Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP KESEHATAN

MENTAL

Gabriela Christenvia Wanta (642020001),Andrew Omega Novyant (642020007),


Alan Arroofi Rahardian (212020130)

ABSTRAK

Tidak bisa dipungkiri pandemi covid-19 banyak membawa perubahan besar bagi masyarakat.
Berbagai aturan telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran covid-19,
salah satu aturan yang dikeluarkan adalah adanya pembatasan berskala (Lockdown) yang mana
mengakibatkan semua aktivitas masyarakat dilakukan di rumah dan semaksimal mungkin dapat
menghindari keramaian. Di satu sisi ini membawa pengaruh positif karena dapat meluangkan waktu
bersama keluarga, tetapi di satu sisi ini dapat membawa pengaruh negatif karena masyarakat selalu
dihantui ketakutan akan pandemi yang tidak kunjung hilang sehingga ini akan mempengaruhi
mental masyarakat.

KATA KUNCI : kesehatan mental ,covid-19.

PENDAHULUAN

Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh salah
satu jenis virus SARS-Cov2 yang penyebarannya berawal dari Wuhan, Cina. Covid-19 ini telah
menjadi pandemi yang menyerang hampir seluruh Negara di dunia. Pandemi covid-19 membuat
segala sesuatu berubah, banyak harapan masyarakat yang harus terkubur karena adanya pandemi
covid-19. Segala sesuatu yang telah direncanakan menjadi berantakan dan tidak terlaksanakan.
Adanya pembatasan untuk saling bertemu membuat masyarakat harus berdiam diri di rumah dan
mengisolasi diri dari keramaian yang ada. Keadaan ini membuat segala hal harus dikerjakan di
rumah misalnya sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, belanja dari rumah
dan lain sebagainya dikerjakan dari rumah.

Kurang lebih dua tahun berada di situasi yang berbeda dengan segala keterbatasan yang ada,
membuat beberapa masyarakat mulai mengalami gangguan mental. Dimana masyarakat hanya
berdiam diri di rumah, mengerjakan aktivitasnya ,memainkan sosial media ataupun menonton
berita di tv, yang mana beritanya selalu mengenai penambahan kasus covid-19. Covid-19 yang
semakin banyak ini, mulai menimbulkan rasa ketakutan, kecemasan, stress,merasa tidak aman dan
tidak nyaman, karena situasi pandemi covid-19 yang semakin tidak stabil.
Berdasarkan permasalahan di atas, kami mencoba untuk memaparkan pengaruh masa pandemi
covid-19 terhadap kesehatan mental. Agar masyarakat dapat lebih mengontrol pikiran dan
perasaannya di masa pandemi seperti ini sehingga kesehatan mentalnya tetap terjaga.

PEMBAHASAN

- COVID-19 (CORONA VIRUS DISEASE-19)

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Coronavirus adalah virus
RNA untai tunggal positif yang diselimuti. Itu milik subfamili Orthocoronavirinae, seperti
namanya, dengan karakteristik "seperti mahkota" paku di permukaannya.

Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-
CoV-2. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga
sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, pada beberapa orang akan
menjadi sakit parah dan memerlukan perhatian medis. Orang yang lebih tua dan mereka yang
memiliki kondisi medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan
kronis, atau kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius. Siapa pun dapat jatuh sakit
dengan COVID-19 dan menjadi sakit parah atau meninggal pada usia berapa pun.

Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cairan kecil
ketika mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel-partikel ini berkisar dari
tetesan pernapasan yang lebih besar hingga aerosol yang lebih kecil. Penting untuk mempraktikkan
etiket pernapasan, misalnya dengan batuk dengan siku yang tertekuk, dan tetap di rumah dan
mengasingkan diri sampai pulih jika merasa tidak enak badan.

Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data
31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus
kematian. 10 tingkat mortalitas covid-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpullkan covid-19 adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, dimana virus ini menyerang pernapasan manusia dan
virus ini dapat menular baik secara langsung maupun tidak langsung.

- KESEHATAN MENTAL
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah “keadaan sejahtera di
mana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya."

Definisi ini, sementara mewakili kemajuan substansial sehubungan dengan menjauh dari
konseptualisasi kesehatan mental sebagai keadaan tidak adanya penyakit mental, menimbulkan
beberapa kekhawatiran dan memungkinkan potensi kesalahpahaman ketika itu mengidentifikasi
perasaan positif dan fungsi positif sebagai faktor kunci untuk kesehatan mental

Menurut Pieper dan Uden (2006),” kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang
tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis
terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya,
serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.”

Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa terdapat banyak cara dalam
mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene) sebagai berikut :

a. Karena tidak mengalami gangguan mental


b. Tidak jatuh sakit akibat stessor
c. Sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya
d. Tumbuh dan berkembang secara positif
e. Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental.

Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas dari sakit
dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005), mengatakan bahwa kesehatan
mental atau psikologis itu “as the presence of successfull adjustmet or the absence of
psychopatology.”

Frank, L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian kesehatan mental
secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental secara ”positif”. Dia mengemukakan
bahwa “kesehatan mental adalah orang yang terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam
hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi
biayanya sendiri atau oleh masyarakat) dalam berpartisipasi dalam memelihara aturan sosial dan
tindakan dalam budayanya.”

Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) merumuskan
pengertian “kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang
optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang
lain.” Sebuah masyarakat yang sehat secara mental adalah masyarakat yang membolehkan anggota
masyarakatnya berkembang sesuai kemampuannya. Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental
Dunia ini jelas bahwa kesehatan mental itu tidak cukup dalam.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kondisi
dimana seseorang merasa sejahtera, merasa aman, tidak tertekan, menerima diri seutuhnya dan mau
untuk terus berproses atau berkembang menjadi lebih baik lagi.

Oleh karena itu kesehatan mental memiliki peranan cukup penting di masyarakat. Terkadang
kesehatan mental yang terganggu akan mempengaruhi kondisi baik secara psikologi, tingkah laku,
pola pikir, dan aktivitas. Di pandemi covid-19 ini beberapa kebijakan dan aturan membatasi segala
bentuk aktivitas mengingat penyebaran covid-19 tinggi akibat kontak erat pada setiap masyarakat.
Hal inilah yang mengakibatkan adanya kebiasaan baru dan aktivitas masyarakat yang semakin
rendah membuat masyarakat kurang produktif dan membiasakan diri dengan kondisi yang dapat
mengganggu kesehatan mental mereka seperti aturan pembatasan berskala (Lockdown), maupun
“Work From Home” yakni segala kegiatan dilakukan di rumah. Banyak masyarakat juga kehilangan
pekerjaan, dan mengalami pemotongan gaji sebagai akibat dari turunnya aktivitas masyarakat yang
mempengaruhi perekonomian. Hal-hal ini juga membuat masyarakat merasa stress sehingga
berpotensi mengalami gangguan mental.

Menurut Promkes Kemkes Republik Indonesia sangat berat menerima kenyataan akibat dari
pandemi ini, dimana kita harus kehilangan orang yang kita sayang baik itu keluarga, teman,
pasangan atau orang-orang yang kita kenal. Dengan kehilangan ini membuat sebagian orang
semakin membenci keadaan dan mencoba melakukan hal-hal yang tidak baik.

Dengan rentannya kita mengalami gangguan mental di masa pendemi covid-19 ini. Maka kita
dapat mencegahnya dengan melakukan berbagai aktivitas positif misalnya melakukan hobi seperti
membaca buku, menanam tanaman, membuat suatu karya, bermain musik, atau berkomunikasi
dengan teman atau saudara lewat handphone untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh ketika
berada di situasi seperti ini. Selain itu juga, kita dapat melakukan meditasi untuk menenangkan
pikiran dan perasaan kita.

Beikan waktu istirahat yang cukup untuk tubuh dan jiwa kita, mengongsumsi makanan yang
bergizi dan seimbang, dan melakukan aktivitas fisik ringan. Dengan demikian, kita dapat mengolah
dan mengontrol emosi kita dengan baik,serta dapat belajar untuk menerima segala hal yang terjadi.
PENUTUP

Pemahaman akan mental yang sehat tidak lepas dari pemahaman mengenai sehat secara fisik
namun pola pikir, tingkah laku, dan kondisi secara psikis juga dapat mempengaruhi kesehatan
mental seseorang. Dengan aturan dan juga kondisi dan masalah yang kita hadapi di tengah pandemi
covid-19 ini. Berdasarkan kondisi ini, peran pemerintah dan masyarakat harus semakin kompak
bekerja-sama dalam hal membangun solidaritas dan juga penanganan baik berupa suatu kegiatan
online atau aturan-aturan yang tidak terlalu membatasi aktivitas masyarakat namun masih dalam
kondisi aman untuk di lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Mansyah, B. (n.d.). Pandemi Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental dan psokososial. Mahakam Nursing
Journal.

Wu, Y.-C., Chen, C.-S., & Chan, Y.-J. (2020). The outbreak of COVID-19: An overview. Journal of the Chinese
Medical Association: March 2020 - Volume 83 - Issue 3 - p 217-220, 83(3).

Galderisi dkk. (2015, Juni). Toward a New Definition of Mental Health. World psychiatry: official journal of
the World Psychiatric Association (WPA) 14(2):231-233.

Xiong dkk. (2020, December 1). Impact of COVID-19 pandemic on mental health in the general population:
A systematic review. Elsevier Public Health Emergency Collection:Public Health Emergency COVID-
19 Initiative, 55-64.

Susilo dkk. (2020, Maret). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 7, 45-67.

Astasari, S. M. (Ed.). (2021, Agustus 04). Tetap Jaga Kesehatan Mental di Masa Duka Pandemi.

Coronavirus disease (COVID-19). (2021). Retrieved from health-topics: https://www.who.int/health-


topics/coronavirus#tab=tab_1

Anda mungkin juga menyukai