Anda di halaman 1dari 12

UJM 7(1) 2018

UNNES Journal of Mathematics


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

ANALISIS PREDIKSI QUICK COUNT DENGAN METODE STRATIFIED


RANDOM SAMPLING DAN ESTIMASI CONFIDENCE INTERVAL
MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

Siti Faiqotul Ulya, YL. Sukestiyarno, Putriaji Hendikawati

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D7 Lt. 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Metode Stratified Random Sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui cara
Diterima Juli 2016 pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak setiap stratum, dan
Disetujui Oktober 2016 menggabungkannya untuk menaksir parameter populasi. Analisis yang digunakan
Dipublikasikan Mei 2018 adalah metode Inferensi Statistik, yaitu perhitungan proporsi dari perolehan suara
untuk mengetahui penyebaran suara dan estimasi confidence interval menggunakan
metode Maksimum Likelihood. Tujuan penelitian untuk menganalisis prediksi quick
count dengan pengambilan sampel, serta akurasi dan presisi pada Pilkada Jawa Tengah.
________________ Metode yang digunakan yaitu pemilihan masalah, merumuskan masalah, studi pustaka,
Keywords:
pemecahan masalah, dan penarikan kesimpulan. Teknik Stratified Random Sampling oleh
LSI pada Pilkada Jateng diperoleh ukuran sampel yang digunakan untuk prediksi
Stratified Random Sampling,
kemenangan sebesar 3.8362 pemilih yang tersebar di 87 TPS, sehingga estimasinya
Quick Count, Maksimum
menghasilkan rentang proporsi pemilih kandidat 1=0,1250< 𝜃̂1 <0,2963, kandidat
Likelihood
2=0,20552< 𝜃̂2 <0,39847, kandidat 3=0,3822< 𝜃̂3 < 0,5923. Perhitungan proporsi
kandidat 1= 21,07%, kandidat 2=30,2%, dan kandidat 3= 48,73% . Karena urutan
perolehan suara setiap kandidat sesuai antara KPU dan LSI, maka Pilkada Jateng
memiliki akurasi tinggi dan selisih hasil perhitungan terletak pada batas ketelitian yang
ditoleransi ini menandakan bahwa presisi yang tinggi.

Abstract
___________________________________________________________________
Stratified Random Sampling method is a sampling process through the process of division of the
population into strata, choosing a simple random sampling from each stratum, and incorporate
for use in estimating the population parameters. Analysis is the method Inference Statistics, which
formed the calculation of the proportion of votes to determine the spread of votes and estimate
confidence intervals using Maximum Likelihood methods. The purpose of this study was to
analying the implementation of the quick count with sampling process through the process and
analyze the accuracy and presicion on the local elections of central java. The method includes
selecting problems, formulate problems, library research, problem solving, and conclusion.
Stratified Random Sampling survey institution on the elections central java obtained a sample
size proportionally level of 38.362 samples of voters spread over 87, TPS so the estimation
produces a range proportion of voters candidate 1 is 0,1250< 𝜃̂1 <0,2963, candidate 2 is
0,20552< 𝜃̂2 <0,39847, candidate 3 is 0,3822< 𝜃̂3 < 0,5923. Calculation of proportion for
candidate 1 is 21,07%, candidate 2 is 30,2%, and candidate 3 is 48,73%. The order of votes for
each candidate are the same beteen the commission and the contens of the local elections of central
java in had a high accuracy indicates that having high precision.

How to Cite
___________________________________________________________________
Ulya S F, Sukestiyarno Y L & Hendikawati P. (2018). Analisis Prediksi Quick Count dengan
Metode Stratified Random Sampling dan Estimasi Confidence Interval Menggunakan Metode
Maksimum Likelihood. UNNES Journal of Mathematics 7(1) : 108-119.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6943
E-mail: ulya.faiqotul@gmail.com e-ISSN 2460-5859
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

PENDAHULUAN mampu mewakili populasi sesungguhnya dapat


Teknik perhitungan cepat atau metode dilihat pada perhitungan estimasi confidence
quick count telah berkembang di Tanah Air interval dengan diketahui ukuran sampel dan
semenjak dilaksanakannya pemilihan umum ukuran sampel sukses (Gilliland dan Melfi,
maupun pemilihan kepala daerah. Metode yang 2010). Proses perhitungan estimasi confidence
digunakan untuk melakukan perhitungan cepat interval untuk ukuran dari masing-masing
ini dengan sangat cepat dijadikan sebagai proporsi merupakan suatu kegiatan inferensi
alternatif baru oeh pemangku kepentingan atau statistik. Inferensi statistik untuk mengestimasi
pihak-pihak yang berkaitan dengn perebutan confidence interval dapat dicari dengan metode
kekuasaan baik skala nasional atau konteks Maksimum Likelihood.
lokal. Quick count dalam dunia ilmu statistika Besar perolehan hasil perhitungan proporsi
bukan merupakan hal yang baru. Namun, ukuran sampel yang dikatakan mampu untuk
menjadi topik yang perlu untuk mewakili populasi dapat dilakukan analisis
diperbincangkan karena keakuratan data yang mengenai tingkat akurasi dan presisinya (LSI,
nantinya dapat digunakan untuk menyajikan 2006). Hasil pelaksanaan quick count dapat
infomasi dengan ketepatan yang tinggi. dikatakan akurat jika suatu lembaga penelitian
Sehingga masyarakat berpendapat bahwa dapat dengan tepat memprediksi siapa yang
perhitungan cepat adalah sebagai cara tepat dan menjadi pemenang dalam pelaksanaan
cepat untuk digunakan dalam menentukan pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah
siapa yang menang atau kalah dalam proses dan struktur atau urutan peringkat dari partai
pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. pemenang pemilihan umum atau pemilihan
Menurut Ujiyati (2004) kesalahan yang kepala daerah. Sedangkan untuk hasil quick
mendasari kontroversi adanya quick count adalah count dapat dikatakan mempunyai presisi yang
penarikan sampel yang digunakan. Jika dalam tinggi jika mempunyai nilai selisih proporsi
penarikan sampel dilakukan dengan benar dan yang kecil untuk masing-masing kandidat
prosedur pencatatan dilakukan dengan tepat, dilihat dari hasil KPU dan suatu lembaga
meskipun hanya menggunakan sampel TPS, peneliti.
maka hasil dari quick count dapat Rumusan masalah dalam penelitian ini
menggambarkan hasil pemilihan umum atau adalah (1) Bagaimana analisis prediksi quick
pemilihan kepala daerah. count dengan metode Stratified Random Sampling
Adapun teknik yang digunakan dalam dan estimasi confidence interval menggunakan
penarikan sampel saat quick count adalah metode metode Malsimum Likelihood? (2) Bagaimana
Stratified Random Sampling. Metode Stratified analisis akurasi dan presisi quick count dengan
Random Sampling merupakan metode penarikan metode Stratified Random Sampling dan estimasi
sampel yang dilakukan dengan cara membagi confidence interval menggunakan metode
populasi menjadi populasi yang lebih kecil, Malsimum Likelihood pada Pemilihan Kepala
pembentukan harus sedemikian rupa sehingga Daerah Provindi Jawa Tengah tahun 2013 oleh
setiap stratum homogeny berdasarkan suatu Lembaga Survei Indonesia jika dibandingkan
atau beberapa kriteria tertentu, kemudian dari dengan perolehan resmi Komisi Pemilihan
setiap stratum diambil sampel secara acak (Taro Umum?
Yamane, 1967). Metode yang digunakan ini Perolehan hasil dari proporsi atau
dapat dimungkinkan untuk setiap anggota presentase ukuran sampel menunjukkan adanya
populasi mempunyai peluang yang sama untuk suatu karakteristik yang tersendiri. Dalam hal
dipilih digunakan sebagai sampel, sehingga ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
proses pengukuran dapat dilakukan dengan memilih atau tidak memilih dalam pelaksanaan
melibatkan sedikit sampel. Meskipun tidak pemilu. Dalam memperhitungkan ukuran
melibatkan semua anggota populasi, hasil sampel yang dibutuhkan untuk suatu margin of
survey dapat digeneralisasikan sebagai error dan koefisien reliabilitas tertentu adalah
representasi populasi (Cochran, 1977). Sehingga Cochran (1977)
nantinya akan diperoleh berbagai macam 𝑁𝑍 2 𝑝𝑞
informasi statistik yang sangat bermanfaat 𝑛= .
𝑁𝐸 2 + 𝑍 2 𝑝𝑞
untuk masalah-masalah yang ada. Jumlah
sampel TPS yang digunakan adalah Dalam quick count 𝑛 = ukuran atau jumlah
proporsional dari masing-masing daerah
sampel pemilih dalam pemilihan, 𝑍 = Koefisien
pemilihan (LSI, 2006).
reliabilitas atau nilai variabel normal standar,
Untuk dapat mengetahui besar dari
𝐸 = Tingkat kesalahan yang ditoleransi (margin
proporsi ukuran sampel yang ditetapkan pada
of error), 𝑝 = proporsi yang memilih dalam
hasil quick count yang nantinya dapat dikatakan
pelaksanaan pemilihan, 𝑞 = proporsi yang tidak

109
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

memilih dalam pelaksanaan pemilihan yaitu Dalam pembahasan masalah yang dikaji
(1 − 𝑝) , 𝑁 = Ukuran atau jumlah populasi ini dilakukan dengan melalui beberapa langkah
pemilih dalam pemilihan. yaitu sebagai berikut.
Sesuai ukuran sampel pemilih yang 1. Mengidentifikasi dan mengumpulkan
diperoleh tersebut maka ukuran rata-rata TPS di materi-materi prasyarat yang nantinya
seluruh Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa digunakan sebagai pedoman dalam
Tengah yang akan digunakan untuk mencari melakukan analisis mengenai peleksanaan
ukuran sampel TPS dapat ditentukan. Suatu quick count dengan metode Stratified
lembaga penyelenggara proses pelaksanaan Random Sampling dan estimasi confidence
quick count menerapkan prinsip probabilitas interval menggunakan metode Maksimum
dalam penarikan sampel (Kurnia, 2015). Likelihood pada quick count Pemilihan
Setelah data masuk kedalam database, Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah
maka setelah itu diperoleh ukuran sampel TPS tahun 2013.
dan ukuran sampel TPS sukses untuk setiap
masing-masing kandidat, perhitungan proporsi 2. Menganalisis data sebagai studi kasus:
dapat dihitung dengan cara mengestimasi a. Menentukan lembaga penelitian yang akan
confidence interval menggunakan metode digunakan sebagai studi kasus
Maksimum Likelihood. Metode Maksimum b. Menentukan Populasi dan Sampel
Likelihood dilakukan dengan menentukan • Populasi
estimasi proporsi binomial. Selanjutnya menjadi Populasi pemilih dalam pelaksanan
dasar untuk inferensi di dalam metode quick count adalah seluruh pemilih yang
Maksimum Likelihood, maka dapat diperoleh telah memiliki hak pilih dan telah terdaftar
estimasi titik, interval, dan lakukan uji hipotesis di TPS sebagai pemilih tetap serta dalam
Maksimum Likelihood untuk parameter yang pelaksanaan pemilihan. Populasi TPS
diestimasi. dalam pelaksanaan quick count adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk seluruh TPS yang ada di seluruh Provinsi
menganalisis prediksi quick count dengan Jawa Tengah.
pengambilan sampel, serta mengetahui besar • Sampel
nilai dari tingkat akurasi dan presisi Adapun yang menjadi sampel pemilih
pelaksanaan perhitungan cepat suatu lembaga dalam pelaksanaan quick count adalah
survei quick count berdasarkan pengamatan ilmu pemilih yang akan memilih di TPS yang
statistika. telah terpilih secara acak. TPS yang
terpilih secara acak tersebut akan menjadi
METODE sampel dalam pelaksanaan quick count.
Metode yang digunakan pada penelitian ini c. Menentukan Ukuran Sampel Pemilih
adalah studi literatur atau kajian pustaka Pelaksanaan quick count ini menggunakan
dengan beberapa tahap sebagai berikut: metode pengambilan sampel yang dilakukan
pemilihan masalah, merumuskan masalah, studi secara acak. karena ini, untuk mengetahui besar
pustaka, pemecahan masalah, dan penarikan ukuran sampel pemilih yang harus diambil agar
kesimpulan. dapat merepresentasikan atau mewakili
Pemilihan dan perumusan suatu masalah populasi, maka dapat ditentukan dengan
sangat diperlukan untuk membatasi melalui persamaan berikut.
permasalahan yang akan dikaji, sehingga dapat
diperoleh bahan kajian yang jelasdan sesuai. 𝑁𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)]
Sehingga akan mempermudah dalam 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ =
𝑁𝐸 2 + 𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)]
menentukan langkah untuk memecahkan
permasalahan tersebut. 𝑛 = ukuran atau jumlah sampel pemilih
Studi pustaka dilakukan dengan cara dalam pemilihan, 𝑍 = Koefisien reliabilitas atau
mengumpulkan berbagai sumber informasi yang nilai variabel normal standar, 𝐸 = Tingkat
berkaitan tentang penelitian yang akan dikaji kesalahan yang ditoleransi (margin of error), 𝑝 =
berupa buku, teks, jurnal, dan literatur lainnya. proporsi yang memilih dalam pemilihan, 𝑞 =
Setelah sumber pustaka yang akan digunakan proporsi yang tidak memilih dalam pemilihan
sudah terkumpul, dilanjutkan dengan menelaah yaitu (1 − 𝑝) , 𝑁 = Ukuran atau jumlah
sumber pustaka yang didapat tersebut untuk populasi pemilih dalam pemilihan.
dijadikan sebagai landasan dalam melakukan Pada saat menentukan besar tingkat
analisis permasalahan yang akan dikaji. kepercayaan yang sering digunakan adalah
95%, sedangkan untuk besar proporsi yang

