Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dewi Feronika Siahaan

NIM : 19.01.1741

Tingkat/Jurusan : III-A/Teologia

Mata Kuliah : Dogmatika II

Dosen : PardomuanMunthe, M. Th

DOSA

a. Dosa, Apakah Itu?


b. Asal Usulnya pada Manusia, Bukti, dan Akibatnya
c. Iblis, Setan, Hantu: Samakah?

I. Pendahuluan
Dosa merupakan sebuah kuasa yang memperbudak manusia. Perjanjian Baru
menggunakan kata hamartia untuk mengindikasikan bahwa manusia diciptakan dengan
sebuah standar atau target sebagai tujuan dan arah hidup. Ini berarti kita. Dosa tidak
hanya gagal dalam pengaturan tapi lebih dari itu ada kuasa yang mengikat terus menerus
yang tinggal dalam orang berdosa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
dosa diartikan sebagai perbuatan yg melanggar hukum Tuhan atau agama, perbuatan
salah (seperti terhadap orang tua, adat, negara). Dosa ialah pemberontakan, kesalahan,
memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman,
perbuatan jahat, pelanggaran terhadap hukum, pelanggaran, kebodohan, dan kesengajaan
meninggalkan jalan yang benar.Secara lebih ringkas dosa biasanya telah didefinisikan
sebagai pelanggaran terhadap hukum (1 Yoh. 3:4). Pembahasan tentang dosa memang
akan sangat sederhana jika hanya ditinjau dari arti yang dijabarkan oleh Kamus Besar
Bahasa Indonesia, namun akan sangat luas dan memiliki makna yang mendalam jika
dikaji dalam sudut pandang theologia, dalam pebahasan kali ini saya akan memaparkan
tentang apa itu dosa, asal usul dosa, bukti dosa, akibat dosa dan sifat dari dosa.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Dosa
Alkitab menggunakan beberapa istilah mengenai dosa. Kata ibrani yang
paling umum ialah khatta, awon, pesya dan kata Yunani ialah hamaria,
hamartama, parabasis, parattoma, ponerio, anomia, dan adikia. Dosa ialah
kegagalan, kekeliruan, atau kesalahan, kejahatan, pelanggaran, tidak mentaati
hukum. Dosa adalah ialah kejahatan dalam segala bentuk. 1 Dalam Perjanjian
Lama ada beberapa kata untuk dosa “Khatta”  yang pokok artinya adalah “tidak
kena”. Dalam Perjanjian Baru dosa adalah “a nomia” ( 1 Yoh. 3:4).Jadi dosa
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. 2  Kata dosa sudah
lazim dipergunakan dikalangan Kristen. Dosa tidakalah sama dengan kejahatan,
dosa itu tidak boleh dijadikan istilah etika manusia yang berbicara tentang
pelanggaran berbagai aturan atau kebiasaan. Tetapi kata dosa adalah istilah
teologia yang langsung ada sangkut pautnya dengan hubungan anatara Allah dan
manusia.3 Menurut Becker pengertian dosa yaitu, dalam Perjanjian Lama, arti
dosa dimengerti sebagai “ketidaktaatan” yaitu yang diungkapkan melalui istilah
Pesya (pemberontakan), Khatta (pelanggaran) dan awon (perbuatan yang tidak
senonoh). Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Dosa juga diartikan sebagai
“ketidaktaan” (Rom. 5:19).Ketidaktaan yang dimaksud tidak hanya melanggar
hak dan hukum taurat Allah (1 Yoh. 3:4), tetapi juga melawan Allah sendiri. 4
Padahal dosa menurut Kej. 4:7, adalah musuh yang setiap saat telah mengintip di
depan pintu hati manusia untuk memasukinya. Dosa senantiasa menyembunyikan
diri dibelakang perbuatan-perbuatan yang tampaknya baik.5
Dosa disefinisikan meleset dari sasaran anugerah Allah melalui
pelanggaran Hukum Allah atau melawan peraturan Allah. Ini seperti menembak
sebuah senjata dan meleset dari sasaran.Ini jatuh dari yang seharusnya yaitu
rancangan sempurna Allah dalam kehidupanmu. Alkitab jelas menyatakan bahwa
1
Lembaga Indonesia, Eksiklopdi Alkitab masa kini, (Yayasan Komunikasi Bina kasih, 1992), 256.
2
R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 21.
3
G.C. Van Niftrik & B.J. Boland,  Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1990), 466-467.
4
Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 101.
5
H. Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 234.
semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23). Tidak ada yang
benar (Rom :10). Alkitab menggunakan kata-kata yang berbeda untuk dosa :
 Kejahatan.
Kejahatan berarti memiliki pikiran jahat, melakukan tindakan jahat. Ini
adalah keadaan mental jahat yang mengabaikan kebajikan, keadilan,
kebenaran dan keutamaan : Mat 13:49.
 Pelanggaran.
Pelanggaran berarti melanggar hukum. Ini seperti manusia melewati
batas yang tidak diijinkan baginya melintas, memasuki territorial
terlarang, dan melewati batas antara benar dan salah : Gal 3:19.
 Ketidakbenaran.
Kata ini berarti tidak adil, salah, kesalahan, dusta dan kecurangan: 1 Yoh
5:17.
 Kefasikan.
Kefasikan berarti tidak jujur, jahat dan total tidak menghargai Allah. Ia
memperlakukan Allah seolah olah tidak ada. Kefasikan berbeda dengan
atheis, yang percaya bahwa tidak ada Allah. Kefasikan tahu bahwa ada
Allah, tetapi secara total mengabaikannya dan hukumnya: Rom 1:18.
 Kelalilaman.
Kelaliman berarti tidak mengenal hukum, baik tanpa hukum atau
melanggar hukum: Mat 7:23.
 Ketidaktaatan.
Ketidaktaataan berlawanan dengan ketaatan, berarti mengabaikan Allah
dan hukumNya: Rom 5:19.
 Pelanggaran
Pelanggaran berarti meninggalkan jalan yang benar dan masuk jalan
yang salah. Ini seperti memasuki wilayah yang bukan miliknya: Ef 2:1.6

6
Heru K Wijaya, Dasar dasar Iman Kristen, Teologi Transformasi I (Jakarta: Andi, 2013), 91-92
2.2. Asal-Usul Dosa Pada Manusia
Dosa merupakan tindakan yang dengan sadar tidak taat kepada kehendak
Allah dan dalam arti tertentu menolak kebaikan dan cinta ilahi. 7 Kebebasan,
otoritas, dan kuasa yang Allah berikan disalahgunakan oleh manusia. Dosa
berawal dari keraguan manusia terhadap kehendak baik, kebenaran Allah, dan
melanggar perintah Allah. Dosa yang dilakukan manusia menunjukkan
pemberontakan yang dilakukan untuk menyimpang dari kehendak Allah. 8 Dosa
tidak bermula pada tindakan yang terang-terangan tetapi dosa timbul dari hati dan
pikiran manusia (Markus 7:21-23).9 Asal usul dosa manusia berkaitan dengan
penciptaan, Awal kehidupan manusia adalah diciptakan Tuhan dalam kebebasan.
Kitab Kejadian menceritakan bahwa manusia ditempatkan Tuhan secara bebas di
taman Eden. Semua keperluan jasmani manusia dipenuhi oleh Tuhan (Kej. 2:9).
Hidupnya sangat berharga, berhasil dan berbahagia dengan melaksanakan Firman
Tuhan (Kej. 2:15), yaitu menguasai, mengatur dan memelihara ciptaan Tuhan
yang lain (Kej. 1:28; 2:29). Tuhan Allah hanya memberikan sebuah peraturan
yang membatasi kebebasan kuasa manusia untuk mengatur hidupnya (kej. 2:16-
17) supaya manusia mengasihi dan menaatiNya. Oleh sebab itu manusia diberi
hak dan kebebasan untuk memilih antara hidup diatur oleh Tuhan atau oleh
kejahatan Ular. Pada kenyataannya manusia lebih senang hidupnya diatur oleh
Iblis.10
Tahap pertama dalam kejatuhan Hawa adalah berada pada tempat yang
salah. Dalam Kejadian 3 kita menemukan ia berada pada area sekitar buah
terlarang. Amsal menjelaskan jalan kejahatan (Ams 4:15). Hawa seharusnya tidak
masuk dalam percakapan dengan setan yang kata pertamanya adalah
mempertanyakan perintah Allah (Kej 3:1). Mempertanyakan kebenaran dari
Firman Allah sering mejadi jalan pencobaan itu dimulai oleh setan. Dalam
menjawab ternyata Hawa salah mengutip Firman. Dia menambahkan perintah

7
Gerald O’Colins, Edward G. Farrugia, A Concise Dictionary of Theology, (New Jersey: Paulist Press, 1991),
5
8
James Montgomery, Dasar-dasar Iman Kristen, (Surabaya: Momentum, 2011), 211-213, 216
9
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I, (Jakarta: Cempaka Putih, 1997),
257
10
Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis, (Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 2010), 121-122.
Allah dan mengurangi hukumannya: Kej 3:3. Bandingkan dengan apa yang Allah
perintahkn dalam Kej 2:16-17. Allah tidak berkata “jangan sentuh (raba)” ini
bagian yang ditambahkan Hawa. Sejak semula manusia mulai menambahkan
idenya sendiri, perintah dan legalism pada Firman Allah.Allah juga mengatakan
“pastilah engkau mati”.Ini adalah hukuman karena makan buah. Hawa
merubahnya “akan mati” yang memiliki makna mugkin akan mati. Saat ini, ada
upaya untuk mengurangi hukuman atas dosa.Orang mengatakan “kasih Allah
tidak mungkin mengirim manusia ke neraka”. Orang lupa bahwa manusialah yang
memilih untuk berbuat dosa yang berakibat neraka, bukan Allah yang mengirim
kesana. Dalam menjawab Hawa, setan membuat kontradiksi dalam Firman Allah:
Kej 3:4-5. Setan ingin menjauhkan Hawa dari Allah. Setan mengklaim bahwa
dengan makan buah justru akan mendapatkan keuntungan besar. Ia akan menjadi
Lebih berpengetahuan dan menjadi seperti Allah. Kejadian 3:6 adalah
momen tergelap dalam sejarah manusia.11 Dosa tidak seperti debu jalanan yang
melekat di tubuh, yang hanya merupakan pencemaran dari luar.Setiap dosa yang
kita perbuat berasal dari luar yang menyentuh dan menggugah hati kita, dan dari
sanalah dosa berawal. Pencobaan ular terhadap Hawa bukanlah dosa yang
dilakukan Hawa. Ia mulai berdosa setelah kehilangan kepercayaan kepada Firman
Tuhan.12

2.3. Sifat-sifat Dosa


1. Sifat utama dosa adalah terletak pada arahnya yang bertentangan dengan
Allah.13
2. Sifat dosa adalah universal karena telah menyerbu dan menempati watak
manusia dan seluruh umat manusia dimana-mana. Dosa bersumber pada
watak manusia yang sudah rusak dan buruk. Keburukan ini sedikit banyak
mempengaruhi segala sesuatu yang kita perbuat (Kejadian 6:5).

11
Heru K Wijaya, Dasar dasar Iman Kristen, Teologi Transformasi I (Jakarta: Andi, 2013), 92-93
12
Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematangsiantar: ALI, 2012), 70,71
13
Charles C. Ryne, Teologi Dasar 1, (Yogyakarta: ANDI, 1991), 286.
3. Dosa juga bersifat pribadi dan sadar maksudnya meskipun dosa mungkin
dilakukan tanpa disengaja, dosa itu ada karena hati sedang memberontak
melawan Allah.14

2.4. Ciri-ciri Dosa15


Adapun ciri-ciri dari dosa itu adalah, sebagai berikut:
1. Dosa adalah mementingkan diri sendiri
Prinsip dosa yang utama adalah mementingkan diri sendiri.
Sedangkan ciri utama dari kasih adalah memberikan diri sendiri atua apa
yang dimiki kepada orang atau sasaran dari yang dikasihi. Dosa justru
kebalikannya. Karena mendapatkan sesuatu untuk diri sendiri tidak
peduli berapapun harganya dan meluka orang lain sekalipun.
2. Dosa itu menggoda
Dosa itu mempunyai daya kekuatan untuk menarik, memberikan
rasa kekaguman, dan bahkan sangat menggoda. Itulah sebabnya maka
dosa itu selalu menggodai, dan dosa itu membujuk manusia.
3. Dosa itu menipu/mengelabui
Dosa memamerkan kenikmatannya tetapi menyembunyikan
akibat-akibatnya yang menyakitkan dan memalukan. Dosa menjanjikan
banyak tetapi memberi sedikit saja daripada apa yang diharapkan oleh
manusia.
4. Dosa itu memperbudak
Dosa itu menawarkan kebebasan dan keluasan dari hal-hal yang
nampak tidak menyenangkan dan membosankan dari kehidupan ini.Tetapi
sebaliknya justru memberikan satu rantai dosa yang mengikat.Dosa itu
melumpuhkan kehendak, memusnahkan pertimbangan, membutakan
pengertian, dan memperbudak dosa.

14
William Dyrness, Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1992), 90-91.
15
Denver Sizemore, 25 Pelajaran Tentang Doktrin Kristen, 32-35.
2.5. Jenis-jenis Dosa 16
Di dalam dogmatika, dosa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Dosa warisan
Dosa warisan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kesalahan warisan dan
kerusakan warisan.
a) Kesalahan warisan
Adam dijadikan oleh Tuhan sebagai kepala manusia. Sebagai
kepala umat manusia, ia menerima perjanjian Tuhan dan sebagai
kepala umat manusia, ia melanggar perjanjian itu. Maka tidak
heran, bahwa segala orang yang dikepalai Adam turut melanggar
perjanjian itu. Adam tidak setia akan perjanjiannya, maka seluruh
umat manusia turut jatuh ke dalam dosa. Sebab itu Rasul Paulus
berkata: Karena seorang, dosa masuk ke dalam dunia (Roma5:12).
Inilah yang disebut sebagai kesalahan warisan.
b) Kerusakan warisan
Manusia sudah rusak, berarti kehilangan kemuliaan yang asli yang
diberikan oleh Tuhan (Roma 3:23). Kerusakan warisan menjalar
dengan kelahiran seseorang, jadi tidak langsung dilanjutkan oleh
Tuhan, tetapi ada alatnya yaitu kelahiran (Ayub 14:4; Yohanes
3:6).
2. Dosa Perbuatan
Selain dosa yang kita terima dari keturunan kita, kita juga berbuat
dosa sendiri. Sudah tentu untuk dosa perbuatan ini, dosa warisan juga
berpengaruh. Terutama kerusakan warisan ini mendatangkan kelemahan
kita, sehingga kita tidak dapat berbuat yang baik dan cenderung kepada
yang jahat. Akan tetapi manusia tetap menjadi manusia, makhluk yang
berbudi, maka ia dapat memilih. Maka manusia juga yang bertindak
sendiri atau yang berbuat dosa. Inilah yang disebut dosa perbuatan.

16
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 156-158.
2.6. Bukti Dosa
Manusia adalah “daging yang dilahirkan dari daging” (Yoh. 3:6), artinya
manusia adalah anak yang berdosa dari orang tua yang berdosa.“Sesungguhnya,
dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mzm.
51:5). Dalam daging tidak terdapat sesuatu yang baik (Rm. 7:18). Secara alami di
dalam dirinya tidak ada rasa takut yang sungguh-sungguh kepada Allah, kasih
kepada Allah, percaya kepada Allah, keinginan melayani Allah, dan keinginan
berbuat baik kepada sesamanya. Sebaliknya, Adam lamanya “menemui
kebinasaan oleh nafsunya yang menyesatkan”, segala nafsu bangkit di dalam
dirinya, tetapi nafsu-nafsu itu menyesatkan, tidak menuntun kejalan yang benar
karena hatinya terasing dari Allah dan cenderung jahat (Kej.8:12).17 Bukti
jatuhnya manusia kedalam dosa:18
1. Keragu-raguan dengan berkata: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon
dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan ?”.
2. Ketidakpercayaan atau sikap membohongkan Allah, dengan berkata-
katanya: “sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui,
bahwa kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi
seperti Allah”
3. Keingian. Sebab disebutkan, bahwa perempuan itu melihat, bahwa buah
pohon itu baik untuk di makan dan sedap kelihatannya.

2.7. Akibat Dosa


Akibat yang jelas dari dosa adalah retaknya hubungan-hubungan yang ada
di Taman Eden.Pertama-tama Adam dan Hawa dijauhkan dari Allah.19 Tindakan
ketidakpatuhan manusia ini membawa dosa ke dalam dunia.Dosa selanjutnya
membawa kematian, karena Allah sudah bersabda “sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:7b). Di dalam pelanggaran ini,

17
Edward W. A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, 75.
18
Harun hadiwijono, Iman Kristen, 236.
19
Ibid, 89.
Adam dan Hawa kehilangan kemurnian mereka, sifat-sifat yang kudus itu.
Mereka kehilangan tempat tinggal yang indah di Taman Eden, bahkan mereka
kehilangan kehidupan jasmani.Jadi, langkah gerak dosa mulai beraksi melalui
sejarah kehidupan manusia.Dosa itu menyeluruh jadinya dan hanya Kristus saja
yang tidak berdosa (Roma 3:23; 1 Petrus 2:22).20
Dosa Adam dan Hawa bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri tanpa
kaitan.Akibat-akibatnya terhadap mereka keturunannya dan terhadap dunia segera
kelihatan.
1. Sikap manusia terhadap Allah
Perubahan sikap Adam dan hawa terhadap Allah menunjukan
pemberontakan yang terjadi dalam hati mereka. Bersembunyilah manusia
dan istrinya itu terhadap Allah Yahweh diantara pohon-pohonan dalam
taman (Kej. 3:8), dan ditutupilah dirinya dengan cawat (Kej. 3:7). Padahal
manusia diciptakan untuk hidup dihadapan Allah dan dalam persekutuan
dengan Dia. Tapi sekarang setelah mereka jatuh ke dalam dosa mereka
gemetar berjumpa dengan Allah. Rasa malu dan ketakutan yang sekarang
marajai hati mereka, (Bnd. Kej. 2:25;3:7,10) menunjukan bahwa
perpecahan sudah terjadi.
2. Sikap Allah terhadap manusia
Perubahan tidak hanya terjadi pada sikap manusia terhadap  Allah , tapi juga
pada sikap Allah terhadap manusia. Hajaran hukuman , kutukan dan
pengusiran dari Taman Eden, semuanya ini menandakan perubahan itu.
Dosa timbul pada satu pihak , tapi akibat-akibatnya melibatkan kedua pihak.
Dosa menimbulkan amarah dan kegusaran Allah, dan memang harus
demikian sebab dosa bertentangan mutlak dengan hakikat Allah.Mustahil
Allah masa bodoh terhadap dosa, karena mustahil pula Allah menyangkali
diriNya sendiri.

3. Akibat-akibatnya terhadap umat manusia

20
Denver Sizemore, 25 Pelajaran Tentang Doktrin Kristen, (Yogyakarta: LATM/GJKI, 2008), 28-29.
Sejarah umat manusia berikutnya melengkapai daftar kejahatan (Kej.
4:8,19,23, 24;6:2,3,5). Dan timbunan kejahatan yang merajalela itu
mencapai kesudahannya dlam pemusnahan umat manusia, kecuali 8 orang
(Kej. 6:7, 13; 7:21-24). Kejatuhan ke dalam dosa berakibat tetap dan
menyeluruh, tidak hanya menimpa Adam dan Hawa, tapi juga menimpa
segenap keturunan mereka ; dalam ihwal dosa dan kejahatan terkandung
solidaritas insani, yakni sama-sama langsung terhisap dalam perbuatan dosa
itu dan menanggung segala akibatnya.
4. Akibat-akibat terhadap alam semua
Akibat –akibat dari kejatuhan ke dalam dosa meluas sampai alam semesta.‘
terkutuklah tanah  ini kerena engkau’ ( Kej. 3: 17; bnd Rm 8:20). Manusia
adalah mahkota seluruh ciptaan, jadilah menurut gambar Allah dan karena
itu merupakan wakil Allah ( Kej. 1:26). Bencana kejatuhan manusia ke
dalam dosa mendatangkan bencana laknat atas alam semesta yang
terjadinya manusia telah dikaruniai kuasa. Dosa adalah peristiwa dalam
kawasan rohani manusia, tapi akibatnya menimpa seluruh alam semesta.
5. Munculnya maut
Maut adalah rangkuman dari hukuman atas dosa. Inilah peringatan yang
bertalian dengan larangan di Taman Eden ( Kej. 2:17 ), Maut sebagai gejala
alamiah, porak porandanya unsur-unusur kedirian manusia yang pada
aslinya adalah utuh dan pandu sejali. Keporandaan ini melukiskan hakikat
maut, yaitu keterpisahan manusia dari Allah , yang nyata pada pengusiran
manusia dari Taman Eden. Oleh karena dosa, manusia gentar mengahadapi
kematian (Luk. 12:5; Ibr. 2:15).21
Sebagai akibat dari perbuatan dosa, Millard J. Erickson (2003:211-236)
menulis bahwa ada akibat yang ditimbulkan :
 Terhadap hubungan dengan Allah yang mencakup: Tidak
diperkenan Allah, rasa bersalah, penghukuman, kematian.

21
A. R. Millard, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 (A-l), (Jakarta: YKBK, 1992), 257-258.
 Terhadap orang yang berbuat dosa yaitu Perbudakan, lari dari
kenyataan, penolakan dosa, menipu diri sendiri, ketidakpekaan,
mementingkan diri sendiri, ketidaktenangan.
 Terhadap sesama manusia: Persaingan, tidak mampu menaruh
empati, menolak pihak yang berkuasa, tidak mampu mengasihi.22
Manusia yang tadinya tidak perlu bekerja setelah jatuh kedalam dosa
manusia harus bekerja Kej 4: 2. Dalam pasal 4, pembunuhan Kain terhadap
Habel, pembunuhan terjadi dalam lingkungan keluarga, pasal 5 terjadi
dalam lingkungan masyarakat, pada pasal 6 terjadi sensisme dimana
mengambil istri dan anak-anak permpuan manusia itu untuk menjadi istri
mereka, siapa saja yang disukainya. Kejahatan manusia sudah semakin
menjadi-jadi oleh sebab itu Allah menurunkan air bah ke bumi, lebih dari itu
pasal 11 menyatakan kesombongan manusia semakin merajalela dan mereka
ingin mendirikan menara Babel yang menaranya mencapai langit tapi Tuhan
mengancurkan itu semua. 23
2.8. Iblis, Setan, Hantu: Samakah?
a. Iblis
Siapakah Iblis sebenarnya? Iblis disebut
sebagai penguasa atas dunia ini dan iblis selalu
menggoda manusia untuk selalu melanggar
perintah-perintah Tuhan.Dunia Iblis selalu berusaha
menentang umat Allah dan menggencarkan rencana-
rencananya.Karena itu, sistem dunia ini merupakan
sumber dosa apabila seseorang menjadi serupa
dengannya (Yoh 15:18-19).24 Kita harus mengerti
siapa iblis sungguh sangat tidak mungkin Allah
yang begitu suci dapat menciptakan mahkluk yang
kemudian menjadi iblis jahanam. Ini akan langsung
bertentangan dengan setiap prinsip yang benar dari
Allah. Meskipun demikian, iblis ada dan sifat-
sifatnya langsung bertentangan dengan semua sifat
kekudusan Allah.Karena jika kita melihat sejarah
dimana iblis ini adalah yang mengepalai banyak
sekali mahkluk-mahkluk sorga ini dan mengawasi

22
Erickson, J. Millard, Teologi Kristen II, (Malang: Gandum Mas, 2003), 211-236.
23
Pardomuan Munthe, Catatan Rekaman Akademik, 2017.
24
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar I, 318-319
tugas pelayanan mereka adalah Lucifer yaitu
“Putera Fajar), Yesaya 14:12.Yang disebut “Bintang
Timur” karena Lucifer mungkin yang paling
berkuasa dan bijaksana dari semua makhluk Allah.
Kisah Lucifer diceritakan dalam satu nubuat
terdapat dalam Yehezkiel 28:12-17.25Dalam Alkitab
ada beberapa nama dan julukan yang diberikan
kepada si Iblis. Nama-nama itu jelas mengatakan
sifat-sifatnya. Paling sering ia disebut iblis, artinya
musuh, lalu setan atau pemfitnah. Dalam injil
sinoptik kata ini sering dipakai dalam bentuk
tunggal.Dalam hal itu, kata itu tidak untuk
menyebutkan si iblis, tetapi untuk menyebutkan roh-
roh jahat, yaitu roh-roh yang telah jatuh ke dalam
dosa, yang melakukan kehendak iblis. Seharunya
mereka disebut roh-roh jahat, bukan setan nama-
nama lain adalah:
1. Belzebul (penghulu setan). (Mat 12:24, Mark
3:22, Lukas 11:15, 18, 19)
2. Si jahat (Mat 13:19)
3. Si Pencoba (Mat 4:3, Mark 1:12-13, Luk 4:2)
4. Roh-Roh Jahat (Mark 1:26, Luk 4:35, Mat 8:16)
Oleh karena itu Kuasa Iblis sangat besar, iblis
adalah musuh semua yang baik, penuh penipuan
dan kejahatan yang terus berusaha merusakan
semua ciptaan Allah yang baik dan benar. Ia
tidak berdiri pada yang benar karena memang
tidak ada kebenaran padanya karena memang ia
Jahat (Mat 6:13). Penipu, iblis itu licik dan
penipu, ia sombong dan tinggi hati (Mat 4:5,6).
Mencobai, dalam kejahatannya, iblis menuduh
dengan tuduhan palsu dan selalu mencobai
orang-orang percaya dan Tuhan Yesus sendiri
(Luk 4:2). Pencuri dimana iblis berusaha
mencuri firman Tuhan yang telah ditanamkan
dalam hati manusia.karena iblis senang melihat
orang Kristen yang lemah imannya dan
menjadikan sebagai budaknya bahkan menjadi
pengikut iblis. Segala macam upaya dan usaha
dilakukan oleh iblis dalam sepanjang sejarah

25
William W. orr, Setanada atau tidak? (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 1970),13-14
manusia yang membawa kehancuran total
hubungan manusia dengan Allah. 26
b. Setan
Setan dikatakan memiliki berbagai ciri
kepribadian.Dia menunjukan kecerdikannya (2
Korintus 11:3).Setan termasuk dalam golongan
malaikat-malaikat yang disebut Kerubim (Yeh
28:14).Rupanya setan adalah malaikat ciptaan yang
tertinggi (Yeh 28:12).Inilah yang menjadi alasan
mengapa Mikhael, penghulu malaikat, tidak
terbantah-bantah dengan setan mengenai tubuh
Musa (Yudas 1:9).Setan bisa disebut sebagai
penghulu dari semua malaikat jahat.Bahkan di
dalam keadaannya sekarang, sebagai malaikat yang
telah jatuh, dia tetap memiliki kuasa yang besar
(meskipun berada di bawah izin Allah).Jadi, Setan
disebut sebagai ilah dari dunia dan penguasa dari
kuasa-kuasa di udara (2 Kor 4:4, Ef 2:2). Setan
(dipergunakan kurang lebih sebanyak lima puluh
dua kali) berasal dari kata ibrani yaitu Satan berarti
musuh atau lawan. Dalam wujud seekor ular
merupakan cara penampilan setan yang pertama kali
kepada manusia (Kej 3:1). Pelukisan watak ini tetap
dimiliki Setan di dalam perjanjian Baru juga (2 Kor
11:3, Why 12:9) dan menunjukan tipu muslihat dan
kelicikannya. Setan juga digambarkan sebagai
seekor naga merah yang besar (Why 12:3,7, 9).
Oleh karena itu kedudukan Setan atas dunia ini
nampak jelas Dia adalah “Penguasa dunia ini” (Yoh
12:31).27
c. Hantu
Hantu bukanlah suatu makhluk ciptaan,
maka dia seharusnya bersifat kekal atau ada dengan
sendirinya (Luk 24:39).Hantu itu seperti roh-roh
jahat yang sudah mati.Pandangan ini memahami
bahwasanya hantu sebagai roh-roh jahat mereka
kehilangan tubuh mereka dan menjadi roh-roh yang
tidak punya tubuh atau menjadi roh-roh
jahat.Pandangan ini seolah-olah mendukung
gagasan bahwa Hanti itu mencari tempat untuk
tinggal, dengan demikian menunjukan bahwa
mereka adalah roh-roh yang telah meninggalkan
26
William W. Orr, Misteri Iblis (Bandun: Kalam Hidup, 1970), 22-24
27
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar I, 195-197
tubuh manusia.Di beberapa tempat roh-roh jahat
(Hantu) disebut sebagai roh-roh atau makhluk-
makhluk halus (meskipun sebenarnya adalah roh-
roh yang najis), yang menghubungkan mereka
dengan dunia roh para malaikat, bukan manusia.jadi
kesimpulan nya bahwa hantu (roh-roh jahat) ini
adalah malaikat-malaikat yang jatuh.28

III.Kesimpulan
Asal kehidupan manusia adalah diciptakan Tuhan dalam kebebasan. Walupun
manusia itu diciptakan sempurna adanya, tetapi manusia itu adalah ciptaan yang memiliki
kebebasan untuk berkehendak. Dosa bermula pada saat manusia tergoda oleh iblis dan
memakan buah larangan yang Tuhan larang, akibat dari dosa tersebut hubungan manusia
dengan Tuhan menjadi renggang. Manusia di usir dari taman Eden dan seiring
berjalannya kehidupan manusia, dosa menjadi hal yang biasa dilakukan oleh manusia.
Setiap perbuatan manusia yang menyimpang dari kehendak Allah adalah dosa. Dosa itu
berasal dari hati manusia, saat manusia tak lagi mengindahkan Firman Tuhan, memiliki
keraguan terhadap Tuhan yang akhirnya mengatakan ya terhadap perkataan iblis dan
tidak terhadap Tuhan

IV. Daftar Pustaka


Becker, Theol Dieter, Pedoman Dogmatika, Jakarta: BPK-GM, 2009.
Dyrness, William, Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas,
1992.
Hadiwijono, H., Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2010.
Indra, Ichwei G., Teologi Sistematis, Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 2010.
Koehler, Edward W.A., Intisari Ajaran Kristen, Pematangsiantar: ALI, 2012.
Lembaga Indonesia, Eksiklopdi Alkitab masa kini, Yayasan Komunikasi Bina kasih,
1992.

28
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar I,227-229
Millard, A. R., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 (A-l), Jakarta: YKBK, 1992.
Millard, Erickson, J., Teologi Kristen II, Malang: Gandum Mas, 2003.
Montgomery, James, Dasar-dasar Iman Kristen, Surabaya: Momentum, 2011.
Munthe, Pardomuan, Catatan Rekaman Akademik, 2017.
Niftrik, G.C. Van & B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 1990.
O’Colins, Gerald, Edward G. Farrugia, A Concise Dictionary of Theology, New Jersey:
Paulist Press, 1991.
Ryne, Charles C., Teologi Dasar 1, Yogyakarta: ANDI, 1991.
Sizemore, Denver, 25 Pelajaran Tentang Doktrin Kristen, Yogyakarta: LATM/GJKI,
2008.
Soedarmo, R., Ikhtisar Dogmatika, Jakarta: BPK-GM, 2009.
Soedarmo, R, Kamus Istilah Teologi, Jakarta: BPK-GM, 2002.
Wijaya, Heru K, Dasar dasar Iman Kristen, Teologi Transformasi I, Jakarta: Andi, 2013.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I, Jakarta:
Cempaka Putih, 1997.

Anda mungkin juga menyukai