Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOL. II DAN III


TAHUN 2021

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Gol.II dan III


Angkatan / Kelompok : XXXV / 3
Nama Mata Petihan : Pelayanan Publik
Nama Peserta : Arinal Husna, A.Md.Keb
Nomor Daftar Hadir : A35.3.19
Tutor : Yanison MN, SE.,MM
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi

Pendapat saya mengenai pelayanan publik yang dilaksanakan dalam video tersebut dikaitkan
dengan 12 asas Pelayanan Publik berdasarkan UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(minimal 12 paragraf).

Pelayana publik yang ditampilkan pada tayangan video tersebut masih jauh dari yang
diharapkan. Masih banyak yang tidak sesuai dengan azaz-azaz pelayanan publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang no.25 tahun 2009.

Di awal tayangan video tampak seorang petugas berlari saat seluruh staf sedang
melaksanakan apel pagi. Keterlambatan kehadiran dapat menyebabkan keterlambatan dan
terganggunya proses layanan sehingga pelayanan menjadi tidak tepat waktu. Petugas tersebut tidak
menerapkan azaz ketepatan waktu.

Menyediakan fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan merupakan salah satu
azaz pelayanan publik yang menghedaki bahwa pelayanan harus menyediakan fasilitas yang
membantu lansia, ibu hamil, dan penyandang cacat serta adanya perlakuan yang lebih
memperhatikan kelompok rentan tersebut yang sedang melakukan proses pelayanan. Pada
tayangan video tidak tampak ruang tunggu atau tempat khusus kelompok rentan seperti lansia, ibu
hamil, balita, penyandang disabilitas. Semunya tampak memenuhi tempat yang sama.

Azaz kepastian hukum yaitu terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan, dalam pemberian layanan harus berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang baik dan berkesinambungan.
Ada pasien yang datang ke puskesmas untuk berobat kedua kalinya. Dia sudah pernah berobat
sebelumnya, seharunya sudah ada rekam medisnya. Namun saat petugas mencari rekam medis
pasien tersebut tidak ditemukan. Padahal rekam medis sangat penting untuk mengetahui riwayat
penyakit seseorang dan agar pasien dapat memperoleh pelayanan pengobatan yang terbaik. Dalam
hal ini pasien tidak mendapatkan hak kepastian keberlanjutan dalam pengobatannya.

Sehubungan dengan tidak ditemukannya rekam medis pasien, menunjukkan bawa petugas
tersebut tidak menerapkan azaz akuntabilitas dimana dia tidak mempertanggungjawabkan tugas
yang telah dikerjakannya. Sehuarusnya ia menjaga dengan baik dan memastikan semua berkas
administrasi apalagi rekam medis tersimpan dengan baik untuk dapat digunakan kembali jika
diperlukan.

Pada tayangan video ada pasien yang baru pertama kali ingin mendapatkan pelayanan di
puskesmas, setelah duduk cukup lama di ruang tunggu namun tidak juga dipanggil, sementara
pasien lain sudah silih berganti menyelesaikan urusannya. Ia tampak kebingungan apa yang harus
dilakukannya untuk mendapatkan pelayanan. Di papan pengumuman juga tidak ada informasi
tentang alur pelayanan. Tidak ada petugas yang berinisiatif mencoba membantu mengetahui
kebutuhan pasien tersebut hingga akhirnya ia menemukan ruang pendaftaran. Disini tampak
petugas mengabaikan azaz keterbukaan yaitu tidak memberikan informasi mengenai alur prosedur
layanan.

Setelah pasien mengetahui ruang pendaftaran ia pun menuju kesana dan mengatakan
kepada petugas bahwa ia ingin mendaftar. Dengan sangat tidak ramah petugas melayani pasien
tersebut. Di saat pasien tersebut ingin mendapat pelayanan juga tampak respon yang sangat lambat
oleh petugas, petugas sibuk dengan televisi sementara pengunjung sudah berulang kali
memanggilnya untuk mendapatkan pelayanan. Di sini tampak tidak terpenuhinya azaz
keprofesioanalan, dimana petugas tidak melaksanakan tugas profesinya dengan baik, malah
melaksanakan kegiatan lain yang mengganggu konsentrsi pekerjaan di saat jam kerja.

Setelah pasien tersebut mendaftar, pasien masih berdiri diri depan petugas pendaftaran.
Pasien masih tampak kebingungan. Pasien tidak diberitahui mengenai langkah selanjutnya.
Seharunya pasien dipersilakan duduk kembali utuk menunggu di panggil ke ruang pemeriksaan
dokter. Disini petugas tidak menjelaskan mengenai prosedur-prosedur yang harus di jalanani.
Kemudian dengan ketus Pasien disuruh menunggu tanpa instruksi yang jelas. Disini petugas tidak
menerapkan azaz keterbukan tentang alur prosedur layanan.

Setelah sekian lama menunggu pasien tersebut belum juga dipanggil untuk masuk ke ruang
pemeriksaan. Pasien tersebut bertanykepada petugas pendaftaran, kemudian petugas tersebut
malah menyuruh pasien untuk kembali menanyakan ke ruang pemeriksan dokter apakah rekam
medisnya benar-benar tidak ada di ruangan pemeriksaan oleh pasien itu sendiri. Lalu pasien itupun
pergi, kemudian kembali lagi dengan jawaban bahwa rekam medis yang dicari tidak ditemukan di
sana. Kemudian petugas tersebut tanpa melakukan koordinasi dengan petugas di ruang
pemeriksaan terlebih dahulu malah berinisiatif untuk mendaftarkan ulang pasien terbut kemudian
di suruh menunggu lagi. Disini tampak tidak terpenuhinya azaz kecepatan, kemudahan dan
keterjangkauan bagi pengguna layanan. Petugas membuat proses berbelit belit dan menghabiskan
waktu.

Sehubungan dengan petugas menyuruh pasien menanyakan langsung tentang


permasalahan rekan medisnya yang tidak ditemukan di ruangan pemeriksaan tampak bahwa
petugas tersebut tidak mlaksanakan tugas profesinya dengan baik. Seharusnya dengan kendala
demikian petugas pendaftaran berkoordinsi dengan petugas di bagian pemeriksaan dokter untuk
memanyakan kendalanya dan menyelesaikan permasalahan rekam medisnya, sehingga pasien
terlayani dengan lebih baik dan tidak merasa repot. Sehinngga dalam hal ini azaz profesionaliseme
juga tidak diterapkan.

Untuk tersalurkannya hak maka harus sejalan dengan kewajiban. Petugas dan masyarakat
pengguna layanan wajib memelihara sarana dan prasarana yang telah disediakan. Pada tayangan
video kita lihat ada kotak saran yang disediakan tdiak dirawat dan tidak diguakan sebagaimana
mestinya, yaitu diisi dengan sampah. Dalam hal ini tidak diterapksan azaz keseimbanan antra hak
dan kewajiban.

Ada seorang pasien yang menggunakan pelayanan KIA/KB. Pasien tersebut adalah
seorang akseptor KB yang merasa kebingungan kenapa obat KB yang ingin diperolehnya ditarif
padahal biasanya tidak. Petugas malah menjawab bahwa yang gratis habis. Hal ini menunjukkan
bahwa petugas mengabaiakan azaz keterbukaan, Seharusnya petugas menjelaskan lebih dahulu
kepada pasien mengenai persediaan obat KB gratis kosong dan adanya obat swadaya yang
berbayar, kemudian menanyakan apakah pasien tersebut bersedia. Kemudian juga tampak bahwa
tidak diterapkannya azaz keterjangkauan dimana seharunya pelayanan tidak dipungut biaya
(gratis)

Agar terwujud pelayanan yang baik maka dibutuhkan juga partisipasi dari masyarakat
untuk melakukan pengawasan, memberikan pengaduan, kritik dan saran terhadap institusi pemberi
layanan, sehingga pemberi layanan dapat mengetahui permasalahan , keluhan dan kendala yang
dihadapi oleh pengguna layanan agar pemberi layanan dapat memperbaiki untuk masa selanjutnya.
Pada tayangan video dapat kita lihat bahwa sudah disediakan kotak saran namun tidak digunakan
sebagaimana mestinya oleh pengunjung, seharusnya diisi dengan kertas berisi pengaduan, kritik
dan saran tapi kemudian diabaikan saja malah ada yang memasukkan sampah.

Pada tayangan video tersebut juga ditampilkan bahwa puskesmas sebagai salah satu
pemberi layanan publik bidang kesehatan tidak memprioritaskan kepentingan mayarakat. Di
wilayah kerja puskesmas sedang banyak kasus DBD sedangkan pesrsediaan obat mulai menipis.
Seharusnya pihak puskesmas memprioritaskan mengaloksikan dana untuk penyediaan obat dan
program dalam penanganan kasus DBD yang dibutuhkan oleh msyarakat, bukan malah
mengutamakan renovasi gedung.

Pada tayangan video saat Pak lurah datang ke Puskesmas petugas menyambut dengan
senyuman, sangat berbeda dengan sikap yang ditampilkan kepada masyarakat biasa. Hal ini
menunjukkan bahwa petugas tidak menerapkan azaz persamaan perlakuan dan tidak diskriminatif.
Petugas melayani dengan senyum kepada Pak lurah karena jabatannya, sementara bersikap ketus
kepada masyarakat biasa.

Pak lurah yang baru saja datang langsung dipersilahkan masuk ke ruang pemeriksaan oleh
petugas tanpa mendaftar di ruang pendaftaran dan tidak ikut mengantri, sementara banyak pasien
lain yang sudah lebih dulu menunggu antrian. Di sini tampak bahwa petugas tidak menerapkan
azaz kesamaan hak. Seharusnya pasien yang sudah lebih dulu mengantri berhak mendapatkan
pelayanan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai