Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:

Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

PEMBERSIHAN LUKA DERMATITIS ATOPIK DENGAN


CAIRAN NORMAL SALIN

(Atopic Dermatitis Wound Cleaning with Normal Saline)

Tavip Dwi Wahyuni

Poltekkes Kemenkes Malang


e-mail: dwitavip@yahoo.com

ABSTRAK

Dermatitis atopik merupakan penyakit peradangan kronis yang terjadi pada orang/keluarga
dengan riwayat alergi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Cairan Normal
Salin untuk Pembersihan Luka pada Klien Dermatitis Atopik. Metode penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah semua penderita dermatitis atopik.Sampel penelitian ini
adalah penderita dermatitis atopik ringan sampai sedang. Besar sampel 20 responden dilakukan
secara Accidental Sampling. Kesimpulan penelitian adalah ada Pengaruh Pemberian Cairan Normal
Salin untuk Pembersihan Luka Klien Dermatitis Atopik

Kata Kunci : Dermatitis Atopik, Pembersihan Luka, Normal Salin, Derajat Inflamasi

ABSTRACT

Atopic Dermatitis is a chronic inflammatory disease happening in people/families with


a history of allergies. The purpose of this research was to determine the influence Of Fluid
Normal Saline for cleaning Wounds to the condition of the Scars on the client Atopic
Dermatitis. The method of this research is quasi experiment. The population of this research
is all the atopic dermatitis. The method of this research is quasi experiment. The population
of this research is all the atopic dermatitis. Of the sample of respondents was conducted in
20 Accidental Sampling. The results is Normal Saline can be effect for cleaning Wounds on
Atopic Dermatitis.

Keywords: Atopic dermatitis, wound cleaning, Normal Salin, Degree of Inflammation

LATAR BELAKANG nyaman dan amat mengganggu (Anglingsari.


2000).
Dermatitis atopik merupakan penyakit Uji epidemiologis tetap menetapkan
kulit yang bersifat kronis, dapat terjadi selama bahwa penyakit ini merupakan masalah
bertahun-tahun, bahkan seumur hidup, sering umum yang pada setengah abad terakhir
kambuh dan mengganggu kegiatan sehari- bertambah banyak.Di Indonesia pada tahun
hari akibat rasa gatal yang hebat. Kelainan 2000 ditemukan 23,67% kasus dermatitis
ini terutama terjadi pada bayi dan anak, atopik anak dari 611 kasus baru penyakit kulit
menghilang pada 50% kasus saat remaja, lainnya dan berada pada peringkat pertama
tetapi dapat menetap atau bahkan dimulai dari 10 penyakit kulit anak terbanyak pada 7
pada masa dewasa (Pikiran Rakyat, 2007). rumah sakit di lima kota di Indonesia (Lestari,
Mayo Foundation for Medical dkk. 2004).
Education and Research menyatakan, Jumlah kunjungan pasien tahun 2009 di
dermatitis atopik dapat menyebabkan Puskesmas Grati Pasuruan diketahui
penurunan rasa percaya diri, rasa tidak sejumlah 2.597 kunjungan penyakit alergi, 60

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 79
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

% (1.580) kunjungan didiagnosa penyakit kulit Tujuan Khusus adalah (1)mengetahui


alergi, 20% (215) kunjungan dari penyakit kondisi luka sebelum diberi cairan normal
kulit alergi didiagnosa dermatitis atopik salin, (2) mengetahui kondisi luka sesudah
(Puskesmas Grati, 2007). diberi cair an normal salin, dan (3)
Gejala utama dermatitis atopik adalah membedakan kondisi luka sebelum dan
pruritus, dapat hilang timbul sepanjang hari, sesudah diberi cairan normal salin.
tetapi umumnya pada malam hari akibatnya Dermatitis atopik merupakan penyakit
penderita akan menggaruk sehingga timbul peradangan kronis (hilang timbul) yang terjadi
bermacam-macam kelainan kulit berupa pada orang-orang/keluarga dengan riwayat
papul, likenifikasi, eritema, ekskoriasi, atopik. Sedangkan istilah atopi adalah suatu
eksudasi dan krusta (Anglingsari, 2000). kelainan herediter dari golongan penyakit
Penatalaksanaan pengobatan yang alergi baik pada diri sendiri maupun anggota
umum diberikan pada klien yang didiagnosis keluarganya (Marwali. 1990).
dermatitis atopik adalah Dexametason, CTM, Etiologi dan faktor pencetus dermatitis
Hydrocortison salep (kortikosteroid topikal) atopik antara lain: (1) Faktor herediter,
atau Betametashon salep. Riwayat keluarga ditemukan sekitar 70%
Sebelum pemakaian obat topikal pada semua kasus. Pada kondisi atopi kontrol
umumnya dilakukan tindakan hidrasi kulit. dari produksi IgE di bawah pengaruh suatu
Dengan penggunaan pelembab, mandi teratur, gen dominan pada kromosom 11q13, (2)
dan pembersihan luka. Pembersihan luka Imunologik, Adanya peningkatan dari antibodi
dengan normal salin bertujuan untuk IgE spesifik di dalam serum terdapat antigen
membersihkan kulit, menghilangkan krusta, dari makanan atau inhalasi, (3) Stress
skuama, obat lama dan mampu emosional, Gatal sering timbul saat pikiran
meningkatkan penetrasi transepidermal sedang kemelut, (4) Perubahan suhu atau
kortikosteroid topikal. Sehingga mempercepat kelembapan udara, dan (5) Suhu lingkungan
penyembuhan luka yang ditandai dengan dengan kelembapan rendah menyebabkan
penurunan derajat inflamasi (Morinson. 1992) overheating, kulit kering dan gatal, Sensitisasi
dan (Lestari, dkk. 2004). meningkatkan IgE spesifik dan peningkatan
Normal salin merupakan cairan iso respon IgE total menyebabkan peningkatan
osmotik, steril, bebas pirogen, non toksik aktifitas sel-sel inflamasi (Irga. 2008).
terhadap jaringan tubuh manusia serta efektif Tahap-tahap dermatitis atopik dimulai
terhadap adanya material organik pada luka dari kemerahan kulit yang bisa dipicu oleh
seperti darah, pus dan jaringan nekrotik oleh bahan-bahan iritan, atau alergen. Terjadi
karena itu pembersihan luka dengan normal proses inflamasi yaitu mediator inflamasi (sel
salin ini dianggap lebih efektif dibandingkan mast, basofil, sel Th2, eosinofil) dilepaskan di
hanya sekedar penggunaan pelembab dan kulit sehingga menyebabkan inflamasi/
mandi teratur. peradangan, kulit kering, sangat gatal, ada
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin respon menggaruk, sehingga terasa perih,
meneliti pengaruh pemberian cairan normal terkadang melepuh lalu pecah (Monica S.
salin untuk pembersihan luka terhadap kondisi 2008).
luka pada klien dermatitis atopik di wilayah Penatalaksanaan dermatitis atopik terdiri
kerja Puskesmas Grati Pasuruan. atas pengobatan, identifikasi dan
Tujuan umum penelitian adalah penghindaran faktor pencetus. Tindakan
mengetahui pengaruh pemberian cairan hidrasi kulit dilakukan sebelum pemberian obat
normal salin untuk pembersihan luka terhadap topikal. Hidrasi Kulit : (1). Penggunaan
kondisi luka pada klien dermatitis atopik pelembab kulit, Pelembab dapat mengurangi
kekeringan kulit dan rasa gatal. Mengurangi

80 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

keinginan untuk menggaruk, sehingga kulit nekrotik, 3) Mampu mengurangi jumlah


tidak mudah teriritasi, (2)Mandi teratur / mikroorganisme di permukaan luka, 4) Biaya
mandi rendam, Mandi secara teratur dapat murah dan mudah didapat, 5) Stabil, dan 6)
melembabkan kulit dan melepaskan krusta, Hipoalergik dan tidak menimbulkan reaksi
3)Pembersihan Luka, Pembersihan luka yaitu sensitivitas (Morinson. 2003) dan (Pamela
pengeluaran debris organik maupun anorganik dalam Danis dkk. 2007).
sebelum menggunakan balutan untuk Pembersihan luka dimulai dari persiapan
mempertahankan lingkungan yang optimum alat dan bahan, pelaksanaan dan
pada tempat luka untuk proses penyembuhan evaluasi.Persiapan: Normal Salin 200ml
yang bertujuan untuk membersihkan kulit, (tergantung luas area luka),Obat topikal, Kasa
menghilangkan krusta, skuama, dan obat lama / kapas steril 10 buah, Handschon, Pengalas
(Morinson. 1992) dan (Lestari, dkk. 2004). dan Bengkok/Tempat sampah.
Pembersihan luka yaitu pengeluaran Evaluasi :1) Krusta, skuama, obat lama
debris organik maupun anorganik sebelum hilang, 2) Mengamati keadaan luka/tanda
menggunakan balutan untuk inflamasi (luas, eritema, papul, ekskoriasi,
mempertahankan lingkungan yang optimum kekeringan kulit, dan likenifikasi), dan 3)
pada tempat luka untuk proses penyembuhan Respon klien saat pencucian luka.Evaluasi
yang bertujuan untuk membersihkan kulit, Penurunan Derajat Inflamasi Dermatitis
menghilangkan krusta, skuama, dan obat Atopik.Faktor yang Mempengaruhi Luka
lama(Morinson. 1992) dan (Lestari, dkk. Dermatitis Atopik, 1) Gizi buruk, Gizi buruk
2004). memperlambat penyembuhan luka karena
Pengobatan dermatitis atopik adalah (1) untuk proses penyembuhan luka, diperlukan
Kortikosteroid topikal, Kortikosteroid topikal bantuan vitamin dan zat-zat lain dalam tubuh
digunakan untuk mengatasi inflamasi/ yang bekerja bersama-sama.Daya tahan
peradangan yang membuat rasa gatal dan tubuh tertekan, 2) Penggunaan obat
kering. Steroid bekerja dengan mencegah kemoterapi memperlambat penyembuhan
pelepasan fosfolipid dari membran sel luka. Karena dalam proses penyembuhan,
kemudian mencegah perubahannya menjadi diperlukan sistim kekebalan tubuh untuk
prostaglandin dan mediator inflamasi lainnya, membersihkan sisa-sisa jaringan mati dan
(2) Antibiotik, Jika ada infeksi sekunder membuat daerah luka siap untuk diperbaiki,
antibiotik terutama ditujukan pada bakteri 3) Obat-obatan, Obat anti pruritus/sedatif
Staphylococcus, (3) Anti Pruritus/Sedatif, dapat meminimalkan rasa gatal sehingga
Kecemasan atau stress emosional ikut mencegah terjadi garukan yang nantinya
berperan pada dermatitis atopik, obat anti memperparah gambaran dan der ajat
pruritus/sedatif untuk mengurangi rasa gatal inflamasi, 4) Diabetes
(Lestari, dkk. 2004) dan (Monica S. 2008). Penderita diabetes dengan kadar gula
Normal salin merupakan lar utan darah tidak terkontrol, bila mengalami luka
fisiologis, iso osmotik, larutan jernih tak maka luka tersebut sulit sembuh, 5) Radiasi,
berwarna, steril, bebas pirogen. Dengan Radiasi dapat menghambat pembentukan
komposisi setiap 1000 ml larutan mengandung kolagen yang diperlukan dalam penyembuhan
9gr Natrium Chlorida.. luka. Luka yang menyembuh juga lebih rapuh
Normal salin dianggap sebagai cairan dan mudah terbuka kembali, 6) Penyakit,
pencuci luka yang ideal dengan kriteria Penyakit dapat mempengaruhi seluruh tubuh,
sebagai berikut: 1) Non toksik terhadap membuat kemampuan tubuh untuk
jaringan tubuh manusia/viable tissue, 2) memperbaiki sel-sel yang rusak menjadi
Efektif terhadap adanya material organik terganggu. Penyembuhan berjalan lebih
pada luka seperti darah, pus, dan jaringan lambat dari biasanya, 7) Merokok, Nikotin

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 81
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

dalam rokok menyebabkan diameter SCORAD menilai derajat inflamasi dermatitis


pembuluh darah mengecil sehingga aliran atopik berdasarkan data obyektif yaitu luas,
darah yang membawa oksigen ke daerah luka edema, eritema, ekskoriasi, likenifikasi, krusta,
juga berkurang. Selain itu, rokok juga dan data subyektif yaitu gatal, gangguan tidur.
menghambat pembentukan beberapa sel yang
penting dalam penyembuhan luka. Karbon
Rumus SCORAD = A/5 + 7B/2 + C
monoksida dalam rokok juga akan
berkompetisi dengan oksigen, sehingga
jaringan luka kekurangan oksigen. Hal ini Keterangan :
dapat menimbulkan kematian dari jaringan, A : adalah jumlah luas permukaan kulit yang
8) Stres, Energi tubuh digunakan untuk terkena dermatitis atopik di luar kulit
mengatasi keadaan stres sehingga kering dengan mengikuti rule of nine
penyembuhan luka menjadi terhambat, 9) dengan jumlah skor tertinggi kategori A
Infeksi, Tubuh selain harus bekerja dalam adalah 100.
menyembuhkan luka, juga harus bekerja
dalam melawan infeksi yang ada, sehingga
tahap peradangan berlangsung lebih lama, 10)
Usia, Semakin usia bertambah tua, mekanisme
sel dalam penyembuhan mempunyai respon
lebih lambat dan bekerja dengan kurang
efektif.
Proses Penurunan Inflamasi Dermatitis
Atopik. Untuk mengetahui kondisi dan
perkembangan penyembuhan luka dermatitis
atopik dilihat dari derajat inflamasi. Luka
dermatitis atopik dikatakan membaik jika skor Gambar 1. Rule of nine sebelum usia 2
inflamasi mengalami penurunan. Derajat tahun
inflamasi diukur berdasarkan: 1) Luas luka,
b) Tanda-tanda inflamasi. Tanda inflamasi
yaitu eritema, indurasi, ekskoriasi, papul, dan
likenifikasi.Eritema adalah kemerahan kulit
karena pelebaran pembuluh-pembuluh
darah.Indurasi adalah pengerasan, misalnya
tentang jaringan. Ekskoriasi adalah kerusakan
kulit yang lebih dalam dari pada kulit jangat
sehingga berdarah (lecet). Paul adalah
tonjolan kulit yang kecil, berbatas jelas dan
padat. Likenifikasi adalah perubahan suatu
erupsi kulit misalnya eksema, sehingga
berwujud seperti liken (penyakit kulit yang
Gambar 2. Rule of nine usia > 2 tahun
ditandai dengan bintil-bintil kecil padat, teratur
secara berkelompok), kulit menjadi lebih tebal
B : adalah jumlah dari 6 kriteria inflamasi
dan garis-garis kulit menjadi lebih jelas, dan
yaitu eritema/kemerahan, edema/papul/
3) Keluhan gatal dan gangguan tidur (Kamus
gelembung yang melepuh, oozing/krusta,
Kedokteran.2003).
ekskoriasi, likenifikasi/berkerak/bersisik,
Penilaian Derajat Inflamasi Dermatitis
keringan kulit, semua mempunyai nilai
Atopik Metode SCORAD. Metode
masing-masing berskala 0-3 (0 = tidak

82 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

ada, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat),


jumlah skor tertinggi kategori B ini
adalah 18.

Gambar 7. Eritema, skor 2

Gambar 3. Papul, skor 1

Gambar 8. Eritema, skor 3

Gambar 4. Papul, skor 2

Gambar 9. Ekskoriasi, skor 1

Gambar 5. Papul, skor 3

Gambar 10. Ekskoriasi, skor 2


Gambar 6. Eritema, skor 1

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 83
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Gambar 11. Ekskoriasi, skor 3


Gambar 15. Krusta, skor 1

Gambar 12. Likenifikasi, skor 1 Gambar 16. Krusta, skor 1

Gambar 13. Likenifikasi, skor 2


Gambar 17. Krusta, skor 1

C : adalah jumlah dari nilai gatal dan


gangguan tidur dengan skala 0 – 10
dengan jumlah skor tertinggi kategori C
adalah 20.
(C. Gelmeti, C. Colonna. 2004), dan
(Stalder, A. J. SCORAD. 2008)

Berdasarkan rumus SCORAD A/5 +


Gambar 14. Likenifikasi, skor 3 7B/2 + C didapatkan skor maksimal 103.
Berdasarkan dari penilaian SCORAD
dermatitis atopik digolongkan menjadi:

84 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

1. Dermatitis atopik r ingan (skor


SCORAD <15): perubahan warna kulit
menjadi kemerahan, kulit kering yang
ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi
sekunder.
2. Dermatitis atopik sedang (skor
SCORAD antara 15–40): kulit
kemerahan, infeksi kulit ringan atau
sedang, gatal, gangguan tidur, dan
likenifikasi.
3. Dermatitis atopik berat (skor SCORAD
>40): kemerahan kulit, gatal, likenifikasi,
gangguan tidur, dan infeksi kulit yang
semuanya berat. Gambar 18. Rule of nine usia > 2 tahun
(Itqiyah Nurul. 2007)
Berdasarkan rumus SCORAD A/5 +
Keterangan : 7B/2 + C didapatkan skor maksimal 103.
Berdasarkan dari penilaian SCORAD
Rumus SCORAD = A/5 + 7B/2 + C dermatitis atopik digolongkan menjadi:

Rumus SCORAD 1. Dermatitis atopik r ingan (skor


SCORAD <15): perubahan warna kulit
A : adalah jumlah luas permukaan kulit yang menjadi kemerahan, kulit kering yang
terkena dermatitis atopik di luar kulit ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi
kering dengan mengikuti rule of nine sekunder.
dengan jumlah skor tertinggi kategori A 2. Dermatitis atopik sedang (skor
adalah 100. SCORAD antara 15–40): kulit
B : adalah jumlah dari 6 kriteria inflamasi kemerahan, infeksi kulit ringan atau
yaitu eritema/kemerahan, edema/papul/ sedang, gatal, gangguan tidur, dan
gelembung yang melepuh, oozing/krusta, likenifikasi.
ekskoriasi, likenifikasi/berkerak/bersisik, 3. Dermatitis atopik berat (skor SCORAD
keringan kulit, semua mempunyai nilai >40): kemerahan kulit, gatal, likenifikasi,
masing-masing berskala 0-3 (0 = tidak gangguan tidur, dan infeksi kulit yang
ada, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat), semuanya berat.
jumlah skor tertinggi kategori B ini (Itqiyah Nurul. 2007)
adalah 18.
C : adalah jumlah dari nilai gatal dan METODE
gangguan tidur dengan skala 0 – 10
dengan jumlah skor tertinggi kategori C Desain penelitian yang dipakai adalah
adalah 20. quasi eksperimen. Dalam hal ini, peneliti
(C. Gelmeti, C. Colonna. 2004), dan melakukan tindakan pembersihan luka dan
(Stalder, A. J. SCORAD. 2008) mengamati pengaruh pembersihan luka
dengan normal salin terhadap kondisi luka
pada klien dermatitis atopik menggunakan alat
ukur SCORAD.
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua klien dermatitis atopik di wilayah kerja
Puskesmas Grati Pasuruan.

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 85
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Tehnik pengambilan sampel keadaan luka, apakah ada tanda-tanda


menggunakan Acidental Sampling yaitu inflamasi yaitu eritema, indurasi, ekskoriasi,
tehnik penentuan sampel berdasarkan papul, dan likenifikasi pada klien dermatitis
spontanitas, artinya siapa saja yang secara atopik menggunakan alat ukur SCORAD
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan (terlampir).
sesuai dengan karakteristiknya, maka orang Pengumpulan data dilakukan dengan
tersebut dapat digunakan sebagai sampel/ teknik observasi dan wawancara. Peneliti
responden (Riduwan, 2003). melakukan wawancara untuk mencari
Kriteria sampel dalam penelitian ini responden sesuai kriteria inkluasi, sedangkan
dibedakan dalam kr iteria inklusi dan observasi untuk mengkaji kondisi luka pada
eksklusi.Kriteria inklusi: Klien dermatitis klien dermatitis atopik sebelum dan setelah
atopik sedang, Responden berumur > 20 dibersihkan dengan cairan normal
tahun, Ber sedia menjadi responden, salin.Langkah-langkah pengumpulan data
Responden tidak mempunyai penyakit adalah sebagai berikut :1) Memilih responden
penyerta (DM, Ca dalam proses terapi/ sesuai kriteria. 2) M emberikan infomed
kemoterapi/radiasi), Tidak merokok, status consent.3) Melakukan observasi kondisi luka
gizi baik. Kriteria eksklusi: Klien dermatitis sebelum diberi cairan NS. 4) Melakukan
non atopik, Responden berumur < 20 tahun, perawatan/pembersihan luka dengan cairan
Tidak bersedia menjadi responden, NS pada (pertama dilakukan oleh peneliti dan
Responden dengan penyakit penyerta (DM, selanjutnya dilakukan oleh keluarga secara
Ca dalam proses terapi/kemoterapi/radiasi), mandiri), (panduan terlampir). 5) Melakukan
Merokok, status gizi buruk observasi terhadap kondisi luka setelah diberi
Penelitian dilaksanakan pada bulan cairan NS setiap 3 hari selama 2 kali.
Nopember 2008 dan lokasi penelitian di 6) Membandingkan perubahan kondisi luka
wilayah kerja Puskesmas Grati Pasuruan. sebelum dan setelah diberi cairan NS.Dengan
Variabel penelitian. Variabel bebas yaitu Metode SCORAD : menilai derajat inflamasi
pemberian cairan NS untuk pembersihan dermatitis atopik berdasarkan data obyektif
luka.Variabel terikat yaitu kondisi luka.Definisi yaitu luas, edema, eritema, ekskoriasi,
operasional ; Pengaruh adalah suatu dampak likenifikasi, krusta, dan data subyektif yaitu
dari pembersihan luka dengan cairan NS pada gatal dan gangguan tidur.
klien dermatitis atopik sebelum dan setelah Setelah data terkumpul dari hasil
diberikan cairan NS ; Pemberian cairan observasi, kemudiandilakukan tabulasi dan
normal salin adalah perawatan luka dengan dilakukan penyekoran sesuai r umus
menggunakan cairan normal salin untuk SCORAD, kemudian dilakukan pengolahan
membersihkan kulit, menghilangkan krusta, data dan disajikan dalam bentuk tabel dan
skuama atau kotoran lain. Tenik pemberian grafik. Analisa data dalam penelitian ini
cairan Normal Salin (terlampir); Cairan menggunakan WilcoxonSignedRanks Test..
Normal Salin adalah larutan pencuci luka
yang jernih, isotonis, tidak iritan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
hipoalergenik serta dapat melindungi jaringan
granulasi ; Klien dermatitis atopik adalah klien Penelitian dilaksanakan selama bulan
yang mempunyai penyakit infeksi kronis Nopember 2008 di Wilayah kerja Puskesmas
(hilang timbul) pada kulit yang tidak diketahui Grati. Sampel yang diambil adalah penderita
penyebabnya yaitu respon alergi yang dermatitis yang sesuai kriteria inklusi dan
sifatnya herediter terhadap makanan, debu, berobat di Puskesmas Grati saat penelitian
kelembaban udara, perubahan suhu dan dilaksanakan dan perkembangannya diikuti
respon emosional ; Kondisi luka adalah melalui kunjungan rumah.

