Anda di halaman 1dari 30

UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI

PELAYANAN IBU HAMIL

ANC

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Di tetapkan

Kepala UPTD Puskesmas Gunung Sari

Tanggal Terbit :
Prosedur Tetap

Drg. Andy Benjamin Setiadi

NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan Deteksi Dini Resiko Tinggi pada ibu hamil sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap ibu hamil dalam Deteksi Dini Risiko Tinggi.

C. Definisi
1. Pelayanan Ibu Hamil : Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
2. Bumil Risti : Ibu hamil dengan keadaan yang memerlukan pemantauan dan pengawasan
khusus.
3. PWS-KIA : Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), Depkes R I
1991.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana Program KIA / Bumil.

F. Uraian Prosedur
1. Klien datang menuju loket untuk mengambil nomor urut.
2. Berdasarkan nomor urut, klien dipanggil ke loket untuk mengambil nomor poli dan karcis
retribusi dengan menunjukan kartu berobat.
3. Klien melakukan pembayaran retribusi ke kasir Bagi klien yang memiliki kartu Jamsostek,
Askes atau Jamkesmas, klien tidak melakukan pembayaran dikasir dengan menunjukan
kartu peserta.
4. Klien harus membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak, bagi klien baru harus melakukan
registrasi di ruang KIA untuk mendapatkan buku Kesehatan Ibu dan Anak.
5. Petugas / Bidan menyiapkan Kartu Pemeriksaan Ibu Hamil.
6. Petugas / Bidan mengatur nomor panggilan klien dan memanggil klien sesuai nomor
urutnya.

UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI


PELAYANAN IBU HAMIL

ANC

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2
Prosedur Tetap

7. Apabila Klien yang dipanggil tidak ada, petugas / bidan akan memanggil klien berikutnya.
Akan tetapi apabila klien yang dipanggil ada, maka klien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
8. Klien yang datang ke ruang KIA-KB baik klien baru maupun klien yang lama akan dilakukan
anamnesa oleh bidan.
9. Selanjutnya bidan melakukan pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan pemeriksaan
Kebidanan dan sebagai data penunjang dilakukan pemeriksaan Laboratorium yang
meliputi kadar darah (HB), Golongan Darah, VDRL, Protein urine dan Glukosa urine.
10. Setelah dilakukan pemeriksaan Laboratorium, Bidan membaca hasil laboratorium dan
menganalisa seluruh hasil pemeriksaan untuk mengambil keputusan klinis.
11. Bila ditemukan kelainan yang merupakan penyulit bagi kehamilannya, bidan merujuk klien
ke poli / fasilitas yang memadai.
12. Setelah pemeriksaan selesai, bidan memberikan resep kepada klien untuk diambil keloket
obat, dan memberitahukan kunjungan ulang.
13. Bila obat tidak tersedia diloket obat, klien menebus obat ke apotik dengan resep dokter.
14. Hasil pemeriksaan dicatat dalam buku Kesehatan ibu dan anak dan kartu pemeriksaan ibu
hamil.
15. Selanjutnya didaftar di buku kohort ibu hamil.
16. Bidan mencatat dan melaporkan semua kegiatan dalam laporan Kegiatan Program KIA
Bulanan.

G. Unit Terkait : KIA/KB, BP Umum, Posyandu, Warga Siaga, BPS, Rumah sakit, BP Gigi,
Laboratorium, Farmasi.

H. Lampiran :
UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Di tetapkan

Kepala UPTD Puskesmas Gunung Sari

Tanggal Terbit :
Prosedur Tetap

Drg. Andy Benjamin Setiadi

NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan Deteksi Dini Resiko Tinggi pada Bayi Baru Lahir
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap Bayi baru Lahir dalam Deteksi Dini Risiko Tinggi.

C. Definisi
1. KN I : Pelayanan neonatus sesuai dengan Standar pada 6 – 24 jam setelah lahir pada satu
wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.
2. KN Lengkap: Pelayanan pada neonatus sesuai standar sedikitnya 3 kali yaitu KN I, KN 2,
KN3 pada satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), Depkes R I
1991.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana Program KIA / Binwil.

