Yoga Aribowo *)
Abstract
In the preliminary study of Geothermal field development, one the most important thing to observe is
temperature capacity of the geothermal reservoirs. One of several method to get subsurface temperature data
that low cost and reliable is geothermometry method. With just surface investigation of the geothermal prospect
and fluid geochemistry analysis, it is possible to make a prediction how hot reservoir fluids are. The subsurface
temperature prediction is based on physical and chemical properties of some chemical constituent. Temperature
dependant solubility of many chemical consituent of geothermal fluids such as silica, chloride, and Na.
Key words: geothermometry, reservoir temperature, mineral solubility
Pendahuluan
Pengembangan lapangan panasbumi dilakukan mela- Zat terlarut dalam fluida panasbumi berasal dari
lui beberapa tahapan, di mana semakin jauh tahapan interaksi antara batuan dan fluida. Untuk sistem ber-
penyelidikan maka data yang diperoleh akan semakin suhu tinggi, kemungkinan juga berasal dari proses
rinci, tetapi biaya yang diperlukan untuk mendapat- magmatik
kannya juga semakin besar.
Unsur-unsur pembentuk batuan
Parameter utama untuk pengembangan daerah Solubilitasnya dipengaruhi oleh kesetimbangan anta-
prospek panasbumi yang ekonomis adalah suhu flu- ra mineral dan air, contohnya kation Na, K, Ca, Mg,
ida di reservoar, permeabilitas batuan reservoar, dan Rb, Cs, Mn, Fe dan Al
volume (luas dan tebal) dari reservoar. Semakin ting-
gi suhu air di reservoar maka semakin besar entalpi Unsur-unsur terlarut
dan potensi energinya, namun apabila permeab- Unsur terlarut biasanya ebih banyak berada di larutan
litas/kemampuan batuan untuk melalukan fluida dibanding dalam mineral, dan tidak mudah bereaksi
rendah, maka potensi tersebut juga sulit untuk (unsur konservatif).Contohnya: Cl, B, Li dan Br.
dikembangkan. Berdasarkan sifat muatan elektriknya, unsur terlarut
dalam fluida panasbumi dapat dikelompokkan men-
Untuk mendapatkan data mengenai kondisi fisik ba- jadi tiga yaitu senyawa kation, anion dan senyawa
wah permukaan secara langsung seperti data per- netral.
meabilitas dan temperatur diperlukan penyelidikan Anion : HCO3- (or CO3=), Cl-, SO4=, F-, I-, Br-
berbasis pencitraan dan juga pemboran yang bia- Kation : Na+, K+, Ca++, Mg++, Rb+, Cs+, Li+, Mn++,
yanya sangat mahal, sehingga risiko pembiayaan Fe++, Al3+, NH4+
menjadi besar. Senyawa netral : SiO2, B, CO2, H2S, NH3
Metoda geotermometri dapat dipakai untuk mempre- Perilaku kimiawi zat-zat yang umum dijumpai di
diksi suhu reservoar secara tidak langsung dengan lapangan panasbumi
biaya yang tidak terlalu mahal, namun hasilnya tidak Giggenbach (1991) membagi zat-zat terlarut dalam
melenceng jauh dari kondisi sebenarnya di alam (di dua katagori yaitu tracer dan geoindikator.
bawah permukaan). Prinsip geotermometri didasar- Tracer secara geokimia bersifat inert (misalnya Li,
kan pada perilaku kimiawi unsur terlarut dalam fluida Rb, Cs, Cl dan B) yang bila ditambahkan ke dalam
panasbumi fluida akan bersifat tetap dan dapat dilacak asal-
usulnya. Geoindikator adalah zat terlarut yang ber-
Asal usul air dan zat terlarut sifat reaktif dan mencerminkan lingkungan ekuilibri-
Fluida-fluida panasbumi cenderung memiliki kandu- um/kesetimbangan, misalnya Na dan K.
ngan senyawa yang hampir sama, dengan konsentrasi
yang bervariasi. Variasi tersebut disebabkan oleh Silika
beberapa hal antara lain: 1. Konsentrasi silika dikontrol oleh kelarutan
1. Temperatur berbagai mineral silikat dalam batuan
2. Komposisi magma pada heat source 2. Konsentrasi pada umumnya 100-300 ppm
3. Jenis batuan/litologi yang dilewati fluida
4. Kondisi dan lamanya interaksi fluida dan batuan Amonia
5. Proses boiling dan mixing 1. Dijumpai sebagai gas NH3 atau zat terlarut NH4
2. NH3 kadar tinggi dapat dihasilkan dari kondensasi
gas
3. Dapat juga terbentuk pada deep fluid pada sistem
panasbumi yg berasosiasi dengan batuan sedimen
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
untuk discharge sumur dan boiling spring yang Tabel 2 Beberapa rumus geotermometri Na-K
berasosiasi dengan endapan silika sinter. Persamaan Referensi
Fluida yang mengalami pendinginan konduktif/no
T=[855.6/(0.857+log(Na/K))]- Truesdell (1976)
steam loss
273.15
Persamaan ini mewakili kondisi kelarutan silika yang T=[833/(0.780+log(Na/K))]- Tonani (1980)
dikontrol semata-mataoleh pendinginan konduktif 273.15
yang dialami fluida yang naik ke permukaan.
Geotermometer kuarsa no steam loss bagus T=[1319/(1.699+log(Na/K))]- Arnorsson et al.
diterapkan untuk mataair-mataair pada kondisi sub 273.15 (250-350 oC) (1983)
boiling
T=[1217/(1.483+log(Na/K))]- Fournier (1979)
Geotermometer Na-K 273.15
(Fournier, 1979, Giggenbach, 1988)
Respon rasio konsentrasi Na terhadap K yang T=[1178/(1.470+log (Na/K))]- Nieva and Nieva
menurun terhadap meningkatnya temperatur fluida 273.15 (1987)
didasarkan pada reaksi pertukaran kation yang sangat
bergantung pada suhu yaitu: T=[1390/(1.750+log(Na/K))]- Giggenbach
273.15 (1988)
K+ + Na Felspar Na+ + K Felspar
Albit adularia geotermometer Na-K-Ca
T >>> T <<< (Fournier & Truesdel, 1973)
geotermometer ini diterapkan untuk air yang memi-
Penerapan liki konsentrasi Ca tinggi. Geotermometer ini bersifat
Geotermometer Na-K dapat diterapkan untuk reser- empiris dengan landasan teori yang belum dipahami
voar air klorida dengan T > 180oC. Geotermometer secara sempurna (Giggenbach, 1988). Batasan teoritis
ini punya keunggulan yaitu tidak banyak terpengaruh untuk geotermometer ini adalah ekuilibrium antara
oleh dilution maupun steam loss. Na dan K Felspar serta konversi mineral kalsium
alumino silikat (misalnya plagioklas) menjadi kalsit.
Geotermometer ini kurang bagus untuk T< 100oC,
juga untuk air yang kaya Ca/ banyak berasosiasi Asumsi-asumsi
dengan endapan travertin. Asumsi yang digunakan untuk membuat persamaan
Tabel 2 berikut menampilkan beberapa persamaan geotermometer Na-K-Ca adalah sebagai berikut:
geotermometri Na-K 1. ada kelebihan silika (biasanya benar)
2. aluminium tetap berada pada fasa padat (biasanya
benar karena fluida biasanyamiskin Al)