Anda di halaman 1dari 1

Pengobatan TBC

Pengobatan TBC (tuberkulosis) menggunakan kombinasi beberapa obat antibiotik, yang


lebih lanjut dikenal dengan sebutan OAT (Obat Anti Tuberkulosis), sangat penting bagi kita untuk
mengetahui jenis obat, anturan minum, dan efek samping yang mungkin ditimbulkannya.
Penyakit TBC adalah kondisi serius yang dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan
tuntas, karena terbukti bahwa kematian jarang terjadi jika pengobatan dilakukan hingga selesai.
Umumnya, pengobatan tuberkulosis hanya memerlukan rawat jalan, kecuali pada kasus berat
yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Ini memang melelahkan, karena obat TBC harus
diminum secara rutin selama setidaknya enam bulan bahkan lebih lama pada kasus-kasus yang
lebih berat, tentu diperlukan pemahaman yang baik demi kepatuhan dalam meminum obat.
ilustrasi: obat TBC

Obat TBC Paru (TB Paru)

Jika seseorang telah didiagnosis dengan TB paru aktif (TB yang mempengaruhi paru-paru
dan menyebabkan gejala), maka ia akan diberikan paket obat TBC (OAT) yang harus diminum
selama enam bulan, obat ini merupakan kombinasi dari beberapa antibiotik.

Jenis obat yang biasa digunakan adalah:

1. Dua antibiotik; isoniazid (INH/H) dan rifampicin (R) yang harus diminum selama 6 bulan,
setiap hari selama dua bulan pertama, dan tiga kali seminggu selama empat bulan.
2. Dua antibiotik tambahan; pirazinamid (Z) dan etambutol (E) diminum setiap hari selama
dua bulan pertama

Pengobatan ini akan bervariasi sesuai kondisi Anda, karena ada pedoman khusus bagi
dokter yang mengelompokkan penyakit TBC ke dalam beberapa kategori sebagai pedoman
pengobatan yang tepat.

Setelah minum obat selama dua minggu, kebanyakan penderita tidak lagi menular dan
merasa lebih baik. Namun, jangan mentang-mentang membaik langsung berhenti, tapi harus
terus minum obat persis seperti yang dianjurkan oleh dokter dan habiskan seluruh antibiotik
yang diberikan.

Kenapa harus enam bulan? Karena berdasarkan penelitian minum obat TBC selama enam
bulan adalah metode yang paling efektif untuk memastikan bahwa bakteri TBC telah dibunuh
seluruhnya. Jika Anda berhenti minum antibiotik sebelum enam bulan, atau Anda melewatkan
dosis (obat tidak diminum teratur, alias bolong-bolong), maka infeksi TBC dapat menjadi resisten
(kebal) terhadap antibiotik yang sebelumnya diberikan. Hal ini berpotensi serius karena jika ini
terjadi, maka penyakit TBC resisten akan sulit diobati sehingga akan memerlukan pengobatan
yang lebih lama atau bahkan jenis obat yang berbeda.

Jika Anda merasa kesulitan untuk minum obat setiap hari karena lupa atau lainnya,
tunjuklah salah satu anggota keluarga yang terdekat dengan Anda agar menjadi pengawas
minum obat (PMO) guna memastikan bahwa Anda sudah minum obat hari ini.

Anda mungkin juga menyukai