Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT KEBUDAYAAN, BUDAYA DAN LINGKUNGAN, PRANATA KEBUDAYAAN,

KONSEP MULTIKULTURALISME, PENGERTIAN DAN HAKIKAT PENDIDIKAN


MULTIKULTURAL, DASAR, TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu:

Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.Pd., M.Pd., M.Pd.I.

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Dwi Kurnia Putri (A1C421034)

2. Dhea Permata Syani (A1C421101)

3. Ayu Lestari (A1C421050)

4. Nabila Berlian Nanda (A1C421081)

5. Kurnia Nurmadani (A1C421029)

6. Rio Haikal Febriano (A1C421041)

7. Hany Candrisa (A1C421094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
Indonesia merupakan negara multikultural yang besar ditinjau dari kondisi sosial dan
budaya masyarakat serta geografis nya yang beraneka ragam. Pada dasar nya, pendidikan
Multikultural merupakan pendidikan yang menghargai perbedaan. Sehingga nanti nya
perbedaan itu tidak akan menjadi sumber dari berbagai konflik dan perpecahan. Sikap
saling menghargai ini akan membentuk suatu keberagaman dan kekayaan budaya yang
menjadi jati diri bangsa dan harus di jaga kelestarian nya.

Semua perbedaan - perbedaan kebudayaan yang ada berada pada posisi yang sama dalam
pendidikan Multikulturalisme. Tidak ada kebudayaan yang di anggap lebih tinggi, dan
sebalik nya tidak ada kebudayaan yang di anggap lebih rendah. Anggapan yang
menyatakan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain akan
menyebabkan muncul nya fasisme (paham golongan nasionalis ekstrem pendukung
pemerintahan otoriter) dan nativisme (sikap masyarakat berupa gerakan yang menolak
pengaruh, gagasan, atau kaum pendatang). Hal ini harus di cegah agar masyarakat
terhindar dari konflik dan perpecahan, serta tercipta lingkungan yang aman dan tentram,
dimana masyarakat bisa saling menghargai dan hidup rukun.

Hakikat Kebudayaan

Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang mempunyai arti “akal”.
Sedangkan pada bahasa Inggris, kebudayaan di sebut sebagai culture yang berasal dari
bahasa latin colere yang mempunyai arti yaitu “mengerjakan". Sehingga dapat di
simpulkan bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan akal. Salah
satu ciri dari kebudayaan yaitu bersifat dinamis dan dapat berubah seiring proses
globalisasi serta di dapatkan dari dari dalam proses bukan dari bawaan. Ada beberapa
faktor pendorong dan penghambat muncul nya kebudayaan. Faktor pendorong nya yaitu
ada nya generasi penerus suatu budaya dan ada nya rasa cinta kepada budaya dan
keinginan untuk menjaga kelestarian suatu budaya agar tidak hilang. Sedangkan faktor
penghambat nya yaitu ketidakpedulian generasi penerus terhadap eksistensi budaya nya
dan hilang nya rasa cinta kepada budaya lokal karena di geser dengan budaya asing yang
masuk.
Pengertian kebudayaan menurut para ahli yaitu :

1) R. Linton berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan,


sikap, dan pola perilaku yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat tertentu.

2) Koeber berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan reaksi gerak,


kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan serta
perilaku yang ditimbulkan.

3) Prof. Dr. Koentjoroningrat berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan


kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang diatur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkannya dengan belajar, dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Wujud Kebudayaan

Wujud kebudayaan terbagi menjadi 3 (tiga). Ketiga wujud kebudayaan itu adalah :
Wujud berupa gagasan, ide dan norma yang bersifat abstrak terdapat dalam pikiran
individu. Wujud berupa aktivitas dan pola sikap individu di dalam masyarakat yang di
sebut sebagai sistem sosial. Wujud ini mempunyai sifat yang berbeda dengan wujud
kebudayaan berupa gagasan, karena wujud ini sifat nya konkrit dan nyata serta benar
benar terjadi di sekeliling kita. Wujud berupa benda-benda hasil karya manusia yang
disebut kebudayaan fisik. Wujud ini sama sifat nya dengan wujud kebudayaan berupa
aktivitas, yang bersifat konkrit dan nyata serta benar benar terjadi.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat¹, terdapat tujuh unsur kebudayaan yang sifatnya universal


(melingkupi seluruh dunia). Ketujuh unsur tersebut yaitu :

1) Sistem religi, yang mencakup pandangan hidup dan kepercayaan seseorang.

2) Sistem kemasyarakatan, yang mencakup kekerabatan atau kekeluargaan dan asosiasi


(perkumpulan).

3) Sistem pengetahuan, yang mencakup pengetahuan tentang waktu, ruang, dan bilangan.

4) Bahasa, (baik yang berbentuk tulisan ataupun lisan),


5) Kesenian, yang mencakup seni lukis, seni pahat, vokal, serta musik.

6) Sistem ekonomi, yang mencakup peternakan, perikanan, dan perdagangan.

7) Sistem teknologi, yang mencakup produksi, distribusi, dan komunikasi.

Ciri-Ciri Kebudayaan

1) Kebudayaan merupakan suatu produk buatan manusia.

2) Kebudayaan adalah karya bersama yang berarti kebudayaan bersifat sosial.

3) Kebudayaan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui


pembelajaran. Kebudayaan mempunyai sifat historis yang berarti kebudayaan akan selalu
berkembang seiring dengan kemampuan belajar manusia.

4) Kebudayaan mempunyai sifat simbolik sebab kebudayaan merupakan ungkapan


kehadiran manusia.

5) Kebudayaan sebagai suatu sistem yang berfungsu untuk memenuhi kebutuhan


manusia.

Budaya dan Lingkungan

Budaya merupakan seperangkat norma yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Jika norma
itu dipatuhi, maka anggota masyarakat itu akan di anggap layak dan pantas di terima.
Adapun masyarakat diartikan sebagai sekelompok manusia dalam arti seluas-luas nya yang
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Sedangkan lingkungan atau
lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia. Ruang yang di maksud merupakan tempat bagi unsur-
unsur lingkungan hidup dalam melakukan proses interaksi, interelasi, dan interdependensi.
Pada umum nya lingkungan hidup dapat berarti benda, kondisi, keadaan dan pengaruh
yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia.

Keberhasilan suatu kelompok dalam bertahan hidup bergantung pada jenis lingkungan
yang akan di hadapi nya. Yang pertama, ada lingkungan geografi yang mana lingkungan
ini memberi berbagai keunikan hingga kelompok akan dapat beradaptasi lewat teknologi
ciptaan nya. Yang kedua, anggota kelompok harus bisa hidup bersama dan saling
berinteraksi. Yang ketiga, terdapat suatu jenis lingkungan yang biasa disebut lingkungan
metafisik/spiritual. Suatu kelompok harus mempunyai keyakinan dalam diri ny bahwa
kehidupan seluruh alam telah di tentukan oleh sesuatu yang lebih tinggi derajat nya, seperti
Tuhan.

Pranata Kebudayaan

Pranata merupakan metode dari pola sikap sosial yang mempunyai sifat formal. Pranata
juga bisa di artikan sebagai suatu aturan atau norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Pranata yang terdapat di dalam kebudayaan di kategorikan sebagai berikut :

a) Dalam hal kekerabatan, contoh nya yaitu pernikahan.

b) Dalam hal pencaharian hidup, contoh nya yaitu perdagangan.

c) Dalam hal pendidikan, contoh nya yaitu pendidikan di bangku sekolah menengah atas,
dan pendidikan di bangku perguruan tinggi.

d) Dalam hal ilmiah manusia, contoh nya yaitu penjelajahan luar angkasa.

e) Dalam hal keindahan dan hiburan, contoh nya yaitu batik dan seni drama.

f) Dalam hal keagaamaan, contoh nya yaitu upacara ritual.

