Anda di halaman 1dari 1

Hasil dan pertumbuhan

Pencampuran culture mikroalga dilakukan dengan memberi makan udara ambien atau gas
buangan Co2. Laju aliran gas diatur menggunakan pengukur aliran gas atau rotameter. Pada
tahap I budidaya mikroalga dilakukan di DWW biasa. Pada tahap II, dan III, tahap I adalah
dikombinasi dengan sumber nitrogen eksternal yang berbeda dan gas buang CO2 masing-masing
untuk budidaya mikroalga di PBRS sampel dikumpulkan untuk menentukan biomassa nutrisi.
Teknik budidaya semi- kontinyu digunakan pada akhir siklus batch dengan mengekstraksi
sebagian dari culture batch yang meningkat dan mengisinya kembali dalam fotobioreaktor
dengan volume media nutrisi segatr yang sama. Pertumbuhan Chlorella sp. dalam proses batch,
mikroalga hijau Chlorella sp. Dikulture di DWW yang diaerasi dengan udara ambien sehingga
kemampuannya untuk menghilangkan nutrisi dari DWW dan potensinya untuk produksi
biomassa dinilai. Chlorella sp. Dan Scenedesmus sp. Pada DWW melaporkan konsentrasi
biomassa hanya 0,38 g L -1dan 0,43 g L-1 masing-masing dan hampir menghilangkan nutrisi
dari air limbah, konsentrasi biomassa biasannya dalam skala yang lebih rendah karena jumlah
nutrisi yang tidak memadai dalam air limbah. Penambahan limbah unggas ke media
pertumbuhan memaksimalkan pertumbuhan Chlorella sp. Dari pada kontrol dari sintesis protein
dan karbohidrat yang diinkubasi dibawah metode mixotropic. Kotoran babi (urine babi
difermentasi) juga ditemukan untuk menginduksi pertumbuhan Scenedesmus sp.

Anda mungkin juga menyukai