Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian

Di Indonesia, pembangunan pertanian berkelanjutan dalam kebijakan pembangunan

pertanian tgelah tercantum dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) 1993 sebagai

kebijakan pemerintah dalam pembangunan selama Repelita VI. Pertanian berkelanjutan

sebagai kebijakan, prinsip dan teknologi juga tercantum pada Undang- Undang No. 12 Tahun

1992 tentang Sistem budidaya Tanaman.

Dulu pertanian Indonesia tidak mampu memproduksi beras untuk mencukupi

kebutuhan penduduk, bakhan pernah menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia,

maka berkat pembangunan kini Indonesia telah swa-sembada dalam produksi beras. Bukan

hanya di bidang perberasan saja pertanian Indonesia mengalami kemajuan, tetapi juga dalam

berbagai komoditas lainnya. Namun demikian dalam komoditas tertentu lainnya kebutuhan

Indonesia terus meningkat, seperti jagung dan kedelai, sehingga sangat tergantung pada luar

negeri.

Meskipun pertanian bekelanjutan telah merupakan kebijakan pembangunan nasional,

tetapi pelaksanaannya ditingkat lapangan masih dijumpai berbagai kontroversi antar beberapa

implementor. Ada kalangan yang bependapat bahwa pertanian bekelanjutan adalah identik

dengan pertanian primitif, tradisional dan subsisten yang memiliki produktivitas rendah,

pandangan ini tidak sejalan dengan prinsip pembangunan pertanian berkelanjutan sebgai

suatu inovasi dalam pembangunan pertanian. Beberapa contoh teknologi pertanian yang

menganut prinsip pertanian berkelanjutan adalah : 1. Pertanian laternatif ( Alternative

Agliculture), 2. Pengendalian Hama Tepadu. (PHT), 3. Bioteknologi Pertanian, 4. Pertanian

Bersih (Clean Agliculture), 5. Wana-tani , 6. Pertanian alami model fukuoka , 7. Pertanian

akrab lingkungan pengembangan EM4 .

Selain dengan hal tersebut, kementrian pertanian Republik Indonesia mencanangkan 4

sukses yang harus di capai sebagai prioritas pembangunan pertanian, antara lain :

1. Swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan.

2. Diversifikasi pangan

1
3. Peningkatan daya saing ekspor (kompetitif dan komperatif)

4. Peningkatan kesejahteraan masayarat.

Pembangunan telah mengubah dunia pertanian di Indonesia.  Bila dahulu sektor

pertanian menjadi tumpuan utama perekonomian negara, maka sekarang tidak lagi. Dulu

pertanian Indonesia tidak mampu memproduksi beras untuk mencukupi kebutuhan penduduk,

bakhan pernah menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia, maka berkat pembangunan

kini Indonesia telah swa-sembada dalam produksi beras. Bukan hanya di bidang perberasan

saja pertanian Indonesia mengalami kemajuan, tetapi juga dalam berbagai komoditas lainnya.

Namun demikian dalam komoditas tertentu lainnya kebutuhan Indonesia terus meningkat,

seperti jagung dan kedelai, sehingga sangat tergantung pada luar negeri.

1.2 Latar Belakang

Berdasarkan undang – undang nomor 16 Tahun 2006 tentang system Penyuluhan

Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan ( SP3K) pada Bab VII pasal 23 menyebutkan bahwa

Program Penyuluhan dimaksudkan member arah, pedoman dan alat pengendalian pencapaian

alat dan tujuan penyelenggaraan penyuluhan. Programa penyuluhan terdiri atas programa

penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,

programa penyuluhan kabupaten, programa penyuluhan kabupaten dan programa penyuluhan

nasional yang disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa pada

setiap tingkatan sebagaimana tersebut diatas.

Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku

kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan

sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan bahwa programa penyuluhan pertanian disusun

dengan memperhatikan programa penyuluhan tingkat kecamatan , tingkat kabupaten/kota ,

tingkat provinsi dan tingkat provinsi. Jika kesinergian dimaksudkan bahwa programa

2
penyuluhan pertanian nasional yang disusun tiap tingkat mempunyai hubungan yang bersifat

saling mendukung, sehingga semua programa penyuluhan pertanian dalam berbaai tingkatan.

Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan disusun oleh penyuluh

pertanian setiap satu tahun sekali dan merupakan acuan penyuluhan untuk tahun berikutnya.

Dalam hal ini perlu diperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan di setiap

tingkatan. Dengan disusunnya programa penyuluhan ini diharapkan dapat menghasilkan

kegiatan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang spesifik, lokalita yang strategis,

dan dapat memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan produktivitas komoditas

unggulan di suatu daerah sehingga pendapatan para petani meningkat.

Penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yaitu : tujuan

jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan

perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan

pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani keluarganya melalui peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan berubahnya perilaku petani dan keluarganya,

diharapkan dapat mengelola usahataninya dengan produktif, efektif dan efisien.

Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan

petani yang diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan

usahatani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better

living).

Melalui metode penyuluhan yang efektif dan efisien diharapkan proses transfer

teknologi dapat terlaksana dengan baik, sehingga sektor pertanian dapat menjadi tulang

punggung perekonomian di negara ini.

Dengan adanya programa penyuluhan tingkat desa ini, diharapkan masalah-masalah

yang menghambat terhadap pelaksanaan dapat teratasi.

1.3 . TUJUAN

Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ini

bertujuan :

3
a. Sebagai acuan bagi penyuluh dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah

binaan yaitu Desa Simasom Toruan Mempermudah dalam pembinaan dan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah binaan Simasom Toruan.

b. Mempermudah dalam penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyuluhan.

c. Sebagai alat pengendali/pengawasan serta pedoman dalam pencapaian tujuan, target,

sasaran yang telah ditetapkan.

d. Programa penyuluhan memuat identifikasi monografi wilayah kerja, identifikasi

masalah, tujuan serta upaya penyelesaian masalah sampai didapatkan solusi terbaik

serta kesimpulan.

e. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam

forum musrenbang tahun berikutnya di Desa Simasom Toruan.

1.4 MANFAAT

Programa penyuluhan pertanian yang jelas dan sistematis dapat digunakan sebagai :

a. Dasar untuk penyusunan Rencana Kerja Penyuluh bagi setiap tim/orang di

wilayah kerja (desa, BPP, Kabupaten, Provinsi, Nasional);

b. Dasar untuk merencanakan dan menerapkan monitoring serta evaluasi

pelaksanaan program tersebut;

c. Dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah

kerja ( mis koordinasi, pendampingan, pelatihan, dll);

d. Dasar bagi wilayah kerja (desa Simasom Toruan, BPP, Badan pelaksana

Penyuluhan, Badan Koordinasi Penyuluhan) dalam perumusan usulan proyek/kegiatan

penyuluhan yang ingin dilaksanakan tahun berikutnya untuk dibahas pada diskusi unit

daerah kerja pembangunan.

Programa penyuluhan pertanian disusun secara partisipatif dan berdasarkan kebutuhan

petani. Karena itu, programa juga berguna bagi petani dan penyuluh untuk :

a. Memecahkan masalah petani dan mengembangkan usaha taninya;

b. Menanamkan rasa tanggung jawab bersama-sama terhadap penyelenggaraan

penyuluhan pertanian agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

4
BAB II
KEADAAN UMUM

2.1. MONOGRAFI DESA

Desa Siasom Toruan terdiri atas 5 dusun, memiliki luas wilayah 752 Ha dengan

rincian :

1. Dusun Pearaja
2.Dusun Pintu hole
3. Dusun Peanornor
4.Dusun Siparpar
6. Dusun Sibatu-batu
2.2. BATAS WILAYAH
Desa Simasom Toruan masuk kedalam Kecamatan Pahe Julu Kabupaten Tapanuli

Utara dan berjarak +- 6 km dari kecamatan dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Simasom

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pantis dan Lontung Dolok

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pangaribuan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Simataniari, Simaninggir, Desa Hutapea

Adapun perincian jenis penggunaan lahan dalam wilayah kerja Penyuluhan Pertanian

Desa Simasom Toruan dapat dilihat pada tabel berikut :

 Luas Wilayah

1. Desa Simasom Toruan

Luas wilayah Desa Simasom Toruan 752 Ha dengan bentuk wilayah data:

Tabel 1. Daftar jumlah jenis penggunaan lahan desa Simasom Toruan.


No. Jenis Lahan Luas Lahan Persentase

1. Persawahan 73 0,09

2. Tegalan/ Perladangan 46 0,06

3. Perkebunan 360 0,3

4. Perumahan/ Pemukiman 15 0,02

5. Kolam/ Perikanan 3 0,004

6. Hutan 241,9 0,32

Perkantoran/ Sarana Sosial 60

5
a. Balai Desa 40

b. Puskemas 10

c. 1 unit Gereja 850

d.2 unit Masjid

e. 3 unit SDN

f. 0 unit SDS

g. Lapangan Olahraga

h. Pasar Desa

i. Jalan Umum/ Jalan Dusun 1,1 0,01

j. Saluran Irigasi Tersier 2 0,002

k. Saluran Irigasi Pembuang

l. 2 unit SMPN

m. 0 unit SMPS

n. 1 unit SMAN

0. 0 unit SMAS

TOTAL 742 1,81


Sumber: RPJM DESA SIMASOM TORUAN 2016-2021

3. Kilang padi

Kilang padi yang ada di desa Simasom Toruan ada 3 yaitu :

- Dusun Siparpar : Maju Panggabean


- Dusun Pearaja : Ramlan Panggabean
- Dusun Pearaja : Kodam Panggabean

2.3 KOMODITAS UNGGULAN MENURUT SUB SEKTOR DESA SIMASOM


TORUAN

1. Potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura

6
Dalam wilayah kerja Penyuluh Pertanian Desa Simasom Toruan mempunyai potensi

untuk sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, yang tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Daftar Potensi Tanaman Pangan desa Simasom Toruan.


JENIS POTENSI YANG ADA LUAS LAHAN
No KETERANGAN
(Komoditi) /BANYAKNYA
1 2 3 4
1 Padi Sawah 60 Ha
2 Palawija 
- Jagung   4 Ha
- Ubi Kayu   1 Ha
- Ubi Jalar 1 Ha
- Sayur-sayuran 1 Ha
- Cabe 2 Ha
3 Buah-buahan
- Durian 5 Ha
- Manggis 2 Ha
- Langsat 2,5 Ha
- Pisang 0,5 Ha

2. Potensi Tanaman Perkebunan

Adapun potensi tanaman perkebunan dalam wilayah binaan penyuluh pertanian Desa

Simasom Toruan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Daftar Potensi Tanaman Perkebunan Desa Simasom Toruan


JENIS POTENSI YANG ADA LUAS LAHAN
No KETERANGAN
(Komoditi) /BANYAKNYA
1 2 3 4
1 Kakao 15 Ha
2 Karet 5 Ha
3 Kelapa 1 Ha

3. Potensi Peternakan

Jumlah populasi ternak dalam wilayah binaan penyuluh pertanian Desa Simasom

Toruan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

7
Tabel 5. Daftar Potensi Peternakan Desa Simasom Toruan
JENIS POTENSI YANG ADA
No JUMLAH (EKOR) KETERANGAN
(Komoditi)
1 2 3 4
1 Ternak Besar
- Babi 10
2 Ternak Unggas
- Ayam 250
- Itik 30
Sumber: Monografi desa Tahun 2019

2. 5 JENIS DAN PRODUKTIVITAS USAHA

Jenis dan prokduktivitas usaha tani di desa Simasom Toruan dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 6. Rata-rata Tingkat Produksi Desa Simasom Toruan


Produksivitas Rata-rata Produksi
No Komoditi
(Ha) (Ton)
1 Padi Sawah 6 540
2 Palawija
- Jagung 3 6
- Ubi Kayu 9 45
- Ubi Jalar 9 9
- Sayur-sayuran 0,5 0,5
- Cabe 1 1
4 Buah-buahan
- Durian 5,1 51
- Manggis 7,5 15
- Langsat 8,3 25
- Pisang 10 50
5 Perkebunan
- Kakao 3 120
- Karet 0,5 39
- Kelapa 0,25 0,25
Sumber: Monografi desa Tahun 2020

Tabel 7. Pola tanam Desa Simasom Toruan :


BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi Sawah Bero Padi Sawah Bero

8
Tanaman Perkebunan

Tanaman Pekarangan

Tanaman Palawija

Sayur-Sayuran

Ternak

Sumber: Monografi desa Tahun 2020

2.6. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam wilayah binaan Penyuluh

Pertanian Desa Simasom Toruan dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 8. Data Jumlah Penduduk di Desa Simasom Toruan


No. Wilayah Laki-laki Perempuan (Jiwa) Kepala Keluarga
(Jiwa)
1 Desa Simasom Toruan 256 290 546
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Tapanuli Utara Tahun 2020

Tabel 9. Daftar Jumlah Kelembagaan yang Ada di Desa Simasom Toruan


No. Desa Jenis Kelembagaan yang ada Keterangan
Poktan Gapoktan
1. Simasom Toruan 4 0
JUMLAH 4 0
Sumber: Monografi desa Tahun 2020

Tabel 10. Data Lembaga Kelompok Tani Desa Simasom Toruan


No. Nama kelompok tani Nama ketua Tahun berdiri Alamat
1. Lambou Marudut Simanjuntak 2008 Simasom

Toruan
2. Marsada Uli garaga Santon Tambunan 2007 Simasom

Toruan
3. Marsiurupan Parel Gultom 2009 Simasom

Toruan
4. Bersama Maju Tani Herawaty Silitonga 2020 Simasom

Toruan
Sumber: Monografi desa Tahun 2020

Tabel 11. Data Kelas Kelompok Tani Desa Simasom Toruan

No. Nama Kelompok Tahun Beridiri Jumlah Kelas Keterangan


Tani Anggota Kelompok
1. Lambou 2008 22 Pemula
2. Marsada 2007 29 Lanjut
Uli
Garaga
3. Marsiurupan 2009 25 Pemula

9
4. Besama Maju 2020 21 Pemula
Tani
Sumber: Monografi desa Tahun 2020

Adapun fasilitas usaha tani yang ada diwilayah binaan Desa Simasom Toruan adalah sebagai

berikut :

Tabel. 12 Daftar fasilitas usaha tani/Alsintas Desa Simasom Toruan

No. Jenis Fasilitas Jumlah Unit Tahun Keterangan


1. Mesin Pompa Air 2017 Baik
2. Handtraktor 2018 Baik
3. Paddy Moyer 2018 Baik
Sumber: Monografi desa Tahun 2020

2.7. RENCANA USAHA KELOMPOK                                                                   


Desa : Simasom Toruan
Kecamatan : PAHAE JULU
Luas Lahan Pertanian
- Lahan Sawah :    60  Ha
-Lahan Kering :    40  Ha
Jumlah Kelompok Tani :   4 Kelompok
Jumlah Anggota :  97 orang

10
Komoditi :  Padi, Kakao, Karet
Varietas :  Inpari 28, Unggul Lokal

Uraian Harga Jumlah


No. Jenis Volume (Kg)
Kebutuhan Satuan (Rp) (Rp)
Inpari 28
1. Padi 2325 @ 8.000 18.600.000
Unggul Lokal
2. Pupuk Urea 18.600 1.800 33.480.000

NPK Phonska 9.300 2.300 21.390.000

ZA 9.300 1.400 13.020.000

SP-36 9.300 2.000 18.600.000

Organik 27.900 500 13.950.000

3. Pestisida Fuanmur 93 @ 125.000 11.625.000

Jumlah 130.665.000

2.8 KEBUTUHAN PELAKU USAHA


1. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)

Luas Kebutuhan dan Jenis Pupuk


Nama Jumlah (Kg)
No Lahan
Kelompok Benih
(Ha) Urea SP-36 ZA NPK Organik

Marsada Uli
1 20 450 3600 1800 1800 1800 5400
Garaga

2 Lambou 15 450 3600 1800 1800 1800 5400

3 Marsiurupan 15 450 3800 1900 1900 1900 5700

Bersama
4 10 400 3000 1600 16000 1600 5000
Maju Tani

BAB III
TUJUAN

3.1. TUJUAN PERUBAHAN FISIK


1. Meningkatkan produksi padi sawah melalui bimbingan teknis :

- Penggunaan benih padi unggul


- Pemupukan berimbang
- Penggunaan pupuk organik

11
- Pemanfaatan pestisida nabati
- Perbaikan cara panen dan pasca panen
2. Meningkatkan usaha tani mina padi tumpang sari

3. Meningkatkan produksi dan populasi ternak melalui penerapan teknologi

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sayuran

- Meningkatkan dan mengembangkan :

- Kerjasama antar kelompok tani

- Pembuatan rencana usaha kelompok

- Pelaksanaan administrasi kelompok

- Meningkatkan kehadiran anggota dalam pertemuan kelompok

3.2. TUJUAN PERUBAHAN NON FISIK

1. Meningkatkan penggunaan benih padi unggul dari 40% menjadi 50%

2. Meningkatkan penggunaan pupuk berimbang dari 50% menjadi 60%

3. Meningkatkan pengamatan hama dan penyakit tanaman padi dari 50% menjadi 60%

4. Meningkatkan keterampilan petani dalam melaksanakan perhitungan dasar harga

jual, produksi dari 45% menjadi 55%

5. Meningkatkan pemberian pakan tambahan pada ternak dari 50% menjadi 60%

6. Meningkatkan pengendalian penyakit ternak dari 60% menjadi 70%

7. Meningkatkan penggunaan benih unggul sayuran dari 50% menjadi 60%

8. Mengurangi pestisida pada sayuran dari 75% menjadi 60%

9. Meningkatkan penggunaan bibit unggul usaha tani seperti kakao dari 60% menjadi

75%

10. Meningkatkan penggunaan benih unggul jagung dari 40% menjadi 50%.

BAB IV
MASALAH

Masalah adalah faktor penghambat yang dapat menyebabkan tidak tercapainya suatu

tujuan, sehingga perlu adanya solusi atau cara pemecahannya.

4.1. Masalah Perilaku

12
1. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. Petani baru 35% menggunakan bibit unggul / berlabel

b. Petani baru 45% melaksanakan pemupukan berimbang

c. Baru 50% petani melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi sawah

d. Lahan pekarangan belum dimanfaatkan dengan maksimal.

2. Bidang Peternakan

a.  Sistim perkandangan ternak ayam baru 25% dilaksanakan dari anjuran

b.  Belum adanya hijauan makanan ternak

c.  Belum adanya penanganan penyakit pada ternak ayam

3. Bidang Perkebunan / Tanaman buah – buahan

a.  Sanitasi kebun masih kurang

b.  Penggunaan insektisida berlebih

4.2. Masalah Non Perilaku

1. Kurang tercukupinya kebutuhan bibit unggul

2. SDM Pengurus kelompok /Gapoktan masih rendah

3. Modal kelompok tani yang masih sangat rendah

4. Minimnya ketersedian Alsintan

BAB V
KEGIATAN PENYULUHAN DAN CARA MENCAPAI TUJUAN

A. KEGIATAN PENYULUHAN

Sasaran
No Kegiatan
(Unit/Kali)

1 Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian 1

13
2 Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian 1

3 Kunjungan pada kelompok tani 60

4 Demonstrasi 3

5 Melaksanakan uji coba lapangan 3

6 Menganalisa dan merumuskan faktor penentu 1

7 Memandu kegiatan Dem Area 5

8 Menumbuhkan Gapoktan 2

9 Meningkatkan kelas kelompok tani 1

10 Menumbuhkan kelompok 1

11 Menyusun Karya Tulis Ilmiah 1

12 Temu Tugas 2

13 Konsultasi Petani 5

14 Lain-lain 10

Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh Pertanian


Dari perumusan aspek masalah, tujuan dan sasaran sebagaimana disebutkan di atas maka

beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan rencana penyuluhan Desa Simasom Toruan adalah

sebagai berikut :

a. Kegiatan penyuluhan aspek perubahan perilaku dalam pelaksanaan usaha tani, dengan

pendekatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat partisipatif, berorientasi mengatasi

masalah.

b. Kegiatan penyuluhan yang bersifat benah kelompok, dengan tujuan untuk meningkatkan peran

serta kelembagaan kelompok tani di tengah – tengah masayarakat. Uraian rencana kegiatan

penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk tahun 2020 , secara lebih rinci diuraikan pada tabel

dibawah ini.

Rencana Kegiatan Fasilitasi


Dalam pelaksanaan rencana kegiatan yang bersifat mengikhtiarkan atau fasilitatif terhadap

keadaan masalah yang ada, ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran, dalam rangka

memberikan keleluasaan dan dukungan yang berupa perbaikan sarana fisik maupun sarana non fisik.

Uraian rencana kegiatan fasilitatif yang akan dilaksanakan untuk tahun 2020, secara lebih rinci

diuraikan pada tabel RKTP.

14
BAB VI
PENUTUP

Programa Penyuluhan Pertanian Desa Simasom Toruan ini merupakan acuan kegiatan

pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah binaan serta pihak terkait lainnya agar program

desa berjalan dengan baik dan terarah.

15
Penyusunan programa ini didasari oleh prioritas masalah potensi sumberdaya alam

serta kebutuhan petani di wilayah kerja.

Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam

penyusunan ini, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak guna

untuk perbaikan serta penyempurnaan penyusunan programa penyuluhan pertanian di masa.

Pahae Julu, 16 Maret 2021

Disusun oleh :
Penyuluh Pertanian Lapangan
Desa Simasom Toruan

ELISABET CESELIA SINAGA, S.P


NIP. 199606122020122016

Mengetahui:

Koordinator PPL BPP Pahae Julu

JUNIER SIBARANI
NIP. 1990 06 03 2017 06 1001

16

Anda mungkin juga menyukai