Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS MA’SOEM

FAKULTAS KOMPUTER
Jln. Raya Cipacing No. 22 Jatinangor Telp.(022)7798340 www.masoemuniversity.ac.id
LEMBAR JAWABAN (LJB) UTS GANJIL
TAHUN 2021/2022
==================================================================
Nama : Ilham Romadoni
Mata Kuliah : Sistem Pendukung Keputusan
Jurusan/Semester/(R/NR) : Sistem Informasi / 7 / NR
Hari/Tanggal : 4 November 2021
Dosen : Miki Wijana, S.T., M.Kom.,M.H.
==================================================================
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System) adalah sistem


yang digunakan oleh sekelompok orang yang ingin memecahkan masalah dengan teknologi
komunikasi, komputasi dan pendukung keputusan. Sistem pendukung keputusan kelompok
memberikan penyediaan sesuatu yang mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung
dalam kelompok.
Di era globalisasi ini, sistem pendukung kKeputusan kelompok sangat membantu suatu
organisasi ataupun perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan multinasional, karena sistem
pendukung keputusan kelompok membuat rapat menjadi fleksibel karena memudahkan
perusahaan untuk mengadakan rapat tanpa harus berkumpul bersama dalam waktu dan tempat
yang sama.
Berikut ini adalah pembahasan singkat keempat jenis setting sistem pendukung keputusan
kelompok:

 Decision room: untuk sebuah kelompok kecil dalam pertemuan tatap muka.

Decision room mendukung kelompok kecil yang berukuran mulai dari tiga sampai sekitar
24 orang yang perlu bertemu secara tatap muka. Beberapa decision room dapat
mendukung kelompok yang tidak lebih dari 10 orang, sementara ada juga yang dapat
mendukung kelompok yang memiliki jumlah lebih besar.

 Local area decision network  : untuk sebuah kelompok kecil yang anggotanya tersebar.
Bila beberapa anggota kelompok tidak dapat bertemu secara tatap muka dan menyebar di
wilayah yang terbatas, local area decision network dapat digunakan. Misalnya, anggota
kelompok dapat bertemu di kantor pada waktu yang berbeda menggunakan papan buletin
terkomputerisasi, atau mungkin juga bertemu secara bersamaan dengan menggunakan
real-time editor dokumen.

 Sidang legislatif: untuk sebuah kelompok besar dalam pertemuan tatap muka.

Bila suatu kelompok terlalu besar untuk decision room, diperlukan ruang sidang
legislatif. Meskipun batas antara kelompok yang "kecil" dan kelompok "besar" tidak
didefinisikan dengan ketat, kelompok 50 sampai 100 orang pada umumnya sudah
dianggap besar.

 Computer-mediated conference : untuk sebuah kelompok besar yang tersebar secara


geografis.

Beberapa aplikasi otomasi kantor seperti konferensi komputer, konferensi audio, dan
konferensi video memungkinkan anggota kelompok yang tersebar secara geografis untuk
berkomunikasi. Dengan menggunakan Konferensi Mediasi Komputer, tidak perlu
menjadwalkan pertemuan terlebih dahulu. Peserta mengirimkan input mereka ke database
pusat atau kotak surat elektronik, dan peserta lainnya merespons input tersebut dan
akhirnya keputusan dibuat berdasarkan konsensus.

Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) terdiri dari 3 komponen utama, yaitu perangkat
keras, perangkat lunak, dan manusia.

1. Perangkat keras: perangkat keras meliputi alat elektronik seperti komputer, peralatan
yang digunakan untuk jaringan, papan display elektronik dan peralatan audio visual.
Perangkat keras juga meliputi fasilitas konferensi, termasuk pengaturan fisik, seperti
ruangan, meja dan kursi yang ditata sedemikian rupa sehingga mereka dapat mendukung
diskusi kelompok dan kerja tim.
2. Perangkat lunak: Perangkat lunak mencakup berbagai macam alat dan teknik, seperti
kuesioner elektronik, alat brainstorming elektronik, organizer gagasan, alat untuk
menetapkan prioritas, dan alat formulasi kebijakan.
3. Manusia: dalam pelaksanaan rapat menggunakan Sistem pendukung keputusan
kelompok, dibutuhkan seorang fasilitator terlatih yang membantu proses persidangan,
dan staf ahli untuk mendukung perangkat keras dan perangkat lunak. Komponen sistem
pendukung keputusan kelompok bersama-sama menyediakan lingkungan yang baik untuk
mengadakan pertemuan kelompok.