110
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

digunakan adalah 50% : 50% atau diasumsikan ukuran sampel TPS per Kabupaten atau Kota
bahwa besar proporsi dari populasi beragam sudah diperoleh, maka metode Stratified Random
(heterogen). Besar dari proporsi tersebut harus Sampling dapat diterapkan, sehingga semua
ditentukan karena terdapat beberapa alasan- Kabupaten atau Kota di seluruh Provinsi Jawa
alasan. Pertama, karena besar proporsi dari Tengah dapat terwakili oleh hasil dari penarikan
populasi tidak diketahui sebelumnya. Kedua, sampel yang telah dilakukan. Dalam melakukan
angka sampling error pada proporsi tersebut penentuan ukuran sampel TPS untuk masing-
adalah angka maksimal, peneliti dapat lebih masing Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa
mudah dalam menyimpulkan hasil penelitian Tengah ditentukan secara proporsional dengan
(Eriyanto, 1990). menggunakan perumusan sebagai berikut (LSI,
d. Menentukan ukuran Sampel TPS 2006)
Ukuran sampel dari TPS yang akan
digunakan sebagai unit analisis dalam quick 𝑛𝑖 = 𝑛 × 𝑃𝑖 dimana 𝑖 = 1,2, … , 35
count ini dapat ditentukan sebagai berikut (LSI,
2006). dimana
𝑛𝑖 = ukuran sampel TPS di Kabupaten atau
Ukuran Populasi Pemilih Kota 𝑘𝑒 − 𝑖 . 𝑛 = ukuran sampel TPS secara
Ukuran Rata − rata TPS =
Ukutan Populasi TPS keseluruhan. 𝑃𝑖 = Proporsi ukuran populasi
TPS setiap Kabupaten atau Kota 𝑘𝑒 − 𝑖 (ukuran
Ukuran Sampel Pemilih populasi TPS Kabupaten atau Kota 𝑘𝑒 − 𝑖
Ukuran sampel TPS =
Ukuran Rata − rata TPS dibagi dengan ukuran populasi TPS secara
keseluruhan).
Ukuran rata-rata TPS adalah rata-rata f. Manajemen Data
jumlah pemilih dalam 1 TPS, sehingga hasilya Manajemen data mempunyai peranan
harus berupa bilangan bulat. Apabila didapat yang sangat penting dalam proses quick count.
nilai dalam bentuk bilangan desimal, maka Dengan dilakukannya manajemen data yang
harus dibulatkan terlebih dahulu sebelum baik, validitas, dan reliabilitas data hasil quick
digunakan untuk mencari jumlah sampel dari count dapat terjamin, sehingga quick count akan
TPS yang akan diambil dalam perhitungan berjalan sesuai harapan atau ketentuan yang
prediksi quick count. ditentukan. Manajemen data diawali dari proses
e. Memilih sampel TPS dengan Metode pengambilan data yang terdapat di lapangan
Stratified Random Sampling oleh surveyor, perhitungan suara hingga pada
Metode Stratified Random Sampling tahapan terakhir yaitu publikasi hasil dari quick
merupakan proses pengambilan sampel melalui count.
proses pembagian populasi ke dalam strata, Metode Stratified Random Sampling
memilih sampel acak sederhana dari setiap merupakan metode yang digunakan dalam
stratum, dan menggabungkannya ke dalam pemilihan sampel TPS. Pelaksanaan analisis
sebuah sampel untuk digunakan dalam statistiknya menggunakan metode Statistika
menaksir parameter populasi. Teknik tersebut Deskripstif, berupa perhitungan besar proporsi
dimungkinkan setiap anggota dari populasi dari perolehan suara pemilihan dari seluruh
mempunyai besar peluang yang sama untuk sampel TPS, untuk mengetahui penyebaran
dipilih dan digunakan sebagai sampel, sehingga suara pada masing-masing peserta Pemilihan.
pengukuran nantinya dapat dilakukan dengan Jika 𝑛 ukuran dari merupakan ukuran
hanya melibatkan sedikit dari beberapa sampel seluruh sampel pemilih yang memilih di TPS
saja. Meskipun tidak melibatkan semua anggota tersampel, maka
populasi, hasil survey dapat digeneralisasikan
sebagai representasi populasi. Sehingga ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝐴
nantinya akan diperoleh berbagai bentuk 𝑃𝐴 =
informasi mengenai ilmu statistik yang sangat 𝑛
bermanfaat untuk masalah-masalah yang ada. 1, jika memilih kandidat A
Ukuran sampel TPS yang digunakan adalah dengan 𝑋𝐴 = {
0, jika tidak memilih kandidat A
proporsional dari masing-masing daerah
pemilihan (LSI, 2006). Demikian metode yang digunakan untuk
Setelah diperoleh besar dari ukuran sampel melakukan perhitungan besar proporsi dari
TPS, maka selanjunya menggunakan metode perolehan suara pemilihan untuk masing-
penarikan sampel ber-strata agar memperoleh masing calon peserta pemillihan lainnya.
ukuran sampel TPS pada setiap Kabupaten atau Adapun metode yang digunakan dalam
Kota di Provinsi Jawa Tengah. Jika besar data melakukan analisis adalah metode Inferensi

111
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Statistik, yaitu berupa perhitungan proporsi akhir yang dilakukan oleh penyelenggara
perolehan suara pemilihan dari seluruh sampel pemilihan yaitu KPU. Quick count dapat
TPS, untuk mengetahui penyebaran dari dikatakan berhasil jika memiliki selisih dari
perolehan suara untuk masing-masing kandidat. hasil perhitungan yang lebih kecil daripada
Dengan diketahui jumlah sampel TPS dan tingkat ketelitian yang ditoleransi (margin of
sampel sukses dari setiap kandidat, perhitungan error).
proporsi dapat dihitung dengan mengestimasi h. Publikasi Hasil Quick Count
confidence interval menggunakan metode Hasil dari quick count dapat dipublikasikan
Maksimum Likelihood. setelah sebagian besar data yang diperoleh dari
Adapun prosedur yang dilakukan dalam perhitungan suara sampel TPS telah terkumpul
melaksanakan estimasi confidence interval secara menyeluruh dan memperoleh hasil
menggunakan metode Maksimum Likelihood perhitungan suara dari masing-masing kandidat
adalah sebagai berikut. dalam keadaan stabil. pertimbangan yang paling
a. Menentukan estimasi proporsi binomial penting dalam memutuskan apakah hasil
𝜃 sementara dari quick count dapat dilaporkan atau
Metode untuk melakukan stimasi tidak adalah dengan mengecek stabilitas
dalam inferensi klasik adalah dengan perolehan suara. Permulaan perhitungan umum
menggunakan metode Maksimum dari perolehan suara untuk masing-masing
Likelihood. Dengan mengetahui kandidat belum stabil. Sebelumnya perolehan
banyaknya kejadian sukses pada suara dari masing-masing kandidat sempat
percobaan, maka hasil estimasi dari 𝜃 mengalami saling kejar mengejar. Akan tetapi
berdistribusi binomial. ketika sebagian besar data dari perolehan suara
b. Menghitung nilai ekspektasi dan untuk sampel TPS telah masuk, akan terjadi
variansi. stabilitas suara. Hal ini dapat menjadi patokan
Dalam estimasi 𝜃 klasik, estimasi bahwa hasil quick count telah dapat
mempunyai pengertian untuk menentukan dipublikasikan.
besar nilai dari mean.
c. Estimasi confidence interval HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode Maksimum Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Likelihood dan uji hipotesis menyatakan bahwa dalam rekapitulasi data
Dalam inferensi klasik, pendekatan pemilih tetap dalam Pemilihan Kepala Daerah
untuk confidence interval adalah dengan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 terdapat 35
melakukan pendekatan normal terhadap Kabupaten atau Kota dengan ukuran populasi
binomial. Dalam suatu permasalahan pemilih total adalah 27.385.985 yang tersebar
dalam hal menguji sebuah hipotesis, ini dalam beberapa TPS yaitu 61.951 TPS.
dilakukan untuk mengapromasikan ke Rekapitulasi data berupa ukuran Populasi
distribusi normal. TPS pemilih tetap Pilkada Jawa Tengah tahun
g. Melakukan Analisis Terhadap Hasil Quick 2013 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Count disajikan dalam bentuk tabel 1 sebagai berikut.
Analisis terhadap hasil quick count dapat
dilakukan dengan cara membandingkan hasil Tabel 1. Ukuran Populasi TPS
perolehan dari quick count yang telah diperoleh
dengan hasil perhitungan resmi yang telah Ukuran Ukuran
diselenggarakan oleh panitia pemilihan yaitu Provinsi Populasi Populasi
KPU. Kegiatan ini dilakukan guna untuk TPS TPS)
mengetahui tingkat akurasi maupun tingkat Kab. Cilacap 1.485.899 3.107
presisi dari hasil pelaksanaan quick count. Hasil Kab. Banyumas 1.313.028 2.710
dari pelaksanaan quick count dapat dikatakan Kab. Purbalingga 726.217 1.629
memiliki akurasi yang tinggi jika hasil quick Kab. Banjarnegara 759.499 1.710
count tersebut dapat digunakan untuk Kab. Kebumen 1.054.587 2.464
Kab. Puworejo 634.296 1.599
meramalkan siapa pemenang dan urutan
Kab. Wonosobo 653.771 1.556
komposisi pemenang dalam pemilihan. Kab. Magelang 959.332 2.392
Sedangkan hasil dari pelaksanaan quick count Kab. Boyolali 810.118 1.913
dapat dikatakan memiliki tingkat presisi yang Kab. Klaten 1.014.794 2.475
tinggi jika memiliki besar dari selisih proporsi Kab. Sukoharjo 685.484 1.420
yang kecil untuk masing-masing kandidat Kab. Wonogiri 919.901 2.160
antara hasil quick count dengan hasil perhitungan Kab. Karanganyar 691.104 1.604
Kab. Sragen 782.756 1.649

112
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Kab. Grobogan 1.098.827 2.495


