Anda di halaman 1dari 29

Rencana Program Investasi

Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

BAB 2 JARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

BAB 2 PROFIL KABUPATEN

2-1
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang


terbentuk melalui pemekaran Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan
pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri, yang secara
geografis terletak pada posisi 104° 18’ - 105° 12’ Bujur Timur dan 05° 05’ - 05° 56’
Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai


berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan


Kabupaten Lampung Tengah
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
d) Sebelah Barat berbataasan dengan Kabupaten Lampung Barat

Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah daratan seluas 2.855,46 km2 dan


wilayah laut seluas 1.799,50 km2 di sekitar Teluk Semangka, dengan panjang
pesisir 210 km, topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah
dan dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai
bergunung, yaitu sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian 0 sampai
dengan 2.115 meter dari permukaan laut.

Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2012, Kabupaten Tanggamus


berpenduduk sebesar 536.613 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Pugung dengan jumlah penduduk 51.832 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk terendah terdapat di Kecamatan Kelumbayan dengan jumlah
penduduk sebesar 10.746 jiwa (Tanggamus Dalam Angka 2011).

2.1. Wilayah Administrasi

Secara administratif ketika terbentuk, Kabupaten Tanggamus terdiri dari


11 (sebelas) Wilayah Kecamatan dan 6 (enam) Wilayah Perwakilan
Kecamatan, dan pada tanggal 19 Juni 2000 disahkan Peraturan Daerah
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Tata Kerja
Pemerintahan Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tanggamus. Dengan
adanya pengesahan Peraturan Daerah tersebut jumlah kecamatan

2-2
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

bertambah sebanyak 6 (enam) kecamatan sehingga menjadi 17 (tujuh belas)


kecamatan.

Pada tahun 2005 dilaksanakan pemekaran beberapa kecamatan di


Kabupaten Tanggamus. Dan pada tanggal 23 Juni 2005 disahkan Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2005. Dengan disahkannya Peraturan Daerah tersebut,
banyaknya kecamatan di Kabupaten Tanggamus bertambah sebanyak 7
(tujuh) kecamatan sehingga secara keseluruhan berjumlah 24 (dua puluh
empat) kecamatan.

Seiring dengan peningkatan pelayanan kepemerintahan di Kabupaten


Tanggamus, pada tanggal 21 Desember 2006 ditetapkan Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2006 tentang pembentukan 4 (empat) kecamatan hasil
pemekaran. Dan sampai dengan tahun 2009 banyaknya kecamatan di
Kabupaten Tanggamus sejumlah 28 kecamatan. Kemudian berdasarkan
Undang–undang No 48 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten
Pringsewu di Provinsi Lampung, maka cakupan wilayah Kabupaten Tanggamus
berkurang sebanyak 8 kecamatan yaitu :

Tabel 2-1Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tanggamus

NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS (KM2)

1 Wonosobo Tanjung Kurung 209,63

2 Semaka Sukaraja 170,90

3 Bandar Negeri Sanggi 98,12


Semuong
4 Kota Agung Kota Agung 76,93

5 Pematang Sawa Way Nipah 185,29

6 Kota Agung Timur Kagungan 101,30

7 Kota Agung Barat Negara Batin 73,33

8 Pulau Panggung Tekad 437,21

9 Air Naningan Air Naningan 186,35

10 Ulu Belu Ngarip 323,08

11 Talang Padang Talang Padang 45,13

12 Sumberejo Margoyoso 56,77

2-3
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS (KM2)

13 Gisting Kuta Dalom 32,53

14 Gunung Alip Banjar Negeri 25,68

15 Pugung Rantau Tijang 232,40

16 Bulok Sukamara 51,68

17 Cukuh Balak Putih Doh 133,76

18 Kelumbayan Napal 121,09

19 Limau Kuripan 240,61

20 Kelumbayan Barat Sidoarjo 53,67

JUMLAH LUAS DARATAN 2.855,46

LUAS LAUTAN 1.799,50

LUAS TOTAL KABUPATEN TANGGAMUS 4.654,96

BAB 3 Sumber : Tanggamus Dalam Angka 2013

3-4
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

BAB 4 Gambar 4.1 Peta Adminsitrasi Kab. Tanggamus

BAB 5
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten

2.2.1 Potensi Pariwisata

Bidang pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi potensial yang dimiliki
Kabupaten Tanggamus untuk dikembangkan sebagai sumber penghasilan
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan membaiknya
kondisi perekonomian serta jaminan keamanan akan memberikan dampak
positif terhadap peningkatan wisatawan di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Keindahan alam dan keanekaragaman adat dan budaya merupakan modal


dasar yang dapat dikembangkan menjadi produk wisata menarik bagi
wisatawan.

Jika meihat potensi yang ada, sektor pariwisata ini merupakan sektor andalah
yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan, namun saat ini
potensi tersebut baru dikelola secara apa adanya dan masih kurang dikelola
dengan baik, sehingga para wisatawan masih kurang tertarik untuk
mendatangi lokasi pariwisata di KabupatenTanggamus

Hal ini lah yang merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para investor
untuk dapat memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten
Tanggamus. Dengan pengelolaan yang baik dan optimal, ditambah dengan
pembangunan sarana dan prasarana di sekitar objek wisata, akan menambah
daya tarik bagi para wisatawan.

Wisata Bahari ada sebanyak 31 lokasi yang tersebar di kecamatan Wonosobo,


Kota Agung, Pematang Sawa, Kota Agung Barat, Cukuh Balak, Kelumbayan
dan Limau.

Wisata Alam ada sebanyak 10 lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan


Serta jenis obyek wisata lainnya sepert obyek wisata alam tirta, Alam Buatan
maupun wisata budaya. Sebagai daya dukung wisata adalah akomodasi dan
penginapan. Jumlah hotel di Kabupaten Tanggamus hanya ada 8 dengan
klasifikasi adalah melati dan akomodasi lainnya. Dengan total jumlah kamar
mencapai 164 kamar dengan 259 tempat tidur.

5-6
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

2.2.2 Potensi Pertambangan dan Energi

Kabupaten Tanggamus menyimpan berbagai macam potensi pertambangan,


namun hingga kini masih belum tergarap secara optimal. Dengan minimnya
investor membuat semakin menenggelamkan potensi pertambangan di
Kabupaten Tanggamus. Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten
Tanggamus memiliki kekayaan tambang, yang terdiri dari emas, mangan,
silica, bijih besi, galena, batu kapur dan pasir.