Konsep Multikulturalisme

Multikulturalisme berasal dari kata multi dan kultural. Multikulturalisme merupakan


perbedaan pandangan dari masyarakat terhadap kebudayaan dalam kehidupan.
Pembelajaran multikultural pada dasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar
komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi
yang ideal bagi bangsanya. Istilah pendidikan multikultural (sekarang) menggambarkan
berbagai macam program dan praktik yang berhubungan dengan ekuitas pendidikan,
wanita, kelompok etnis, kelompok bahasa minoritas, kelompok berpenghasilan rendah, dan
orang-orang dengan disabilitas.² Konsep Multikulturalisme adalah sebuah konsep akhir
untuk membangun kekuatan sebuah bangsa dari berbagai macam latar belakang etnis,
budaya dan agama, dengan menghormati hak-hak mereka, termasuk hak-hak dari
kelompok minoritas. Sikap toleransi dan saling menghargai akan dapat meningkatkan
partisipasi mereka dalam membesarkan nama bangsa. Multikulturalisme merupakan suatu
konsep yang ingin membawa masyarakat dalam kerukunan dan perdamaian, tanpa ada
konflik dan kekerasan, meski didalamnya ada kompleksitas perbedaan.³

Indonesia menjadi salah satu negara Multikulturalisme. Terdapat satu kaitan yang erat bagi
pembentukan masyarakat yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika di dalam konsep
Multikulturalisme. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat halangan yang
menghambat terbentuknya multikulturalisme di masyarakat. Dengan demikian
multikulturalisme di Indonesia menyediakan wadah bagi perbedaan. Perbedaan diterima
sebagai sarana relasi, bukan ancaman desktruktif atau dijadikan alasan untuk menjalankan
represi.

Ada beberapa jenis multikulturalisme, di antara nya yaitu :

1) Multikulturalisme isolasionis, yang dimana masyarakat nya menjalankan hidup secara


otonom.

2) Multikulturalisme akomodatif, yang dimana masyarakat nya merumuskan dan


menerapkan hukum dan undang-undang secara kultural, dan memberikan kebebasan
kepada kaum minoritas untuk mempertahankan budaya mereka sendiri. Begitupun
sebaliknya, kaum minoritas tidak menentang budaya kaum dominan. Multikulturalisme ini
terdapat di beberapa negara Eropa.

3) Multikulturalisme otonomis, dimana masyarakat nya menentang kelompok dominan dan


menginginkan kesamaan derajat bagi semua kelompok.

4) Multikulturalisme kosmopolitan, dimana masyarakat nya berusaha menghapus batas-


batas kebudayaan sehingga setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tersebut.

Kebudayaan merupakan akar dari konsep multikulturalisme. Keuntungan dari


Multikulturalisme sendiri adalah dapat menciptakan keberagaman budaya. Sedangkan
kekurangan dari Multikulturalisme adalah dapat menyebabkan terjadinya konflik.

Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menginstitusionalkan sebuah filosofi


pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
persamaan, saling menghormati dan menerima, memahami dan adanya komitmen moral
untuk sebuah keadilan sosial.⁴
Pendidikan Multikultural merupakan ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses
pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan
supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang
merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam macam itu akan
memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.

Hakikat Pendidikan Multikultural

Hakikat pendidikan Multikultural merupakan suatu proses pembelajaran terhadap sebuah


sikap yang menghargai keberagaman tradisi dan juga budaya.

Pendidikan multikultural bisa didefinisikan sebagai pendidikan tentang keragaman


kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultur lingkungan masyarakat
tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).⁵

Oleh karena itu antara pendidikan multikultural dan kebudayaan sangat berkaitan.
Budaya merupakan pikiran dan akal budi.⁶ Pembelajaran multikultural pada dasarnya
merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat ikut serta
dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal. Hakikat pendidikan Multikultural
mempersiapkan seluruh siswa supaya bekerja secara aktif di dalam organisasi dan lembaga
sekolah.

Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan peserta didik untuk


mengembangkan rasa hormat kepada orang yang mempunyai kebudayaan yang berbeda,
dan memberi kesempatan bagi peserta didik untuk bekerja bersama dengan orang yang
berbeda etnis. Pendidikan Multikultural juga membantu peserta didik dalam hal
mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang ada.

