Dogmatika
Dogmatika
NIM : 19.01.1770
Tingkat/Jurusan : IIIA/Teologi
(Manusia-Dosa-Allah-Keselamatan)
Sebagai umat Kristiani kita pasti membutuhkan keselamatan yang dari pada
Tuhan, keselamatan bisa disebut sebagai penerapan atau anugrah dari Kristus untuk
kehidupan manusia. Dalam sajian kali ini kita akan membahas tentang ajaran
keselamatan yaitu kontraversi Yesus dengan Tua-tua Yahudi dan Kontraversi Paulus
dengan Yudaisme Kristen. Semoga melalui sajian ini kita boleh lebih mengetahui apa itu
keselamatan dan kontraversi yang akan lebih memperjelas mengenai keselamatan ini.
Terimakasih.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Kontraversi
1
…, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 896.
2
Sriyana, Antropologi Sosial Budaya, (Lakeisha, 2020), 504.
Dari sudut pandangan Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam
membawa manusia keluar keluar hukuman menuju pembenaran, dari kematian menuju
kehidupan kekal, dari musuh mejadi anak. Dari sudut pandangan manusia, keselamatan
mencakup segala berkat yang berada dalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan
sekarang maupun yang akan datang. 3 Keselamatan juga berarti diselamatkan dari malapetaka
yang paling fatal yaitu hukuman pada penghakiman Allah. 4
Sejak semula Allah memberikan janjiNya kepada orang yang berdosa. Dari
antara umat manusia yang berdosa itu kemudia memperoleh keselamatan (Kejadian
12:1-3). Sebagai tanda adanya perjanjian Allah dengan Abraham ditetapkan sunat (Kej
17:1-14). Perjanjian Allah dengan Abraham diperbaharui di Gunung Sinai (Keluaran
19) yaitu dengan adanya Hukum Taurat. Apa yang dijanjikan Allah dalam perjanjian
3
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), 15.
4
R. C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen (Malang: SAAT, 2002), 212.
5
Henry C.Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang : Gandum Mas, 1993), 307
6
R. T. France, Yesus Sang Radikal, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1998), 94.
7
G. C. Van Niftrik, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015), 188.
8
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), 175.
dengan Abraham dan keturunanya dipenuhi dalam kedatangan dan pekerjaan Yesus
Kristus.9
Kaum Yahudi sehati sepakat, sebab merasa dirinya adalah umat Allah, umat yang
terpilih; Mereka menyebah dan hanya percaya kepada Allah YHWH saja (jadi mereka
“Monotheis”), melakukan perintahNya, menaati hukumNya dan hidup beramal baik. Di
lapangan agama, kaum Yahudi adakah bebas, artinya mereka berhak menyembah AllahNya
menurut apa yang mereka pahami. Agama Yahudi dipimpin oleh Majelis Sanhedrin,
anggotanya terdiri dari imam-imam dan ahli-ahli taurat, 70 orang banyaknya dan diketuai oleh
imam besar.11
Yesus bukan seorang yang tidak mau tunduk kepada hukum. Perhatian Yesus
adalah menafsirkan Perjanjian Lama dengan sebenar-benarnya sebagai pedoman untuk
mengenal kehendak Allah. Kekhasan pendekatan Yesus ini terletak pada jawaban-
Nya terhadap suatu pertanyaan yg iklas: “Perintah manakah yg paling penting dari
semua perintah ?” Pokok itu sering timbul dalam perdebatan ahli-ahli Taurat. Yesus
menjawab dengan mengutip nats, perintah agar mengasihi Allah dengan segenap hati
dan mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mrk. 12:28-34). Bagi Yesus Kasih adalah
yang pertama dan kalau itu berarti membengkokkan atau menyampingkan peraturan-
peraturan yang disusun turun temurun oleh Para Ahli Taurat , maka itulah yang harus
dilakukan. Manusia yang dipedulikan Allah, jadi manusia diutamakan diatas peraturan-
peraturan.12
9
B. J. Boland, Intisari Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 71-72.
10
Pardomuan Munthe, Penjelasan Dosen dalam Buku Catatan Dogmatika II Winda Sari Perangin-angin di kelas II-A Theologi
Stambuk 2014, STT Abdi Sabda.
11
H. Berkhof & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015), 6-7.
12
R.T. France, Yesus Sang Radikal, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2009), 94-95
II.6. Ajaran Keselamatan Menurut Paulus
Dalam pemikiran Paulus, keselamatan diperoleh oleh karena kasih karunia atau
anugerah dari Allah. Oleh sebab itu jika terjadi karena kasih karunia, maka hal itu
bukan lagi perbuatan untuk mendapatkan pahala. Sebab jika tidak demikian, maka
kasih karunia bukan lagi kasih karunia. Hal ini bisa kita lihat pada surat Paulus ke kota
Roma (Roma 11:6). Anugerah itu merujuk kepada kasih karunia pemberian karena
Kristus Yesus diberi kepada orang manusia.14 Paulus dalam beberapa suratnya
mengatakan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan dihadapan Allah hanya karena
melakukan Hukum Taurat (Roma 3:20; Galtia 2:16). Untuk pernyataan tersebut, Paulus
memberikan dua alasan yakni:
1) Karena tidak orang yang dengan sempurna dapat mengamali Hukum Taurat
2) Andaikata orang menaati Hukum Taurat dengan sepenuhnya, tidak ada gunanya
sebab kebenaran hanya datang karena iman.15
Dengan demikian, maka anugrah Allah adalah penggerak, dan penebusan oleh
Kristus adalah penyebab yang berjasa untuk keselamatan kita. Keselamatan melalui
perbuatan adalah hal yg mustahil, tetapi keselamatan oleh anugrah sudah pasti.16
Kontraversi seorang Paulus tampak dalam kisah setelah pertobatan. Jalan hidup
Paulus berubah secara radikal. Ahli taurat yang anti Kristus ini beralih menjadi seorang
13
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2,(Jakarta : Gunung Mulia , 2016), 270-272.
14
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015), 139.
15
T. Jacobs, Paulus (Hidup, Karya dan Teologinya) (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 270-272.
16
Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (USA: ALI, 2012), 85.
pengikut, bahkan Rasul Kristus dengan karya-karya besar. Paulus adalah peletak dasar
kekristenan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus merupakan cikal-bakal
penyebaran Injil keluar dari lingkup Yahudi dan menjangkau bangsa-bangsa lain.
Langkah berani Paulus menyebabkan Kekristenan telah menyebar keseluruh pelosok
dunia. Kesaksian iman Paulus lewat 13 surat yang terdokumentasi dalam Perjanjian
Baru, telah berpengaruh dan menjiwai hidup Gereja sampai sekarang.17
Jemaat Kristen pertama terdiri dari orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi Kristen
(Yudaisme Kristen) itu tetap mengunjungi Bait Allah dan Sinagoge serta menaati Hukum
Taurat dengan setia (Kis 2:46; 3:1). Sama seperti orang-orang Yahudi lainnya, mereka
memantangkan pergaulan dengan orang-orang kafir yang di mana orang-orang kafir tidak
mengamalkan Hukum Taurat sehingga bagi Yudaisme itu adalah najis. Akan tetapi banyak juga
orang Kristen-Yahudi yang tetap memperjuangkan Taurat sebagai syarat dari mendapatkan
keselamatan.18
17
Yakobus Ndona, Kebenaran yang Menyelamatkan: Gagasan Rasul Paulus Mengenai Kebenaran
Allah Dalam Janji ( Yayasan Kita Menulis, 2021) 3.
18
Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 207), 16-17.
19
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2002), 271-272.
Paulus menegaskan bahwa keselamatan itu adalah anugerah dari Allah dan oleh iman
kepada Yesus Kristus.
III. Kesimpulan
Berkhof. H & Enklaar H. I., Sejarah Gereja Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015.
End Den Van Thomas, Harta Dalam Bejana Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 207.
Ladd Eldon George, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2 Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2002.
Niftrik Van C. G., Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015
Sumber Lain :
Pardomuan Munthe, Penjelasan Dosen dalam Buku Catatan Dogmatika II Winda Sari
Perangin-angin di kelas II-A Theologi Stambuk 2014 STT Abdi Sabda.