Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH SENAM KAKI DIABET TERHADAP PENURUNAN KADAR

GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TYPE II

Nuraeni*, I Putu Dedy Arjita**


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
Jl. Unizar No.20 Turida Mataram

ABSTRAK
Konsensus Perkeni 2011 menyatakan bahwa terdapat 4 (empat) pilar penatalaksanaan
Diabetes Mellitus (DM), yaitu : edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan terapi
farmakologis. Sebagian besar penatalaksanaan penyakit diabetes menggunakan obat, padahal obat
bukan merupakan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan penyakit DM.
Untuk penatalaksanaan penyakit DM yang telah dikenal ada 3 (tiga) cara, yaitu : mengatur
makanan, olahraga, dan obat-obatan. Penatalaksaan DM sebaiknya menggunakan olahraga dan
disertai dengan mengatur pola makan (Suryanto, 2009).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Sape
Kabupaten Bima. Penelitan ini menggunakan desain pra eksperimental dengan pendekatan pre
test-post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 26 responden. Analisa Data menggunakan uji one sample t-test dengan
nilai alfa 0.05.
Berdasarkan uji t-test dengan bantuan program SPSS versi 16 diperoleh t-hitung 16,073
dengan taraf signifikansi 0,05 dan nilai df sebesar 25 masih lebih kecil dengan nilai batas kritis α =
0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa Senam Kaki berpengaruh
terhadap penurunan Kadar Gula Darah pada penderita Diabetes Mellitus type II di wilayah kerja
Puskesmas Sape Kabupaten Bima.
Sesuai dengan hasil penelitian diharapkan penderita mampu melakukan senam kaki secara
mandiri untuk membantu mengontrol kadar gula darah selain dengan mengkonsumsi obat maupun
dengan diit, sehingga dapat mengurangi komplikasi akibat peredaran darah yang buruk seperti luka
lama sembuh yang berujung pada gangren.

Kata Kunci : Senam Kaki, Gula Darah, Diabetes Mellitus Tipe II.

PENDAHULUAN fundamental bagi setiap orang tanpa


Pembangunan Kesehatan membedakan ras, agama, politik yang
merupakan bagian integral dari dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Pembangunan Nasional. Undang-undang Menurut survei yang dilakukan
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4
menetapkan bahwa kesehatan adalah dengan jumlah penderita diabetes mellitus
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan (DM) terbesar di dunia setelah India, Cina
sosial yang memungkinkan setiap orang dan Amerika Serikat.
hidup produktif secara sosial dan Prevalensi 8,6 % dari total
ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi penduduk, diperkirakan pada tahun 1995
World Health Organization (WHO) terdapat 4,5 juta pengidap diabetes
sebagai Organisasi Kesehatan Sedunia mellitus dan pada tahun 2025
tahun 1948 disepakati bahwa diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta
diperolehnya derajat kesehatan yang penderita, sedangkan data Depkes
setinggi-tingginya adalah suatu hak yang menunjukkan jumlah pasien diabetes

618
mellitus rawat inap maupun rawat jalan di berkembang disebabkan karena
rumah sakit menempati urutan pertama pertumbuhan penduduk, proses penuaan,
dari seluruh penyakit endokrin (Depkes, obesitas, diet serta pola hidup yang tidak
2010). sehat (Nanik 2012).
Menurut Fransisca (2012) bahwa DM tipe II dimulai pada dewasa
meningkatnya kejadian DM di negara– pertengahan (40-50 tahun). Sedangkan
negara tersebut termasuk Indonesia akibat berdasarkan analisis data Riskesdas tahun
dari peningkatan kemakmuran di negara- 2007 yang dilakukan oleh Irawan,
negara ini disertai perubahan pola hidup didapatkan bahwa prevalensi DM
terutama di kota-kota besar. tertinggi terjadi pada kelompok umur di
Fenomena peningkatan jumlah atas 45 tahun sebesar 12,41% (Shara,
penderita DM ini juga dialami oleh 2013).
negara negara maju lainnya 40 - 50 tahun Menurut Konsensus Perkeni 2011,
yang lalu saat mereka mulai mengalami ada 4 (empat) pilar penatalaksanaan DM,
kemajuan ekonomi yang cukup pesat yaitu : edukasi, terapi gizi medis, latihan
bahkan ahli metabolik Jerman, Menhert jasmani, dan terapi farmakologis. Di
mengistilahkannya sebagai “Wohlstands Indonesia, ternyata sebagian besar
syndrome” (“sindroma kemakmuran”) penatalaksanaan penyakit diabetes
(Fransisca, 2012). menggunakan obat, padahal obat bukan
Menurut ADA (American Diabetes merupakan satu-satunya cara yang dapat
Association) tahun 2010 DM merupakan digunakan untuk penatalaksanaan
suatu kelompok penyakit metabolik penyakit DM. Untuk penatalaksanaan
dengan karakteristik hiperglikemia yang penyakit DM yang telah dikenal ada 3
terjadi karena kelainan sekresi insulin, (tiga) cara, yaitu : mengatur makanan,
kerja insulin atau kedua-duanya. olahraga, dan obat-obatan.
Berdasarkan klasifikasi WHO, DM Penatalaksaan DM sebaiknya
terbagi atas beberapa tipe yaitu : DM tipe menggunakan olahraga dan disertai
I, DM tipe II, diabetes gestasional dan dengan mengatur pola makan (Suryanto,
diabetes tipe lainnya. Diabetes melitus 2009). Selanjutnya Santoso (2008) dalam
tipe II merupakan jenis DM yang paling Suryanto (2009) menyatakan bahwa
banyak diderita masyarakat. Karena dari olahraga yang dianjurkan untuk penderita
semua kasus DM pada populasi di diabetes mellitus adalah aerobic low
beberapa negara diketahui bahwa sekitar impact dan rithmis, misalnya berenang,
90% adalah DM tipe II. Peningkatan ini jogging, naik sepeda, dan senam.
umumnya terjadi di negara-negara Sedangkan latihan resisten statis tidak

619
dianjurkan (misalnya olah raga beban Berdasarkan data yang diperoleh
angkat besi dan lain sebagainya). dari Puskesmas Sape Kabupaten Bima
Tujuan latihan adalah untuk didapatkan jumlah klien DM tipe II yang
meningkatkan kesegaran jasmani atau menjalani rawat jalan periode Agustus
nilai aerobic optimal. Menurut Brunner & 2014 sebanyak 26 orang, dimana setiap
Suddart (2001) latihan sangat penting harinya terdapat kira-kira 7 kunjungan.
dalam penatalaksanaan DM karena Penatalaksanaan yang diberikan pihak
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa Puskesmas Sape Kabupaten Bima berupa
darah dan mengurangi faktor resiko obat–obatan dan insulin, sedangkan untuk
kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan aktifitas fisik seperti senam kaki belum
kadar glukosa darah dengan pernah diterapkan.
meningkatkan pengambilan glukosa oleh Fenomena yang sering terjadi pada
otot dan memperbaiki pemakainan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas
insulin. Sape Kabupaten Bima yaitu : penderita
Setiawan (2011) mengatakan salah DM dalam sehari-hari sering
satu aktifitas fisik yang juga dianjurkan mengabaikan perilaku kesehatan seperti
untuk dilakukan secara rutin oleh pasien melakukan senam DM. Hal ini terjadi
DM adalah gerakan senam kaki karena kurangnya pengetahuan tentang
diabetikum. senam DM dan petugas belum pernah
Berdasarkan laporan tahun 2007, melakukan penyuluhan tentang senam
prevalensi DM di NTB sebesar 77.265 kaki kepada pasien maupun keluarga
(1,8%) dari jumlah total penduduk pasien sehingga pasien tidak pernah tahu
sebanyak 2.213.275 jiwa. NTB manfaat dari senam kaki untuk menjaga
merupakan salah satu provinsi dari 17 kestabilan kadar gula darah. Menarik
provinsi yang mempunyai prevalensi untuk dikaji tentang pengaruh senam
penyakit DM di atas Prevalensi Nasional kaki diabet terhadap penurunan kadar
yaitu : 1,1% berdasarkan diagnosis gula darah pada penderita diabetes
kesehatan dan gejala (Riskesdas, 2007). mellitus type II atau NIDDM di Wilayah
Puskesmas Sape Kabupaten Bima Kerja Puskesmas Sape, dengan harapan
menerima pasien DM. Penyakit DM dapat memperoleh pengetahuan baru yang
menempati urutan ke dua terbanyak dapat digunakan sebagai dasar untuk
setelah hipertensi, dimana pasien rawat mengelola penderita diabetes mellitus
jalan yaitu : 1.510 orang atau 15,2% type II dalam mengendalikan kadar gula
(Jurnal Gizi Prima, 2011). darahnya.

620
METODE latihan fisik yang dilakukan oleh klien
Populasi penelitian ini adalah DM dengan teknik menggerakkan kaki
semua penderita DM di wilayah kerja untuk mengontrol kadar gula darah;
Puskesmas Sape Kabupaten Bima yang perubahan kadar gula darah yaitu status
berjumlah 26 orang. Sebanyak 26 orang atau keadaan dari glukosa dalam darah
dipergunakan sebagai sampel dengan yang diukur sebelum dan sesudah
teknik sampling Total Sampling. diberikan senam kaki; dan diabetes
Penelitian dilaksanakan menggunakan mellitus yaitu suatu penyakit metabolik
pre-experimental design dengan dengan karakteristik hiperglikemia yang
rancangan one group pre-test-post test terjadi karena kelainan sekresi insulin,
design (Alimul, 2003), dimana setiap kerja insulin atau kedua-duanya.
sampel yang diambil akan diberikan pre- Teknik pengumpulan data
test dahulu sebelum diberikan intervensi, dilakukan menggunakan instrumen
kemudian setelah diberikan intervensi berupa pedoman wawancara dan
selanjutnya dilakukan post- test untuk pedoman observasi untuk mencari
mengetahui penurunan kadar glukosa perubahan atau hal-hal yang akan diteliti,
darah (Nursalam, 2008). dimana observasi merupakan suatu hasil
Beberapa hal yang perlu perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
didefinisikan secara operasional perhatian untuk menyadari adanya
merupakan batasan variabel yang rangsangan (Notoatmodjo, 2010). Data
dimaksud, atau tentang apa yang diukur yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis
oleh variabel yang bersangkutan statistik komparartif menggunakan uji
(Notoatmodjo, 2012) diantaranya adalah statistik t-test dengan taraf signifikan 0,05
Senam Kaki yaitu suatu kegiatan atau dengan software SPSS for Window.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Umur Pasien Diabetes Mellitus
No. Umur (tahun) Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. 17 - 25 1 3.8
2. 26 - 35 2 7.7
3. 36 - 45 5 19.2
4. 46 - 55 12 46.2
5 56 - 65 6 23.1
Total 26 100.0

621
Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Diabetes Mellitus
No. Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Laki-Laki 10 38.5
2. Perempuan 16 61.5
Total 26 100.0

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Gula Darah Sebelum Pelaksanaan


Senam Kaki.
Kadar Gula
No. Frekuensi (f) Prosentase (%)
Sebelum
1. 80 - 144 mg/dl 0 0
2. 145 - 179 mg/dl 0 0
3. ≥ 180 mg/dl 26 100.0
Total 26 100.0

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Gula Darah Sesudah Pelaksanaan


Senam Kaki.
Kadar Gula
No. Frekuensi (f) Prosentase (%)
Sesudah
1. 80 - 144 mg/dl 14 53,8
2. 145 - 179 mg/dl 12 46,2
3. ≥ 180 mg/dl 0 0
Total 26 100.0