86 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Sampel yang memenuhi criteria jumlah kunjungan pasien , jenis penyakit, jenis
inklusi pada awalnya diberikan informed kunjungan dan membuat rekapan data
consent kemudian dilakukan wawancara dan khususnya Dermatitis, seperti pada diagram
obeservasi keadaan luka dermatitisnya gambar 19.
dengan metode SCORAD selanjutnya diberi Karakteristik Responden berdasarkan
perlakuan berupa pembersihan luka dengan jenis kelamin dan karakteristik responden
menggunakan cairan Normal Salin (NS). berdasarkan umur. Jumlah responden dalam
Responden juga diberikan penjelasan tentang penelitian adalah 20 responden. Responden
cara perawatan luka dengan menggunakan yang diambil adalah responden yang berobat
NS. Tindakan selanjutnya adalah observasi ke unit rawat jalan Puskesmas Grati yang
keadaan luka setiap 2 hari sekali sebanyak 2 dilaksanakan pada Bulan Nopember 2008.
kali dengan metode SCORAD.
Gambaran umum lokasi penelitian.Letak 2360
geografis di wilayah Kec. Grati (15 km dari
Pusat kota Kab. Pasuruan). Wilayah kerja 8 2350
desa dan 1 kelurahan dengan jumlah De…
2340
penduduk tahun 2007 = 50.881 jiwa
.Gambaran Sektor dari Puskesmas Grati 2330
sebagai Pusat Layanan Masyarakat di Thn. 2006
Thn.
Thn.2008
2007 Jan-Nop'08
Kab.Pasuruan mempunyai sarana pelayanan
kesehatan yaitu: Puskesmas induk : 1, Sumber: Rekam Medik Puskesmas Grati tahun
Puskesmas pembantu: 2 dan 5 Polindes. 2008
Tenaga Kesehatan di PKM Grati ini 76 orang
yang terdiri :Dokter umum : 4 orang, Dokter Gambar 19. Diagram Data kunjungan
gigi : 1, Perawat : 18,Bidan : 6 dan lain-lain : penyakit Dermatitis
47. Jenis layanan di Puskesmas ini adalah: diPuskesmas Grati Tahun
2006, Tahun 2007 dan Bulan
Rawat jalan yang terdiri dari BP umum, BP
Januari s.d Nopember Tahun
Gigi, KIA/KB, Gizi. Rawat Inap : 34 TT ( 8
2008
TT VIP), Persalinan : 2 TT .BP 24 jam/UGD
: 4 TT serta fasilitas Laboratorium dan Fisio Jumlah penyakit dermatitis di wilayah
terapi. Puskesmas Grati mengalami kenaikan jumlah
Data kunjungan Puskesmas Grati. Data seperti pada tabel 1 yaitu tahun 2006
Kunjungan Rawat Jalan tahun 2006 sebanyak sebanyak 2340, tahun 2007 sebanyak 2345
44.369 meliputi pasien Askes sebanyak 5.671, orang dan 2360 bulan Jan s/d Nopember
Umum sebanyak 23.225 dan Askeskin tahun 2008.
15.473.Setiap pelayanan baik Rawat jalan atau
Rawat inap dicatat atau didokumentasikan Hasil
pada buku register rawat jalan dan register
rawat inap. Buku register tersebut memuat Angka kejadian dermatitis atopik

Tabel l. Distribusi frekuensi angka kejadian Dermatitis Atopik di Puskesmas Grati Bulan Nopember
Tahun 2008

Penyakit frekwensi Prosentase


Dermatitis Atopik 20 100 %
Jumlah 20 100 %

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 87
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Hubungan antara Pembersihan Luka Dermatitis Atopik merupakan penyakit