F. Uraian Prosedur
1. Ibu bayi datang menuju loket untuk mengambil nomor urut.
2. Berdasarkan nomor urut, ibu bayi dipanggil ke loket untuk mengambil nomor poli dan karcis
retribusi dengan menunjukan kartu berobat.
3. ibu bayi melakukan pembayaran retribusi ke kasir.
4. Bagi ibu bayi yang memiliki kartu Jamsostek, Askes atau Jamkesmas, ibu bayi tidak
melakukan pembayaran dikasir dengan menunjukan kartu peserta.
5. Ibu bayi harus membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak, bagi bayi baru harus melakukan
registrasi di ruang KIA untuk mendapatkan buku Kesehatan Ibu dan Anak.
6. Petugas / Bidan menyiapkan Kartu Pemeriksaan Kesehatan dan Tumbuh Kembang bayi.
7. Petugas / Bidan mengatur nomor panggilan bayi dan memanggil bayi sesuai nomor
urutnya.

UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI


PELAYANAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

Prosedur Tetap

8. Apabila bayi yang dipanggil tidak ada, petugas / bidan akan memanggil bayi berikutnya.
Akan tetapi apabila bayi yang dipanggil ada, maka bayi dapat segera masuk ke ruang
periksa.
9. Ibu bayi yang datang ke ruang KIA-KB baik ibu bayi baru maupun ibu bayi yang lama akan
dilakukan anamnesa mengenai bayinya oleh bidan.
10. Selanjutnya bidan melakukan pemeriksaan fisik.
11. Bidan menganalisa seluruh hasil pemeriksaan untuk mengambil keputusan klinis.
12. Bila ditemukan kelainan pada bayi bidan merujuk ke poliklinik / fasilitas yang memadai.
13. Untuk bayi yang dinyatakan sehat, akan diberikan imunisasi yang sesuai.
14. Semua hasil pemeriksaan dan imunisasi dicatat dalam buku KIA serta kartu pemeriksaan
Kesehatan dan Tumbuh Kembang Bayi.
15. Selanjutnya didaftar di buku kohort bayi.
16. Bidan mencatat dan melaporkan semua kegiatan dalam laporan Kegiatan Program KIA
Bulanan.

G. Unit Terkait :
KIA/KB, BP Umum, Posyandu, Warga Siaga, BPS, Rumah sakit.

H. Lampiran :
1. Diagram Alir proses pelayanan Neonatal.
2. Kartu Formulir Pelayanan Kesehatan dan Tumbuh Kembang Bayi.
3. Formulir bayi Muda umur 1 hari – 2 bulan.
4. Buku Kohort Ibu dan Bayi.
UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/3

Di tetapkan

Kepala UPTD Puskesmas Gunung Sari

Tanggal Terbit :
Prosedur Tetap

Drg. Andy Benjamin Setiadi

NIP. 19640203 199003 1 006

A. TUJUAN
Memastikan proses pelayanan KB (Keluarga Berencana) di Lingkungan Puskesmas Jagasatru
Kota Cirebon dapat berjalan lancar dan berkualitas guna mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera khususnya bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup kegiatan pelayanan KB di Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon.

C. DEFINISI
Keluarga Berencana adalah program peningkatan peranserta masyarakat dalam pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, peningkatan kesehatan keluarga dan pembinaan
ketahanan keluarga.

D. REFERENSI
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
pembangunan Keluarga Sejahtera.
2. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi , penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo bekerja sama dengan JNPKKR/POGI, BKKBN, DEPKES, dan
JHPIEGO/STARH PROGRAM, Jakarta 2003.
3. Kep Menkes RI no 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi kebidanan.

E. PENANGGUNG JAWAB
Pelaksana Program KIA / KB.

F. URAIAN PROSEDUR
1. Klien datang menuju Loket untuk mengambil nomor urut.
2. Berdasar nomor urut, Klien dipanggil ke loket untuk mengambil nomor Poli dan karcis
retribusi dengan menunjukkan Kartu Berobat.
3. Klien melakukan pembayaran retribusi ke Kasir.
4. Bagi Klien yang memiliki kartu Jamsostek, Askes atau Jamkesmas, Klien tidak melakukan
pembayaran di kasir dengan menunjukkan kartu peserta.
5. Klien harus membawa Kartu Peserta KB(K1), bagi Klien baru harus melakukan registrasi di
ruang KIA untuk mendapat Kartu Peserta KB dan Kartu Status Peserta KB (K-4).
6. Petugas/Bidan menyiapkan Kartu Status Peserta KB (K-4).

UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI


PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/3

Prosedur Tetap

7. Petugas/Bidan mengatur nomor panggilan Klien dan memanggil Klien sesuai nomor
urutnya.
8. Apabila Klien yang dipanggil tidak ada, Petugas/Bidan akan memanggil Klien berikutnya.
Akan tetapi apabila Klien yang dipanggil ada, maka Klien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
9. Klien yang datang ke Ruang KIA-KB baik klien baru maupun Klien yang lama akan
dilakukan Anamnese oleh Bidan.
10. Selanjutnya Bidan melakukan Pemeriksaan fisik kepada Klien.
11. Bila ditemukan kelainan maka akan diberikan anjuran/dirujuk ke Rumah Sakit.
12. Bila tidak ada kelainan maka Bidan akan melakukan Konseling Pra pemasangan kepada
Klien.
13. Bidan akan mengajukan Informed Consent kepada Klien sebagai tanda persetujuan untuk
melakukan tindakan pemasangan alat kontrasepsi.
14. Sesudah terdapat kesepakatan dengan Klien dan keluarga lalu membuat Informed
Consent, dan selanjutnya Bidan melakukan Pelayanan KB dengan Metode : Suntik,
Implant, dan IUD. Sedangkan diluar metode tersebut tidak dibuat inform consent.
15. Untuk KB Hormonal (pil,suntik, dan pemasangan Implant) langsung diberikan pelayanan,
dan sebelum dan sesudah pelayanan / pemasangan dilakukan konseling.
16. Sesudah pemasangan selesai, Bidan melakukan Konseling Pasca Pemasangan. Dalam
Konseling tersebut, Bidan menganjurkan kepada Klien untuk melakukan kontrol/kunjungan
ulang dalam 1 minggu setelah pemasangan untuk memastikan posisi pemasangan dan
efek samping.
17. Bidan memberikan resep (Pengobatan) ringan sesuai dengan kewenangan (Kep Menkes
RI no.369/Menkes/SK/III/2007. Kolaborasi atau merujuk pasien kepada yang lebih
berwenang. Obat yang boleh diberikan adalah obat-obat ringan seperti
Amoxicillin,Paracetamol, Vitamin, termasuk juga obat tradisional yang aman untuk
mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan. Bila obat tidak tersedia di Loket Obat,
Klien menebus obat ke Apotik dengan resep Dokter.
18. Hasil pemeriksaan (anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosa dan terapi)
dicatat dalam Kartu Status Peserta KB dan ditandatangani oleh Bidan.
19. Bidan mencatat dan melaporkan semua kegiatan dalam Laporan Bulanan yang dilaporkan
ke Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) yang meliputi
:Register Hasil Pelayanan KB di Klinik KB (R/1/KB/00), Register Alat dan Obat Kontrasepsi
Klinik KB (R/II/KB/04), Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04), Daftar Akseptor Baru
Berdasarkan Tempat Tinggal, Laporan Bulanan Alat-Alat Kontrasepsi, Permohonan
Permintaan Alat Kontrasepsi.
UPTD PUSKESMAS GUNUNG SARI
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

3/3

Prosedur Tetap

G. LAMPIRAN
1. Diagram Alir Proses Pelayanan KB
2. Kartu Peserta KB
3. Kartu Status Peserta KB
4. Imformed Consent Pelayanan Kontrasepsi
5. Register Hasil Pelayanan KB di Klinik KB
6. Register Alat dan Obat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04)
7. Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04)
8. Daftar Akseptor Baru Berdasarkan Tempat Tinggal
9. Laporan Bulanan Alat-Alat Kontrasepsi .
UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI
PELAYANAN MTBM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Di tetapkan

Kepala UPTD Puskesmas Gunungsari

Drg. Andy Benjamin setiadi


NIP. 19640203 199003 1 006

A. TUJUAN
Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan MTBM dilakukan dengan efektif di Puskesmas
Gunungsari Kota Cirebon untuk memberikan pelayanan terhadap balita usia 2 bulan sampai 60
bulan.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup pelayanan MTBM di Puskesmas Gunungsari Kota Cirebon.

C. DEFINISI
MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) adalah pelayanan konsultasi kesehatan untuk Bayi
Muda umur 0 – 2 bulan (Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda).

D. REFERENSI
Buku Bagan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Departemen Kesehatan RI.

E. PENANGGUNG JAWAB
Pelaksana Program MTBM.

F. URAIAN PROSEDUR
1. Pasien datang menuju Loket untuk mengambil nomor urut.
2. Berdasar nomor urut, pasien dipanggil ke loket untuk mengambil nomor Poli dan karcis
retribusi dengan menunjukkan Kartu Berobat.
3. Pasien melakukan pembayaran retribusi ke Kasir.
4. Bagi Pasien yang memiliki kartu Jamsostek, Askes atau Jamkesmas, pasien tidak
melakukan pembayaran di kasir dengan menunjukkan kartu peserta.
5. Bagi Pasien Jamsostek, Askes atau Jamkesmas setelah mendaftar bisa langsung
mendapat nomor registrasi tanpa membayar.
6. Bagi Pasien baru, harus melakukan registrasi di Petugas Registrasi untuk mendapat Kartu
Berobat.
7. Petugas Registrasi menyiapkan Kartu Status Pasien ke MTBM.
8. Petugas MTBM mengatur nomor panggilan pasien dan memanggil pasien sesuai nomor
urutnya.
9. Apabila pasien yang dipanggil tidak ada, Petugas akan memanggil pasien berikutnya.
Akan tetapi apabila pasien yang dipanggil ada, maka pasien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
10. Petugas melakukan anamnesa.
11. Setelah anamnesa dilakukan penimbangan berat badan, suhu badan dan respirasi.

UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI


PELAYANAN MTBM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

Prosedur Tetap

12. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.


13. Petugas melakukan klasifikasi penyakit.
14. Apabila ditemukan kelainan atau kondisi tidak sehat, maka pasien dirujuk ke poli umum
atau konseling/program.
15. Bila tidak ada kelainan, dilakukan tindakan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dengan
mengacu pada Buku Pedoman Manajemen Terpadu Bayi Muda.
16. Hasil pemeriksaan tiap pasien MTBM dicatat dalam form ”Tatalaksana Bayi Muda Umur 0
bulan sampai 2 Bulan” dan dicatat di Kartu Status” dan dibukukan di Buku Kohort MTBM.
17. Setelah pemeriksaan selesai, Petugas obat memberikan resep untuk diambil ke Loket
Obat kepada pasien. Bila obat tidak tersedia di Loket Obat, pasien menebus obat ke Apotik
dengan resep Dokter.
18. Setiap bulan, petugas membuat Laporan hasil kegiatan pelayanan dalam form
”Rekapitulasi Kunjungan dan Laporan MTBM” .

G. LAMPIRAN
1. Diagram Alir Proses Pelayanan MTBM
2. Form Tatalaksana Bayi Muda umur 0 bulan sampai 2 Bulan
3. Rekapitulasi Kunjungan MTBM umur 0 bln – 2 Bulan
4. Rekapitulasi Laporan MTBM
5. Register Harian Manajemen Terpadu Bayi Muda 0 Bln – 2 Bulan.
UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI
PELAYANAN USG

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Di tetapkan

Kepala UPTD Puskesmas Gunungsari

drg. Andy Benjamin Setiadi


NIP.19640203 199003 1 006

A. TUJUAN
Untuk memastikan pelaksanaan pemeriksaan USG pada Ibu Hamil resiko tinggi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup pemeriksaan terhadap ibu hamil dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi.

C. DEFINISI
1. Bumil Resiko Tinggi adalah Ibu Hamil dengan keadaan yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan janinnya.
2. USG adalah Ultra Sono Grafi.
3. Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) adalah Kegiatan yang mengutamakan
kemitraan rumah sakit swasta dalam melayani masyarakat miskin dengan
mengembangkan Hospital Without Wall sehingga diharapkan dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
4. Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) adalah Jejaring pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah di masing-masing wilayah binaan
berupa pelayanan RS bagi masyarakat di luar gedung Rumah Sakit secara langsung oleh
Dokter Spesialis baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memberikan Transfer
of knowledge bagi tenaga kesehatan dan masyarakat yang dibantu oleh puskesmas,
institusi kesehatan lainnya dan warga siaga di wilayah binaannya dalam suatu tatanan
sistem rujukan.
5. Hospital Without Wall adalah rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memiliki dokter
spesialis khususnya obstetri dan anak agar dapat memberikan transfer of knowledge ke
tenaga kesehatan di puskesmas dan apabila emergency juga dapat memberikan tindakan
medis di puskesmas serta rumah sakit di wilayah kerjanya.