Tabel 5. Hasil Uji Statistik One Sample t-test


One-Sample Test
t df Sig. (2-tailed)
Beda 16.073 25 .000

Berdasarkan hasil uji statistik Pembahasan


dengan menggunakan uji One Sample t- Kadar Gula Penderita Diabetes
Mellitus Tipe II Sebelum Pelaksanaan
test diperoleh bahwa nilai t-hitung sebesar
Senam Kaki
16,073 dengan taraf signifikansi 0,00 dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa
nilai df sebesar 25 diketahui nilai t-tabel
semua responden sejumlah 26 orang
sebesar 2,060 dengan nilai signifikansi
memiliki kadar gula darah ≥ 180 mg/dl.
sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan H0
Kontrol gula darah pada pasien diabeletes
ditolak dan dapat dinyatakan bahwa
mellitus tipe II sebelum diberikan senam
senam kaki berpengaruh terhadap
kaki kurang baik.
penurunan kadar gula darah pada
Berdasarkan informasi yang
penderita diabetes mellitus tipe II di
diperoleh dari pasien dapat diketahui
wilayah kerja Puskesmas Sape Kabupaten
bahwa pasien belum pernah melakukan
Bima.

622
senam kaki dalam menjaga kadar gula Gula darah adalah produk akhir dan
darahnya. Hal yang dilakukan hanyalah merupakan sumber energi utama
menjaga diit makan dan selalu organisme hidup yang kegunaannya
mengkonsumsi obat pengatur gula darah dikontrol oleh insulin. Umumnya tingkat
sebelum dan sesudah makan. gula darah bertahan pada batas batas yang
Setiap responden memiliki sempit sepanjang hari 4 - 8 mmol/l (70 -
kemampuan tubuh yang berbeda-beda 150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah
untuk melakukan kontrol terhadap kadar makan dan biasanya berada pada level
gula darahnya, dapat bergantung dari terendah pada pagi hari, sebelum orang
jenis diit yang dilakukan, gaya hidup makan.
yang dijalani, penyakit penyerta dan usia Pasien diabetes mellitus adalah
pasien. penyakit yang paling menonjol yang
Hasil penelitian menunjukkan data disebabkan oleh gagalnya pengaturan
bahwa semua pasien sebelum diberikan kadar glukosa darah. Selain glukosa, kita
senam kaki memiliki rentang kadar gula juga menemukan jenis-jenis gula lainnya,
darah terendah 180 mg/dl dan rentang seperti fruktosa dan galaktosa. Diabetes
kadar gula darah tertinggi > 482 mg/dl, mellitus khususnya tipe 2 atau diabetes
dimana hal ini dapat diartikan bahwa diit mellitus tidak tergantung insulin
yang dilakukan bersama dengan obat merupakan diabetes yang disebabkan
pengatur gula darah yang dikonsumsi sebagai akibat dari pola hidup yang tidak
oleh pasien belum menunjukkan sehat sehinga tubuh mengalami gangguan
perubahan yang cukup berarti pada kadar pada fungsinya khususnya pada pankreas
gula darah pasien. Diit yang paling sering yang bertugas sebagai pengatur kadar
dilakukan oleh pasien adalah mengurangi gula darah.
konsumsi nasi putih dan gula, tetapi Diabetes Mellitus merupakan
pasien tetap mengkonsumsi buah-buahan kelompok penyakit metabolik dengan
sebagai camilannya. Buah yang karakteristik hiperglikemia yang terjadi
dikonsumsi tidak dipilih jenisnya oleh karena kelainan sekresi insulin, kerja
pasien dan jumlah buah yang dikonsumsi insulin atau kedua duanya (Purnamasari,
juga tidak dibatasi, hal ini memungkinkan 2009).
pasien tersebut tetap memiliki gula darah Diabetes Mellitus tipe II adalah
yang tetap tinggi meskipun sudah jenis yang paling sering dijumpai.
melakukan diit dan minum obat Biasanya terjadi pada usia di atas 40
pengontrol gula darah. tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia di
atas 20 tahun. Sekitar 90 - 95 %

623
penderita DM adalah penderita DM tipe Penurunan kadar gula darah ada yang
II. DM resisten, lebih sering pada dewasa, mencapai nilai normal meskipun ada juga
tapi dapat terjadi pada semua umur. beberapa pasien yang mengalami
Kebanyakan pederita kelebihan berat penurunan kadar gula darah tetapi masih
badan, ada kecendrungan familiar belum berada pada rentang nilai normal.
(Riyadi, 2008). Senam kaki diberikan selama 3
Faktor resiko DM adalah pola (tiga) hari, pasien tetap diperbolehkan
makan. Makan secara berlebihan dan melakukan diit dan mengkonsumsi obat
melebihi jumlah kadar kalori yang pengontrol gula darah seperti yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu dilakukan sebelum melaksanakan senam
timbulnya DM, karena pancreas kaki. Pengukuran kadar gula darah
mempunyai kapasitas tertentu untuk dilakukan setelah pelaksanaan senam kaki
memproduksi jumlah atau kadar insulin. selama tiga hari berturut-turut. Senam
Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan kaki dilakukan pagi dan sore hari,
secara berlebihan dan tidak diimbangi sementara pengukuran kadar gula darah
oleh sekresi insulin dalam jumlah dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu :
memadai dapat menyebabkan kadar gula satu kali sebelum pelaksanaan senam kaki
dalam darah meningkat dan menyebabkan dan 1 (satu) kali pada 2 jam setelah
diabetes mellitus. Gaya hidup, dimana latihan senam kaki dilakukan oleh pasien
makanan cepat saji dan olahraga tidak pada hari ke 3 pelaksanaan senam kaki.
teratur merupakan salah satu pemicu Pasien DM yang melaksanakan
terjadinya diabetes mellitus (Riyadi, senam kaki merupakan pasien tanpa
2008). komplikasi gangren. Senam kaki
dilakukan selama 15 menit, sebanyak 2
Kadar Gula Penderita Diabetes (dua) kali dalam sehari. Berdasarkan
Mellitus Tipe II Sesudah Pelaksanaan informasi dari pasien diketahui bahwa
Senam Kaki setelah melaksanakan senam kaki, mereka
merasa lebih segar dan merasakan badan
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
lebih fit serta rasa kesemutan dikaki
bahwa sebagian besar responden memiliki
berkurang.
kadar gula darah 80 - 144 mg/dl sebanyak
Kadar gula darah dapat dikontrol
14 orang (53,8%) dan 145 - 179 mg/dl
dengan 3 (tiga) cara yaitu menjaga berat
sebanyak 12 orang (46,2%). Data
badan ideal, diet makanan seimbang dan
menunjukkan bahwa semua responden
melakukan olahraga atau latihan fisik.
yang melaksanakan senam kaki
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan
mengalami penurunan kadar gula darah.

