Anda di halaman 1dari 7

Atikel Pembuatan Simplisia Dari

Daun Sungkai (Peronema canescens)

Diusulkan Oleh :
Nama Kelompok 2 :
1. Finny Trisna Safitri (F0I020004)
2. Ririn Maulidni Putri (F0I020008)
3. Vina Anggraini (F0I020020)
4. Ashwarani Felisya Putri (F0I020042)
5. Muhammad Fajri Pratama (F0I020052)
6. Saadatul Abila Akhyar (F0I020060)
7. Nizella Syaenri (F0I020086)

Kelas : 2 B

Prodi : D3 Farmasi

Dosen Pengampu : Delia Komala Sari, S.Farm, Apt, M.Farm

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
Sungkai (Peronema canescens)

Sungkai (Peronema canescens) termasuk famili Verbenaceae, di Jawa Barat disebut jati
sabrang dan di Kalimantan Selatan populer dengan nama longkai. Daerah penyebarannya
di Indonesia mencakup wilayah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan.
Tanaman P. canescens berbatang lurus atau sedikit berlekuk, tidak berbanir, dan ranting
dipenuhi dengan bulu-bulu halus. Kulit luar batang berwarna kelabu atau cokelat muda P.
canescens dapat tumbuh mencapai tinggi 30 m dengan diameter batang lebih dari 60 cm dan
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m. Tumbuh di hutan hujan tropis (tipe iklim A sampai
C), pada tanah kering dan tanah sedikit basah. Ketinggian tempat minimal 0-600 dpl. Tajuknya
berbentuk bulat telur dan mempunyai sifat menggugurkan daun di musim kemarau panjang.
Daun P. canescens menyirip berhadapan, bentuk lanset dengan panjang 8-12 cm, lebar 2-3,5
cm, ujung runcing, tepi rata, daun muda berwarna ungu, bagian bawah berbulu putih. Letak
bunga berpasangan, kedudukan malai, warna putih kehijauan. Tanaman P. canescens berbuah
sepanjang tahun, ukuran buah kecil-kecil. Tanaman P. canescens mulai berbuah setelah
berumur 11 tahun, yaitu pada bulan Juni-September. Jumlah buah per kg sekitar 274.000 buah
atau 141.000/l.
Secara umum,klasifikasi ilmiah dari tanaman P. canescens adalah sebagai berikut:
 Kingdom: Plantae
 Divisi: Magnoliophyta
 Kelas: Magnoliopsida
 Ordo: Lamiales
 Famili: Verbenaceae
 Genus: Peronema
 Spesies: Peronema canescens Jack.

Adapun manfaat daun sungkai adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan Imunitas
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri (2020 : 30) berpendapat bahwa daun
sungkai mengandung beberapa zat aktif yaitu peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol,
dipterpenoid, dan flavonoid. Hal itu dapat menaikkan jumlah leukosit, leukosit yaitu sel yang
membentuk komponen darah, sehingga dapat membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi dan sebagai sistem kekebalan tuibuh.
2. Mengandung Antibakteri
Dalam sebuah penelitian berjudul Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang dan
Daun Sungkai (Peronema Canenescens Jack) Terhadap Staphylococcus Aureus, para peneliti
menyimpulkan Fraksi metanol daun sungkai memiliki aktivitas antibakteri yang paling baik
terhadap S.aureus dan E.coli. Diperkirakan senyawa antibakteri yang terkandung dalam daun
sungkai, yakni dari golongan alkaloid dan flavonoid. Selain itu juga, penggunaan daun sungkai
sebagai obat antibakteri ini telah lama digunakan oleh masyarakat secara tradisional. Tepatnya di
kepulauan Riau, daun sungkai banyak digunakan untuk mengobati luka ringan. Daun sungkai
biasa digunakan dengan cara direbus untuk mengatasi penyakit kurap dan sebagai obat kumur
untuk mengatasi infeksi gigi.
3. Mengatasi Malaria
Daun sungkai ternyata biasa digunakan oleh masyarakat suku Lebak Bengkulu sebagai obat
tradisional untuk mengatasi penyakit malaria. Karena daun sungkai memiliki sifat antipiretik
yang bermanfaat untuk menurunkan panas atau demam, yang termasuk dalam gejala malaria.
Hal ini sudah dibuktikan oleh para peneliti yang telah melakukan penelitian tersebut.
4. Penyedap Rasa Alami
Daun sungkai sebagai bumbu masakan telah lama digunakan oleh masyarakat suku dayak.
Diketahui bahwa daun sungkai biasa dijual di pasar dalam bentuk segar, kering maupun dalam
bentuk bubuk (serbuk) sebagai bumbu tambahan dalam masakan tradisional suku dayak.
Masyarakat suku Dayak setempat biasanya mencampurkan daun sungkai dengan daun ubi kayu
yang sudah ditumbuk lalu ditumis. Namun, penelitian tentang informasi komponen penyusun
rasa umami (rasa enak) dalam ekstrak air daun sungkai di Palangka Raya Provinsi Kalimantan
Tengah belum banyak dilakukan sehingga perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan
informasi komponen-komponen apa saja yang bertanggungjawab terhadap kontribusi penyusun
rasa umami pada daun sungkai.
5. Ramuan Mandi Bagi Wanita Usai Bersalin
Selain dikonsumsi, masyarakat suku Dayak di Kalimantan Timur juga memanfaatkan daun
sungkai untuk hal lain. Misalnya, sebagai ramuan atau campuran air mandi pada wanita yang
telah melewati proses melahirkan. Air mandi yang dicampur dengan daun sungkai dipercaya
dapat merelaksasi otot-otot tubuh seorang ibu usai bersalin. Namun, hal ini hanya boleh
dilakukan untuk ibu yang melahirkan normal.
Setelah mengetahui bermacam manfaat dari tanaman sungkai (Peronema canescens),
adapun proses pengawetan daun sungkai simplisia. Apa itu simplisia? Menurut Departemen
Kesehatan RI, simplisia merupakan bahan alami yang akan digunakan sebagai obat/jamu yang
belum mengalami proses apapun dan berupa bahan yang dikeringkan. Dengan proses simplisia,
bahan tersebut terus diperhatikan secara teliti sehingga tidak ada jamur yang tumbuh dan
merusak bahan obat.
Kenapa tanaman sungkai harus dalam bentuk simplisia? menyimpan bahan jamu/obat dalam
bentuk simplisia membuat bahan menjadi lebih awet karena telah dikeringkan tanpa mengurangi
kadar khasiat yang dikandung pada setiap tanaman. Berikut ini tahapan membuat simplisia dari
daun sungkai :
1. Pengumpulan Bahan Baku

Dipengumpulan bahan bergantung pada bagian tanaman, umur tanaman saat panen, waktu
panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jadi beberapa jenis tanaman ataupun bagian tanaman
agak berbeda. Sehingga bahan yang dipanen mempunyai mutu terbaik.
2. Sortasi Basah

Proses selanjutnya, sortasi basah yaitu memisahkan dari bahan atau pengotor yang tidak
diperlukan yang tujuannya untuk menghilangkan kotoran atau benda asing yang masih terikut di
dalam simplisia.
3. Pencucian

Dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan tanah atau kotoran yang masih menempel
pada bahan.
4. Perajangan

Perajangan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pada proses pengeringan nantinya.
5. Pengeringan
Dijemur di bawah sinar matahari, bertujuan untuk mengurangi kadar air dan menghambat proses
pembusukan. Faktor yang mempengaruhi yaitu suhu, kelembapan, dan aliran udara.
6. Sortasi Kering

Bertujuan untuk memisahkan benda asing dan pengotor yang masih ada.
7. Penyimpanan dan Pengemasan

Beri label yang bertuliskan nama simplisia, nama daerah, metode pengeringan (dijemur/oven),
dan tanggal pengemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariefa Primary, dkk. 2018. UJI POTENSI DAUN MUDA SUNGKAI (Peronema canescens)
UNTUK KESEHATAN (IMUNITAS) PADA MENCIT (Mus.muculus). Jurnal Seminar
Nasional Pendidikan Biologi. 5(1). 245-250
Ha, Panji. 2014. Uji Potensi Daun Muda Sungkai (Peronema canescens ) Pada Mencit (Mus
musculus) Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sistem Imun di SMA. Universitas
Bengkulu.
Ujndokoi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Dan Daun Sungkai (Peronema
Canescens Jack) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan Escherichia Coli ATCC
25922

Guyton, A.C., dan Hall, J. E.. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Textbook of Medical
Physiology) Diterjemahkan Oleh Irawati Setiawan. Jakarta: EGC 544.
Gresinta, E. 2012.Uji Potensi Daun etlingera hemisphaeria Terhadap Jumlah Leukosit Mus
musculus dan Implementasinya Sebagai Modul Pembelajaran Sistem Imun. Bengkulu: Tesis
UNIB
Harmida, S., dan Yuni, V.F. 2011.Studi Etnofitomedika Di Desa Lawang Agung Kecamatan
Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains Vol. 14 Nomer 1(D)
14110. Diakses di http://jpsmipaunsri.files.wordpress.co m/2011/03/1042-46-d-harmida.pdf
Kartasaputra, G..1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. CV Amalia. Jakarta, hal 25.
Malole, MBM,. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. IPB. Bogor . hal
10
Ningsih, A., Subehan, dan M. Natsir D. 2013.Potensi Antimikroba dan Analisis Spektroskopi
Isolat Aktif Ekstrak nHeksan Daun Sungkai (Peronema Canescens) Terhadap Beberapa Mikroba
Uji.Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/752
5bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf. Diakses tanggal 9 Mei 2013.
Yani Ariefa Primair, 2013. Kearifan Lokal Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Lembak
Delapan di Kabupaten Bengkulu Tengah Bengkulu. Semirata 2013. Unila. Lampung.
Yusrin Hidayat, 2008. Studi Etnobotani JenisJenis Tumbuhan di Pekarangan Sebagai Obat
Tradisional Oleh Suku Serawai di Desa Kembang Seri Kecamatan Talo Kabupaten
Seluma.Bengkulu.FKIP.UNIB.

Anda mungkin juga menyukai