dengan Kondisi Luka peradangan kronis (hilang timbul) yang terjadi
pada orang-orang / keluarga dengan riwayat
atopik.
Dermatitis atopik merupakan penyakit
kulit yang bersifat kronis, dapat terjadi selama
bertahun-tahun, bahkan seumur hidup, sering
kambuh dan mengganggu kegiatan sehari-hari
akibat rasa gatal yang hebat.
Dalam penelitian ini menunjukkan angka
kejadian dermatitis atopik diwilayah kerja
Puskesmas Grati cenderung meningkat dari
tahun ke tahun dan cenderung menetap
Gambar 20. Grafik Gambaran skor kondisi sampai dewasa (bersifat kronis). Dilihat dari
luka dengan metode SCORAD 20 responden 60% responden yang berumur
sebelum dan sesudah dilakukan diatas 40 tahun mengalami dermatitis dan
pembersihan luka dengan
40% dibawah 40 tahun. Tingginya angka
menggunakan NormalSalin (NS)
kejadian dermatitis tersebut kemungkinan
dipengaruhi antara lain dari keadaan geografis
Dari diagram 4.4 diatas menunjukkan
Pasuruan yaitu kondisi lingkungan yang panas
bahwa reponden yang dilakukan pembersihan
dan kebiasaan masyarakat dalam
luka dengan menggunakan cairan Normal
mengkonsumsi ikan laut dalam makanan
Salin kondisi luka dermatitis mengalami
sehari-hari yang merupakan salah satu faktor
penurunan derajat inflamasi yang
pencetus timbulnya kekambuhan penyakit
digambarkan dengan menurunan skor sebelum
dermatitis atopik Menurut Irga 2008Etiologi
dan sesudah dilakukan perlakuan. Hal
dan faktor pencetus dermatitis atopik antara
tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada
lain: Faktor herediter, Imunologik (Adanya
perbaikan kondisi luka dermatitis sebelum dan
peningkatan dari antibodi IgE spesifik di dalam
sesudah dilakukan pembersihan luka dengan
serum terdapat antigen dari makanan atau
menggunakan cairan Normal Salin.
inhalasi), Stress emosional, Perubahan suhu
Pengukuran kondisi luka dengan metode
atau kelembapan udara, Kontak dengan
SCORAD dilakukan 3 hari sekali selama 2
makanan dan bahan pakaian yang bersifat
kali. (Hasil Pengukuran dengan Metode
alergi atau iritan. Hal tersebut menimbulkan
SCORAD dan Foto terlampir)
reaksi sensitisasi sehingga meningkatkan IgE
Dari hasil analisa dengan menggunakan
spesifik dan peningkatan respon IgE total
ujiNonparametric Correlations(Spearmen’s
menyebabkan peningkatan aktifitas sel-sel
rho) pada program SPSS menunjukkan ada
inflamasi .
Pengaruh Pembersihan Luka dengan
Personal hygine dan cara perawatan
menggunakan Cairan Normal Salin terhadap
luka juga merupakan faktor yang penting dan
Kondisi Luka pada Klien Dermatitis Atopik
berpengaruh terhadap perkembangan kondisi
dengan nilai ( P= 0,000 ).
luka dermatitis. Tahap-tahap dermatitis
Hal tersebut menunjukkan adanya
atopik dimulai dari kemerahan kulit yang bisa
pengaruh Pembersihan Luka dengan
dipicu oleh bahan-bahan iritan, atau alergen.
menggunakan Cairan Normal Salin terhadap
Terjadi proses inflamasi yaitu mediator
Kondisi Luka pada Klien Dermatitis Atopik.
inflamasi (sel mast, basofil, sel Th2, eosinofil)
Pembahasan dilepaskan di kulit sehingga menyebabkan
inflamasi/peradangan, kulit kering, sangat

88 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

gatal, ada respon menggaruk, sehingga terasa darah, pus, dan jaringan nekrotik, Mampu
perih, terkadang melepuh lalu pecah (Monica mengurangi jumlah mikroorganisme di
S. 2008). permukaan luka, Biaya murah dan mudah
Penatalaksanaan dermatitis atopik terdiri didapat ser ta Hipoalergik dan tidak
atas pengobatan, identifikasi dan menimbulkan reaksi sensitivitas.
penghindaran faktor pencetus. Tindakan Dari hasil Nonparametric
hidrasi kulit dilakukan sebelum pemberian obat Correlations(Spearmen’s rho) pada program
topikal merupakan tindakan yang penting. SPSS menunjukkan ada Pengaruh
Tindakan hidrasi kulit atau pembersihan luka Pembersihan Luka dengan menggunakan
ini tujuannya adalah membersihkan krusta Cairan NormalSalin terhadap Kondisi Luka
akibat dari eksudat yang mengering dan pada Klien Dermatitis Atopik dengan nilai (
bercampur sisa obat lama ataupun keringat P= 0,000).
serta melembabkan kulit .
Normal salin merupakan cairan iso KESIMPULAN DAN SARAN
osmotik, steril, bebas pirogen, non toksik
terhadap jaringan tubuh manusia serta efektif Kesimpulan
terhadap adanya material organik pada luka
seperti darah, pus dan jaringan nekrotik oleh Dari hasil analisa data dan pembahasan
karena itu dalam penelitian ini untuk penelitian yang sudah diuraikan dapat ditarik
pembersihan luka menggunakan normal salin. kesimpulan sebagai berikut: Dar i 20
Dalam penelitian ini responden yang Responden yang mengalami dermatitis atopik
mengalami dermatitis diberi perlakuan sebelum dan sesudah dilakukanpembersihan
pembersihan luka dengan menggunakan luka dengan menggunakan cairan Normal
cair an Normal Salin menunjukkan Salin menunjukkan perkembangan kondisi
perkembangan kondisi luka bagus yang luka bagus yang ditandai dengan penurunan
ditandai dengan penurunan derajat inflamasi derajat inflamasi pada luka dermatitis yang
pada luka dermatitis yang diukur dengan diukur dengan metode Scorad.Terdapat
metode Scorad seperti pada diagram 4.4 hubungan yang signifikan pembersihan luka
Pembersihan luka disini tujuannya adalah dengan menggunakan cairan NormalSalin
untuk pengeluaran debris organik maupun dengan Kondidi Luka pada klien dermatitis
anorganik sebelum menggunakan balutan Atopik yang ditunjukkan dengan
untuk mempertahankan lingkungan yang Nonparametric Correlations (Spearmen’s
optimum pada tempat luka untuk proses rho) pada programSPSS juga menunjukkan
penyembuhan yang ber tujuan untuk ada dengan nilai ( P= 0,000).
membersihkan kulit, menghilangkan krusta,
skuama, dan obat lama. Saran
Pemilihan Cairan yang digunakan adalah
Cairan Normal salin ini karena cairan ini Bagi klien. Cairan Normal Salin (NS)
merupakan larutan fisiologis, iso osmotik, dapat digunakan sebagai salah satu cairan
larutan jernih tak berwarna, steril, bebas yang digunakan dalam perawatan atau
pirogen. Dengan komposisi setiap 1000ml pembersihan luka pada klien dengan
larutan mengandung 9gr Natrium Colorida. Dermatitis Atopik karena cairan Normal salin
Normal salin dianggap sebagai cairan pencuci ini bersifat Non toksik terhadap jaringan tubuh
luka yang ideal dengan kriteria sebagai , Efektif terhadap pembersihan luka seperti
berikut: Non toksik terhadap jaringan tubuh darah, pus, dan jaringan nekrotik serta mampu
manusia/viable tissue, Efektif terhadap mengurangi jumlah mikroorganisme di
adanya material organik pada luka seperti permukaan luka. Cairan ini juga murah dan

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 89
Versi online:
Tavip Dwi Wahyuni http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

mudah didapat serta Hipoalergik dan tidak Harahap Marwali. 1990. Penyakit Kulit.
menimbulkan reaksi sensitivitas sehingga Jakarta: PT Gramedia
dapat digunakan secara mandiri oleh
klien.Bagi pengembangan ilmu dan teknologi Irga. 2008. http//iwanshari.blogspot.com,
keperawatan:Sebagai penelitian pendahuluan diakses pada tanggal 11 Februari 2008
tentang teknik pembersihan luka dengan
normal salin secara tepat dalam memberikan Itqiyah Nurul. 2007. Dermatitis Atopi
asuhan keperawatan klien dermatitis Dermatologic Therapy (eksema).
atopik.Sebagai salah satu sumber informasi (ht t p :/ / www. s eha t gr ou p . web . id/
bagi pelaksanaan keperawatan tentang guidelines/isiGuide, diakses 12
pembersihan luka pada klien dermatitis atopik November 2007)
dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan J H Lee. 2007. The effect of wet-wrap
dressing on epidermal barrier in
teknologi keperawatan.
patients with atopic dermatiti. (http://
DAFTAR PUSTAKA www.Rch.Org.Au, diakses 12
November 2007)
Admin. 2007. Tentang penyakit eksim
(eczema) atau dermatitis atopik. (http:/ Lloyd JM. (2004). Minimising pain at
/astaqauliyah.com/2007/08/27, diakses dressing changes. (http://
pada tanggal 19 Januari 2008) www.wuwhs.org/pdf, diakses 21
September 2007)
Anglingsar i. 2000. Kulit Cermin
Kepribadian. (www.indomedia.com/ Lestari Titi, Nurul Tjut, dkk. 2004. Dermatitis
intisari/2000/juni/kulit6.htm, diakses Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai
tanggal 12 November 2007) FKUI.

Arikunto, S. 1994. Prosedur Penelitian Monica Santi Samwestu. 2008. Penggunaan


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Steroid Topikal untuk Eksim. (http://
PT Rineka Cipta yosefw.wordpress.com, diakses pada
tanggal 01 Januari 2008)
C. Gelmeti, C. Colonna. 2004. The value of
SCORAD and beyond. (http:// Morison.J. Moya; alih bahasa, Tyasmoro A.F.;
www.blackwell-synergy.com/doi/pdf, 2003. Seri Pedoman Praktis
diakses pada tanggal 12 November manajemen Luka: A colour guide to
2007) the nursing management of wounds.
Jakarta: EGC
Dais, dkk. 2007. Handbook of Clinical
Trauma Care The First Hour Fourth Nursalam . 2001. Pendekatan Praktis
Edition.United States of America: Metodologi Riset Keperawatan .
Elsevier. Jakarta:EGC

Dosen FKUI. 2004. Kumpulan Makalah Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi


Symposium dan Lokakarya Dermatitis Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Cipta
FKUI
Racghmad Lani & Cahanar Patricius. 2000.
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:
Hipokrates

90 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91


JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Versi online:
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 79 - 91 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran.


cet. 25. Jakarta: Djambatan

Siregar R, S. 1996. Atlas Berwarna Saripati


Penyakit Kulit. Jakarta: EGC

Smeltzer,Suzane C.Alih Bahasa


Hartono,Andri&dkk.1996.Brunner&Suddarth’s
Textbook of Medical-Surgical Nursing
Vol 3:Buku Ajar Keperawatan-Bedah

Stalder, A. J. SCORAD. (http://


a d s er v er. s a n t e. u n i v - n a n t es . f r /
Scorad.html, diakses pada tanggal 8
Februari 2008)

Tavip Dwi Wahyuni. Pembersihan Luka Dermatitis Atopik dengan Cairan Normal Salin 91

Anda mungkin juga menyukai