D. REFERENSI
1. Standar Pelayanan Kebidanan , Jakarta. Dep.Kes.R.I. Tahun 2002.
2. Grage Siaga Waras Pedoman RSBM, Program Pendanaan Kompetisi – IPM Kota Cirebon
Tahun 2006.
3. Buku Saku RSBM Kota Cirebon Tahun 2011

E. PENANGGUNG JAWAB
Pelaksana Program KIA.

UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI


PELAYANAN USG

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

Prosedur Tetap

F. URAIAN PROSEDUR
1. Klien datang menuju Loket untuk mengambil nomor urut.
2. Berdasar nomor urut, Klien dipanggil ke loket untuk mengambil nomor Poli dan karcis
retribusi dengan menunjukkan Kartu Berobat.
3. Klien melakukan pembayaran retribusi ke Kasir.
4. Bagi Klien yang memiliki kartu Jamsostek, Askes atau Jamkesmas, Klien tidak melakukan
pembayaran di kasir dengan menunjukkan kartu peserta.
5. Klien harus membawa Buku Kesehatan Ibu dan Anak, bagi Klien baru harus melakukan
registrasi di ruang KIA untuk mendapat Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
6. Petugas/Bidan menyiapkan Kartu Pemeriksaan Ibu Hamil.
7. Petugas/Bidan mengatur nomor panggilan Klien dan memanggil Klien sesuai nomor
urutnya.
8. Apabila Klien yang dipanggil tidak ada, petugas/bidan akan memanggil Klien berikutnya.
Akan tetapi apabila Klien yang dipanggil ada, maka Klien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
9. Klien menjalani seluruh proses pemeriksaan oleh bidan. Bila hasil pemeriksaan ditemukan
kelainan, maka bidan merujuk ke dokter Spesialist Kandungan (Obsgyn) untuk dilakukan
pemeriksaan USG. Bila klien merupakan rujukan dari Bidan/Puskesmas lain akan langsung
menuju ruang USG tanpa melalui pemeriksaan Bidan Puskesmas.
10. Klien menuju ruang USG untuk melakukan pemeriksaan USG dengan membawa Buku
KIA.
11. Bila dari hasil pemeriksaan USG terdapat kelainan maka klien akan dirujuk ke Rumah
Sakit/Laboratorium.
12. Bila tidak terdapat kelainan, dokter memberikan resep untuk diambil ke Loket Obat kepada
Klien. Bila obat tidak tersedia di Loket Obat, Klien menebus obat ke Apotik.
13. Hasil pemeriksaan dicatat dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak dan Kartu Pemeriksaan Ibu
Hamil oleh Bidan selanjutnya dicatat dalam ”Buku Register Rujukan Medis Spesialis” yang
berisi Rekapitulasi Kegitan Rujukan Medis RSBM PPK-IPM Kota Cirebon.
14. Bidan membut laporan kegiatan bulanan dalam ”Rekapitulasi Kegiatan Rujukan Medis
RSBM di Kota Cirebon”.

G. LAMPIRAN.
1. Diagram Alur Proses Pelayanan USG
2. Rekapitulasi Kegiatan Rujukan Medis RSBM di Kota Cirebon.
UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI

KB SUNTIK
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman
1

Di tetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Gunungs
Prosedur Tetap Tanggal Terbit :

Drg. Andy Benjamin Setiad


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan KB Suntik memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan y
berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap .

C. Definisi
1. KB Suntik : Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu pada kala II persali
dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Asuhan persalinan normal dan Standar Pelaya
Kebidanan (SPK).

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes R I 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana KIA UPTD Puskesmas Gunung Sari

F. Uraian Prosedur
1. Memastikan klien dapat privasi.
2. Menjelaskan kepada klien mengenai prosedur pemasangan dan memberi kesempatan klien bertany
3. Mencuci tangan dengan sabun & air mengalir atau menggosok tangan dengan larutan alkohol g
sebelum menyuntik.
4. Mengeringkan tangan dengan handuk pribadi atau dianginkan.
5. Menggunakan alat suntik steril atau telah di DTT.
6. Mengocok botol obat suntik sebelum menghisap obat suntik
7. Menggunakan jarum yang sama untuk menghisap cairan suntik dan untuk menyuntikkan pada klien
8. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi ethil/isopropil alkohol 60-90
membiarkan kering sebelum menyuntik
9. Menyuntikkan kedalam otot di daerah gluteal (1/4 bagian luar atas)
10. Membiarkan obat suntik menyebar sendiri, tanpa memijat area suntik
11. Membuang jarum dan semprit kedalam kotak/tempat tahan tembus, tanpa memasukkan kembali
penutup jarum, atau membengkokkan jarum.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

AMNIOTOMI

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 05/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004
A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan Amniotomi berdasarkan indikasi dan memenuhi syarat sesuai
ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap kesejahteraan janin.

C. Definisi
1. Amniotomi : Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu pada kala II pers
dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Asuhan persalinan normal dan Standar Pel
Kebidanan (SPK).
2. Partograf : Alat manajemen untuk melakukan pemantauan yang dimulai pada kala I pesalina
aktif sampai 2 jam post partum agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Membahas prosedur bersama ibu dan keluarganya dan jawab pertanyaan apapun yang mereka
2. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) dan catat dalam partograf.
3. Cuci kedua tangan.
4. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
5. Diantara kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati.
6. Dengan menggunakan tangan yang lain, tempatkan klem setengah kocher atau seteng
disinfeksi tingkat tinggi / steril dengan lembut kedalam vagina dan pandu klem dengan
tangan yang digunakan untuk pemeriksaan hingga mencapai selaput ketuban.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

ANTISEPTIK

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 02/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004

A. Tujuan
Memastikan petugas kesehatan melakukan tindakan antiseptik sesuai standar yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup semua tindakan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong, persalin
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena mikroorganisme.

C. Definisi
Antiseptik : satu pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertu
mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.
3. Buku Panduan Pencegahan Infeksi. JNPK_KR,Depkes RI 2004.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Jelaskan prosedur pada pasien.dan tanyakan reaksi alergi.
2. Dilarang mencukur rambut di sekitar kulit yang akan dilakukan antiseptic.
3. Yakinkan daerah yang akan diberi antiseptik bersih.
4. Lakukan teknik aseptic menggunakan cunam kering dan DTT, kapas serta kain kas
direndam dalam larutan antiseptic dengan gerakan memutar.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

CUCI TANGAN

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 01/PONED Gunungsari/I/2012 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


30 Januari 2012 Kepala Puskesmas Gunungsari

Drg. Andy Benjamin Setiadi


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Memastikan petugas kesehatan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriks
tindakan pada klien.

B. Ruang Lingkup
Mencakup semua tindakan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong, persalinan dan
kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

C. Definisi
Cuci tangan : prosedur paling penting untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorgani
menurunkan risiko penularan penyakit yang mengacam jiwa seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Mempersiapkan alat sebagai berikut :
Sabun biasa / antiseptik
Air yang mengalir
Handuk bersih (handuk pribadi)
2. Menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
3. Melepaskan perhiasan tangan yang dipakai.
4. Membasahi kedua tangan hingga siku.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

DEKONTAMINASI TINGKAT TINGGI

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 03/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004

A. Tujuan
Memastikan petugas kesehatan selalu melakukan tindakan DTT pada semua alat yang digunakan
standar yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup semua tindakan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong, persalin
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

C. Definisi
Dekontaminasi Tingkat Tinggi : Proses yang menghilangkan semua mikroorganisme kecuali be
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan disinfektan kim

D. Referensi
1. Buku Panduan Pencegahan Infeksi, JNPK-KR, Depkes RI 2004.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Dekontaminasi dan cuci bilas semua alat-alat yang akan di DTT.
2. Pisahkan antara alat-alat logam dan bahan-bahan dari karet/plastik.
3. Lakukan tindakan DTT dengan cara Pengukusan, Perebusan atau kimiawi.
4. Catat waktu selama melakukan proses DTT.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

EPISIOTOMI

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 04/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004

A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan Episiotomi berdasarkan indikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap kesejahteraan janin.

