Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Disusun Oleh :
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat,
nikmat serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas mata kuliah KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ini
dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Dartini, SKM., M.Kes selaku Ibu
dosen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis,
sehingga penulis dapat dengan baik dan lancar dalam menulis makalah yang berjudul “Makalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Radiodiagnostik Di Departemen Radiologi RS Columbia Asia
Semarang”
Serta orang tua penulis yang selalu mendukung dan memotivasi kepada penulis. Rekan-
rekan Reguler 3 yang telah memberi dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang bersangkutan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha yang
telah kita lakukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
alat Radiografi CR, 1 buah alat Radiografi DR, 1 buah alat Mobile X-ray, 1 Buah alat
mammography, 1 Buah alat MRI 1,5 tesla, 1 buah alat Ultrasonografi (USG) .
Berdasarkan pengamatan selama praktik kerja lapangan di Departemen Radiologi RS
Columbia Asia Semarang, penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja di Departemen Radiologi RS Columbia Asia Semarang khususnya
radiodiagnostik dan mengangkatnya dalam bentuk makalah dengan judul: “Makalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Radiodiagnostik di Departemen Radiologi RS Columbia
Asia Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja radiodiagnostik di
Departemen Radiologi RS Columbia Asia Semarang dengan dasar pengamatan Peraturan
Perundang Undangan No 33 tahun 2007.
C. Tujuan penelitian
Mengetauhi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja radiodiagnostik di
Departemen Radiologi RS Columbia Asia Semarang dengan dasar pengamatan Peraturan
Perundang Undangan No 33 tahun 2007.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sawat sinar X radiologi diagnostik di Indonesia
terus berkembang. Radiologi ini memanfaatkan
sinar X untuk keperluan diagnosis baik radiologi
diagnostik maupun radiologi intervensional (Per-
ka BAPETEN Nomor 8, 2011). Kegiatan radiolo-
gi harus memperhatikan aspek keselamatan kerja
radiasi. Sinar X merupakan jenis radiasi pengion
yang dapat memberikan manfaat (diagnosa) den-
gan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ
tubuh dapat lebih awal dan lebih teliti dideteksi
(Suyatno, 2008). Untuk memastikan pesawat
sinar X memenuhi persyaratan keselamatan ra-
diasi dan memberikan informasi diagnosis maka
diperlukan uji fungsi atau uji kesesuaian seba-
gai bentuk penerapan proteksi radiasi agar dosis
yang diterima serendah mungkin. Kesesuaian ini
kesesuaian terhadap peraturan perundangan ke-
selamatan radiasi dan peraturan pelaksanaannya
untuk peralatan pesawat sinar X (Hastuti, dkk,
2009).
Salah satu pelayanan medik spesialis pe-
nunjang di rumah sakit ialah radiologi yang
menggunakan pesawat sinar X. Pemanfaatan pe-
sawat sinar X radiologi diagnostik di Indonesia
terus berkembang. Radiologi ini memanfaatkan
sinar X untuk keperluan diagnosis baik radiologi
diagnostik maupun radiologi intervensional (Per-
ka BAPETEN Nomor 8, 2011). Kegiatan radiolo-
gi harus memperhatikan aspek keselamatan kerja
radiasi. Sinar X merupakan jenis radiasi pengion
yang dapat memberikan manfaat (diagnosa) den-
gan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ
tubuh dapat lebih awal dan lebih teliti dideteksi
(Suyatno, 2008). Untuk memastikan pesawat
sinar X memenuhi persyaratan keselamatan ra-
diasi dan memberikan informasi diagnosis maka
diperlukan uji fungsi atau uji kesesuaian seba-
gai bentuk penerapan proteksi radiasi agar dosis
yang diterima serendah mungkin. Kesesuaian ini
kesesuaian terhadap peraturan perundangan ke-
selamatan radiasi dan peraturan pelaksanaannya
untuk peralatan pesawat sinar X (Hastuti, dkk,
2009).
Salah satu pelayanan medik spesialis penunjang di rumah sakit ialah radiologi
yang menggunakan pesawat sinar-X. Pemanfaatan pesawat sinar-X radiologi diagnostik
4
di Indonesia terus berkembang. Radiologi ini memanfaatkan sinar-X untuk keperluan
diagnosis baik radiologi diagnostik maupun radiologi intervensional (Perka BAPETEN
Nomor 8, 2011). Kegiatan radiologi harus memperhatikan aspek keselamatan kerja
radiasi. Sinar-X merupakan jenis radiasi pengion yang dapat memberikan manfaat
(diagnosa) dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih awal dan
lebih teliti dideteksi (Suyatno, 2008). Untuk memastikan pesawat sinar-X memenuhi
persyaratan keselamatan radiasi dan memberikan informasi diagnosis maka diperlukan
uji fungsi atau uji kesesuaian sebagai bentuk penerapan proteksi radiasi agar dosis yang
diterima serendah mungkin. Kesesuaian ini kesesuaian terhadap peraturan perundangan
keselamatan radiasi dan peraturan pelaksanaannya untuk peralatan pesawat sinar-X
(Hastuti, dkk, 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No-
mor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan
Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, setiap orang atau badan yang akan
memanfaatkan tenaga nuklir seperti tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion
wajib memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir dan memenuhi persyaratan keselamatan
radiasi. Persyaratan keselamatan radiasi meliputi
1. persyaratan manajemen
2. persyaratan proteksi radiasi
3. persyaratan Teknik
4. verifikasi keselamatan yang bertujuan untuk mencapai keselamatan pekerja dan
anggota masyarakat
5
5. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.