624
jasmani secara teratur (3 - 4 kali Pengaruh Senam Kaki terhadap
seminggu selama kurang lebih 30 menit), Penurunan Kadar Gula Darah pada
merupakan salah satu pilar dalam Penderita Diabetes Mellitus Tipe II
pengelolaan diabetes mellitus. Berdasarkan hasil uji statitistik
Kegiatan sehari hari seperti dengan menggunakan uji One Sample t-
berjalan kaki ke pasar, menggunakan test diperoleh nilai t-hitung sebesar
tangga, berkebun harus tetap dilakukan. 16,073 dengan taraf signifikansi 0,00 dan
Latihan jasmani selain untuk menjaga nilai df sebesar 25 diketahui nilai t-tabel
kebugaran juga dapat menurunkan berat sebesar 2,060 dengan nilai signifikansi
badan dan memperbaiki sensitivitas sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan H0
insulin, sehingga akan memperbaiki ditolak, sehingga dapat dinyatakan bahwa
kendali glukosa darah. senam kaki mempengaruhi penurunan
Latihan jasmani yang dianjurkan kadar gula darah pada penderita diabetes
berupa latihan jasmani yang bersifat mellitus tipe II di wilayah kerja
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda Puskesmas Sape Kabupaten Bima.
santai, jogging, dan berenang. Latihan Senam kaki dapat mempengaruhi
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan penurunan kadar glukosa darah karena
umur dan status kesegaran jasmani. Untuk senam kaki melalui kegiatan atau latihan
mereka yang relatif sehat, intensitas gerakan yang dilakukan oleh pasien
letihan jasmani bisa ditingkatkan, diabetes mellitus membantu melancarkan
sementara yang sudah mendapat peredaran darah bagian kaki,
komplikasi dapat dikurangi. memperbaiki sirkulasi darah dan
Santoso (2008) dalam Suryanto memperkuat otot-otot dan mencegah
(2009) menyatakan bahwa olahraga yang terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu
dianjurkan untuk penderita diabetes dapat meningkatkan kekuatan otot betis,
mellitus adalah aerobic low impact dan otot paha, dan juga mengatasi
rithmis, misalnya berenang, jogging, naik keterbatasan pergerakan sendi (Ibrahim,
sepeda, dan senam. Sedangkan latihan 2012).
resisten statistik tidak dianjurkan Gerakan senam kaki sangatlah
(misalnya olahraga beban angkat besi dan mudah untuk dilakukan (dapat dalam atau
lain–lain). Tujuan latihan adalah untuk di luar ruangan) dan tidak memerlukan
meningkatkan kesegaran jasmani atau waktu yang lama (hanya sekitar 15-30
nilai aerobik optimal. menit) serta tidak memerlukan peralatan
yang rumit (kursi dan sehelai koran
bekas). Minimal gerakan senam kaki

625
dilakukan 3 (tiga) kali seminggu, namun kadar gula darah ≥ 180
akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. mg/dl sebanyak 26 orang (100%).
Melakukan senam kaki secara teratur 2. Sebagian besar responden setelah
dapat membantu pasien diabetes mellitus pelaksanaan senam kaki memiliki
mengatur kadar glukosa darahnya dalam kadar gula darah 80 - 144 mg/dl
rentang normal dan stabil. sebanyak 14 orang (53,8%) dan 145 -
Mekanisme perubahan (penurunan) 179 mg/dl sebanyak 12 orang (46,2
kadar gluksa darah setelah melakukan %).
senam kaki disebabkan oleh perubahan 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa
metabolik yang dipengaruhi oleh lama senam kaki mempengaruhi penurunan
latihan, berat latihan, tingkatan kadar kadar gula darah pada penderita
insulin plasma, kadar gula darah, kadar diabetes mellitus tipe II.
keton, dan imbangan cairan tubuh. Pada
saat senam kaki tubuh memerlukan Saran
energi, sehingga pada otot yang tadinya Perlu ada penelitian lebih lanjut
tidak aktif menjadi aktif, karena terjadi tentang bagaimana durasi dan frekuensi
peningkatan kebutuhan glukosa. pelaksanaan senam kaki, termasuk variasi
Kepekaan ini akan berlangsung lama, gerakan serta besar pengaruhnya terhadap
bahkan hingga latihan telah berakhir. skala penurunan kadar gula darah
Pada latihan jasmani akan terjadi penderita diabetes mellitus tipe II dengan
peningkatan aliran darah, menyebabkan jumlah sampel yang memadai dan
lebih banyak tersedia reseptor insulin dan representatif.
reseptor menjadi lebih aktif sehingga
terjadi peningkatan pemakaian glukosa DAFTAR PUSTAKA
oleh otot yang aktif yang pada gilirannya Arifin, Zaenal. 2011. Analisis Hubungan
Kualitas Tidur Dengan Kadar
akan mempengaruhi penurunan kadar
Glukosa Darah Pasien Diabetes
glukosa darah (Santoso, 2008). Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Umum Propinsi Nusa Tenggara
Barat, Tesis. Jakarta: Universitas
PENUTUP Indonesia.
Simpulan Anonim.2011. gula darah, glukosa,
Berdasarkan analisa data dan diabetes mellitus (online).
(http://id.wikipedia.org diunduh
pembahasan hasil penelitian, maka dapat tanggal 20 januari 2013)
disimpulkan sebagai berikut : Bintanah S. dan handarsari E.2010.
1. Seluruh responden sebelum asupan serat dengan kadar gula
darah,kadar kolesterol total dan
pelaksanaan Senam Kaki memiliki status gizi pada pasien diabetes

626
mellitus tipe 2 di rumah sakit Setiawan, Yahmi. 2011. Senam Kaki
roemani semarang LPPM Untuk Penderita Diabetes Mellitus.
UNIMUS Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
Departemen Kesehatan RI. (2003). Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan
Indiaktor Indonesia sehat 2010 dan riset keperawatan. Yogyakarta :
pedoman penetapan indikator PT. Graha Ilmu.
provinsi sehat dan kabupaten atau
kota sehat: Jakarta Shara Kurnia Trisnawati. 2012. Faktor
Risiko Kejadian Diabetes Melitus
Depkes RI. (2003). Indonesia sehat Tipe II Di Puskesmas Kecamatan
2010. Jakarta: Departemen Cengkareng Jakarta Barat Tahun
Kesehatan RI 2012, Jurnal.
Ibrahim,Z.S. 2012. Pengaruh Senam Kaki STIKES Mataram. 2010. Buku Pedoman
Terhadap Peningkatan Sirkulasi Penulisan Skripsi. Mataram : Tim
Darah Kaki Pada Pasien Diabetes STIKES Mataram
Mellitus Tipe II di RSUP
Fatmawati Jakarta Sudoyo. (2007). Ilmu penyakit dalam.
Jakarta:FKUI
Ilyas, E.2009. Penatalaksanaan diabetes
mellitus terpadu. Jakarta:FKUI Sugiyono. 2010. Statistika Untuk
Penenlitian. Bandung: Alfa Beta
Jauhari, Kurniawan. 2013. Pengaruh
Senam Kaki Terhadap Perubahan Suryanto. 2009. Peran olahraga senam
Kadar Glukosa Darah Pada Lansia diabetes mellitus Indonesia bagi
Dengan Diabetes Mellitus Di Desa penderita diabetes mellitus.
Rumbuk Kecamatan Sakra Lombok Pendidikan kesehatan dan reakrasi
Timur, Skripsi FIK UNY

Meydani, P.Y.D. 2011 faktor-faktor yang Sustrani, dkk. (2006). Senam diabetes
berhubungan dengan upaya mellitus. Jakarta: PT Gramedia
pencegahan kompilkasi DM oleh Pustaka Utama
pasien DM di poli klinik khusus Tandra Hans. (2008). Diabetes. Jakarta:
penyakit dalam RSUP. DR.
M.DJAMIL padang. Program studi PT Gramedia Pustaka Utama
ilmu keperawtan Universitas
andalas. PERKENI.(2006). Konsesus pengelolaan
dan pencegahan diabetes mellitus
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan tipe 2 di Indonesia.
metodologi penelitian ilmu Jakarta:Perkumpulan
keperawtan: pedoman skripsi,tesis Endokrinologi Indonesia
dan Instrumen penelitian
keperawtan. Edisi 2. Jakarta:
salemba medika
Santoso M. 2008. Senam Diabetes
Indonesia Seri 4. Jakarta :
Persatuan

627

Anda mungkin juga menyukai