Mengingat besarnya potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten


Tanggamus, maka sangat diperlukan kerjasama pihak ketiga selaku investor
untuk dapat mengelola potensi tersebut secara optimal, sehingga akan
menciptakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Tanggamus.

Pada Tahun 2012 Jumlah Perusahaan Pertambangan yang ada di wilayah


Kabupaten Tanggamus sebanyak 40 Perusahaan, dengan Perusahaan
Tambang Bijih Besi yang paling banyak yaitu sebanyak 8 perusahaan,
kemudian perusahaan Mangaan (5 perusahaan) sedangkan Perusahaan Batu
kali, Pasir besi, Seng, Andesit masing-masing hanya ada 1 perusahaan.
Keadaan Industri tahun 2012 juga membawa peranan yang penting untuk
kemajuan perekonomian di kabupaten Tanggamus. Jumlah unit usaha industri
logam mesin kimia di kabupaten Tanggamus adalah 917 dengan jumlah
tenaga kerja 3.219 orang. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan adalah 4.337
unit usaha dengan tenaga kerja 18.606 orang.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011 mencapai


6,41 . Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan paling
besar hingga mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 26,13 dengan nilai PDRB
atas dasar Harga konstan mencapai 58,7 Milyar,

1. Bijih Besi ( Iron Ore )

Bijih besi berupa mineral Hematit dan Magnetit terjadi dari hasil sublimasi
dalam hubungannya dengan kegiatan gunung api, terjadi dalam
endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam
granit. Bijih Besi dapat ditemukan di Pekon Padang Ratu dan Pekon

5-7
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Tegineneng Kecamatan Limau; Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok


serta Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan. Bijih besi di Kabupaten
Tanggamus pada umumnya berupa mineral Magnetit yang memiliki
kadar Fe antara 55 – 65 %.

Beberapa perusahaan yang mengelola seperti : PT. Cahaya Batu Limau,


PT. Berkah Semesta Alam, PT. Hasil Alam Tanggamus, PT. Sinar Fajar
Persada, PT. Batu Besi Kencana, PT. Raja’a Naufal Mandiri dan PT.Nilam
Jaya Buana.

Kegunaannya adalah sebagai bahan utama untuk pembuatan besi


dan baja. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

2. Mangan ( Manganese )

Mineral mangan terjadi pada urat Hidrotermal yang berasosiasi dengan


Kalsit dan Barit (mineral manganit), endapan sedimennya berasosiasi
dengan mineral Psilomelane dan Pyrolusit. Mangan di Kabupaten
Tanggamus pada umumnya berupa mineral Pyrolusit dengan kadar Mn
antara 25 – 45 %, dan dapat dijumpai di Pekon Tanjung Kemala, Pekon
Tanjung Agung, Pekon Gunung Kasih Kecamatan Pugung.

Beberapa perusahaan yang mengelola antara lain PT. Indomin Prima


International, PT. Eksimulti Guna Mandiri, dan PT. Kendi Arindo.

Kegunaannya untuk produksi stainlees steel, bahan campuran


alumunium dan baterai kering. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

3. Emas ( Gold )

Keterdapatannya didalam urat-urat Hidrotermal yang pada umumnya


berasosiasi dengan mineral sulfida didalam endapan-endapan letakan
(placer),pasir sungai (river sand) dan endapan fosil (conglomerate
matrix). Bahan galian Emas di Kabupaten Tanggamus memiliki sebaran
yang cukup luas dengan jumlah cadangan yang cukup besar, dan
terdapat di Pekon Doh Kec. Cukuh Balak, Pekon Sidoharjo Kec.
Klumbayan Barat, Pekon Umbar Kec. Klumbayan, Way Linggo dan Way
Semong Kec. Bandar Negeri Semuong.

5-8
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Beberapa perusahaan yang terlebih dulu mengelola antara lain :


Koperasi Tambang Rakyat (KTR), PT. Napal Umbar Picung, PT. Natarang
Mining.

Kegunaan untuk perhiasan, elektronik instrumen kedokteran gigi dan


merupakan logam komersial yang utama (Standar Moneter). (Dinas
Pertambangan dan Energi : 2012)

4. Galena

Pada umumnya terdapat dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi


dengan mineral sulfida, spalerit, kalkopirit, pirit dan kuarsa. Galena di
wilayah Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon Sidoharjo
Kecamatan Kelumbayan Barat serta Pekon Umbar dan Pekon Paku
Kecamatan Kelumbayan.

Beberapa perusahaan yang mengelola diantaranya : PT. Napal Umbar


Picung, PT. Setia Tunggal Abadi, PT. Lachera PT. Ar Eka, PT. Tanggamus
Karya Alam.

Galena banyak digunakan pada industri otomotif dan pembuatan


Accu. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

5. Pasir Besi ( Iron Sand )

Pasir besi merupakan mineral endapan letakan (placer) di pantai


sebagai Ilmenit, Titanomagnetit dan Hematit. Pasir besi di wilayah
Kabupaten Tanggamus keterdapatannya dapat dijumpai tersebar
disepanjang pesisir pantai seperti di Pekon Tegineneng dan Pekon
Badak Kec. Limau, pesisir pantai Pekon Doh Kec. Cukuh Balak, pesisir
pantai Pekon Napal dan Pekon Negeri Kelumbayan Kecamatan
Kelumbayan, serta memiliki ketebalan deposit berkisar antara 0,5 – 2,5
m. Perusahaan yang mengelola yaitu : PT. Murni Tri Mustika Gasirtub.
(Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

6. Batubara ( Coal )

5-9
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Batubara merupakan endapan sediment yang pada umumnya


terbentuk pada lapisan yang berulang (multi seam), biasanya berada
pada perselingan antara batu pasir dan tanah liat. Secara geologi umur
batubara di Indonesia tergolong muda (Eocene dan Miocene).
Batubara dapat digolongkan menjadi jenis Antrasit, Bituminus, Sub
Bituminus dan Lignit. Sebagian besar batubara di Indonesia masuk
dalam golongan Bituminus dan Sub Bituminus.