6. Apabila perlu pada pasien dipasang gonad shield.
7. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak
menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.
8. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat
mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan
seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran
maka ia harus memakai pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal
serta menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri disamping
berkas utama.
9. Pemeriksaan radiologi tidak boleh dilakukan tanpa permintaan dari dokter.
6
4. Letakkan semua limbah dan material yang terkontaminasi dalam kantung
plastik, peralatan klien dibersihkan dan diproses ulang dengan tepat, alat
sekali pakai dibuang.
5. Linen yang terkontaminasi diletakkan dalam kantong yang tahan bocor dan
ditangani untuk mencegah paparan terhadap kulit.
7
yang tidak utuh, dan alat-alat yang telah digunakan. Gunakan sarung tangan
steril untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan
jaringan di bawah kulit. Kemudian penggunaan masker, masker
menghindarkan perawat menghirup mikroorganisme dan mencegah penularan
pathogen dari saluran pernafasan pasien maupun sebaliknya. Masker yang
digunakan tepat menutupi hidung dan mulut, metal strip yang ada pada masker
juga diatur tepat diatas batang hidung. Penggunaan masker juga hanya untuk
sekali pakai dan perawat tidak membiarkan masker yang telah dipakai
tergantung di leher tapi langsung membuangnya ke dalam tong sampah.
c. Penggunaan baju pelindung (Gown). Baju pelindung dipergunakan untuk
mencegah cipratan pada baju yang dikenakan oleh petugas pelayanan
kesehatan, baju pelindung melindungi petugas pelayanan kesehatan dari
kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi. Perawat
mencegah terjadinya infeksi dengan cara memutuskan rantai penularan infeksi
(Craven & Hirnle, 2007).
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
1. Mencuci tangan jika bersentuhan permukaan kulit dengan pasien segera jika
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh, memakai masker dan
handscone.
2. Menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah menangani pasien.
3. Penggunaan jarum setelah dipakai di masukkan ke safety box berwarna
kuning. Walaupun berisi 2-3 jarum maksimal 3 hari box tersebut akan diambil
oleh petugas. Untuk pemusnahannya RS Columbia Asia Semarang
bekerjasama dengan pihak luar sebuah PT. Sehingga setiap 1 atau 2 minggu
sekali pihak PT datang ke RS Columbia Asia untuk mengambil limbah-limbah
infeksi.
4. Penggunaan media kontras sesuai dengan kebutuhan. Misal: 1 ampul berisi
100 ml, 80 ml digunakan untuk intravena sedangkan yang 20 ml digunakan
untuk oral, media konras oral dicampur dengan air yang nantinya diminum
oleh pasien. Sehingga di Departemen Radiologi RS Columbia Asia Semarang
tidak pernah membuang media kontras.
5. Pembuangan sampah infeksius dan non infeksius selalu di pantau bagaimana
kesesuaian sampah di dalamnya. Misalnya: masker dan handscone dibuang di
tempat sampah infeksius. Sedangkan di tempat sampah non infeksius terdapat
tissue, plastik dan sampah lainnya. Jadi, jika ditemukan isi sampah tidak
sesuai maka akan mendapat teguran.
6. Untuk linen atau baju pasien, apapun linen yang terkena cairan tubuh pasien
dibungkus dalam kantong plastik warna hitam yang ada di ruang dirty utility.
Sehingga petugas akan mengambil linen kotor di ruang dirty utility.
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik,
mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Disamping itu, keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan atau penyakit akibat kerja adalah melakukan pengendalian terhadap risiko
tersebut. Pengendalian dan Pencegahan yang dilakukan di RS Columbia Asia Semarang
adalah menyediakan alat pelindung diri berupa masker, sarung tangan, Penggunaan jarum
setelah dipakai di masukkan ke safety box berwarna kuning, Penggunaan media kontras
sesuai dengan kebutuhan, Persediaan sampah medis dan non medis, linen yang terkena
cairan tubuh pasien dibungkus sama kantong plastik warna kuning dan selalu tertutup
sedangkan untuk baju pasien biasa dimasukkan ke kantong plastik warna hitam.
B. Saran
Diharapkan Rumah Sakit lebih meningkatkan manajeman K3 khususnya bagi
petugas rumah sakit. Untuk identifikasi bahaya dapat mengkaji dan mengevaluasi
identifikasi potensi bahaya kerja dalam area kerja dan aktivitas kerja agar dapat
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
11