PENDAHULUAN
1.1. Umum
Analisa Struktur Kantor Radio Kuala Tungkal dihitung dengan metode elemen hingga. Dengan struktur rangka
atap merupakan plat beton. Informasi data tanah adalah hasil sondir 2 titik..Data-data perhitungan sebagai
berikut :
2
- Kuat Tekan Beton ( fc ) = 250 kg/cm ( 22.50 MPA )
2
- Tegangan Leleh Baja Tulangan Utama ( fy ) D ≥ 13 mm = 3200 kg/cm ( 390 MPA )
- Tegangan Leleh Baja Tulangan Utama ( fy ) D < 13 = 2400 kg/cm2 ( 240 MPA )
2
- Tegangan Leleh Baja Tulangan Sengkang ( fy secondary ) = 2400 kg/cm ( 240 MPA )
1-1
1.2. Pembebanan Struktur
1 Berat sendiri
Berat Sendiri dihitung secara otomatis menggunakan komputer untuk
seluruh property yang dipakai .
2 Beban Pelat
a Pelat Lantai
Data
Tebal pelat (tp) = 0.120 m
Tebal spesi (ts) = 0.020 m
Tebal Keramik = 0.010 m
Bj. Beton = 2400.000 kg/m3
Bj. Spesi per 1 cm tebal = 2200.000 kg/m3
Bj. Keramik per 1cm tebal = 2200.000 kg/m3
Data
Tebal pelat (tp) = 0.100 m
Tebal spesi (ts) = 0.000 m
Tebal air hujan (tah) = 0.050 m
Bj. Beton = 2400.000 kg/m3
Bj. Air = 1000.000 kg/m3
Bj. Spesi per 1 cm tebal = 2200.000 kg/m3
Bj. Keramik per 1cm tebal = 2200.000 kg/m3
1-2
3 Beban Dinding
4 Beban Hidup
Pada Pelat Lantai = 250.000 kg/m2
2
= 0.0250 kg/Cm
5 Beban Angin
q = 45.000 kg/m2
2
= 0.0045 kg/Cm
1-3
Tabel 1.1. Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung
Tabel 1.4. Faktor duktilitas maksimum dan faktor reduksi gempa maksimum
1-4
Jenis tanah ditetapkan sebagai Tanah Keras, Tanah Sedang dan Tanah Lunak, apabila untuk lapisan setebal
maksimum 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Tabel 5 .
1-5
Tabel 1.5. Jenis-jenis tanah
Untuk keperluan desain konstruksi penentuan parameter seismik adalah sebagai berikut. Dari peta zonasi
gempa lokasi konstruksi yang berada di kota Palembang terletak pada zona 2 gempa..
Jenis tanah dikategorikan tanah sedang. Konstruksi gedung yang direncanakan termasuk dalam kategori
gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran. Maka faktor kepentingan diambil
sebesar 1.
Zona gempa untuk konstruksi adalah zona 2. Karena itu sistem rangka yang digunakan sistem SRPMB atau
SRPMM. Konstruksi yang dipakai dipilih tipe SRPMM dengan ketentuan detailing yang harus dipenuhi sesuai
dengan pasal 23.3.2.3 dan 23.10 SNI 03-2847-2002. Nilai R yang dipakai adalah 5.5
1-6
Dari uraian diatas maka perhitungan koefisien gempa dasar untuk wilayah Sumsel dapat dilakukan Untuk
pemodelan komputer karena standar perencanaan gempa untuk wilayah Indonesia tidak ada. Maka koefisien
gempa lateral dikalikan faktor perbandingan koefisien gempa dasar hasil pemodelan dengan perhitungan
manual agar beban gempa sesuai dengan site/ lokasi tempat konstruksi akan dibangun.
Zona : = 2
Tanah : = TANAH SEDANG
I : Faktor Kepentingan = 1.00
R : Faktor Reduksi Gempa = 5.50
H : Tinggi Bangunan = 16.00 m
T : 0.048 H3/4 = 0.38 detik
C : ( Dari grafik ) = 0.38
V : C I / R . Wt = 0.07 x Wt
Berdasarkan standar desain, pembebanan di hitung sesuai dengan beban primer yang ada . Baik beban
permanent atau temporer. Dan untuk mendapatkan kondisi yang paling kritis beban primer dikombinasikan
menjadi 1 beban. Beban gempa harus dimodelkan sebagai kombinasi dari 100% arah gempa dan 30% arah
tegak lurus gempa. Beban primer dan kombinasi untuk struktur terdiri dari :
1-7
Primary 1 QL BEBAN GEMPA ARAH X
Primary 2 QL BEBAN GEMPA ARAH Z
Primary 3 DL BERAT SENDIRI
Primary 4 DL BEBAN MATI PLAT LANTAI DAN ATAP
Primary 5 DL BEBAN DINDING
Primary 6 LL BEBAN HIDUP PLAT LANTAI (LL)
Primary 7 WL BEBAN ANGIN
Combination 8 1.4 DL
Combination 9 1.2 DL + 1.6 LL
Combination 10 1.2 DL + 1.0 LL + 1.6 WL
Combination 11 1.2 DL + 1.0 LL - 1.6 WL
Combination 12 0.9 DL + 1.6 WL
Combination 13 0.9 DL - 1.6 WL
Combination 14 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 EX
Combination 15 1.2 DL + 1.0 LL - 1.0 EX
Combination 16 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 EZ
Combination 17 1.2 DL + 1.0 LL - 1.0 EZ
1-8
A. Tampak isometri
B. Balok Sloof
1-9
C. Balok Lantai 1
D. Balok Atap
1-10
E. Kolom 300x300
1-11
A. Berat Sendiri
B. Beban mati
1-12
C. Beban Hidup
D. Beban Angin ( Z+ )
1-13
F. Beban Seismik ( Gempa X+ )
1-14