Sistem pendukung keputusan kelompok memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :

1. Anonimitas. Kemampuan untuk bertukar gagasan atau preferensi secara anonim di


lingkungan sistem pendukung keputusan kelompok mendorong peningkatan partisipasi
oleh anggota kelompok dan akibatnya lebih banyak informasi dibagikan. Peserta tidak
lagi takut ditertawakan karena komentar "bodoh", peserta juga menjadi lebih berani
menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan peserta lain maupun dengan
atasannya.
2. Komunikasi paralel. Dalam pertemuan lisan, orang harus mendengarkan orang lain
berbicara dan tidak dapat berhenti sejenak untuk berpikir, sistem pendukung keputusan
kelompok memungkinkan setiap orang untuk "berbicara" secara paralel (mengetik dan
bertukar komentar tertulis secara bersamaan melalui jaringan komputer). 
3. Automated record keeping. Sistem pendukung keputusan kelompok secara otomatis
mencatat komentar, suara dan informasi lainnya yang dibagikan oleh sebuah kelompok
ke file disk. Log diskusi otomatis ini mendukung pengembangan memori organisasi dari
pertemuan ke pertemuan.
4. Lebih terstruktur. Sistem pendukung keputusan kelompok dapat menyediakan struktur
pembahasan yang lebih baik daripada pertemuan lisan, hal tersebut membuat peserta
fokus pada pertemuan sehingga lebih sulit untuk menyimpang dari siklus pemecahan
masalah dan membuat keputusan yang tidak lengkap atau prematur. 
5. Karena anonimitas, komunikasi paralel, dan pencatatan otomatis, menyebabkan
keuntungan atau manfaat baru. Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan
kelompok , peserta dalam kelompok mengalami kepuasan yang lebih besar dan tingkat
produktivitas menjadi meningkat ,karena sistem pendukung keputusan kelompok
mempersingkat waktu pertemuan dan mampu membuat keputusan yang lebih baik.

Adapun kelemahan Sistem pendukung keputusan kelompok, yaitu :


1. Komunikasi lambat. Kebanyakan orang mengetik lebih lambat daripada saat berbicara,
dan dalam beberapa kasus, peserta kelompok mungkin tidak dapat mengetik sama sekali. 
2. Penolakan terhadap perubahan. Kelemahan lainnya adalah sifat manusia yang menolak
terhadap perubahan. Orang terkadang diintimidasi oleh komputer dan merasa terancam
jika terpaksa menggunakannya di lingkungan pertemuan baru.
3. Kurangnya kekayaan media. Karena pertemuan yang menggunakan sistem pendukung
keputusan kelompok sangat bergantung pada informasi tertulis, bentuk komunikasi
lainnya diminimalkan. Misalnya, bahasa tubuh dan ekspresi wajah dapat membantu
anggota kelompok menentukan apakah sebuah komentar dimaksudkan untuk bercanda
atau sarkastik dalam pertemuan lisan, namun jika kita menggunakan GDSS, kekayaan
media ini menjadi hilang.
4. Kemungkinan meningkatnya konflik. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
sistem pendukung keputusan kelompok adalah bahwa ada kemungkinan terjadi konflik
dan permusuhan karena anonimitas dalam pertemuan tersebut. 
5. Kemungkinan hilangnya beberapa peserta kunci. Beberapa orang yang biasanya
mendominasi pertemuan verbal mungkin cenderung menghindari rapat elektronik karena
mereka tidak dapat menggunakan keterampilan verbal mereka yang kuat
6. Biaya fasilitas sistem pendukung keputusan kelompok bisa melibatkan biaya operasional
yang cukup besar dan mungkin tidak efisien, kecuali jika diterima dan digunakan secara
teratur dan benar. 

Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=TVFoDlImmag

Anda mungkin juga menyukai