar
belakangi pemilihan produk tersebut. Misal dari segi umur, ras, latar belakang
suku, budaya, tempat tinggal yang berasal dari Pulau Sumatra misalnya akan
berbeda dengan anggota kelompok masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa dan
sebagainya.
Penulis mengambil contoh sub budaya atau sub kultur yang ada dan
menjadi bagian dari Indonesia. Sebut saja etnis Tionghoa, atau mereka-mereka
yang memiliki darah keturunan dari Cina bercampur dengan Indonesia. Tempat
mereka biasa dikenal dengan Pecinan, Pecinan ini hampir di semua negara
memiliki kota Pecinan dimana isinya banyak dari orang-orang keturunan Cina
tinggal, hidup dan melakukan kegiatan ekonominya. Sebagai contoh dalam etnis
Tionghoa yang ada di Indonesia, sebagian besar anggota kelompok ini tinggal di
utara Jakarta seperti di Kelapa Gading, Mangga Dua, PIK dan sebagainya.
Kemudian tidak hanya tinggal saja, namun menjalankan kegiatan ekonominya
juga berpusat ke daerah-daerah tersebut. Bisa diambil contoh di Youtube, konten
dari Jakarta Uncensored dengan mengambil judul FIGHT! Anak Gaul Jakut vs
Anak Gaul Jaksel.
Dimana anak gaul jakut ini notabene berasal dari etnis Tionghoa dalam
konten tersebut secara jelas terdapat perbedaan bagaimana anak gaul dari sub
kultur etnis Tionghoa menghabiskan uangnya, atau melakukan konsumsinya itu
mereka lebih memilih di Kelapa Gading, PIK dimana tempat-tempat tersebut
memang banyak banyak anggota masyarakat Tionghoa berada. Ketika ditanya ko
ga nongkrong di PIM atau Pondok Indah Mall di Jakarta Selatan, mereka bilang
kejauhan dan lebih asik nongkrong di PIK atau Pantai Indah Kapuk yang memang
kalau kita pergi kesana banyak banget misal restoran-restoran yang cenderung
dengan sub kultur etnis Tionghoa. Dengan kenyataan yang seperti itu, menjadi
clue atau acuan yang bisa dijadikan patokan oleh pemasar atau perusahaan yang
ingin menjual produk barang maupun jasa, maka harus disesuaikan dengan
preferensi-preferensi calon konsumen dan target pasarnya. Jika sudah memiliki
kesesuaian maka persentase konversi penjualan produk ke salesnya maka akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi pemasaran yang tidak
menyesuaikan dengan budaya dan sub budaya konsumen yang menjadi target
pasar dari pemasar.
Simpelnya bagi penulis begini, pemasar yang ingin melakukan pemasaran
terkait produk barang maupun jasanya maka ketika sudah menentukan konsumen
dan pasarnya. Kemudian disesuaikan dengan produk apa yang akan dijual,
apakah sudah menjawab permasalahan konsumen dan pasar itu sendiri apa
belum. Kemudian pemasar harus melakukan identifikasi terhadap konsumen dan
pasarnya baik itu secara geografis, demografis, maupun psikografis itu menjadi
sangat penting. Pengetahuan oleh pemasar terkait budaya dan sub budaya pada
konsumen dan pasar yang ingin dimasuki merupakan rencana yang strategis
karena akan mempengaruhi pemasaran dan produk ini apakah dapat diakses dan
berhasil menarik perhatian konsumen atau tidak. Nah dari pengetahuan baik itu
geografis, demografis, psikografis, budaya dan sub budaya maka pemasar akan
memiki banyak celah dan cara melakukan pemasarannya kepada konsumen.
Karena semakin dekat dan erat dengan kondisi konsumen dan juga dapat
menjawab kebutuhannya maka akan mendorong produk yang dipasarkan agar
lebih cepat diterima oleh masyarakat, konsumen dan pasar.

Selesai dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai