Anda di halaman 1dari 11

Nama : Fakhra Akmalia Mustika

NIM : 21308144008
Kelas : Biologi E 2021

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


ORGANOLOGI ANATOMI BATANG

Tujuan
1. Mendiskripkan jaringan penyusun batang tumbuhan Angiospermae
2. Membedakan dan mendiskripsikan berbagai tipe stele pada batang tumbuhan
Angisopermae

Hasil Pengamatan
1. Preparat : Penampang melintang batang tua dan muda Helianthus annuus
Family : Asteraceae
Preparat Muda

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Muda
1
1 6 7 8
5
9

4
3
2 10
Preparat Tua

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Tua
3 1
1

4 6
5 7 8 2 10

Keterangan :
1) Parenkim
2) Sklerenkim
3) Berkas pengangkut
4) Xilem
5) Trakea
6) Kambium
7) Floem
8) Sklerenkim atau Serat Floem
9) Trikoma
10) Epidermis

Tipe berkas : Kolateral terbuka


Tipe stele : Sifonostele
Keterangan batang muda : tampak jelas wilayah yang disebut sebagai korteks dan
stelenya. Berkas pengangkut nya yang berjejer mengelilingi batang di sebelah pinggir,
dan bagian sebelah luarnya itu merupakan korteksnya. Bagian stelenya merupakan
wilayah dimana ada berkas pengangkut sampai ke tengah. Sehingga empulur
termasuk ke dalam wilayah stele. Tanaman bunga matahari ini jika dilihat bagian
pinggirnya berwarna gelap, maka artinya ada sel berdinding tebal yang pada
umumnya merupakan sklerenkim. Tanaman ini juga merupakan tanaman herbaceous,
sehingga ia membutuh jaringan pengangkut selain berkas pengangkutnya. Mereka
melakukan tumbuhan sekunder tetapi pembentukan jaringan xilemnya tidak sehebat
pada tanaman lignosus atau berkayu sehingga ia tetap lunak dan umurnya tidak
panjang. Tipe stelenya yang menunjukkan adanya pembagian daerah yang jelas,
dimana empulur ditengah yang tersusun atas parenkim yang berwilayah luas dan ada
korteks dan stele, maka stelenya bertipe sifonostele. Dinamakan sifono karena bagian
tengahnya tidak memiliki berkas pengangkut dan hanya tersusun atas sel-sel parenkim
sehingga digambarkan sebagai pipa yang kosong. Pada bagian permukaan batangnya
terdapat trikoma yang mengeluarkan lendir dari sel kepalanya.
Keterangan batang tua : pada batang tua ini kemungkinan telah terbentuk
jaringan gabus yang ditandai dengan perubahan warna batang yang sudah tidak
berwarna hijau. Epidermisnya terlihat tersusun atas satu lapisan. Terlihat pula adanya
parenkim. Kemudian disebelah dalam parenkim terdapat berkas pengangkut. Pada
berkas pengangkut ini terdapat kumpulan sel-sel berdinding tebal yang berwarna
merah tua dan menyerupai topi yang melindungi melindungi floemnya, itu merupakan
sklerenkim, lalu sebelah dalam floem terdapat kambium yang pada preparat berwarna
biru muda tersusun berderet, kemudian terdapat xilem yang sudah mulai mengalami
pertumbuhan sekunder.

2. Preparat : Penampang melintang dan membujur batang Zea mays


Family : Poaceae
Preparat Melintang

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Melintang

8
7
1

5
6

2
3
Preparat Membujur

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Membujur
8

1 7 5 6 7 4
Keterangan :
1) Parenkim
2) Berkas pengangkut
3) Hipodermis
4) Epidermis
5) Xilem
6) Floem
7) Sklerenkim (sarung sklerenkim)
8) Trakea

Tipe berkas : Kolateral tertutup


Tipe stele : Atactostele
Keterangan melintang : diantara berkas pengangkut satu dengan yang lain terdapat
parenkim yang selnya semakin ke tengah semakin besar. Masing-masing jaringan
pengangkut tersusun atas trakea yang merupakan kepunyaan xilem dengan selnya
yang berdinding tebal, sel-sel sklerenkim yang mengelilingi jaringan pengangkut
dengan dinding yang tebal juga. Sel-sel parenkim ditandai dengan dindingnya yang
tipis, sedangkan sel-sel yang berdinding tebal merupakan sklerenkim. Xilem adalah
sklerenkim juga, makanya ia memiliki dinding yang juga tebal. Jika dilihat pada
sebelah pinggir atau luar, terdapat kutikulanya, lalu diikuti di sebelah dalam yaitu
selapis epidermis, disebelah dalam epidermis terdapat hipodermis, baru sebelah
dalamnya lagi merupakan parenkim. Kita tidak bisa membedakan daerah korteks dan
stele karena jaringan pengangkutnya menyebar mulai dari pinggir sampai ke tengah
dan pada bagian pinggir cenderung kecil-kecil dan banyak berderet. Sehingga batang
dari jagung pada bagian luarnya keras tapi tengahnya lunak, hal ini dikarenakan xilem
itu sendiri merupakan sklerenkim yang juga berdinding tebal sehingga memberikan
tekstur kuat dan keras pada bagian luar batang jagung, sedangkan pada bagian dalam
lebih banyak sel-sel parenkim yang berdinding tipis dibandingkan jaringan
pengangkutnya. Sehingga tipe stelanya adalah atactostele dimana tidak bisa dibedakan
daerah yang mendukung berkas pengangkut dengan yang tidak mendukung berkas
pengangkut.
Keterangan membujur : disini bagian yang terwarnai merah pasti merupakan
sklerenkim karena lignin menyerap pewarna merah yang digunakan untuk membuat
preparat, dan sel yang dindingnya mengandung lignin adalah sklerenkim. Jadi bisa
dipastikan bagian berwarna merah merupakan sklerenkim. Bagian xilem ditandai
dengan adanya trakea, dimana trakeanya mengalami penebalan cincin. Pada bagian
merah sebelah kanan atau bagian luar setelah jariangan epideris merupakan sarung
sklerenkim. Floemnya berbeda dengan Cucurbita sp. yang tampak seperti tulang
kering, pada Zea mays tidak dan bidang atau lempeng tapisannya juga tidak begitu
jelas. Antara floem dan xilem tidak ditemukan adanya kambium. Berkas
pengangkutnya terdiri atas sarung sklerenkim, floem, dan xilem. Disebelah luar
sarung sklerenkim terdapat selapis epidermis. Lalu dibagian dalam setelah xilem
merupakan parenkimnya.

3. Preparat : Penampang melintang dan membujur batang Cucurbita sp.


Family : Cucurbitaceae
Preparat Melintang

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Melintang
1
7 8
9

10 11 5
6
43
Preparat Membujur

Sumber : Laboratorium Anatomi Tumbuhan UNY


Sketsa Membujur
2 12 11 12 10

13

3 4 1 8 6 9 7 1
Keterangan :
1) Parenkim
2) Epidermis
3) Kolenkim
4) Sklerenkim
5) Berkas pengangkut
6) Xilem
7) Floem dalam
8) Floem luar
9) Kambium
10) Empulur
11) Trakea
12) Bidang/lempeng tapisan
13) Trikoma

Tipe berkas : Bikolateral


Tipe stele : Haplostele
Keterangan melintang : bida dilihat bahwa empulurnya hancur, awalnya pada saat
muda tanaman ini memiliki empulur yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding
tipis. Dalam perkembangan batang menjadi besar, sel-sel penyusun empulur hancur
karena tidak bertambah besar sehingga tampak berongga. Disini kita bisa melihat ada
daerah yang mempunya berkas pengangkut dan ada yang tidak punya. Daerah yang
mempunyai berkas pengangkut dinamakan sebagai stele. Sedangkan daerah yang
tidak mempunyai berkas pengangkut bernama korteks. Kebetulan korteksnya tidak
hanya terdiri atas parenkim, tetapi juga ada skelerenkim dan kolenkim. Dimana
kolenkim dan sklerenkim adalah jaringan penguat. Hal ini dikarenakan Cucurbita sp.
merupakan tanaman herbaceous yang merupakan tanaman yang basah atau banyak
mengandung parenkim. Walaupun dia dikotil, jika ia herbaceous maka pertumbuhan
sekundernya tidak akan banyak menghasilkan kayu tetapi yang banyak dihasilkan
adalah parenkim. Sehingga batangnya tetap lunak. Tetapi karena dia basah maka
organnya tidak kuat sehingga tumbuhan herbaceous umumnya memperkuat batang
dengan menambah jaringan penguat dipinggir, kenapa dipinggir karena pada bagian
pinggir merupakan lingkarannya terlebar sehingga jika ada jaringan penguat disana
maka kekuatannya akan lebih maksimal. Pada bagian korteks dapat dilihat adanya
bagian lapisan berwarna hitam dipinggir yang merupakan sklerenkim, lalu terdapat
kolenkim yang berdinding tebal tetapi penebalannya dengan pektin sehingga ketika
terdapat banyak air dia akan tampak tebal karena pektin menyerap air. Lalu bagian
dalam setelah sklerenkim terdapat parenkimnya yang berdinding tipis. Dan
parenkimnya mengandung kloroplas sehingga ia berwarna hijau. Sehingga yang
memberi warna hijau pada batang bersumber dari parenkim berkloroplas atau
klorenkim. Lalu sebelah dalam parenkim terdapat berkas pengangkut. Karena ia
bikolateral maka floemnya terdapat disebelah luar dan dalam (ganda). Kambium nya
berada dibagian atas xilem yang merupakan deretan sel-sel memanjang tipis. Bisa jadi
diantara xilem dengan floem dalam terdapat sel-sel memanjang berdinding tipis yang
kemungkikan juga merupakan kambiumnya.
Keterangan membujur : terlihat adanya epidermis, lalu diikuti di sebelah dalam ada
kolenkim, yang berwarna merah merupakan sklerenkim, dan yang tersusun atas se;-
sel besar besar berdinding tipis merupakan parenkim. Bagian inilah yang merupakan
bagian korteks dimana tidak adanya berkas pengangkut. Lalu setelah parenkim itulah
yang merupakan berkas pengangkutnya, jika dilihat pada sel yang berbentuk panjang-
panjang seperti pipa terdapat bercak biru tua yang menyerupai pembatas, itulah yang
merupakan bidang atau lempeng tapisannya. Maka bagian tersebut merupakan
floemnya. Lalu terdapat lubang atau rongga besar yang menyerupai sungai, itulah
trakeanya, sehingga bagian itu merupakan xilemnya. Paling kanan setelah floem
dalam terdapat sel berdinding tipis yaitu parenkim, lalu rongga setelah parenkim
itulah yang merupakan empulur yang sudah hancur.

Diskusi
1. Jelaskan perbedaan susunan jaringan penyusun batang dari luar kedalam pada batang
Zea mays dan Cucurbita!
Jawab: pada batang Zea mays bagian terluarnya terdapat kutikula lalu kemudian
lapisan epidermis, dan ia memiliki hipodermis, baru setelahnya merupakan jaringa
parenkim dan berkas-berkas pengangkut. Berkas-berkas pengangkutnya tersusun
tersebar mulai dari pinggir hingga ke tengah atau bagian empulurnya. Berkas
pengangkutnya terdiri atas sarung sklerenkim, xilem, dan floem. Selain itu pada
pembuluh tapis bentuknya tidak menyerupai tulang kering seperti pada Cucurbita sp.
dan lempeng tapisannya tidak begitu jelas terlihat. Sedangkan, pada Cucurbita sp.
susunan jaringan luarnya ia memiliki parenkim, sklerenkim, dan kolenkim. Dimana
setelah epidermis disusul jaringan kolenkim, lalu sklerenkim, dan kemudian baru
parenkim. Berbeda dengan Zea mays yang memiliki empulur, pada Cucurbita sp. sel-
sel empulurnya hancur sehingga bagian tengah batangnya terlihat berongga. Lalu
pada berkas pengangkutnya, ia memiliki floem ganda yang berada di luar dan di
bagian dalam, serta memiliki kambium yang berada diantara floem dan xilem.