Dasar Pendidikan Multikultural

Beberapa hal ini menjadi dasar atau pedoman dalam pelaksanaan pendidikan multikultural
yang ada di Indonesia. Dasar-dasar pendidikan multikultural yaitu :

1) Meningkatkan kesadaran pada siswa tentang pentingnya keberagaman, bahwa siswa


perlu memahami setiap individu dari berbagai latar belakang ras, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar dan berprestasi di sekolah.
2) Pendidikan multikultural sebagai gerakan pembaruan pendidikan untuk memberikan
peluang dan kesempatan yang sama bagi setiap siswa atau individu dari berbagai latar
belakang dan untuk mencegah praktik diskriminasi yang ada di dunia pendidikan.

3) Pendidikan multikultural sebagai proses pendidikan yang dilakukan secara terus


menerus dan tidak dapat dicapai langsung secara utuh, melainkan perlu melalui usaha yang
berkelanjutan.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Multikultural

Tujuan Pendidikan Multikultural

Tujuan dari Pendidikan Multikultural di antara nya adalah :

1) Mengembangkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan budaya.

2) Mengembangkan pemahaman diri sendiri.

3) Menanamkan sikap toleransi dengan menghargai perbedaan.

4) Mengembangkan keterampilan dasar.

5) Memperkuat wawasan kebangsaan dan kenegaraan.

Fungsi Pendidikan Multikultural

Fungsi Pendidikan Multikultural menurut The National Council for Social Studies
(Gorsski, 2001) adalah sebagai berikut:

1) Memberi konsep dan pemahaman diri yang jelas.

2) Membantu memahami budaya dari berbagai etnis.

3) Membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada.

4) Membantu mengembangkan pembuatan keputusan, partisipasi sosial, dan keterampilan


kewarganegaraan.
KESIMPULAN

Pendidikan Multikultural dapat menjadi bagian yang penting dalam kurikulum Indonesia
untuk mengembangkan kompetensi. Indonesia menjadi salah satu negara
multikulturalisme. Dengan demikian akan sangat sesuai bila ssekolah di Indonesia
menerapkan Pendidikan Multikultural.

Konsep Multikulturalisme adalah sebuah konsep akhir untuk membangun kekuatan sebuah
bangsa dari berbagai macam latar belakang etnis, budaya dan agama, dengan menghormati
hak-hak mereka, termasuk hak-hak dari kelompok minoritas.

Hakikat pendidikan Multikultural mempersiapkan seluruh siswa supaya bekerja secara


aktif di dalam organisasi dan lembaga sekolah dan memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk bekerja bersama dengan orang yang berbeda etnis serta membantu peserta didik
dalam hal mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang ada.

Dasar pendidikan Multikultural salah satu nya yaitu meningkatkan kesadaran pada siswa
tentang pentingnya keberagaman, bahwa siswa perlu memahami setiap individu dari
berbagai latar belakang ras, etnis, budaya, agama, jenis kelamin mempunyai kesempatan
yang sama untuk belajar dan berprestasi di sekolah.

Fungsi dan tujuan pendidikan Multikultural yang mendasar adalah mengubah struktur
lembaga pendidikan supaya siswa dengan karakteristik budaya yang berbeda memiliki
kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensinya secara penuh dan dapat
mempengaruhi perubahan sosial.

Berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural, maka untuk membentuk


negara Indonesia yang kokoh perlu mengembangkan jenis pendidikan yang cocok untuk
bangsa yang multikultural. Jenis pendidikan yang cocok untuk bangsa yang multikultur ini
adalah Pendidikan Multikultural.
DAFTAR PUSTAKA

¹ Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia, 1982), cet.


IX, h.

² Banks, J.A. 1993. “Multicultural Educatian: Historical Development, Dimentions and


Practrice” In Review of Research in Education, vol. 19, edited by L. Darling-Hammond.
Washington, D.C.: American Educational Research Association.

³ Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 63

⁴ Dawam, Ainurrofiq. 2006. Pendidikan Multikulturalisme.

⁵ Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 168.

⁶ W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985),
cet. VIII, hal. 157.

Anda mungkin juga menyukai