C. Definisi
1. Episiotomi : Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu pada kala II persalinan, dilaksa
sesuai dengan Standar Pelayanan Asuhan persalinan normal dan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK
2. Partograf : Alat manajemen untuk melakukan pemantauan yang dimulai pada kala I pesalinan fase ak
sampai 2 jam post partum agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis / memucat dan 3-4 cm kepala bayi sudah te
ada saat kontraksi.
2. Masukan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum.
3. Gunakan gunting khusus episiotomi lalu tempatkan gunting ditengah-tengah fourchete posterio
gunting mengarah ke mediolateral.
4. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan di lapisi kain atau
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 06/PONED Gunungsari/I/2012 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


30 Januari 2012 Kepala Puskesmas Gunungsari

Drg. Andy Benjamin Setiadi


NIP. 19640203 199003 1 006
A. Tujuan
Untuk memastikan pelayanan persalinan berdasarkan standar asuhan persalinan normal sesuai dengan ke
yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan & deteksi dini terhadap penyulit yg mungkin timbul selama proses persalinan

C. Definisi
1. Persalinan normal :Proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan (bayi, plasenta & selaput k
presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu, melalui jalan lahir, dengan tenaga ibu send
2. Penyulit Persalinan : Suatu masalah yg terjadi pada saat persalinan baik komplikasi ataupun penyaki
3. Asuhan Persalinan Normal (APN) : Asuhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan professional un
dan bayi selama roses persalinan, dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Persalianan Norm
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
4. SOAP : Suatu metode rekam medis yang di intisarikan dari Manajemen Proses Asuhan Kebidanan.

D. Referensi
1. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal,JNPK-KR Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2008.
2. Konsep Asuhan Kebidanan, Pusdiknakes –WHO- JHPIEGO tahun 2003.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Klien datang ke tempat PONED
2. Anamnese menggunakan kartu ibu.
3. Dilakukan pengukuran BB, TD dan Auskultasi.
4. Dilakukan pemeriksaan fisik, (konjungtiva,jantung,paru,bengkak, reflek lutut, abdomen (leopo
DJJ,payudara dan vulva.
5. Dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, bila ada indikasi (HB,protein & glukose urine).
6. Dilakukan pemeriksaan dalam sesuai indikasi.
7. Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) sesuai kebutuhan.
8. Dilakukan persiapan persalinan (siap alat,sap diri & APD set beserta kelengkapannya).
9. Dilakukan persiapan pasien dan keluarga.
10. Dilakukan observasi sebelum persalinan menggunakan SOAP dan Partograf.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

PEMASANGAN INFUS

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 07/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004

A. Tujuan
Untuk memastikan bahwa klien mendapatkan pelayanan pemasangan infus sesuai dengan s
yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup klien, Jumlah cairan dan indikasi pemasangan infuse.

C. Definisi
Memasang infus : salah satu asuhan kebidanan yang diberikan untuk mengatasi keadaan
hypovelemik.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Inform consent.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih (h
pribadi).
4. Melakukan pemasangan infus dengan memperhatikan teknik-teknik PI.
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 08/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


21 Pebruari 2011 Kepala Puskesmas Gunungsari

Dr. Hj. Anie Sumarwati


NIP. 19550826 198303 2 004

A. Tujuan
Untuk memastikan perdarahan ibu karena atonia mendapatkan penatalaksanaan sesuai d
prosedur yang sudah di tetapkan.

B. Ruang Lingkup
Mencakup deteksi dini, penanganan atonia dan rujukan .

C. Definisi
Atonia : Suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bSila ini terjadi maka
yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Bila ditemukan kasus persalinan gemelli, hydramnion, partus lama, dan bayi besar perlu dila
rujukan ke Rumah Sakit dengan memasang infuse jaga terlebih dahulu.
2. Diagnosa atonia uteri ditegakkan apabila setelah plasenta lahir kontraksi uterus tidak ada wa
sudah dilakukan masase uterus selama 15 detik.
3. Lakukan kompresi bimanual interna dan kompresi bimanual eksterna. Apabila uterus tetap
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

PENJAHITAN LASERASI

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 010/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Di tetapkan


Kepala UPTD Puskesmas Gunungsari
21 Pebruari 2011

Drg. Andy Benjamin Setiadi


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan tindakan penjahitan laserasi berdasarkan standar asuhan persalinan normal sesuai
ketentuan yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup semua tindakan untuk memastikan ibu mendapatkan rasa nyaman dan untuk mencegah ter
infeksi.

C. Definisi
Penjahitan laserasi : tindakan menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah keh
darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis).

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2002.
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes RI 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Ganti
tangan jika sudah terkontaminasi , atau jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam lainnya.
2. Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melalukan penjahitan sudah didi
tingkat tinggi atau steril.
3. Berikan anestesi lokal.
4. Lakukan penjahitan laserasi dengan teknik jelujur.
5. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralata
PONED
( Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar )
PUSKESMAS GUNUNGSARI

MANUAL PLASENTA

Prosedur No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


Tetap 09/PONED Gunungsari/II/2011 - 1

Tanggal Terbit : Di tetapkan


Kepala UPTD Puskesmas Gunungsari

Drg. Andy Benjamin Setiadi


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Melakukan penatalaksanaan pada keadaan retensio plasenta sesuai dengan standar yang berlaku.

B. Ruang Lingkup
Asuhan persalinan normal, retensio plasenta.

C. Definisi
Manual plasenta : tindakan melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari
implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri.

D. Referensi
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR Jakarta Dep.Kes RI Tahun 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana PONED

F. Uraian Prosedur
1. Persiapan tindakan
2. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
3. Melepas plasenta dari dinding rahim
4. Mengeluarkan plasenta
5. Pencegahan infeksi pasca tindakan
6. Pemantauan pasca tindakan
UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI

PEMASANGAN AKDR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman
1

Di tetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Gunungs
Prosedur Tetap Tanggal Terbit :

Drg. Andy Benjamin Setiad


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan pemasangan AKDR memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan y
berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap .

C. Definisi
1. KB Suntik : Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu pada kala II persali
dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Asuhan persalinan normal dan Standar Pelaya
Kebidanan (SPK).

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes R I 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana KIA UPTD Puskesmas Gunung Sari

F. Uraian Prosedur
1. Memastikan klien dapat privasi.
2. Menjelaskan kepada klien mengenai prosedur pemasangan dan memberi kesempatan klien bertany
3. Memastikan klien telah mengosongkan kandung kemih.
4. Mencuci tangan sebelum pemeriksaan.
5. Menggunakan sarung tangan DTT/Steril
6. Memeriksa Genetalia Externa
7. Melakukan pemeiksaan spekulum
8. Melakukan pemeriksaan panggul (bimanual)
9. Memasukkan lengan AKDR CoT 380 A didalam kemasan sterilnya (tidak perlu memakai sarung
steril/DTT)
10. Memasukkan spekulum dan mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
11. Menggunakan tenakulum untuk menjepit serviks
12. Melakukan sondase uterus dengan teknik tanpa sentuh
13. Memasang AKDR dengan teknik tarik
UPTD PUSKESMAS GUNUNGSARI

PEMASANGAN AKDR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman
1

Di tetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Gunungs
Prosedur Tetap Tanggal Terbit :

Drg. Andy Benjamin Setiad


NIP. 19640203 199003 1 006

A. Tujuan
Untuk memastikan pelaksanaan pemasangan AKDR memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan y
berlaku.

B. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap .

C. Definisi
1. AKDR atau IUD : Suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan temb
atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempu
benang (handayani:2010)
2.

D. Referensi
1. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta Dep.Kes R I Tahun 2002.
2. Buku acuan Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Depkes R I 2008.

E. Penanggung Jawab
Pelaksana KIA UPTD Puskesmas Gunung Sari

F. Uraian Prosedur
1. Memastikan klien dapat privasi.
2. Memastikan klien telah mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air mengali
membilasnya.
3. Menentukan tempat pemasangan ±8 cm diatas lipatan siku dengan menggunakan pola.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
5. Menggunakan peralatan dan duk steril/DTT
6. Memakai sepasang sarung tangan yang telah di DTT/sterilisasi
7. Membersihkan area pemasangan dengan antiseptik
8. Menyuntikkan anestesi lokal (30 ml,1% tanpa epinephrin) secara subdermal.
9. Membuat insisi dangkal pada tempat insersi implan
10. Memasukkan trokar dengan mengangkat kulit.
11. Membebaskan trokar dari kapsul sebelum trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
12. Memfiksasi kapsul yang telah terpasang dan menggeser trokar ±15º dari kapsul yang telah terpasa

Anda mungkin juga menyukai