Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK (SP)

Komunikasi Terapeutik Pada Klien Remaja

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II


Dosen Pengampu:
Veny Elita, SKp., MN(MH)

Oleh:
Yoni Amalia Deswila Sari 2011110926
A 2020 1
Kelompok 2

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
Skenario
Putri berumur 15 tahun datang bersama kakaknya ke sebuah lembaga konsultasi psikologi untuk
melakukan bimbingan konseling, kemudian pada saat putri menyatakan bahwa kondisinya
sedih, stress, hingga hilang nafsu makan dan sulit untuk tidur karena mendapatkan bullying di
sekolah mengenai bentuk tubuhnya. Putri tidak percaya diri yang berjalan seperti bebek, warna
kulit yang gelap, jerawatan serta tinggi badan dibawah rata-rata. Sehingga putri merasa malu
dengan kondisi tubuhnya, tidak percaya diri dan selalu merasa orang menilai dirinya negative.
Tindakan yang harus dilakukan adalah meningkatkan percaya diri pada remaja.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Masalah: Konsep diri rendah
Pertemuan 1 (satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
- Data subjektif(DS): klien berumur 15 tahun mengeluh sedih, stress, tidak
nafsu makan, tidak percaya diri dan mendapatkan bullying di sekolah.
- Data objektif (DO): Klien tampak lesu, bingung.

2. Diagnosa Keperawatan
Konsep diri rendah berhubungan dengan body image

3. Tujuan Khusus
- Membina hubungan saling percaya
- Meemberikan edukasi mengenai cara meningkatkan percaya diri

4. Tindakan Keperawatan
Meningkatkan percaya diri pada remaja

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


 Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum Adik, Selamat pagii Adik”. Perkenalkan saya perawat Yoni
Amalia Deswila Sari yang bertugas merawat Ibu pagi ini, dari jam 07.00 sampai
jam 14.00 wib siang nanti. Sebelumnya, dengan adik siapa? Senangnya dipanggil
apa?”

2. Evaluasi/validasi
“Apa yang adik indah rasakan sekarang? Tampaknya indah terlihat sedih, lesu dan
bingung”

3. Kontrak
a. Topik: “Baik, karena adik Indah mengatakan bahwa tidak percaya diri, stress
dan mendapatkan bullying di sekolah mengenai bentuk tubuh yang adik
sampaikan tadi ya, apakah bisa kita berbincang-bincang untuk membahas dan
mencari solusi mengenai yang adik sampaikan tadi? Tujuannya agar adik
indah dapat percaya diri kembali dan tidak sedih lagi ”
b. Tempat: “Adik indah nyamannya dimana?”
c. Waktu: “Untuk waktu kurang lebih sekitar 10-20 menit adik”
 Kerja
- “Baiklah, bagaimana perasaan adik saat ini?”
- “kemudian apa yang adik lakukan ketika adik merasa sedih dan tidak percaya
diri muncul?”
- “apa adik pernah bercerita tentang apa yang adik rasakan?’
- “baiklah adik, kakak mengerti apa yang adik indah rasakan. Tidak mudah
untuk adik menerima ejekan dari teman-teman adik, belum tentu apa yang
teman-teman katakan itu benar.”
- “menurut yang kakak lihat dari yang adik sampaikan tadi mengenai bentuk
tubuh, warna kulit dan tinggi badan adik miliki itu tidak benar. Adik tidak
terlihat seperti yang mereka katakan, namun untuk mengurangi sedih, stress
dan bullying yang adik rasakan serta dapatkan, hal yang perlu adik lakukan
yaitu: cintai diri adik terlebih dahulu seperti adik bisa merawat diri adik
dengan menjaga kebersihan tubuh serta dengan berpakaian sesuai dengan
yang adik sukai”
 Terminasi
1. Evaluasi
 Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaan adik setelah berbincang-bincang
tadi?”
 Evaluasi Objektif : nah sekarang apakah adik dapat menyebutkan kembali
bagaimana cara meningkatkan percaya diri?”

2. Tindak Lanjut
“Kalau nanti Adik Indah ada keluhan lagi harap segera disampaikan ya dik,
jangan sungkan-sungkan bercerita dengan kakak ya.”

3. Kontrak Yang Akan Datang


“Baiklah adik, karna waktu yang kita sepakati sudah habis. Lain waktu kita dapat
berjumpa kembali ya dik. , Assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai