Anda di halaman 1dari 5

E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 6, Nomor 2, Desember 2018: 84 – 88

LANGKAH AWAL MEMULAI USAHA MELALUI BUSINESS PLAN

Endah Andayani 1 , Lilik Sri Hariani2 , Nurul Ain3


Universitas Kanjuruhan Malang
1
endahandayani@unikama.ac.id, 2 liliksrihariani@unikama.ac.id, 3 nurulain@unikama.ac.id

ABSTRAK
Universitas Kanjuruhan Malang pada tahun 2018 mendapat kepercayaan untuk menciptakan wirausaha baru
melalui Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK). Dua puluh mahasiswa dan alumni Universita s
Kanjuruhan Malang terpilih menjadi tenant. Langkah awal dalam menciptakan wirausaha baru adalah dengan
memberikan pelatihan penyusunan business plan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa motivasi tenant dalam
pelatihan penyusunan business plan tinggi, respon tenant terhadap materi, metode, dan instruktur juga tinggi.
Kemampuan tenant dalam menyusun business plan masih rendah terutama tenant yang berlatar belakang
pendidikan non ekonomi. Disarankan agar team PPK memberikan pendampingan terhadap tenant yang berlatar
pendidikan non ekonomi.

Kata kunci: PPK, tenant, business plan.


.

PENDAHULUAN wirausaha di Indonesia sebesar 3,10 persen.


Pesatnya perkembangan teknologi dan Jumlah ini masih kalah dibandingkan dengan
informasi di abad 21 menyebabkan terjadinya Malaysia 5 persen, Singapura 7 persen, AS 14
globalisasi di segala bidang. Dunia seolah tanpa persen, Jepang 10 persen maupun China 11
batas atau sekat-sekat territorial. Sekat-sekat ini persen (Kompas, 2017).
hilang ditembus oleh arus informasi yang pesat Menteri Koperasi dan UKM (Menkop)
karena adanya jaringan internet. Globalisasi AAGN Puspayoga mengharapkan perguruan
menjadikan jarak antar negara menjadi semakin tinggi atau kampus bisa menjadi sumber utama
dekat karena kemudahan komunikasi. lahirnya wirausaha baru (Kompas, 2017). Hal
Globalisasi berpengaruh terhadap segala aspek ini juga menjadi salah satu tujuan Kemenristek
yaitu ekonomi, politik, social dan budaya. Dikti yaitu mencetak wirausaha baru di
Perkembangan teknologi dan informasi kalangan mahasiswa, dengan menerapkan
berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
(Wardhana, 2011; Utami, 2010; Widhianto, Kemenristek Dikti juga menyelenggarakan
2002). Dampak globalisasi terhadap Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK)
perekonomian dunia adalah adanya pasar bebas untuk dosen agar mencetak mahasiswa menjadi
dunia. Negara yang menguasai teknologi akan wirausaha baru. Program-program tersebut
memenangkan persaingan tersebut. Kondisi ini dimaksudkan untuk merubah pola pikir
menyebabkan Indonesia berupaya keras untuk mahasiswa dari pencari kerja menjadi penyedia
dapat bersaing baik di pasar dalam negeri tenaga kerja.
maupun luar negeri dengan cara meningkatkan Universitas Kanjuruhan Malang
jumlah wirausaha. Berdasarkan data Badan memandang penting untuk membekali mahasiswa
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016, jumlah seluruh program studi tentang wawasan
84
E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 6, Nomor 2, Desember 2018: 84 – 88

kewirausahaan, dengan cara mengharuskan seluruh mempunyai masalah dalam menyusun business
program studi untuk memberikan matakuliah plan, namun untuk tenant yang berlatar belakang
kewirausahaan. Berbagai kegiatan juga dilaksanakan bukan dari program studi ekonomi tentunya masih
yang dimaksudkan untuk menumbukan jiwa belum mamahami bagaimana cara menyusun
wirausaha bagi mahasiswa. business plan.
Universitas Kanjuruhan Malang dipercaya
untuk menciptakan wirausaha baru melalui Program Solusi Masalah
Pengembangan Kewirausahaan (PPK) pada tahun Solusi yang dapat diberikan untuk
2018. Sejumlah dua puluh mahasiswa dan alumni permasalahan di atas adalah dilakukan pelatihan
Universitas Kanjuruhan Malang terpilih untuk untuk memahamkan seluruh tenant tentang
mengikuti kegiatan-kegiatan pada kegiatan PPK pengertian business plan, tujuan disusunnya
2018. Mahasiswa yang dipilih menjadi tenant adalah business plan, langkah-langkah menyusun bisnis
mahasiswa yang mempunyai minat dan kemampuan plan. Diharapkan tenant mampu menyusun
untuk berwirausaha. business plan setelah kegiatan berakhir.
Sebagai calon wirausaha baru, tenant masih
belum mempunyai gambaran yang cukup baik Metode
mengenai dunia wirausaha. Untuk itu dilakukan Metode yang digunakan dalam
berbagai pelatihan untuk menumbuhkan jiwa melaksanakan kegiatan pengabdian ini adalah
wirausaha dan memotivasi tenant hingga menjadi dengan melaksanakan kegiatan pelatihan melalui
wirausaha baru. metode ceramah, tanya jawab, pemberian
Tenant harus merencanakan bisnis yang contoh-contoh kasus penyusunan business plan. Di
akan dilakukannya, sebelum melakukan usaha. akhir kegiatan, tenant diminta untuk menyusun
Rencana ini disebut dengan business plan. Business business plan sesuai bidang usaha yang akan
plan adalah adalah dokumen tertulis yang harus dikembangkan. Team PPK melakukan
direncanakan oleh pengusaha yang meliputi semua pendampingan bagi tenant yang memerlukan
unsur yang relevan baik unsur eksternal dan internal bimbingan dan konsultasi business.
dalam memulai usaha baru (Hisrich dan Peters Selama kegiatan pelatihan penyusunan
(2008). Perencanaan bisnis merupakan langkah awal business plan, dilakukan pengamatan terhadap
yang perlu disiapkan dengan harapan dapat tenant untuk mengetahui motivasi tenant dalam
digunakan untuk menggali, menumbuhkan ide bisnis mengikuti kegiatan pelatihan. Instrumen motivasi
dan menuangkannya dalam sebuah usaha bisnis yang dikembangkan memuat tiga indikator yaitu
(Supriyanto, 2009). Merencanakan bisnis sangat minat, perhatian, dan ketekunan. Setelah kegiatan
penting untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, pelatihan berakhir, tenant diminta untuk
rugi dan laba bisnis yang akan dilakukan. memberikan respon terhadap pelatihan yang
Berdasarkan hal tersebut dipandang penting untuk dilakukan dan kemampuan tenant dalam
memberikan pelatihan penyusunan business plan memahami materi diukur. Tenant diberi tugas
bagi tenant dalam program PPK 2018. selama satu minggu untuk menyusun business plan
yang sesuai dengan bidang usahanya. Kemudian
METODE dilakukan penilaian terhadap kemampuan tenant
Permasalahan dalam menyusun business plan.
Permasalahan yang ditemukan tenant adalah
bahwa tenant merupakan mahasiswa dan alumni dari HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Kanjuruhan Malang yang berasal dari Selama tenant mengikuti kegiatan pelatihan
berbagai program studi. Untuk tenant yang berasal penyusunan business plan, team PPK melakukan
dari program studi ekonomi tentu sudah tidak observasi terhadap motivasi tenant dalam kegiatan
85
E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 6, Nomor 2, Desember 2018: 84 – 88

pelatihan. Motivasi tenant dalam mengikuti disamping tugas-tugas yang menjadi tanggung
pelatihan penyusunan business plan disajikan pada jawabnya di tempat kerjanya.
Gambar 1 berikut. Ditinjau dari segi kegiatan pelatihan,
dilakukan pengukuran respon tenant terhadap
materi pelatihan, kemampuan instruktur
pelatihan, metode penyampaian dalam
pelatatihan, dan pemahaman tenant terhadap
materi, yang disampaikan disajikan pada
Gambar 2.

Gambar 1. Motivasi Tenant dalam Mengikuti


Pelatihan Penyusunan Business Plan.

Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa


minat tenant dalam mengikuti pelatihan
penyusunan business plan sebesar 78%, dengan
kategori baik. Hasil ini diperoleh dari tingkat Gambar 2. Respon Tenant Terhadap Pelatihan
Business Plan
kehadiran tenant dalam mengikuti pelatihan dan
minat untuk bertanya. pertanyaan-pertanyaan
Gambar 2 menunjukkan bahwa respon
yang diajukan tenant pada saat pelatihan
tenant terhadap materi yang diberikan oleh
mengenai bagaimana produk yang akan mereka
instruktur sebesar 81,5% dengan kategori sangat
hasilkan nanti dapat berjalan dengan baik. Hal
baik. Tenant menyatakan bahwa materi yang
ini menggambarkan besarnya minat tenant
diberikan oleh instruktur sesuai dengan yang
dalam menjalankan usaha yang akan
mereka harapkan. Materi tersebut menurut
dilakukannya.
tenant juga mampu meningkatkan pemahaman
Aspek perhatian tenant dalam mengikuti
mereka tentang bagaimana menyusun business
pelatihan business plan sebesar 81%, dengan
plan. Namun tenant berpendapat bahwa contoh
kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari
kasus yang diberikan instruktur masih belum
perhatian tenant selama mengikuti pelatihan dan
sesuai dengan yang mereka harapkan.
banyaknya tenant yang memberikan tanggapan
Respon tenant terhadap kemampuan
terhadap materi yang diberikan oleh instruktur, instruktur dalam menyampaikan materi cukup
sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup. tinggi yaitu sebesar 82,7%, dan metode
Aspek ketekunan tenant dalam pelatihan sebesar 78,7%. Tenant menyatakan
mengikuti pelatihan business plan sebesar 71 % bahwa kemampan instruktur dalam
dengan kategori baik. Aspek ini lebih rendah menyampaikan materi dan menjawab
dari aspek lain karena sebagian besar tenant pertanyaan-pertanyaan dari tenant, mampu
tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. membuat tenant memahami cara menyusun
Berdasarkan analisis data, tenant yang tidak business plan. Metode yang diberikan instruktur
tepat dalam mengumpulkan data adalah tenant juga membuat tenant lebih proaktif menanggapi
yang sudah bekerja, sehingga mereka harus materi yang diberikan oleh instruktur.
minyisihkan waktu untuk menyelesaikan tugas
86
E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 6, Nomor 2, Desember 2018: 84 – 88

Pemahaman tenant terhadap materi yang (Kristianto, 2012). Kemampuan tenant dalam
telah diberikan oleh instruktur sebesar 68%, menyusun rencan business merupakan modal
dengan kategori cukup. Sebesar 30% tenant awal untuk sukses menjalankan usahanya.
mampu menyebutkan kembali materi yang telah
Sebesar 25% tenant mampu menyusun
diberikan oleh instruktur, sedangkan lainnya rencana bisnis dengan kategori baik. Tenant
masih belum baik dalam mengingat kembali
sudah cukup baik dalam mentukan usaha,
materi yang telah diberikan oleh instruktur. Hal kekuatan dan kekuangan usahanya, namun
ini kemungkinan terjadi karena materi yang
belum dilengkapi dengan analisis keuangan.
diberikan tergolong baru, tenant yang berlatar mengelola keuangan adalah hal yang penting
belakang pendidikan ekonomi sebesar 25% , dalam merintis usaha baru (Yulia, 2014).
sehingga materi penyusunan business plan Sebesar 55% tenant masih belum
merupakan materi baru bagi tenant yang berasal mampu menyusun rencana business dengan
bukan dari program studi ekonomi.
baik. Bahkan sebagian tenant masih ala
Setelah kegiatan berakhir, tenant diberi kadarnya dalam menyusun rencana business.
tugas untuk menyusun business plan yang Hal ini bukan berarti bahwa kemampuan tenant
sesuai dengan usaha yang akan mereka rendah, tetapi karena latar belakang tenant yang
jalankan. Tenant diberikan tugas mengelola bukan dari program studi ekonomi sehingga
keuangan dengan merencanakan usaha jika
pengetahuannya menganenai bagaimana me-
diberikan modal awal sebesar Rp 500.000. Hasil nyusun business plan perlu ditingkatkan.
analisis terhadap rencana bisniss tenant
disajikan pada Gambar 3.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pelatihan penyusuna
business plan dapat disimpulkan bahwa tenant
memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti
kegiatan pelatihan. Respon tenant terhadap
materi, metode dan instruktur pelatihan juga
baik. Belum semua tenant mampu menyusun
business plan dengan baik. Hanya tenant yang
berlatar belakang pendidikan ekonomi yang
sudah baik dalam menyusun business plan,
sedangkan tenant yang berlatar pendidikan
bukan ekonomi masih memerlukan bimbingan
lebih lanjut.
Gambar 3. Kemampuan Menyusun Busines Plan Perlu diupayakan agar seluruh tenant
mempunyai kemampuan menyusun businesss
Berdasarkan Gambar 3, sebesar 20% plan dengan baik, karena business plan yang
tenant sudah mampu menyusun rencana bisnis terencana dengan baik akan mempengaruhi
dengan sangat baik. Tenant sudah mampu kesuksesan usaha tenant. Team PPK Universitas
menganalisis usaha yang akan dilakukan yang Kanjuruhan Malang disarankan untuk
meliputi kekuatan dan kelemahan usaha, cara memberikan pendampingan lebih lanjut kepada
pemasaran dan tantangannya dan perhitungan tenant khususnya tenant yang berlatar belakang
rugi laba. Perencanaan bisnis yang baik akan pendidikan non ekonomi.
menjadikan peluang sukses lebih tinggi
(Supriyanto, 2009), tanpa perencanaan yang
baik perusahaan akan kehilangan sasaran
87
E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 6, Nomor 2, Desember 2018: 84 – 88

UCAPAN TERIMA KASIH Kristianto, D. (2012). Menyusun Business Plan


dalam rangka Mengembangkan Usaha.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. 12(1):
1) Pimpinan Universitas Kanjuruhan Malang 58-66.
yeng telah menyediakan vasilitas kegiatan Supriyanto. (2009). Business plan sebagai langkah
awal memulai usaha. Jurnal Ekonomi &
pengabdian yang dibutuhkan oleh team
Pendidikan, 6(1): 73-83.
pengabdi, 2) Direktorat Riset dan Pengabdian
Utami, S.S. (2010). Pengaruh Teknologi Informasi
Masyarakat Dikti yang telah mendukung dalam Perkembangan Business. Jurnal
pendanaan team PPK 2018 Universitas Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi.
Kanjuruhan Malang. 8(1): 61 – 67.
Wardhana, A. (2011). Pengaruh Perkembangan
DAFTAR PUSTAKA Teknologi Informasi dan Layanan
Telekomunikasi terhadap peningkatan
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/03/11/1912 pendapatan masyarakat Indonesia.
00526/menkop.sebut.rasio.wirausaha.terus.me ComTech. 2(1): 304-310.
ningkat, diakses pada tanggal 10 Mei 2018 Widhianto, C. W. (2002). E–Business: Teknologi
pada jam 20.20 WIB. dan peluang business di Indonesia. Journal
Hisrich, D. R., and Peters, M.P. (2008). The WINNERS. 3(1): 19-31.
Enterpreneurship. New York: McGraw Hill. Yulia. (2014). Mengelola Keuangan bagi Wirausaha
Julianto, P.A. (2017). Perguruan Tinggi Harus Pemula. Jurnal Khatulistiwa-Journal Of
Lahirkan Banyak Wirausaha Baru. Islamic Studies. 1(1): 11-27.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/0
5/190830426/perguruan.tinggi.harus.lahirkan
.banyak.wirausaha.baru diakses, 20 Agustus
2018.

88

Anda mungkin juga menyukai