Batubara di Kabupaten Tanggamus pada umumnya memiliki Kalori


berkisar antara 5.500 – 6.300 dan dapat dijumpai di Pekon Tangkit
Serdang dan Pekon Gading Pertiwi Kec. Pugung, Teluk Berak Pekon Way
Nipah Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way Harong Kecamatan Air
Naningan, Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat, Pekon
Penyandingan Kecamatan Kelumbayan.

Beberapa perusahaan yang mengelola seperti : PT. Trisakti Muliatama,


PT. Tanggamus Karya Alam dan PT.Bara Jaya Perkasa

Batubara pada umumnya digunakan sebagai sumber energi pada


beberapa industri besar dan kecil serta sebagai sumber energi pada
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). (Dinas Pertambangan dan Energi
: 2012)

7. Zeolit ( Zeolite )

Zeolit merupakan senyawa alumina silika dengan logam alkali, endapan


zeolit terdapat dalam batuan sediment piroklastik yang berbutir halus.
Bahan galian zeolit di Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon
Batu Balai Kecamatan Kota Agung Timur (sumber daya : 720.000 m³),
Pekon Tengor dan Pekon Pertiwi Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya
: 2.000.000 m³) pengelola PT. Paragon Perdana Mining, Pekon Way Rilau
Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya = 600.000 m³).

Kegunaan untuk makanan ternak, penyerap bau, pengolahan limbah,


pupuk dan katalis. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

8. Andesit ( Andesite )

5-10
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Merupakan batuan beku ekstrusi terdapat sebagai lava dan dike. Batu
andesit di wilayah Kabupaten Tanggamus keterdapatannya tersebar
merata di beberapa tempat, diantaranya Kecamatan Talang Padang
(sumber daya : 2.700.000 m³), Kecamatan Kota Agung Timur (sumber
daya 140.000 m³), Kecamatan Bulok (sumber daya : 5.250.000 m³),
Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya : 24.750.000 m³), Kecamatan
Wonosobo (sumber daya 21.800.000 m³), Kecamatan Pematang Sawa
(sumber daya : 3.000.000 m³), kegunaannya sebagai bahan bangunan
dan konstruksi. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

9. Batu Gamping ( Lime Stone )

Batu gamping atau batu kapur merupakan batuan sedimen karbonat


yang terdapat di alam yang terbentuk akibat proses sedimentasi
organis, kimiawi maupun mekanis, dimana dalam keadaan murni
sebagai kristal-kristal kalsit (CaCO3). Batu gamping / batu kapur di
Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai pada beberapa wilayah di
Kecamatan Pugung, seperti di Pekon Gunung Kasih (sumber daya :
780.000 m³), Pekon Tanjung Kemala (sumber daya : 3.240.000 m³).

Beberapa perusahaan dan badan usaha yang telah mengusahakan


diantaranya : CV.Tanjung Kemala Raya, CV.Sinar Bara Manik.

Kegunaan batu gamping diantaranya sebagai bahan baku utama


pabrik semen, sebagai bahan dasar pembuatan kalsium, bahan
kedokteran, pencegah penyakit tanaman dan untuk pembuatan
pupuk, sebagai Flaux dan bahan tahan api pada industri logam (Dinas
Pertambangan dan Energi : 2012).

10. Seng

Seng merupakan bahan tambang yang ter­masuk dalam kelompok


mineral logam. Berguna untuk atap bangunan, untuk peralatan dapur
dll. Dijumpai di Pekon Tanjung Agung Kec.Pugung dan badan usaha
yang telah mengusahakan adalah PT. Agathon Brothers (Dinas
Pertambangan dan Energi : 2012).

5-11
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

11. Bentonit ( Bentonite )

Bentonit merupakan jenis mineral batuan lempung yang telah


mengalami perubahan dan memiliki sifat fisik lunak dan licin seperti lilin,
mudah pecah dan menyerap air atau sulfides. Jenis mineral bentonit
ada dua yaitu Ca bentonit dan Na bentonit yang dapat di dijumpai di
Dusun Umbul Solo Pekon Tangkit Serdang Kecamatan Pugung (sumber
daya : 600.000 m³).

Pada umumnya Ca bentonit banyak digunakan untuk Absorben,


pemurnian dan penghilang warna dari suatu larutan, sebagai filter pada
karet dan kertas, bahan dasar kosmetik dan medis, sedangkan Na
bentonit pada umumnya digunakan sebagai Lumpur pemboran (mud
logging) (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012).

12. Belerang ( Sulfur )

Sebagai akibat gejala panas bumi, pada umumnya banyak dijumpai


Humarela (mata air panas) yang muncul di zona-zona lemah (sesar)
yang ditandai dengan adanya kandungan belerang (sulfur) sebagai
penciri uap panas. Belerang di wilayah Sumatera pada umumnya
banyak dijumpai pada daerah-daerah gunung api yang masih aktif
seperti berarah Barat Laut Tenggara, searah dengan sistim sesar
Semangko. Belerang di Kabupaten Tanggamus dapat dijumpai di
Pekon Suka Indah Kec. Ulu Belu.

Kegunaan belerang pada umumnya untuk industri Farmasi (obat-


obatan) (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012).

13. Batu Apung ( Fumice )

Batu apung terbentuk akibat magma asap yang tersemburkan keluar


akibat letusan gunung api, dan termasuk jenis batuan beku ekstrusi.
Kabupaten Tanggamus yang secara geologis berada dalam jalur
pegunungan Bukit Barisan merupakan jalur vulkanik yang potensial
dalam pembentukan batu apung. Bahan galian ini di Kab. Tanggamus
dapat dijumpai di Pekon Tampang Kecamatan Pematang Sawa.

5-12
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Banyak dipergunakan sebagai bahan poles (penggosok), bahan


bangunan konstruksi ringan, sebagai (filler) bahan pengisi dan
sebagai isolator temperatur tinggi. (Dinas Pertambangan dan Energi :
2012)

14. Pasir ( Sand )

Pasir termasuk dalam batuan sediment yang terjadi secara mekanis


yang pada umumnya diendapkan di lingkungan air seperti sungai,
muara, danau atau laut. Pasir di Kabupaten Tanggamus banyak
dijumpai di Pekon Sri Kuncoro dan Pekon Karang Rejo Kecamatan
Semaka, disepanjang aliran sungai Way Semaka Pekon Tugu Rejo dan
Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, Pekon Baros Kec. Kota
Agung.

Pasir digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi. (Dinas


Pertambangan dan Energi : 2012)

15. Granit ( Granite )

Merupakan batuan beku intrusi dengan kandungan mineral kuarsa


berkisar antara 58 – 74 %. Kombinasi warna pada batu garanit umumnya
antara putih, abu-abu dan hitam, terdapat sebagai batolit atau dike.
Batu granit merupakan bahan galian yang sangat ekonomis, dan di
Kabupaten Tanggamus dijumpai di Pekon Tulung Asahan (sumber daya
: 6.000.000 m³), dan Pekon Kali Pasir Kecamatan Semaka dan
Kecamatan Wonosobo.

Kegunaan batu granit selain untuk bahan bangunan dan konstruksi


juga digunakan sebagai ornamen. (Dinas Pertambangan dan Energi :
2012)

16. Lempung ( Clay )

Disusun oleh mineral-mineral lempung, plastis dan pada umumnya


memiliki warna hitam kelabu, hijau maupun kuning kemerahan.
Lempung di wilayah Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon

5-13
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Gunung Kasih dan Pekon Tanjung Kemala Kecamatan Pugung, Pekon


Way Ngison (sumber daya : 22.500.000 m³).

Lempung digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan batu


bata dan genteng. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

17. Silika ( Silica )

Merupakan batuan kuarsa yg bersifat masif dengan mineral penyusun


utamanya SiO2 diatas 90 %. Mineral silika dijumpai di Pekon Gunung
Kasih Kec. Pugung (sumber daya : 600.000 m³), disepanjang pantai
Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, di Pekon Air Kubang, Air
Naningan dan Sinar Sekampung Kecamatan Air Naningan .

Kegunaan silika untuk industri kaca, semen, bata tahan api, pengecor
logam, keramik, abrasif, silikon karbit, industri kimia dan masih banyak
kegunaan lainnya. (Dinas Pertambangan dan Energi : 2012)

2.2.3 Potensi Perkebunan dan Peternakan

Pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang perekonomian di


Kabupaten Tanggamus, Pertanian di sini mencakup pertanian tanaman bahan
makanan, tanaman obat dan hias, perkebunan, kehutanan, peternakan.
Produksi Tanaman Padi tahun 2012 mengalami kenaikan dibanding tahun
2011, hal ini dipengaruhi oleh luas panen, nilai produktivitas tanaman padi rata-
rata mencapai 5,56 ton/ha. Produksi Tanaman Padi ladang pada tahun 2012
mengalami kenaikan yaitu mencapai 20 persen dari tahun sebelumnya
dengan wilayah Kecamatan Kelumbayan Barat merupakan daerah produksi
padi ladang terbesar dengan capaian produksi padi ladang sebesar 1.696
(18.80 %) dari total produksi se-Kabupaten Tanggamus.

Dari keseluruhan luas daratan di Kabupaten Tanggamus, luas areal yang


digunakan dan disesuaikan untuk pertanian meliputi 20.643 Ha lahan sawah,
serta 132.391 Ha lahan pertanian bukan sawah, dengan berbagai jenis
prasarana irigasi/pengairan yang mendukungnya. Berbagai jenis pengairan
yang digunakan bagi sektor pertanian di Kabupaten Tanggamus, dengan
menggunakan irigasi teknis seluas 5.233 Ha, irigasi setengah teknis seluas 7.854

5-14
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Ha, irigasi sederhana seluas 2.748 Ha, irigasi desa/non PU seluas 4.009 Ha dan
tadah hujan seluas 799 Ha.

Penggunaan lahan bukan sawah di Kabupaten Tanggamus meliputi hutan


dan perkebunan. Luas areal perkebunan di Kabupaten Tanggamus adalah
91.620,64 Ha yang meliputi perkebunan rakyat seluas 88.343,14 Ha, perkebunan
swasta seluas 1.070 Ha dan perkebunan Negara seluas 2.207,5 Ha. Produksi
Tanaman buah-buahan terbesar adalah durian sebesar 66.365 ton, disusul
kemudian salak (23.170 ton) sehingga tidak salah apabila Kabupaten
Tanggamus merupakan salah satu sentra buah durian.

Produksi Komoditas perkebunan tahun 2012 terbesar adalah Kelapa Dalam


(115.695 ton) dengan Kecamatan Limau merupakan penghasil terbesar
komoditas kelapa dalam dengan mencapai 77.36 persen dari total produksi
tanaman perkebunan di Kabupaten Tanggamus. Kemudian disusul komoditas
kopi 25.752,07 ton mencapai 17.22 persen dari total produksi tanaman
perkebunan di kabupaten Tanggamus.

Populasi ternak besar di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 mencapai


8.136 hewan ternak yang terdiri dari 5.981 ternak sapi dan 2.155 ternak kerbau.
Kecamatan Sumberejo merupakan kecamatan dengan populasi ternak sapi
terbanyak (1.375 ekor) sedangkan untuk kerbau paling banyak terdapat di
kecamatan Cukuh Balak (305 ekor). Populasi ternak kecil sebesar 171.230 ekor
yang terdiri dari 164.325 ternak kambing dan 6.905 ternak domba.

Kecamatan gisting dan sumberejo dapat dikatakan sebagai sentra ternak


kambing dengan populasi ternak mencapai 13,77 dan 13,53 persen.
Kecamatan gisting merupakan Kecamatan dengan populasi ternak unggas
terbesar dengan 24,71 persen. Populasi ternak unggas juga berpengaruh
terhadap produksi telur, Kecamatan Gisting menyuplai telur sebanyak 19.68
persen dari total produksi telur di Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten Tanggamus juga merupakan wilayah yang memiliki laut, sehingga


sebagianmasyarakat berkerja di sector perikanan, khususnya perikanan laut.
Jumlah nelayanTangkap di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 sebanyak
5.480 orang, dengan jumlah nelayan di kecamatan Kota Agung yang paling

5-15
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

banyak dari kecamatan lainnya. Dari sisi Produksi, Kecamatan Kota Agung
juga mempunyai nilai produksi terbesar mencapai 40.34 persen (10.868,65) dari
total produksi di Kabupaten Tanggamus yang mencapai 26.941,81 ton pada
tahun 2012. Selain sektor perikanan laut, budidaya perikanan darat juga ada di
Kabupaten Tanggamus, dengan luas lahan mencapai 2.407 ha.

2.3 Demografi dan Urbanisasi

Demografi

Salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan dalam proses


pembangunan didaerah adalah adalah problematika demografis yang
menyangkut 3 (tiga) hal pokok yakni,

a) Jumlah Penduduk

b) Komposisi Pendudduk di suatu daerah, dan

c) Penyebarannya di masing masing wilayah administratif.

Besarnya jumlah pendudduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah


yang mempunyai kepadatan tinggi ditambah dengan persebaran
penduduknya yang tidak merata akan menimbulkan permasalahan yang
cukup kompleks, karena pada dasarnya semua kegiatan baik kegiatan
perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya akan melibatkan
penduduk.

Prilaku penduduk dalam kegiatan sehari-hari diberbagai lapisan sosial turut


memberikan tekanan terhadap lingkungan yang akan memunculkan efek
negatif maupun positif. Dengan demikian perlu adanya pengendalian baik
terhadap jumlah, komposisi dan persebarannya, hal ini sebagai upaya untuk
mendukung kelancaran proses pembangunan di daerah.

Struktur Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Hasil Sensus Penduduk 2010 di Kabupaten Tanggamus adalah sebanyak


536.613 jiwa yang terdiri dari 280.333 laki-laki dan 255.780 perempuan.
Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pugung yang berjumlah 51.832

5-16
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

jiwa, selanjutnya Kecamatan Talang Padang yang berjumlah 43.029 jiwa.


Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan
Kelumbayan, dengan jumlah 10.746 jiwa.

Sex Ratio penduduk di Kabupaten Tanggamus rata-rata sebesar 109,79.

Struktur penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Tanggamus Pada Tahun


2013 disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2-1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tanggamus per –


KecamatanMenurut Jenis Kelamin

NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1 2 3 4
1. Wonosobo 17.763 16.339 34.102
2. Semaka 17.935 16.352 34.287
3. Bandar Negeri 9.691 8.522 18.213
Semuong
4. Kota Agung 20.249 19.137 39.386
5. Pematang Sawa 8.532 7.075 15.607
6. Kota Agung Barat 9.110 8.535 17.645
7. Kota Agung Timur 11.060 9.689 20.749
8. Pulau Panggung 16.492 15.414 31.906
9. Ulu Belu 20.675 18.043 38.718
10. Air Naningan 14.439 12.612 27.051
11. Talang Padang 21.910 21.119 43.029
12. Sumberejo 16.053 15.093 31.146
13. Gisting 18.549 17.457 36.006
14. Gunung Alip 8.982 8.281 17.263
15. Pugung 26.938 24.894 51.832
16. Bulok 10.263 9.269 19.532
17. Cukuh Balak 11.361 9.726 21.087
18. Kelumbayan 5.792 4.954 10.746
19. Limau 9.102 7.930 17.032
20. Kelumbayan Barat 5.937 5.339 11.276
Jumlah 280,833 255,780 536,613
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus 2013

Persebaran Penduduk

Hasil Sensus Penduduk 2012 di Kabupaten Tanggamus adalah sebanyak


536.613 jiwa yang terdiri dari 280.333 laki-laki dan 255.780 perempuan.
Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pugung yang berjumlah 51.832
jiwa, selanjutnya Kecamatan Talang Padang yang berjumlah 43.029 jiwa.

5-17
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan


Kelumbayan, dengan jumlah 10.746 jiwa.Sex Ratio penduduk di Kabupaten
Tanggamus rata-rata sebesar 109,79.

Tabel 2-2Persebaran Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 – 2012

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK


2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Wonosobo 34.506 35.117 34.506 35.948 34.431 34.102
2 Semaka 34.087 32.740 33.540 33.720 34.852 34.287
3 B. Negeri 11.001 16.437 16.150 16.227 17.831 18.213
Semuong
4 Kota Agung 68.239 35.779 36.655 36.852 37.574 39.386
5 Pematang Sawa 15.247 15.424 16.642 15.886 17.370 15.607
6 Kota Agung *) 16.245 15.823 16.731 18.341 17.645
Timur
7 Kota Agung *) 14.444 15.800 15.908 18.251 20.749
Barat
8 Pulau Panggung 29.760 29.902 30.635 28.901 29.115 31.906
9 Air Naningan 21.992 22.097 22.637 34.836 25.686 27.051
10 Ulu Belu 30.761 33.823 34.651 24.659 36.140 25.686
11 Talang Padang 91.796 40.918 41.919 42.144 42.699 43.029
12 Sumberejo 29.689 28.896 33.995 29.764 29.760 31.146
13 Gisting *) 33.183 29.605 34.178 33.389 36.006
14 Gunung Alip *) 17.043 17.460 17.554 18.414 17.263
15 Pugung 51.258 50.171 51.398 51.675 53.081 51.882
16 Bulok *) *) *) 19.872 19.694 19.532
17 Cukuh Balak 47.528 20.072 20.562 20.672 22.470 21.087
18 Kelumbayan 18.548 19.934 16.919 10.796 10.995 10.746
19 Limau *) *) *) 17.010 19.3666 17.032
20 Kelumbayan *) *) *) 8.143 10.283 11.276
Barat
Sumber : Tanggamus Dalam Angka 2009, Tanggamus Dalam Angka
2010, Tanggamus Dalam Angka 2011. dan Tanggamus Dalam Angka
2012.
Ket. *) Data Belum Tersedia dan Masih bersatu dengan
Kecamatan Induk.

5-18
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus setiap tahunnya cenderung


mengalami peningkatan, dengan penyebaran jumlah penduduk yang relatif
tidak merata.

Kepadatan penduduk lebih terkonsentrasi pada beberapa kecamatan


dimana kepadatan penduduk tertinggi berada pada wilayah Kecamatan
Gisting dengan kepadatan 1.026.41 jiwa/km2 dan kepadatan terendah
berada pada wilayah Kecamatan Pulau Panggung dengan kepadatan 66.59
jiwa/km2.

Tabel 2-3Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tanggamus 2007 –


2012

No Kecamatan Jumlah Luas Kepadatan


Penduduk (Km2) Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/ Km2)
1. Wonosobo 34.431 209,63 164.25
2. Semaka 34.852 170,90 203.93
3. Kota Agung 37.574 76,93 488.42
4. Pematang Sawa 17.370 185,29 93.74
5. Pulau Panggung 29.115 437,21 66.59
6. Ulu Belu 25.686 323,08 79.50
7. Talang Padang 42.699 45,13 946.13
8. Sumberejo 29.760 56,77 524.22
9. Pugung 53.081 232,40 228.40
10. Cukuh Balak 22.470 133,76 167.99
11. Kelumbayan 10.995 121,09 90.80
12. Kota Agung Timur 18.251 73,33 258.89
13. Gisting 33.389 32,53 1.026.41
14. Kota Agung Barat 18.341 101,30 181.06
15. Gunung Alip 18.414 25,68 717.06
16. Limau 19.366 240,61 80.49
17. Bandar Negeri Semuong 17.831 98,12 181.73
18. Air Naningan 36.140 186,35 193.94
19. Bulok 19.694 51,68 381.08

5-19
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

No Kecamatan Jumlah Luas Kepadatan


Penduduk (Km2) Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/ Km2)
20. Kelumbayan Barat 10.283 53,67 191.60
Jumlah 529.742 2.855.46 137.8
Sumber: Tanggamus Dalam Angka 2013

Tabel 2-5 PDRB Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2010 Berdasarkan Dasar


Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
NO LAPANGAN USAHA PDRB Kab tanggamus
2009 2010
1 Pertanian, Peternakan, 2.431.480 2.754.409
Kehutanan, dan Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 55.053 82.826
3 Industri Pengolahan 168.730 200.130
4 Listrik dan Air Bersih 28.709 31.583
5 Bangunan 200.737 242.219
6 Perdagangan, Hotel, dan 489.498 609.160
Restauran
7 Angkutan dan Komunikasi 115.936 134.763
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 165.856 186.098
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 531.846 576.518
PRODUK DOMESTIK REGIONAL 4.195.267 4.817.706
BRUTO
Sumber : PDRB Kecamatan se-Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2010
dan Provinsi Lampung dalam angka 2012

2.4 Isu-isu Strategis Sosial,Ekonomi dan lingkungan

2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran potensi


sekaligus kemampuan wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
dalam suatu proses produksi yang mencerminkan pendapatan masyarakat di
Daerah. Berdasarkan data PDRB beberapa tahun terakhir, menunjukan PDRB
Perkapita Kabupaten Tanggamus terus mengalami peningkatan. PDRB
perkapita digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran
penduduk suatu daerah. Oleh karena itu PDRB perkapita baik atas dasar harga

5-20
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

berlaku maupun konstan tidak dapat menggambarkan pendapatan


masyarakat. Tetapi ukuran ini dapat dipakai sebagai acuan untuk melihat
tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Strategi yang dilakukan untuk
peningkatan perekonomian wilayah Kabupeten Tanggamus adalah:

 Memperkuat basis perekonomian menurut sektor–sektor unggulan pada


masing–masing wilayah pengembangan, termasuk memperluas
keanekaragaman sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan ekonomi.

 Pengembangan sektor pertanian sebagai pendukung berkembangnya


sektor perdagangan, hotel dan restoran, seperti perikanan, pertanian
lahan basah dan perkebunan (kopi, karet dan kelapa hibrida).

 Pemanfaatan teknologi dan manajemen modern sebagai langkah untuk


mengimbangi kebutuhan yang semakin lama semakin besar.

 Meningkatkan produksi sebagai tuntutan atas kebutuhan yang umumnya


mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik untuk konsumsi lokal maupun
untuk keluar.

 Meningkatkan peran sektor industri sebagai salah satu sektor yang memiliki
keterkaitan dengan sektor pertanian, dimana keberadaan sektor ini
mampu menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Tabel 2-6 Peringkat PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Tanggamus


Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 (Rupiah)
PERINGKAT KECAMATAN PDRB PERKAPITA
1 Kota Agung Timur 13.599.294
2 Cukuh Balak 10.734.928
3 Kota Agung 8.987.094
4 Kelumbayan 8.260.991
5 Kota Agung Barat 8.249.839
6 Sumberejo 7.862.966
7 Pulau Panggung 7.568.267
8 Bulok 7.322.559
9 Pematang Sawa 7.176.971
10 Wonosobo 7.092.466
11 Limau 6.936.127
12 Semaka 5.823.810
13 Pugung 5.796.550
14 Gisting 5.767.277

5-21
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

15 Talang Padang 5.587.106


16 Gunung Alip 5.293.303
17 Ulu Belu 5.019.476
18 Kelumbayan Barat 4.942.762
19 Bdr Negeri Semoung 4.840.598
20 Air Naningan 3.645.097
Sumber : PDRB Kecamatan Se-Kabupaten Tanggamus 2007-2008, BPS 2009

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran dari nilai tambah
bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan usaha yang berada dalam
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Salah satu kegunaan PDRB adalah
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara
menyeluruh maupun sektoral.

PDRB Kabupaten berdasarkan harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp.
4,82 Trilyun meningkat dari tahun sebelumnya yang “hanya” mencapai Rp.
4,19 Trilyun. Dilihat dari harga konstan nilai PDRB Kabupaten Tanggamus tahun
2010 mencapai Rp. 2,35 Trilyun meningkat dari tahun sebelumnya (2009) yang
mencapai Rp. 2,22 Trilyun.

PDRB Kabupaten Tanggamus didominasi oleh sektor pertanian dengan


kontribusi diatas 57,17 % dengan nilai PDRB mencapai Rp. 2,75 Trilyun, kontribusi
sektor pertanian mengalami penurunandari tahun sebelumnya, ditahun 2009
sektor pertanian mampu memberikan nilai kontribusi sebesar 57,96% . Pada
tahun 2010 nilai PDRB atas dasar konstan di sektor Pertanian sebesar Rp.
1.428.332.000,- nilai tersebut merupakan 61,31 persen dari total nilai PDRB di
Kabupaten Tanggamus.

Kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan dengan nilai PDRB


mencapai Rp. 0,6 Trilyun ( 12,64% ), sedangkan kontribusi terkecil ada pada
sektor listrik, gas dan air bersih (0,66 %).

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010 mencapai


5,79. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan paling
besar hingga mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 22,14 dengan nilai PDRB
atas dasar harga konstan mencapai 46,54 Milyar, disusul kemudian sektor
Transportasi dan Komunikasi ( 10,19 ). Pada tahun 2010, Pendapatan perkapita
di wilayah Kabupaten Tanggamus mencapai 7,01 juta pertahun, hal ini dapat

5-22
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa ada peningkatan kesejahteraan


apabila dilihat dari sisi pendapatan.

2.4.2 Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

o Topografi

Lebih dari 50% dari wilayah Kabupaten Tanggamus berkarakter wilayah


berbukit dan bergunung dengan kemiringan lebih dari 40% yang tersebar di
kecamatan - kecamatan Bandar Negeri Semoung, Pulau Panggung, Kota
Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Gisting, Talang Padang, Ulu Belu,
Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Limau, Semaka, dan Cukuh Balak, sedangkan
wilayah datarnya hanya sekitar 19% dari keseluruhan wilayah. Wilayah dengan
bentuk fisiografi dataran sebagian besar terdapat di sekitar kecamatan
Pugung, Gunung Alip, dan Bulok. Sebagian besar dari wilayah Kabupaten
Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropikal pantai dan dataran dengan
temperatur udara rata-rata 28° Celcius dan sebagian wilayah dengan udara
sejuk pegunungan di sekitar Gisting, Pulau Panggung, Ulu Belu, Air Naningan,
Bandar Negeri Semuong yang terietak sekitar 500 m dpl sampai dengan 2000
meter dpl di kaki Gunung Tanggamus. Curah hujan cukup tinggi mendekati
3000 mm per tahun terutama pada wilayah Kecamatan Wonosobo, Kota
Agung, Talang Padang, Pulau Panggung dan Cukuh Balak yang bentuk
fisiografi wilayahnya berbukit dan bergunung.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus secara geologis termasuk


dalam formasi kwarter. Formasi geologi yang terdapat di Kabupaten
Tanggamus terutama merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan yaitu
satu rangkaian di sebelah barat patahan (sesar) Semaka dan satu lagi
disebelah timurnya. Batuan tersier yang mempunyai penyebaran cukup luas di
Kabupaten Tanggamus adalah batuan gunung api andesit formasi tua.
Batuian kwarter yang berupa endapan gunung api muda cukup mendominasi
wilayah Kabupaten Tanggamus terutama di Pulau Panggung dan Wonosobo
serta Kota Agung. Sementara yang berasal dari endapan permukaan banyak
terdapat disekitar Wonosobo, Semaka, dan Kota Agung Barat.

5-23
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Wilayah Kabupaten Tanggamus cukup berlimpah dengan sumber daya air,


baik air permukaan maupun air tanah. Kondisi hidrologis secara makro
didrainasekan menuju Samudera Indonesia oleh beberapa sungai besar
seperti Way Sekampung dengan daerah aliran sungai (DAS) yang sangat luas
yaitu 479,252 Ha dan Way Semangka dengan daerah aliran sungai (DAS)
seluas 98.500 Ha. Khususnya di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan kondisi vegetasi terdiri atas vegetasi hutan hujan pegunungan
tinggi, vegetasi hutan hujan pegunugan rendah, vegetasi dataran rendah dan
vegetasi hutan pantai. Berdasarkan hasil analisis dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, antara lain kondisi kesesuian lahan, penggunaan lahan
sebelumnya, kondisi kawasan lindung dan sebagainya, maka disimpulkan
rencana pemanfaatan lahan di wilayah Kabupaten Tanggamus adalah
sebagai berikut:

1) Pemanfaatan lahan untuk pertanian lahan basah, yaitu sawah


2) Pemanfaatan lahan untuk pertanian lahan kering, meliputi padi ladang,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, palawija, dan tanaman pangan lainnya.
3) Pemanfaatan lahan untuk permukiman.
4) Pemanfaatan lahan untuk perkebunan, meliputi perkebunan kopi, karet,
kelapa, dan lain-lain.
5) Pemanfaatan lahan untuk perikanan, meliputi perikanan tambak dan air
tawar.
6) Pemanfaatan lahan untuk kawasan lindung, meliputi hutan lindung dan
konservasi.
7) Pemanfaatan lahan untuk hutan kemasyarakatan

5-24
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Tabel 2-7 Kemiringan Lereng Yang Membentuk Permukaan di Kabupaten


Tanggamus

Kemiringan
Lereng Keterangan
Antara

0–2% Luas kemiringan lereng pada kelompok ini sebesar 19,28 % dari
luas keseluruhan wilayah Kabupaten Tanggamus. Kecamatan
yang memiliki lahan dengan kemiringan sangat datar (0 – 2 %).
2-5% sekitar 10,86 % dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten
Tanggamus merupakan lahan dengan kemiringan cukup datar.
Kecamatan yang memiliki lahan dengan kemiringan cukup datar
(2 – 15 %) paling dominan adalah Kecamatan Kota Agung yaitu
8.580 Ha atau 23,47 %.
15-40% Kemiringan dengan kategori ini adalah sebesar 58.179 Ha atau
17,33 % dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Tanggamus.
Kecamatan Kota Agung merupakan kecamatan yang memiliki
kemiringan 15 – 40 % paling besar yaitu 14.604 (25,10 %).
> 40% Kemiringan lereng yang mendominasi di wilayah Kabupaten
Tanggamus adalah kemiringan > 40 % sebesar 165.215 Ha atau
49,22 % dari total wilayah Kabupaten Tanggamus. Sebagian
besar terdapat di Kecamatan Cukuh Balak dan Kelumbayan
yaitu sebesar 37.127 Ha atau 22,47 %.
Sumber : RTRW Kabupaten Tanggamus,2012

o Geohidrologi

Di Kabupaten Tanggamus terdapat 2 (dua sungai utama yang melintasi


daerah-daerah di Kabupaten Tanggamus. Kedua sungai tersebut adalah Way
Sekampung dan Way Semangka. Selain kedua sungai utama tadi, terdapat
juga beberapa sungai yang mengaliri wilayah Kabupaten Tanggamus antara

5-25
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

lain Way Pisang, Way Gatal, Way Semah, Way Sengharus, Way Bulok dan Way
Semong.

Tabel 2-8 Panjang Sungai dan Daerah Aliran di Kabupaten Tanggamus

No Nama sungai/anak sungai Panjang Daerah aliran


(km) (km2)
1. Way Sekampung 256 245,565,75
- Way Pisang 21
- Way Gatal 34
- Way Semah 23
- Way Sengharus 37
- Way Bulok 40
2. Way Semangka 90 90,818,71
- Way Semong 40
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus, 2013
o Geologi

Berdasarkan jenisnya, batuan yang membentuk wilayah Kabupaten


Tanggamus terdiri atas batuan pra tertier, batuan tertier yang meliputi batuan
gunung api andesit formasi tua, dan batuan kwarter berupa endapan gunung
api muda. Batuan tersier tersebar cukup luas di wilayah Kabupaten
Tanggamus. Batuan kwarter tersebar di beberapa wilayah Kabupaten
Tanggamus, namun yang cukup mendominasi terdapat di Kecamatan Pulau
Panggung dan Wonosobo. Sementara alluvium yang berupa endapan
permukaan lebih banyak terdapat di Kecamatan Wonosobo.

Wilayah Kabupaten Tanggamus secara geologis termasuk dalam formasi


kwarter. Berdasarkan formasinya, formasi yang terdapat di Kabupaten
Tanggamus merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan berupa satu
rangkaian yang terletak di sebelah barat patahan (sesar) Semangka dan
lainnya terletak di bagian timur patahan (sesar) Semangka. Tanah yang
terdapat di Kabupaten Tanggamus terbagi dalam beberapa jenis tanah.
Penentuan jenis tanah tersebut di tinjau dari berbagai klasifikasi, yaitu :

1) Klasifikasi menurut USDA (United States Dept. of Agriculture)

2) Versi unit lahan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT)

3) Versi unit lahan menurut Repport

5-26
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

Berdasarkan klasifikasi USDA, jenis tanah yang terdapat di Kabupaten


Tanggamus meliputi jenis-jenis tanah alluvial, latosol, andosol, regosol dan
hidromorf kelabu. Lebih rincinya, jenis batuan dalam asosiainya dengan jenis
tanah di Kabupaten Tanggamus dalam kaitannya dengan bentuk fisiografi
wilayah adalah sebagai berikut :

1) Batuan tanah latosol yang berasal dari bahan induk kompleks tufa batuan
gunung api intermedier dan basis dengan fisiografi pegunungan lipatan.

2) Batuan andosol coklat kekuningan yang berasal dari bahan induk kompleks
tufa intermedier dan basis pada fisiografi pegunungan patahan.

3) Batuan tanah andosol coklat, kompleks tufa dan batuan tufa intermedier.

4) Batuan tanah podsolik merah kuning yang berasal dari bahan induk
kompleks sedimen tufa dengan batuan metamorf pada fisiografi dataran.

5) Asosiasi podsoli merah kekuningan dan litosol yang berasal dari kompleks
batuan kukuh plutonik masam dan metamorf pada fisiografi pegunungan.

6) Batuan tanah alluvial hydromorf yang berasal dari bahan induk endapan
marin dengan fisiografi dataran.

o Klimatologi

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut yaitu Teluk


Semangka yang merupakan bagian dari Samudera Indonesia menyebabkan
sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara
tropikal pantai dan dataran dengan temperatur udara berkisar rata-rata
antara 26 oC sampai dengan 300 C pada ketinggian 20-60 m diatas
permukaan laut sedangkan pada daerah yang lebih rendah temperatur udara
di Wilayah ini dapat mencapai 330 C.

Wilayah dengan udara sejuk (pegunungan) berada di sekitar daerah


Kecamatan Gisting dan Kota Agung Timur yang berada pada ketinggian 500
mdpl (Gunung Tanggamus). Kecepatan angin rata-rata adalah 5,83 km/jam,
dengan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu 80%-88%. Curah hujan di
wilayah Kabupaten Tanggamus juga Cukup tinggi berkisar antara 1.750 mm
per tahun dengan 3000 mm per tahun.

5-27
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

2.4.5 Data Resiko Bencana Alam

2.4.6 Isu-isu Strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

Beberapa hal pokok yang menjadi isu strategis dan permasalahan tata ruang
di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut:

1) Pertambangan Emas di Bandar Negeri Semuong, namun kawasan


pertambangan tersebut diantaranya terdapat di kawasan lindung.

2) Terdapat kawasan lindung, dan suaka alam yang cukup dominan (hampir
40% dari luas kabupaten), dengan kondisi yang kurang baik, yaitu hampir
65%nya mengalami kerusakan akibat peralihan fungsi dari hutan lindung ke
kegiatan perkebunan dan ladang.

3) Kabupaten Tanggamus, merupakan kabupaten yang rawan terhadap


bencana alam. Beberapa jenis bencana yang berpotensi di Kabupaten
Tanggamus banjir baik karena air pasang, maupun luapan sungai, gerakan
tanah yang berpotensi longsor, gempa yang disebabkan adanya Sesar
Semangko dengan intensitas gempa yang cukup tinggi, serta berpotensi
tsunami.

4) Kondisi topografi yang berbukit yang mengakibatkan adanya sulitnya


dikembangkan sarana dan prasarana dasar. Hal ini berdampak pada
terjadinya ketimpangan pertumbuhan wilayah maupun sektor ekonomi
potensial.

5) Dijadikannya Pelabuhan Kota Agung (Batu Balai sebagai pelabuhan


penyeberangan alternatif, hal ini akan mempersingkat rute angkutan yang
melalui lintas barat (dari arah bengkulu).

6) Rencana Kawasan Batu Balai di kembangkan untuk pengembangan


industri maritim .

7) Belum jelasnya permasalahan tapal batas antara Kabupaten Kabupaten


Tanggamus dengan Lampung Barat, serta belum adanya kesesuaian
batas hutan lindung di Kabupaten Tanggamus.

5-28
Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPI-JM) Bidang Cipta Karya

8) Terdapat Hulu DAS Way Sekampung yang merupakan di Kecamatan Air


Naningan sungai way sekampung yang merupakan sumber air bagi
kabupaten di sekitarnya, serta menjadi salah satu sungai terpenting bagi
pertumbuhan sektor pertanian Provinsi Lampung.

Selain komoditas pertanian tanaman bahan makanan, komoditas perikanan


menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tanggamus. Hal ini juga sangat
erat kaitannya mengingat Kabupaten Tanggamus Berada pada wilayah
pesisir.

5-29

Anda mungkin juga menyukai