Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irma Bias Rini

NIM : 061911133052

Kelas : B

TUGAS KULIAH HEMINTOLOGI I

1. Jelaskan klasifikasi/taksonomi helminth Kelas Trematoda, Cestoda, dan Nematoda (mulai


Filum sampai spesies-spesiesnya)!
2. Jelaskan siklus hidup helminth Kelas Trematoda, Cestoda, dan Nematoda secara umum
serta penularannya pada inang!.

Jawaban:

1. Kelas Trematoda
a. Klasifikasi/taksonomi
- Family Fasciolidae - Family Paramphistomatidae
Kingdom : Animalia Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda Class : Trematoda
Ordo : Plagiorchiida Order : Plagiorciida
Famili : Fasciolidae Family : Paramphistomatidae
Genus : Fasciola Genus : Paramphistomum
Spesies : Fasciola Gigantica Species : P. cervi
b. Siklus hidup Trematoda
1) Di dalam tubuh hospes yaitu ternak, ikan, dan manusia, cacing dewasa hidup di
dalam hati dan bertelur di usus, kemudian telur keluar bersama dengan feses.
2) Telur menetas menjadi larva dengan cilia (rambut getar) di seluruh permukaan
tubuhnya yang disebut mirasidium.
3) Larva mirasidium kemudian berenang mencari siput Lymnea. Mirasidium akan
mati bila tidak masuk ke dalam siput air tawar (Lymnea rubiginosa).
4) Setelah berada dalam tubuh siput selama 2 minggu, mirasidium akan berubah
menjadi sporosis. Larva tersebut mempunyai kemampuan reproduksi secara
aseksual dengan cara paedogenesis di dalam tubuh siput, sehingga terbentuk larva
yang banyak.
5) Selanjutnya sporosis melakukan paedogenesis menjadi beberapa redia, kemudian
redia melakukan paedogenesis menjadi serkaria. Larva serkaria kemudian berekor
menjadi metaserkaria, dan segera keluar dari siput dan berenang mencari tanaman
yang ada di pinggir perairan misalnya rumput, tanaman padi atau tumbuhan air
lainnya.
6) Setelah menempel, metaserkaria akan membungkus diri dan menjadi kista yang
dapat bertahan lama pada rumput, tanaman padi, atau tumbuhan air. Apabila
tumbuhan tersebut termakan oleh hewan ruminansia maka kista tersebut dapat
menembus dinding usus, kemudian masuk ke dalam hati, lalu ke saluran empedu
dan menjadi dewasa selama beberapa bulan sampai bertelur dan siklus ini terulang
kembali
c. Inang :
- Inang definitive : Hewan ruminansia (sapi, kambing, domba, dll)
- Inang perantara : siput air genus Lymnea
d. Penularan : peroral
e. Habitat : Saluran empedu (Fasciola sp.), pankreas (Eurytrema sp.), rumen
(Paramphistomum sp.), atau saluran darah inang definitive
(Schistosoma sp.)
2. Kelas Cestode
a. Klasifikasi/taksonomi :
- Family Anoplochephalidae - Family Davaineidae
Kingdom : Animalia Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes Phylum : Platyhelminthes
Class : Cestoda Class : Cestoda
Order : Cyclophyllidea Order : Cyclophyllidea
Family : Anoplocephalidae Family : Davaineidae
Genus : Moniezia Genus : Davainea
Species : M. expansa Species : D. proglotina
b. Siklus hidup :
1) Cacing dewasa dalam usus inang akan melepaskan segmen gravid yang kemudian
keluar secara pasif bersama dengan tinja.
2) Segmen gravid dalam tinja akan tersebar dan mengkontaminasi lapangan
penggembalaan. Jika di area ini terdapat inang antara yang cocok, yaitu jenis tungau
tanah (Oribatidae) dan kemudian memakan segmen gravid yang mengandung telur
cestoda maka akan berkembang menjadi stadium larva (Cysticercoid) dalam rongga
tubuhnya.
3) Inang definitif akan terinfeksi jika memakan rumput yang terkontaminasi oleh
stadium cysticercoid.
c. Inang :
- Inang perantara : mites dari family Oribatidae
- Inang definitive : ruminansia (M. expansa) dan unggas (D. proglotina)
d. Penularan : per-oral
e. Habitat : usus halus dan duodenum
3. Kelas Nematoda
a. Klasifikasi/taksonomi
- Family Ascardidae - Family Parascaris
Kingdom : Animalia Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda Phylum : Nematoda
Class : Chromadorea Class : Chromadorea
Order : Ascaridida Order : Ascaridida
Family : Ascarididae Family : Ascarididae
Genus : Ascaris Genus : Parascaris
Spesies : Ascaris suum Species : P. equorum
b. Siklus hidup :
1) Telur yang diproduksi oleh cacing betina dewasa keluar bersama tinja. Telur
berembrio akan menetas di luar tubuh inang menjadi stadium larva 1 (L1) yang
berkembang dan ekdisis menjadi larva 2 (L2).
2) L2 mengalami ekdisis menjadi larva 3 (L3) namun kutikulanya tidak dilepas setelah
ekdisis sebelumnya sehingga L3 memiliki kutikula rangkap. L3 disebut sebagai
stadium larva infektif.
3) Ruminansia terinfeksi nematoda setelah menelan L3. Sejumlah L3 tertelan ketika
inang merumput, selanjutnya mengalami pelepasan kutikula di dalam abomasum
atau usus halus. Kelompok trichostrongylid melakukan penetrasi ke dalam
membran mukosa abomasum (Haemonchus & Trichostrongylus) atau masuk ke
dalam kelenjar lambung (Ostertagia) dan ekdisis menjadi L4 selama sepuluh hingga
empat belas hari.
4) L4 ekdisis menjadi L5 sebagai cacing muda. Siklus hidup langsung dapat terjadi
melalui infeksi prenatal atau neonatal melalui kolostrum. Siklus hidup yang lengkap
akan terjadi hanya jika telur infektif tertelan oleh inang muda.
5) Larva menembus dinding usus halus melalui sistem sirkulasi menuju hati dan paru-
paru.
6) Larva tersebut kemudian dimuntahkan dan ditelan kembali menuju ke usus halus
dan menjadi dewasa. Cacing betina dewasa memproduksi telur tiga sampai lima
minggu setelah infeksi.
7) Jika telur infektif tertelan oleh inang dewasa yang berumur lebih dari empat bulan
larva akan migrasi ke dalam jaringan somatik. Selama masa kebuntingan larva
tersebut menjadi reaktif dan kemungkinan terjadi prenatal maupun neonatal.
c. Inang : babi (A. suum), kuda dan zebra (P. equorum)
d. Penularan : peroral
e. Habitat : Usus halus

Anda mungkin juga menyukai