Anda di halaman 1dari 4

Generator AC 1 Phase

Tuesday, June 8th, 2021 - Kelistrikan, Sepeda Motor


Salah satu jenis generator AC 1 phase adalah generator AC dengan flywheel magnet atau (Flywheel
Generator).
Pada dasarnya generator AC pada sistem pengisian sepeda motor dapat kita jumpai jenis generator AC 1
phase dan generator AC 3 phase.
Generator AC 1 Phase dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator)

Generator dengan flywheel magnet sering disebut sebagai alternator sederhana yang banyak digunakan
pada scooter dan sepeda motor kecil lainnya.

Flywheel magnet terdiri dari stator dan flywheel rotor yang mempunyai magnet permanen. Stator
diikatkan ke salah satu sisi crankcase (bak engkol). Dalam stator terdapat generating coils (kumparan
pembangkit listrik).

Gambar 1. Contoh konstruksi flywheel generator


1. Komponen-komponen flywheel generator 5. Seperangkat contact breaker (platina)
2. Flywheel rotor 6. Condenser (kapasitor)
3. Komponen-komponen stator 7. Lighting coil (spool lampu)
4. Stator plate (piringan stator) 8. Ignition coil (koil pengapian)
Catatan :
Pada gambar ini ignition coil termasuk bagian dari komponen stator. Pada mesin lainnya kemungkinan
digunakan external coil, karenanya ignition coil dalam flywheel generator diganti dengan ignition source
coil yang bentuknya hampir sama dengan lighting coil.
Aplikasi Generator AC 1 Phase dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator)

Terdapat beberapa tipe aplikasi/penerapan pada rangkaian sistem pengisian sepeda motor yang
menggunakan generator AC dengan flywheel magnet ini, diantaranya;
a. Sepeda motor yang keseluruhan sistem kelistrikannya menggunakan arus AC sehingga tidak
memerlukan rectifier untuk mengubah output pengisian menjadi arus DC.
b. Sepeda motor yang sebagian sistem kelistrikannya masih menggunakan arus AC (seperti
headlight lamp/lampu kepala, tail light/lampu belakang, dan meter lamp) dan sebagian kelistrikan
lainnya menggunakan arus DC (seperti horn/klakson, turn signal lamp/lampu sein). Rangkaian
sistem pengisiannya sudah dilengkapi dengan rectifier dan regulator. Rectifier digunakan untuk
mengubah sebagian output pengisian menjadi arus DC yang akan dialirkannya ke baterai.
Regulator digunakan untuk mengatur tegangan dan arus AC yang menuju ke sistem penerangan
dan tegangan dan arus DC yang menuju baterai.
Gambar 2. Rangkaian sistem pengisian dengan generator AC yang dilengkapi rectifier dan voltage Regulator

Berdasarkan gambar 2 di atas, regulator akan bekerja mengatur arus dan tegangan pengisian yang
masuk ke baterai dan mengatur tegangan yang masuk ke lampu supaya mendekati tegangan yang
konstan supaya lampu tidak cenderung berkedip. Pengaturan tegangan dan arus tersebut berdasarkan
peran utama ZD (zener dioda) dan SCR (thyristor). Jika tegangan dalam sistem telah mencapai tegangan
tembus (breakdown voltage) maka tegangan yang berlebih akan dialirkan ke massa. ZD yang dipasang
umumnya mempunyai tegangan tembus sebesar 14V. Untuk lebih memahami cara kerja ZD dan SCR
tersebut, perhatikan gambar 3 di bawah ini :

Gambar 3. Rangkaian sistem pengisian yang dilengkapi voltage regulator dan rectifier
Cara Kerja Sistem Pengisian Generator AC 1 Phase

Arus AC yang dihasilkan alternator disearahkan oleh rectifier dioda. Kemudian arus DC mengalir untuk
mengisi baterai. Arus juga mengalir menuju voltage regulator jika saklar untuk penerangan (biasanya
malam hari) dihubungkan. Pada kondisi siang hari, arus listrik yang dihasilkan lebih sedikit karena tidak
semua kumparan (coil) pada alternator digunakan.
Gambar 4. Sebuah dioda (A) dan empat buah dioda (B)

Pada saat tegangan dalam baterai masih belum mencapai tegangan maksimum yang ditentukan, ZD
masih belum aktif (off) sehingga SCR juga belum bekerja. Setelah tegangan yang dihasilkan sistem
pengisian naik seiring dengan naiknya putaran mesin, dan telah mencapai tegangan tembus ZD, maka
ZD akan bekerja dari arah kebalikan (katoda ke anoda) menuju gate pada SCR.

Selanjutnya SCR akan bekerja mengalirkan arus ke massa. Saat ini proses pengisian ke baterai terhenti.
Ketika tegangan baterai kembali menurun akibat konsumsi arus listrik oleh sistem kelistrikan (misalnya
untuk penerangan) dan telah berada di bawah tegangan tembus ZD, maka ZD kembali bersifat sebagai
dioda biasa. SCR akan menjadi off kembali sehingga tidak ada aliran arus yang di buang ke massa.
Pengisian arus listrik ke baterai kembali seperti biasa. Begitu seterusnya proses tadi akan terus berulang
sehingga pengisian baterai akan sesuai dengan yang dibutuhkan. Inilah yang dinamakan proses
pengaturan tegangan pada sistem pengisian yang dilakukan oleh voltage regulator.

Gambar 5. Gelombang arus yang keluar dari alternator

Alternator satu phase (single-phase alternator) merupakan alternator yang menghasilkan arus AC satu
gelombang, masing-masing setengah siklus (180°) untuk gelombang positif dan negatifnya (gambar 5
bagian A). Jika disearahkan hanya dengan satu buah dioda, maka hanya akan menghasilkan setengah
gelombang penuh (gambar 5 bagian B). Untuk itu pada rangkaian sistem pengisian yang menggunakan
alternator, dipasangkan rectifier (dioda) setidaknya 4 buah untuk menyearahkan arus yang menuju
baterai, sehingga bisa menghasilkan gelombang penuh pada sisi positifnya walau hanya menggunakan
alternator satu phase (gambar 5 bagian C).
Gambar 6. Contoh bentuk tipe alternator atau generator AC 1 phase pada mesin sepeda motor

Anda mungkin juga menyukai