Kab. Blora 704.896 1.686 Ukuran Rata − rata TPS =
Ukuran Populasi Pemilih
Kab. Rembang 473.335 1.143 Ukutan Populasi TPS
Kab. Pati 1.026.787 2.295 27.385.985
Kab. Kudus 600.448 1.394 = = 442,05 ≈ 442 pemilih tiap TPS
38362
Kab. Demak 839.022 1.773
Kab. Jepara 837.359 1.806 Adapun untuk ukuran sampel TPS
Kab. Semarang 749.397 1.660 diperoleh dengan menggunakan formula adalah
Kab. Temanggung 578.508 1.717
sebagai berikut.
Kab. Kendal 758.930 1.662
Kab. Batang 577.707 1.535 38362
Kab. Pekalongan 704.852 1.465 Ukuran sampel TPS = = 87 TPS.
442
Kab. Pemalang 1.102.735 2.121
Kab. Tegal 1.180.477 2.483 Jadi ukuran sampel TPS yang digunakan
Kab. Brebes 1.488.243 3.049
untuk memprediksi pelaksanaaan quick count
Kota Magelang 94.302 200
Kota Salatiga 128.620 378 agar mengetahui kemenangan dari calon atau
Kota Surakarta 408.507 981 kandidat Pemilihan Kepala Daerah Provinsi
Kota Semarang 1.125.696 2.807 Jawa Tengah tahun 2013 yaitu 87 TPS.
Kota Pekalongan 216.381 506
Kota Tegal 200.470 407 2. Tingkat kesalahan yang dikehendaki
(Margin of Error)
TOTAL 27.385.985 61.951
Dikarenakan dalam memprediksi quick
Sumber: KPU, 2013
count menggunakan sampel, maka terdapat
beberapa kesalahan dalam melakukan
1. Menentukan ukuran sampel TPS perhitungannya. Dengan ketentuan apabila
Diketahui besar ukuran populasi pemilih semakin besar ukuran sampel maka semakin
adalah sebesar 27.385.985 orang dan tersebar kecil untuk angka margin of errornya. Adapun
dalam 61.951 TPS. Pelaksanaan Perhitungan formulanya adalah sebagai berikut.
quick count menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% dengan margin of error diperkirakan
√𝑝(1 − 𝑝)
0,5% (secara nasional). Formula yang 𝐸= ×𝑍
digunakan untuk mencari ukuran sampel √𝑛
pemilih adalah sebagai berikut.
𝑝(1 − 𝑝) = Keragaman Populasi, 𝑍
𝑁𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)] adalah tingkat kepercayaan yang dikehendaki
𝑛= (untuk 95% adalah 1,96), dan 𝑛 = ukuran
𝑁𝐸 2 + 𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)]
sampel TPS.
Berdasarkan perhitungan dengan
𝑍 = Mengacu pada tingkat kepercayaan (untuk
menggunakan formula diatas dalam
tingkat kepercayaan 95% nilai Z adalah sebesar
menentukan margin of error, diperoleh tingkat
1,96). 𝑝(1 − 𝑝) = Keragaman Populasi,
kesalahan yang dikehendaki adalah sebesar
keragaman populasi disini dinyatakan dalam
0,11% dan menggunakan tingkat kepercayaan
bentuk proporsi. Proporsi yang digunakan
adalah sebesar 95%.
adalah pada saat keragaman menduduki tempat
yang tertinggi terjadi dimana 𝑝 = 50% (atau
3. Menetukan ukuran sampel TPS di setiap
0,5). 𝐸 = Kesalahan sampling yang dikehendaki
Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa
(margin of error). 𝑁 = ukuran populasi pemilih. Tengah
Sehingga nantinya akan diperoleh ukuran dari Setelah diperoleh ukuran sampel TPS
sampel pemilih dengan jumlah yaitu 87 TPS yang akan
digunakan, maka dengan menggunakan metode
𝑁𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)] strata agar dapat diperoleh sampel TPS di setiap
𝑛=
𝑁𝐸 2 + 𝑍 2 [𝑝(1 − 𝑝)] Kabupaten atau Kota. Jika dalam data untuk
27.385.985(1,962 )0,25 ukuran sampel TPS per daerah sudah diperoleh,
=
27.385.985(0,0052 ) + (1,962 )0,25 maka metode Stratified Random Sampling dapat
= 38362 pemilih diterapkan, sehingga semua Kabupaten atau
Kota di seluruh Provinsi Jawa Tegah dapat
Selanjutnya adalah menghitung untuk terwakili dengan hasil penarikan sampel yang
ukuran rata-rata TPS, dengan menggunakan sudah diperoleh. Penentuan ukuran sampel TPS
formulanya adalah sebagai berikut. untuk setiap Kabupaten atau Kota di seluruh

113
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Provinsi Jawa Tengah secara proporsional Kab. Batang 1.535 2,48 2


dicari menggunakan formula sebagai berikut. Kab. 1.465 2,36 2
Pekalongan
𝑛𝑖 = 𝑛 × 𝑃𝑖 dimana 𝑖 = 1,2, … , 35 Kab. Pemalang 2.121 3,42 3
Kab. Tegal 2.483 4,01 3
𝑛𝑖 = ukuran sampel TPS di Kabupaten atau Kab. Brebes 3.049 4,92 4
Kota 𝑘𝑒 𝑖 Kota Magelang 200 0,32 0
𝑛 = ukuran sampel TPS secara keseluruhan Kota Salatiga 378 0,61 1
𝑃𝑖 = Proporsi ukuran populasi TPS setiap Kota Surakarta 981 1,58 1
Kabupaten atau Kota 𝑘𝑒 − 𝑖 (ukuran Kota Semarang 2.807 4,53 4
populasi TPS Kabupaten atau Kota 𝑘𝑒 − 𝑖 Kota 506 0,82 1
dibagi dengan ukuran populasi TPS secara Pekalongan
keseluruhan). Kota Tegal 407 0,66 1
Total 61.951 100,00 87
Hasil dari penentuan ukuran sampel TPS
di setiap Kabupaten atau Kota di seluruh
4. Melakukan managemen data
Provinsi Jawa Tengah ini telah mengalami
Pelaksana managemen data yang
pembulatan yang ditunjukkan dalam tabel 2.
diterjunkan sebagai surveyor yang melakukan
pengambilan data berupa hasil perhitungan
Tabel 2. Penentuan Ukuran Sampel TPS setiap
suara yang telah dilakukan oleh masing-masing
Kabupaten atau Kota di seluruh Provinsi Jawa
sampel TPS di seluruh Kabupeten atau Kota di
Tengah
Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya data yang
telah diperoleh ini akan dikirim ke database
Ukuran
Proporsi
Ukuran agar dapat terkumpul menjadi satu melalui SMS
ukuran center. Selain itu juga data akan dikirim kepada
Provinsi Populasi Sampel
populasi koordinator daerah atau supervisor. Koordinator
TPS TPS (ni)
TPS (%)
daerah akan melakukan verifikasi data yang
Kab. Cilacap 3.107 5,02 4 dihimpun dengan data yang telah dikirimkan
Kab. Banyumas 2.710 4,37 3 langsung oleh relawan lapangan ke server (sms
Kab. center). Data dari hasil pelaksanaan quick count
Purbalingga 1.629 2,63 2 selanjutnya akan disimpan di database pusat
Kab. untuk dilakukan analisis.
Banjarnegara 1.710 2,76 2
Kab. Kebumen 3,98 3,98 3 5. Analisis Proporsi ukuran sampel yang
Kab. Puworejo 1.599 2,58 2 mewakili populasi dengan estimasi
Kab. Wonosobo 1.556 2,51 2 confidence interval menggunakan metode
Kab. Magelang 2.392 3,86 3 Maksimum Likelihood
Kab. Boyolali 1.913 3,09 3 Jumlah ukuran sampel TPS yang diperoleh
Kab. Klaten 2.475 4,0 3
dalam perhitungan ukuran sampel TPS yang
akan digunakan untuk menganalisis prediksi
Kab. Sukoharjo 1.420 2,29 2
quick count dalam Pemilihan Kepala Daerah
Kab. Wonogiri 2.160 3,49 3
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 ( 𝑛 = 87 )
Kab.
akan diuji mengenai proporsi ukuran sampel
Karanganyar 1.604 2,58 2 TPS, dimana dalam proses manajemen data
Kab. Sragen 1.649 2,66 2 yang dilakukan diperoleh besar ukuran sampel
Kab. Grobogan 2.495 4,03 4 TPS sukses kandidat 1 adalah 18 ( 𝑥1 =
Kab. Blora 1.686 2,72 2 18 ),sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi
Kab. Rembang 1.143 1,85 2 sampel TPS kandidat 1 adalah
Kab. Pati 2.295 3,70 3 𝑥1 18
𝜃̂ = = = 0,2107 atau 21,07%.
Kab. Kudus 1.394 2,25 2 𝑛 87
Kab. Demak 1.773 2,86 2 Hasil diatas diasumsikan bahwa proporsi
Kab. Jepara 1.806 2,92 3 dari besar ukuran sampel TPS dari kategori
2,68
pemilih kandidat 1 pada Pemilihan Kepala
Kab. Semarang 1.660 2
Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Kab.
berdistribusi Binomial 𝜃 , sehingga dapat
Temanggung 1.717 2,77 2 dikatakan besar proporsi ukuran sampel TPS
Kab. Kendal 1.662 2,68 2

114
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

dari pemilih yang memilih kandidat 1 adalah dikatakan bahwa proporsi sampel TPS kandidat
21,07%. Besar nilai dari Ekspektasi adalah 2 adalah
𝐸(𝑋) = 𝑛𝜃̂ 𝑥2 26
𝜃̂ = = = 0,302 atau 30,2%.
dengan hasil sebesar 18,3309. Selanjutnya 𝑛 87
didapat besar nilai dari variansi dari distribusi
Hasil ini diasumsikan bahwa proporsi dari
Binomial adalah
ukuran sampel TPS dari kategori pemilih
𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝑛𝜃̂(1 − 𝜃̂ ) kandidat 2 pada Pemilihan Kepala Daerah
= 14,46858 Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 berdistribusi
Binomial 𝜃 , sehingga dapat dikatakan besar
Confidence interval untuk koefisien proporsi ukuran TPS yang memilih kandidat 2
konfidensi 1 − 𝛼 dinyatakan sebagai berikut . adalah 30,2%. Besar nilai dari Ekspektasi
adalah
𝐸(𝑋) = 𝑛𝜃̂
𝜃̂(1 − 𝜃̂)
[𝜃̂ − 𝑍1−𝛼⁄2 √ < 𝜃̂ dengan hasil sebesar 26,274. Selanjutnya
𝑛
didapat besar nilai dari variansi dari distribusi
Binomial adalah
𝜃̂(1 − 𝜃̂)
< 𝜃̂ + 𝑍1−𝛼⁄2 √ ] 𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝑛𝜃̂(1 − 𝜃̂ )
𝑛
= 18,33925
Maka dapat disimpulkan bahwa besar proporsi
kategori pemilih kandidat 1 dalam Pemilihan Confidence interval untuk koefisien
Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun konfidensi 1 − 𝛼 dinyatakan sebagai berikut .
2013 adalah antara 12,50% dan 29,63%.
Misalkan akan diuji hipotesis berikut. 𝜃̂(1 − 𝜃̂)
[𝜃̂ − 𝑍1−𝛼⁄2 √ < 𝜃̂
𝐻0 ∶ 𝜃 = 0,1250 𝑛
𝐻1 ∶ 𝜃 ≠ 0,1250
𝜃̂(1 − 𝜃̂)
Dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dan < 𝜃̂ + 𝑍1−𝛼⁄2 √ ]
𝑛
(𝜃̂ − 𝜃0 )
𝑍0 =
√𝜃0 (1 − 𝜃0 )⁄𝑛 Maka dapat disimpulkan bahwa besar proporsi
ukuran sampel TPS yang pemilih kandidat 2
diperoleh 2,60322928. Sedangakan untuk dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
𝑍 > 𝑍𝛼 , maka terima 𝐻1 , sehingga data Tengah tahun 2013 adalah antara 20,552% dan
2
mempunyai cukup bukti untuk menyatakan 39,847%.
bahwa 𝜃 = 0,2107. Misalkan akan diuji hipotesis berikut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa besar 𝐻0 ∶ 𝜃 = 0,20552
proporsi ukuran sampel TPS yang pemilih 𝐻1 ∶ 𝜃 ≠ 0,20552
kandidat 1 pada Pemilihan Kepala Daerah
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 adalah Dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dan
21,07% ≈ 21,07%. Hasil ini dapat digunakan (𝜃̂ − 𝜃0 )
𝑍0 =
untuk menganalisis atau mengetahui
kemenangan dalam pelaksanaaan quick count √𝜃0 (1 − 𝜃0 )⁄𝑛
pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah diperoleh 2,226984. Sedangkan untuk 𝑍 > 𝑍𝛼 ,
Jumlah ukuran sampel TPS yang diperoleh 2
dalam perhitungan ukuran sampel TPS yang maka terima 𝐻1 , sehingga data mempunyai
akan digunakan untuk menganalisis prediksi cukup bukti untuk menyatakan bahwa : 𝜃 =
quick count dalam Pemilihan Kepala Daerah 0,302.
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 ( 𝑛 = 87 ) Jadi dapat disimpulkan bahwa proporsi
akan diuji mengenai proporsi ukuran sampel ukuran sampel TPS yang pemilih kandidat 2
TPS, dimana dalam proses manajemen data pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
yang dilakukan diperoleh besar ukuran sukses Tengah tahun 2013 adalah 30,2% ≈ 30,2% .
kandidat 2 adalah 26 (𝑥2 = 26 ), sehingga dapat Hasil yang kedua ini yaitu 30,2% . dapat
digunakan untuk menganalisis atau mengetahui

115
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

kemenangan dalam pelaksanaaan quick count diperoleh 2,016. Sedangkan untuk 𝑍 > 𝑍𝛼 ,
pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah maka terima 𝐻1 , sehingga data mempunyai
2

Jumlah ukuran sampel TPS yang diperoleh


cukup bukti untuk menyatakan bahwa : 𝜃 =
dalam perhitungan prediksi quick count
0,4873.
Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 ( 𝑛 = 87 ) akan diuji Jadi dapat disimpulkan bahwa proporsi
mengenai proporsi ukuran sampel TPS, dimana ukuran sampel TPS pemilih kandidat 3 pada
dalam proses manajemen data yang dilakukan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
diperoleh besar ukuran sampel TPS sukses Tengah tahun 2013 adalah 48,7%. Hasil yang
kandidat 3 adalah 43 (𝑥3 = 43 ),sehingga dapat kedua ini yaitu 48,73%. dapat digunakan untuk
dikatakan bahwa proporsi ukran sampel TPS menganalisis atau mengetahui kemenangan
pemilih kandidat 3 adalah dalam quick count pada Pemilihan Kepala
Daerah Jawa Tengah.
𝑥3 43 Sedangkan untuk melakukan analisis
𝜃̂ = = = 0,4873 atau 48,73%. proporsi dengan Statistika Deskriptif adalah
𝑛 87
sebagai berikut. Jika 𝑛 merupakan total ukuran
Hasil ini diasumsikan bahwa besar sampel TPS yang digunakan untuk menghitung
proporsi ukran sampel TPS kategori pemilih proporsi atau persentase perolehan suara untuk
kandidat 3 pada Pemilihan Kepala Daerah masing-masing kandidat atau calon, maka
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 berdistribusi
Binomial 𝜃 , sehingga dapat dikatakan bahwa ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝐴
𝑃𝐴 =
besar proporsi ukuran sampel TPS yang 𝑛
memilih kandidat 3 adalah 48,73%. Besar nilai
1, jika memilih kandidat A
dari Ekspektasi adalah dengan 𝑋𝐴 = {
0, jika tidak memilih kandidat A
𝐸(𝑋) = 𝑛𝜃̂ Hasil perhitungan cepat (quick count) yang
diumumkan oleh Lembaga Survei Indonesia
dengan hasil sebesar 42,3951. Selanjutnya (LSI) adalah sebagai berikut.
didapat besar nilai dari variansi dari distribusi
Binomial adalah 1. Pasangan calon Gubernur Jawa
Tengah dan calon Wakil Gubernur Jawa
𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝑛𝜃̂(1 − 𝜃̂ ) Tengah kandidat 1 pada Pemilihan Kepala
= 21,75359 Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013,
memperoleh 21,07% ≈ 21% suara.
𝑋1
Confidence interval untuk koefisien 𝑃1 = dengan 𝑋1
konfidensi 1 − 𝛼 dinyatakan sebagai berikut . 𝑛
1, jika memilih kandidat 1
={
0, jika tidak memilih kandidat 1
𝜃̂(1 − 𝜃̂)
[𝜃̂ − 𝑍1−𝛼⁄2 √ < 𝜃̂ Karena data yang tersedia hanya data
𝑛
akumulasi untuk masing-masing Kabupaten
atau Kota saja, maka
𝜃̂(1 − 𝜃̂)
< 𝜃̂ + 𝑍1−𝛼⁄2 √ ]
𝑛 𝑋1
𝑃1 =
𝑛
Maka dapat disimpulkan bahwa proporsi 18
𝑃1 = × 100%
ukuran sampel TPS pemilih kandidat 3 dalam 87
Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa 𝑃1 = 21,07% ≈ 21%
Tengah tahun 2013 adalah antara 38,22% dan
59,23%. Jadi hasi yang diperoleh dari perhitungan
Misalkan akan diuji hipotesis berikut. besar proporsi atau persentase perolehan suara
pemilih untuk pasangan calon peserta dari
𝐻0 ∶ 𝜃 = 0,3822
kandidat 1 dalam pelaksanaan quick count pada
𝐻1 ∶ 𝜃 ≠ 0,3822
Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
Dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dan Tengah tahun 2013 yaitu sebesar 21.07% ≈
21%.
(𝜃̂ − 𝜃0 )
𝑍0 = 2. Pasangan calon Gubernur Jawa
√𝜃0 (1 − 𝜃0 )⁄𝑛 Tengah dan calon Wakil Gubernur Jawa
Tengah kandidat 2 pada Pemilihan Kepala

116
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, 𝑋3


𝑃3 = dengan 𝑋3
memperoleh 30,2% ≈ 30% suara. 𝑛
𝑋2 1, jika memilih kandidat 3
𝑃2 = dengan 𝑋2 ={
𝑛 0, jika tidak memilih kandidat 3
1, jika memilih kandidat 2 Karena data yang tersedia hanya data
={
0, jika tidak memilih kandidat 2 akumulasi untuk masing-masing Kabupaten
atau Kota saja, maka
Karena data yang tersedia hanya data
akumulasi untuk masing-masing Kabupaten 𝑋3
𝑃3 = × 100%
atau Kota saja, maka 𝑛
43
𝑋2 𝑃3 = × 100%
87
𝑃2 = × 100% 𝑃3 = 48,73% ≈ 49%
𝑛
26 Jadi hasi yang diperoleh dari perhitungan
𝑃2 = × 100% besar proporsi atau persentase perolehan suara
87
𝑃2 = 30,2 ≈ 30% pemilih untuk pasangan calon peserta dari
kandidat 3 dalam pelaksanaan quick count pada
Jadi hasi yang diperoleh dari proses Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
perhitungan besar proporsi atau persentase Tengah tahun 2013 yaitu sebesar 48,73% ≈
perolehan suara pemilih untuk pasangan calon 49% .
peserta dari kandidat 2 dalam quick count pada Kesalahan yang ditoleransi (Margin of
Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa error) dalam perhitungan cepat (quick count) oleh
Tengah tahun 2013 yaitu diperoleh sebesar Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada
30,2 ≈ 30% . Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
3. Pasangan calon Gubernur Jawa Tengah tahun 2013 adalah sebesar 0,11%.
Tengah dan calon Wakil Gubernur Jawa Gambar 1 berikut ini adalah menunjukkan
Tengah kandidat 3 pada Pemilihan Kepala grafik perolehan suara untuk masing-masing
Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, pasangan calon Gubernur dan calon Wakil
memperoleh 48,73% ≈ 49% suara. Gubernur tahun 2013 dari hasil perhitungan
cepat (quick count) oleh Lembaga Survei
Indonesia (LSI).

Hasil Perhitungan Cepat Pilkada Provinsi


Jawa Tengah tahun 2013 oleh LSI
50
PERSENTASE SUARA(%)

40
30
20
10
0
Kandidat 1 Kandidat 2 Kandidat 3
NOMOR URUT PASANGAN CALON

Gambar 1. Hasil Perhitungan Cepat (Quick Count) Pemillihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013 Oleh Lembaga Survei Indonesia

Proses perhitungan suara dilakukan pada suara dari masing-masing TPS tersebut akan
saat hari pemilihan berlangsung, dimulai dari dilaporkan ke Kantor KPU Kecamatan, dari
masing-masing TPS. Hasil dari perhitungan Kecamatan akan dilaporkan ke Kantor KPU

117
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Kabupaten, dari Kabupaten akan dilaporkan ke tersebut dapat digunakan untuk meramalkan
Kantor KPU di Provinsi untuk diakumulasi. siapa yang akan menjadi pemenang dan urutan
Berikut merupakan hasil resmi rekapitulasi komposisi pemenang dalam pemilihan yang
suara, yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan berlangsung.
Umum (KPU), ditunjukkan pada tabel 3. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan tabel 4, diketahui urutan perolehan
Tabel 3. Hasil Perhitungan Resmi KPU suara antara hasil dari KPU dan quick count LSI
Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa memiliki kesamaan antara. Jadi, secara akurasi,
Tengah Tahun 2013 perhitungan cepat (quick count) pada Pemilihan
Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun
Nama Jumlah Persentase 2013 memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Kandidat
Kandidat Suara (%) Berikut adalah perolehan suara dari
masing-masing pasangan calon Gubernur dan
1 Kandidat 1 2.982.715 21,07
Wakil Gubernur Pemilihan Kepala Daerah
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Perolehan
2 Kandidat 2 4.314.813 30,2
suara ini didapat dari hasil perhitungan resmi
3 Kandidat 3 6.962.417 48,73 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) dan perhitungan cepat (quick count) yang
Total 100 diselenggarakan oleh Lembaga Survei Indonesia
(LSI), ditunjukkan tabel 5.
Sedangkan banyaknya jumlah suara tidak
sah sebanyak 1.001.323 atau 6,56% dari jumlah Tabel 5. Perbandingan Hasil Perolehan Suara
total pemilih yang menggunakan hak pilihnya KPU dan Quick Count LSI
pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 yaitu sebanyak 14.259.945 Perolehan Suara (%)
pemilih. Sehingga dari ukuran populasi pemilih Kandidat
KPU LSI Selisih
yang tercatat sebagai pemilih terdapat pada
1 20,92 21,07 -0,15
Pemilihan Umum Presiden tahu 2014 yaitu 2 30,26 30,2 0,06
sebanyak 27.385.985 pemilih, terdapat 3 48,82 48,73 0,9
12.165.373 pemilih atau 44,27% pemilih tidak
Total 100 100 0
melaksanakan kewajibannya sebagai pemilih
pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa
6. Analisis Hasil Quick Count LSI diperoleh perbandingan untuk hasil perolehan
Urutan dari perolehan suara ini diperoleh suara, diketahui bahwa dari kedua perhitungan
dari hasil perhitungan resmi yang dilakukan yang telah dilakukan memiliki nilai yang
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berbeda dan memiliki selisih perolehan suara
pelaksanaan perhitungan cepat (quick count) untuk masing-masing pasangan calon atau
yang telah diselenggarakan oleh Lembaga kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Survei Indonesia (LSI), ditunjukkan pada tabel Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Dari kedua
4. perhitungan selisih perolehan suara untuk
masing-masing pasangan calon atau kandidat
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Tabel 4. Perbandingan Urutan Hasil Pemilihan
Jawa Tengah tahun 2013. Dari kedua
Kepala Derah Provinsi Jawa Tengah Tahun
perhitungan selisih perolehan suara untuk
2013
masing-masing pasangan calon atau kandidat
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Kandidat Nama Urutan Perolehan
Kandidat Suara
Jawa Tengah tahun 2013 antara hasil dari
perhitungan resmi yang dikeluarkan oleh
KPU LSI
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
1 Kandidat 1 3 3
Kandidat 2 2 2
perhitungan cepat (quick count) yang
2
3 kandidat 3 1 1 dilaksanakan oleh Lembaga Survei Indonesia
(LSI) adalah sebesar −0,15 untuk selisih
Perhitungan cepat (quick count) dapat kandidat 1 dari perolehan suara untuk
perhitungan KPU dan Lembaga Survei
dikatakan memiliki tingkat akurasi yang tinggi
jika hasil dari perhitungan cepat (quick count) Indonesia; 0,06 untuk selisih kandidat 2 dari
perolehan suara untuk perhitungan KPU dan

118
S. F. Ulya et al/ UNNES Journal of Mathematics 7(1) (2018)

Lembaga Survei Indonesia; 0,09 untuk selisih Nurhayati. 2008. Studi Perbandingan Metode
kandidat 3 dari perolehan suara untuk Sampling antarA Simple Random
perhitungan KPU dan Lembaga Survei dengan Stratified. Journal Basis Data.
Indonesia. Hasil tersebut diasumsikan dari Vol 3, Number 1
perbedaan yang didapat ini cukup kecil sekali,
masih terletak dalam batas kesalahan yang Ujiyati T.P. 2004. Quick Count. [Terhubung
ditoleransi (margin of error) atau dengan kata lain berkala]. http://www.lp3es.or.id/
masih berada di bawah 0,11%. Jadi dapat program/pemilu2004/QCount.htm
disimpulkan bahwa secara presisi, quick count [19 November 2015].
yang diakukan juga memiliki presisi yang tinggi.
Yamane, T. 1967. Elementery Sampling Theory.
SARAN U. S. America: Prentice Hall.
Dalam kenyataannya, suatu organisasi
penelitian melaksanakan perhitungan cepat
(quick count) dalam Pilkada maupun Pemilu
menggunakan Software yang telah ditentukan
dan dirancang sedemikian rupa sehingga yang
bersifat praktis dan rahasia dalam langkah-
langkah penggunaannya, akan tetapi perlu
diketahui dan dipahami pula bahwa dalam
pelaksanaan untuk cara perhitungan ini dapat
cara yaitu cara secara manualnya. Selain itu
pula perlu dilakukannya analisis mengenai
pelaksanaan quick count dengan merumuskan
permasalahan yang sedikit lebih kompleks dan
disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Cochran, W.G. 1977. Sampling Techniques Third
Edition. America: A john Wiley &
Sons, Inc.

Cahyadi, K.R. 2013. Quick Count dalam


Perspektif PEMILUKADA. Journal
Administrasi Negara. Vol. 2, Number 2

Eriyanto. 1990. Metodelogi Polling


Memberdayakan Suara Rakyat.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gilliland, D dan Melfi, V. 2010. A Note on


Confidence Interval Estimation and
Margin of Error. Journal of Statistics
Education. Vol 18, Number 1

Kurnia, Ahmad. 2015. Managemen Penelitian:


Teknik Sampling. Jakarta:
Reconiascript Publishing

LSI. 2006. Panduan Menyelenggarakan Quick


Count. [Terhubung berkala].
http://www.20julbooklsi.pdf. [27
Desember 2015].

119

Anda mungkin juga menyukai