Anda di halaman 1dari 3

 Anamnesis

Identitas

 Nama
 Jenis Kelamin
 Usia
 Alamat
 Nomor telepon
 Agama
 Status Perkawinan
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Nama dan nomor keluarga yang dapat dihubungi
 Keluhan Utama
Kita dapat menanyakan keluhan utama pasien untuk berobat, kita juga dapat
menyakan alasan dia berobat kalau perlu dapat kita tanyakan siapa yang
merujuknya untuk berobat. Kita dapat tanyakan kejadiannya urutan
kronologisnya dari awal penyakit dimana berbagai perubahan mulai timbul
sampai keadaannya sekarang ini . catat juga kejadian pencetus dan berbagai
gejala yang muncul kemudian diurutkan seakurat mungkin berdasarkan waktu
kejadian.
Kita juga dapat menanyakan riwayat perkembangan kejiwaan anaknya dari
kecil sampai saat pasien datang kekita . apakah ada kesulitan dalam berteman
dengan teman sepermainnanya, apakah pasien mengalami keterbelakangan dan
kesulitan belajar sewaktu sekolah, bila pasien sudah menikah dapat kita tanyakan
bagaimana riwayat selama puber, hubungan dengan istri dan anak-anaknya.
Bagaimana dengan kebiasaan sehari-hari pasien apakah pasien suka minum-
minuman beralkohol menggunakan obat-obat hipnotik dan lain sebagainya.

 Riwayat Penyakit Sekarang


Dapat kita tanyakan apakah dahulu pasien pernah menderita sakit seperti ini ,
apakah pernah menjalani pengobatan sebelumnya, apakah pasien mendapatkan
hasil dari pengobatannya, dan lain sebagainya.

 Pemeriksaan Psikiatri ( Keadaan Mental )


1. Perilaku umum : penampilan , perilaku di bangsal sejak awal masuk rumah
sakit, sikap terhadap rumah sakit, dokter, perawat, pasien lain, kegiatan
makan, tidur, dsb.
2. Berbicara : uraikan cara pasien bicara, bukan apa yang dibicarakan. Banyak
atau sedikit, berbicara spontan atau hanya menjawab pertanyaan. Kecepatan
dan koherensi.
3. Afek: tidak hanya kegembiraan atau kesedihan, tetapi iritabilitas,
kebingungan , ketakutan, ansietas, . datar atau berubah-ubah, penyebab
perubahan, sesuai atau tidak sesuai. Ikap terhadap masa depan, masa lalu,
dan masa sekarang. Pikiran untuk bunuh diri.
4. Pola Pikir : mampu berpikir dalam bentuk abstrak (ujilah dengan berbagai
pepatah dan catat jawabannya ) secara konstan dengan alur bicara yang tidak
terputus-putus. Apakah pasien mengalami bloking, tekanan atau kekosongan
pikiran.
5. Isi Pikir : uraikan dengan lengkap isi piker , problem dan preokupasi.
Daftarkan kekuatiran utama pasien.
6. Waham dan salah interpetasi : keraguan terhadap lingkungan , ideas of
reference, persecution. Apakah ada wahan nihilistic , kebesaran , bersalah,
hipokondriasis dsb.
7. Halusinasi dan kelainan persepsi lainnya : apakah ada gangguan dalam
penglihatan, pendengaran , taktil yang pasien terima berdasarkan sumber dan
sifatnya, atau khayalan yang timbul pada diri sendiri .
8. Fenomena obsesi : isi obsesi dan seberapa kuat dia mempertahankannya .
kesadaran terhadap keanehan yang dia lakukan. Hubungannya dengan
keadaan emosi . hubungannya dengan tindakan konfulsif dan keagamaan.
9. Orientasi : mengetahui nama, identitas, tempat waktu, tanggal , orang lain ,
lingkungan rumah sakit.
10. Daya ingat ; dapat dinilai dari kemampuan pasien menjelaskan riwayatnya. Tes daya
ingat pasien terhadap kejadian yang baru terjadi dan kejadian masa lalu , daya ingat
terhadap daftar angka, nama dan alamat.
11. Perhatian dan kosentrasi : mudah dialihkan, preokupasi. Ujilah kemampuan pasien
untuk menyebutkan tanggal , dan bulan berurutan dari belakang secara berurutan.
Ujilah kemampuan pasien untuk menyebutkan angka pengurangan 7 dari 100, missal
100, 93, 86, dan seterusnya.
12. Pengetahuan umum : ujilah berdasarkan pengalaman dan pendidikan pasien ,
gunakan peristiwa yang baru terjadi nama , nama mentri , presiden, ibu kota, dan lain
sebagainya.
13. Insight dan Judgement : sikap terhadap keadaan saat ini. Merasa sakit? Perlu
pengobatan? Rencana masa depan ? sikap terhadap keuangan, keluarga ataupun
etika.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji darah, urin, dan pemeriksaan
penunjang lain sesuai keluhan pasien. Alasan penting untuk melakukan uji darah adalah
memeriksan adanya gangguan organik, memeriksan komplikasi fisik akibat gangguan
psikiatri, dan menemukan gangguan metabolik. Uji darah yang harus dilakukan yaitu,
pemeriksaan darah lengkap, urea dan elektrolit, uji fungsi tiroid, uji fungsi hati, kadar
vitamin B12 dan asam folat, serta serologi sifilis. Untuk pemeriksaan darah lini kedua
dapat dilakukan pemeriksaan kadar
kalsium, assay kortisol dan serologi HIV.
Pada uji urin kita melakukan skrining obat terlarang dalam urin untuk memeriksa
penyalahgunaan zat psikoaktif. Selain itu kita juga melakukan uji urin lengkap seperti
pada uji darah. Untuk pemeriksaan lain kita dapat melakukan
elektroensefalografi(EEG), elektrokardiografi(EKG), radiografi seperti x-ray dan ct
scan.
Referensi :
1. Buku Ajar Sistem Neurobihavior (Psikiatri). 2015. Fakultas Kedokteran Universitas
MuhammadiyahSemarang.
2. Penuntun CSL Ed.III Sistem Neuropsikiatri. 2019.Fakultas Kedokteran Universitas Muslilm
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai