Di susun oleh :
Kelompok V
1. Rendy Yusuf
2. Fatimatu Zahro
3. Khusnul Hidayati
4. Rita Rahayu
5. Sofita Isnaniya
6. Irma Yusniawati
SEKOLAH TINGGI
MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN TEHNIK INFORMATIKA
2010
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT dengan berkat dan
rahmat- Nya sehingga makalah tentang “Pentingnya Sholat dalam Kehidupan Sehari-hari”
dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer STMIK ASIA Malang
Makalah ini berisi tentang Pengertian Sholat, Macam-macam Sholat, Tata Cara serta
Rukun, Syarat Sah Sholat serta manfaat sholat bagi diri sendiri dan bagi kehidupan sehari-
hari. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan keterangan, data-data, waktu, tenaga dan pemikiran demi
terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini
penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi
maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah....................................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan…..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat.....................................................................................
B. Macam-macam Sholat….........................................................................
1. Sholat Fardhu....................................................................................
2. Sholat Sunnah....................................................................................
a. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah.. .
b. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah......................
C. Tata Cara Melakukan Sholat...................................................................
1. Gerakan dan Baca’an Sholat.............................................................
D. Manfa’at Sholat.......................................................................................
1. Manfa’at sholat bagi diri sendiri ......................................................
2. Manfa’at sholat bagi kesehatan.........................................................
E. Rukun, Syarat Wajib, Syarat Sah dan Sunnah Sholat.............................
1. Rukun Sholat......................................................................................
2. Syarat Wajib Sholat............................................................................
3. Syarat Sah Sholat................................................................................
4. Sunnah Sholat.....................................................................................
F. Hal-hal yang Membatalkan Sholat..........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasulullah pernah bersabda: “Shalat itu adalah tiangnya agama, barang siapa yang
mendirikannya maka berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkannya
berarti ia telah meruntuhkan agama” (Al-Hadits). Bahkan hal ini dipertegas oleh firman
Allah SWT.:
ت َوالصَّلو ِة ْال ُو ْسطَ َوقُ ْو ُم ْوا هَّلِل ِ قَنِتِي َْن َّ َحافِظُ ْوا َعلَى ال.
ِ صلَو
Artinya: “Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah
untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah [2]: 238).
Dengan ayat di atas, dapat kita pahami bahwa begitu pentingnya melaksanakan dan
memelihara shalat (shalat fardhu). Karena melaksanakan shalat merupakan salah satu ciri bagi
orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT., dan sebagai sarana untuk mendekatkan
diri kepada-Nya. Hal ini telah nyata dalam Firman-Nya:
ي ِّ ِصاَل ةَ ل
ْ لذ ْك ِر َّ َواَقِ ِم ال
Artinya: “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” (QS Thaha [20]: 14)
Jelas sekali, bahwa dengan shalat kita dituntut untuk bisa mengingat-Nya, mengingat
kebesaran-Nya dan mengakui kerendahan diri di hadapan-Nya. Namun, ada sebagian orang
yang salah mengartikan makna ayat ini, mereka beranggapan tidak wajib shalat kalau kita bisa
mengingat-Nya tanpa melakukan gerakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Mereka hanya melihat esensi shalat semata, tidak melihatnya sebagai syari’at yang harus
dilaksanakan oleh orang yang beriman.
Artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadat-
ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Ankabut : 45)
Oleh karena itu, kiranya hal itu bisa dijadikan salah satu alasan dan latar belakang
dibuatnya makalah ini dengan judul “Pentingnya Sholat dalam Kehidupan kita Sehari-
hari”.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas kiranya dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Makalah
Dengan adanya makalah ini, para mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami hal-hal di bawah ini:
Pengertian shalat
Macam-macam sholat
Tata cara sholat
Manfa’at sholat
Rukun dan syarat syah sholat
Hal-hal yang membatalkan sholat
D. Sistematika Penulisan
Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisannya.
Bab II isi, yang terdiri dari pengertian shalat, macam-macam sholat, tata cara sholat, manfa’at
sholat, rukun syarat wajib, syarat sah dan sunnah sholat, hal-hal yang membatalkan sholat.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah berhadap hati
kepada Allah sebagai ibadah yang di wajibkan atas tiap-tiap orang islam, baik laki-laki
maupun perempuan. Berupa perbuatan, perkataan, dan berdasarkan atas syarat-syarat dan
rukun-rukun tertentu, yang di mulai dengan “Takbir”, dan di akhiri dengan “Salam”.
Shalat adalah ibadah yang terpenting dan utama dalam Islam. Dalam deretan rukun
Islam Rasulullah saw. menyebutnya sebagai yang kedua setelah mengucapkan dua kalimah
syahadat (syahadatain).
Kewajiban dan syi’ar yang paling utama adalah shalat, ia merupakan tiang Islam dan
ibadah harian yang berulang kali. Ia merupakan ibadah yang pertama kali dihisab atas setiap
mukmin pada hari kiamat. Shalat merupakan garis pemisah antara iman dan kufur, antara
orang-orang beriman dan orang-orang kafir,
َع الرَّا ِك ِع ْينcَ صلَىةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم
َّ َواَقِ ْي ُموْ ال
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang
ruku (QS Al-Baqarah, 43)
ََ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن خَ ي ٍْر تَ ِج ُدوْ هُ ِع ْن ُدالل ِهط اِ َّن هللاَ بِ َما تَ ْع َملُوْ نc َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َو َماتُقَ ِّد ُموْ ا َِِالcَصلَوْ ة
َّ َواَقِ ْي ُموْ ال
ص ْي ٌر
ِ َب
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan dari
kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah
maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah 110)
َصالَةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َواَ ِط ْيعُوْ اال َّرسُوْ َل لَ َعلَ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن
َّ َواَقِ ْي ُموْ ال
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian
semua diberi rahmat. (QS An-Nuur: 56)
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan
perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata –
kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam
dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata
mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila
shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.
B. Macam-macam Sholat
1. Sholat Fardlu
a. Sholat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda
menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
b. Sholat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira –
kira pukul 15.00 –18.00 sore
c. Sholat Maghrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di
langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
d. Sholat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul
19.00 – 04.30 malam
e. Sholat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul
04.00 – 5.30 pagi
2. Sholat Sunnah
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu
bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar
Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua
melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk
memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan
berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan
melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at.
5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti
shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
6. Shalat Tarawih
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada
suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat
(lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah
banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu
Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi
SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku
tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan
difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan
Ramadhan.” (HR Imam Muslim)
Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena
Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64.
Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi. Dari Ibnu
Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua
(raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka
witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Minimal satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2
raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at
sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam.
4. Shalat Dhuha
Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah
keduanya (tiap shalat 2 raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la)
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua
raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada
hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at,
maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan
daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan
sujud beliau.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari
kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR Jama’ah
Ahli Hadits)
6. Shalat Taubat
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun
berwudhu kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah,
kecuali ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
7. Shalat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-
Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa
laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua
sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at
pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca
sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu
Huzaimah)
8. Shalat Istikharah
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami
Istikharah dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari
kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan
menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
9. Shalat Hajat
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau
kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian
shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW,
dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau
menuju masjid dan shalat dulu dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat setelah
shalat Maghrib enam raka’at, maka diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak
buih lautan.” (HR Imam Thabrani)
Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu
Hurairah Ra. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at antara
Maghrib dan Isya’, maka Allah mencatat baginya ibadah 12 raka’at.” (HR Imam
Tirmidzi)
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik
perbuatan, baik sedikit maupun banyak.” (HR Ibnu Majah)
Dari Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya: ‘Apakah kamu berpuasa
sepanjang siang?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat
sepanjang malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa dan
berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku juga menikah, barang siapa tidak menyukai
sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa dilakukan dengan
jumlah raka’at yang tidak dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam,
karena Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu untuk istirahat
dan untuk istri/suami.
c) Bersedekap
Meletakkan atau menggenggam kedua tangan di atas dada
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan
lengan kanan pada punggung telapak kirinya,
pergelangan dan lengan kirinya (lihat gambar)
berdasar hadits dari Wail bin Hujur:
Rasulullah juga melarang seseorang menoleh ke kanan atau ke kiri ketika sholat,
beliau bersabda:
"Jika kalian sholat, janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri karena Allah akan
senantiasa menghadapkan wajah-Nya kepada hamba yang sedang sholat selama
ia tidak menoleh ke kanan atau ke kiri." (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Dalam Zaadul Ma'aad (I/248) disebutkan bahwa makruh hukumnya orang yang
sedang sholat menolehkan kepalanya tanpa ada keperluan. Ibnu Abdil Bar
berkata, "Jumhur ulama mengatakan bawa menoleh yang ringan tidak
menyebabkan shalat menjadi rusak."
Juga dimakruhkan shalat dihadapan sesuatu yang bisa merusak konsentrasi atau di
tempat yang ada gambar-gambarnya, diatas sajadah yang ada lukisan atau ukiran,
dihadapan dinding yang bergambar dan sebagainya
f) Membaca Ta’awudz
artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari
semburannya (yang menyebabkn gila), dari kesombongannya, dan dari
hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq)."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim
dan dishahkan olehnya serta oleh Ibnu Hibban dan Dzahabi).
Bacaan 1:
# Dari Hudzaifah,
“Bahwa Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan:
“SUBHAANA RABBIYAL ADZIIMI” 3x
Bacaan 2:
[Artinya]: “Mahasuci Allah, Tuhanku Yang Maha Agung, dan aku ruku’
dengan memuji-Mu”. (HR Abu Dawud, Daruqutni meriwayatkannya dari
Ibnu Mas’ud)
Bacaan 3:
[Artinya]: “Mahasuci Allah, Tuhan kami, dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah,
ampunilah aku.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
(SAMIALLAHULIMAN HAMIDAH)
Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut dengan bacaan:
RABBANAA LAKAL HAMD (Rabbku, segala puji kepada-Mu) atau,
l) Sujud
Bacaan Sujud
Rasulullah membaca
atau
Bacaannya
(ROBBIGHFIRLI ROBIGHFIRLI)
Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di paha kanan sambil
berisyarat dan/atau menggerak-gerakkan jari telunjuk dan penglihatan ditujukan
kepadanya, sedang tangan kirinya ditaruh/terhampar di paha kiri (lihat gambar).
artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur,
fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafadhz
Muslim)
q) Salam
D. Manfaat Sholat
1. Manfaat shalat bagi diri sendiri
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal /
tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin
melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya
mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin
efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan
khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat
zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi
sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu
kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat
Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik
perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang
– orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib.
Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena
apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan
penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari
maupun ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap
etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan
tugas
Beribadah secara terus menerus bukan saja menyuburkan iman, tetapi ada beberapa
manfa’atnya yaitu :
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila
tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
3) Takbiratul Ikhram ketika mulai sholatsholat
4) Membaca surat Al-Fatihah
5) Rukuk dengan tuma’ninah
(Yang dimaksud "tuma'ninah" adalah tenang, melakukan gerakan-gerakan sholat
dengan tenang dan tidak mengurangi sedikitpun gerakan-gerakan tersebut dan
melakukannya dengan sempurna).
6) I’tidal dengan tuma’ninah
(I'tidal adalah setelah bangun dari rukuk kemudian kembali keposisi berdiri )
7) Sujud dengan tuma’ninah
8) Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
9) Duduk tasyahud akhir
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW
12) Membaca salam yang pertama (menengok ke kanan)
13) Tertib ( Melakukan rukun-rukun sholat secara berurutan, mulai dari takbir
sampai salam sesuai tuntunan Nabi Sholallahu Alaihi Wasallam ).
2. Syarat Wajib Sholat
1) Islam
2) Baliqh
3) Berakal
4) Suci dari Haid dan Nifas
5) Dalam keadaan sadar
6) Telah sampai dakwah kepadanya
3. Syarat Sah Sholat
8) Menyaringkan bacaan fatihah untuk sholat maghrib, isya, dan subuh serta sholat
jum’at untuk rokaat pertama dan kedua
PENUTUP
Beberapa pelajaran mengenai pengertian sholat, ma’na sholat dan hal-hal lain yang
menerangkan tentang sholat telah teruraikan dalam makalah ini walau mungkin tak sempurna
dan masih banyak kesalahan di dalammya.
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begiu luar biasa yang mengajarkan kebaikan dalam
segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda
antara orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam
kehidupan,semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplkasikan dengan benar dalam
kehidupan kita.
Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami
sebagai manusia yang menmiliki banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan terjemahnya
Drs. Sidi Gazalba Asas Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975
Hasbi Asy Syidiqi, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, 1976
Imam Basori Assuyuti
Bimbingan Shalat Lengkap, Mitra Umat, 1998
Mimbar Ulama, Edisi September 2004
Buku Fiqih Sunah, karangan Sayid Sabiq
LKS Pendidikan Agama Islam SMP kelas VII