2. Bila saudara menebang pohon kelapa dan menginginkan kayunya untuk digunakan
sebagai bahan bangunan bagian batang sebelah mana yang saudara pilih? dan jelaskan
mengapa demikian!
Jawab: bagian pangkal, karena kayu pada bagian pangkal batang mempunyai dinding
yang lebih tebal dan proporsi lignin yang lebih besar dibandingkan kayu pada bagian
ujung mengingat fungsinya sebagai pendukung batang dan tajuk diatasnya. Selain itu
sel kayu bagian atas relatif lebih muda daripada bagian pangkal sehingga jaringan
pada ujung batang tersebut masih berfungsi aktif sehingga dinding selnya relatif tipis
dibanding dengan dinding sel jaringan yang sudah tua, kemudian kandungan selulosa
dan lignin jaringan ikatan pembuluh pada bagian pangkal lebih tinggi. Semakin
banyak sel serabut maka semakin baik pula sifat mekanis suatu kayu, serta semakin
tinggi perbandingan antara lignin dan selulosa semakin meningkat pula kekuatan
kayu. Secara keseluruhan, batang kelapa pada bagian pangkal memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bagian yang tengah dan ujung, dengan kata lain
bagian pangkal sifat mekaniknya lebih baik dibandingkan dengan bagian tengah dan
ujung. Hal tersebut dikarenakan terdapat susunan sel bagian pangkal yang rapat dan
tebal.

3. Jelaskan macam-macam tipe stele amati pada preparat yang saudara amati!
Jawab: pada preparat yang telah diamati, ditemukan dua tipe stele. Sifonostele pada
preparat Helianthus annuus, hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian daerah
yang jelas, dimana empulur ditengah yang tersusun atas parenkim yang berwilayah
luas dan ada korteks dan stele. Dinamakan sifono karena bagian tengahnya tidak
memiliki berkas pengangkut dan hanya tersusun atas sel-sel parenkim sehingga
digambarkan sebagai pipa yang kosong. Lalu ditemukan pula stele bertipe atactostele
pada preparat Zea mays, dikatakan sebagai atactostele karena susah untuk dibedakan
mana daerah korteks dan mana stele karena berkas pengangkutnya menyebar mulai
dari pinggir sampai ke tengah.

Kesimpulan
Melalui pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada
tumbuhan angiospermae pada umumnya jaringan penyusun batangnya terdiri atas epidermis,
parenkim, kolenkim, sklerenkim, dan berkas pengangkut. Namun, pada preparat yang diamati
terdapat beberapa perbedaan dimana pada Zea mays tidak memiliki kolenkim, dan
sklerenkimnya tersusun mengelilingi berkas pengangkutnya bukan di bagian pinggir
lingkaran batang. Pada daerah ditengah batang seharusnya terdapat empulur, namun pada
Cucurbita sp. sel-sel penyusun empulur ini telah hancur yang diakibatkan karena tidak
bertambah besar sehingga bagian tengah batang tersebut tampak berongga. Selain itu susunan
berkas pengangkut antara ketiga tanaman yang diamati pun berbeda, diaman pada Zea mays
tersusun menyebar dari pinggir hingga ke tengah atau bagian empulur, pada Helianthus
annus tersusun berderet di pinggir sebelah dalam korteks, dan pada Cucurbita sp. yang juga
ditemukan dipinggir sebelah dalam korteks namun tidak tersusuh berderet rapi melainkan
sedikit tersebar. Pada preparat yang telah diamati, ditemukan pula tiga tipe stele. Sifonostele
pada preparat Helianthus annuus, hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian daerah yang
jelas, dimana empulur ditengah yang tersusun atas parenkim yang berwilayah luas dan ada
korteks dan stele. Dinamakan sifono karena bagian tengahnya tidak memiliki berkas
pengangkut dan hanya tersusun atas sel-sel parenkim sehingga digambarkan sebagai pipa
yang kosong. Lalu ditemukan pula stele bertipe atactostele pada preparat Zea mays, dikatakan
sebagai atactostele karena susah untuk dibedakan mana daerah korteks dan mana stele karena
berkas pengangkutnya menyebar mulai dari pinggir sampai ke tengah. Serta stele bertipe
haplostele yang ditemukan pada preparat Cucurbita sp.

Daftar Pustaka
Endy, Diba, F., & Muflihati. (2014). Sifat Fisik dan Mekanik Batang Kelapa Sawit (Elais
Guineesis Jacq) Berdasarkan Pada Posisi Ketinggian Batang. Jurnal Hutan Lestari, 2(2),
249–256.
Hartanto, L. N. (2018). Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Hidayat, Estiti B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Mulyani, S. (2019). Anatomi Tumbuhan Edisi Revisi. Yogyakarta: PT Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai